🌸 Cinta 49 Cm 🌸
Part 9
** Jadian **
Setelah mendudukkan Aila di kursi samping kemudi, Leon menutup pintu mobil untuk kemudian ia pun masuk dan menjalankan mobilnya.
Aila kesal, sangat kesal untuk kali ini. Leon seperti sedang mempermainkanya. Saking terburu burunya ia bahkan lupa menutup pintu kosnya, dan sekarang dengan seenaknya sendiri memasukkanya ke dalam mobil dan membawanya entah kemana.
" Kenapa kakak seenak...." Aila belum selesai dengan kalimatnya.
" Nanti aja kalo mau protes! saat ini kakak sangat kesal dan lapar, jadi jangan cerewet." Ucap Leon tajam dan penuh penekanan. Raut wajahnya terlihat sangat dingin.
Gleeek!!
Aila menelan salivanya. Sejak awal mengenal Leon, Leon memang selalu bersikap semaunya sendiri tapi Aila tidak pernah melihat raut wajah Leon yang sedingin ini.
Aila diam, ia melirik kearah Leon. Matanya menatap tajam kedepan. wajahnya memang terlihat sangat kesal, entah karena apa.
" Harusnya kan aku yang marah, kenapa jadi dia?." Gumam Aila dalam hatinya.
Triiiiing!!
Hp Leon yang berada di atas dashboard mobilnya berdering. Terlihat Leon memencet tombol dan memasang Handset ditelinganya.
" Apa kau masih bosan hidup hah?! sudah kubilang aku tidak peduli. Jika kau masih menghubungiku karena masalah ini, akan kuremukkan tubuhmu!" Ucap Leon kasar sambil menutup panggilanya. Leon terlihat sangat emosi. Wajahnya memerah, namun sedetik kemudian wajahnya berubah ketika menatap Aila.
" Kamu udah makan?" Tanya Leon lembut.
Aila melongo, demi menyaksikan mahluk didepanya ini. Sedetik yang lalu ia terlihat sangat marah dan ingin membunuh orang, tapi sedetik berikutnya Ia terlihat lembut.
" Aila? " Lanjut Leon bertanya, karena Aila malah diam saja.
" I...iya kak, belum makan." Jawab Aila gugup sambil menunduk.
" Bagus, sekarang ayo kita cari makan." Ucap Leon tersenyum.
Aila diam, terlihat meremas tanganya. Aila seperti anak ayam yang tersesat di kandang harimau yang sedang menunggu untuk dimakan.
sepanjang perjalanan mereka hanya diam, sesekali terdengar Leon mengomeli radio karena menurutnya lagu yang diperdengarkan tidak ada yang sedap ditelinga.
Mobilpun sampai di depan kafe yang dimaksud Leon. Seperti biasa tentu saja kafe yang mewah, namun Aila tidak berkomentar. Aila memilih diam karena mood Leon sepertinya sedang jelek.
Leon turun, lalu membukakan pintu untuk Aila.
Merekapun berjala masuk, namun entah kenapa kafe itu terlihat begitu sepi.
" Maaf mas kami tutup lebih awal hari ini." Ucapn seorang Pelayan laki laki yang tiba tiba menghadang.
" Tutup? Gak ada tulisan tutup tuh didepan?" Ucap Leon heran.
" Iya mas, memang belum sempat kami pasang soalnya baru saja." Ucap Pelayan sopan.
" Lha kan baru aja. Gue udah laper nih, jadi tolong siapin." Ucap Leon.
" Maaf mas, gak bisa. Kami harus tutup sekarang, karena istri yang punya kafe meninggal." Ucap Pelayan menjelaskan.
Aila yang menyadari ini tidak akan berakhir dengan mudah menyela.
" Kita cari tempat lain aja ya kak." Ucap Aila.
" Gak, udah susah susah datang, maen tutup aja." Ucap Leon bersikeras.
" Aila tau tempat yang enak, gak jauh kok. Mau ya?" Ucap Aila sambil tersenyum sangat manis, ia terlihat seperti sedang membujuk seorang anak kecil yang kehabisan permen kesukaanya.
Leon diam terlihat berfikir, hingga terdengar suara seseorang mendekat.
" Leon? kamu Leon kan?" Ucap seseorang.
Aila dan Leon langsung menoleh kearah sumber suara.
Terlihat seorang wanita muda yang sangat cantik, elegan, bibir yang tipis, bulu mata yang lentik dan kulit seputih susu. Benar benar sempurna.
Aila sampai terpana melihat kecantikan wanita didepanya itu.
" Tasya?" Tanya Leon antusias.
Wanita yang bernama tasya tersebut mengangguk sambil tersenyum.
kemudian mereka melakukan cepika cepiki sebagai tanda sapaan.
Aila diam, ia tahu setidaknya begitulah cara orang kaya saling menyapa.
" Katanya loe ambil S2 di Milan? kenapa di Indonesia?" Tanya Leon.
" Ya emang sih, gue juga masih kuliah kok. Papa nyuruh gue pulang, biasalah." Ucap Tasya malas.
" Disuruh kawin kan loe?" Tebak Leon.
Tasya hanya tersenyum masam.
" Ha ha ha. Kayak Siti nurbaya aja loe." Ucap Leon terkekeh.
Tasya diam tidak menanggapi Ejekan Leon.
" Siapa?" Tanya tasya yang melirik kearah Aila.
" Oh, pacar gue." Ucap Leon santai sembari meraih kepala Aila mendekat.
Aila menoleh kearah Leon. Matanya membulat kaget, jika Leon memanfaatkanya didepan orang yang tidak dikenal Aila masih bisa mengerti tapi didepan temanya sendiri? Aila benar benar tidak paham dengan jalan pikiran Leon. Bolehkah kali ini Aila berharap Leon benar benar menyukainya?.
Tasya kaget, tapi kemudian tersemyum, ia mengamati Aila intens. selama mereka berteman, Leon tidak pernah mengenalkan cewek yang ia bawa sebagai pacar, semua teman temanya paham, karena Leon hanya akan menjadikan mereka cinta satu malam saja. Cewek didepanya ini juga sama sekali bukan tipe Leon, tapi melihat sikap Leon memperlakukan Aila sepertinya Leon serius.
" Serius?!" Ucap Tasya menarik salah sudut bibirnya. Tidak percaya.
" Terserah. Gue serius kali ini." Jawab Leon datar, Leon paham jika Tasya tidak percaya jika sekarang ia benar benar serius dengan seorang cewek.
Tasya menghampiri Aila yang sedari tadi hanya diam.
" Hai, namaku Tasya." Ucap Tasya ramah sambil mengulurkan tangan memperkenalkan diri.
" Oh, na...saya Aila." Jawab Aila meyambut tangan Tasya. Gugup.
" santai aja gak usah gugup." Ucap Tasya sambil tersenyum.
" Eh, iya kak." Jawab Aila malu.
" Kami sahabat waktu kuliah dulu." Ucap Tasya sambil mengedipkan sebelah matanya, seperti ingin menjelaskan hubunganya dengan Leon.
Aila tersenyum mengerti.
Mereka akhirnya memutuskan meminta izin untuk duduk di kursi depan kafe untuk mengobrol.
" Udah ketemu Hendra?" Tanya Leon.
" Belum." Jawab Tasya menggeleng pela.
" Sepertinya loe masih menyukainya." Ucap Leon.
Aila terlihat kaget, ternyata cewek cantik didepanya ini sudah lama menyukai Hendra.
Tasya tersenyum.
" Tapi Hendra menyukai orang Laen." Jawab Tasya lemah.
" Hendra memang bodoh, gak bisa lihat cewek sebaik loe." Ucap Leon tajam dan menatap kearah Aila.
" Apa? kenapa menatapku seperti itu?." Gumam Aila tidak mengerti dengan sikap Leon.
Lagi lagi Tasya hanya tersenyum.
Triiiiiiiiiiiiing!!
Hp Leon berdering, ia segera membuka dan melihatnya.
Terlihat raut mukanya berubah dingin.
" Gue angkat telfon dulu." Pamit Leon pada Tasya.
Tasya mengangguk. Tinggalah Aila dan Tasya berdua.Aila masih sama, tetap diam dan itu membuat suasana menjadi canggung.
" Udah lama kenal Leon?" Tanya Tasya memecah keheningan.
" Belum kak." Jawab Aila polos.
" Panggil Tasya aja." Ucap Tasya.
" Kakak temenya kak Leon, jadi sudah pasti lebih tua dari Aila. kalau harus panggil nama saja itu tidak sopan." Ucap Aila keberatan.
" Kamu masih sekolah?" Tanya Tasya.
" Iya kak, kelas 3 SMA." Ucap Aila polos.
Tasya tersenyum. Entah apa yang ada dipikiran Leon sahabatnya yang temprament itu sehingga memacari gadis SMA. Sejak awal Tasya tau jika Leon banyak memberi tekanan pada gadis didepanya itu, mengingat Aila sosok wanita pendiam yang polos dan lugu.
" Tau gak? selama bersahabat dengan Leon, dia gak pernah kenalin wanita sebagai pacarnya lho." Ucap Tasya yang mengerti keadaan Aila.
Aila hanya tersenyum.
" Leon sepertinya serius sama kamu. Dia emang tempramen tapi kakak belum pernah lihat Leon memperlakukan wanita seperti dia memperlakukan kamu." Ucap tasya lagi.
Aila diam terlihat berpikir hingga kemudian hanya mengangguk dan tersenyum.
" Ngomongin aku ya?" Ucap Leon tiba tiba.
" Ge er aja loe." Jawab Tasya, sedang Aila hanya diam.
" Oh iya, gue laper nih belum makan. Mau ikut kita cari resto." Ajak Leon.
" Ogah gue, jadi obat nyamuk entar. Gue mau pulang, sayang banget kafenya tutup awal. " Tolak Tasya sambil tersenyum.
Leon mengerdikkan bahu, mengerti maksud Tasya.
" Ok, gue cabut dulu deh." Ucap Leon.
Tasya mengangguk.
Aila berdiri kemudian pamit kepada Tasya.
"Aila duluan ya kak." Ucap Aila.
Tasya mengangguk dan tersenyum.
Leon masuk ke mobil setelah Aila. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam dengan pikiran mereka masing masing.
Aila kepikiran perkataan Tasya. Apa benar ucapan Tasya tentang Leon yang serius dengan dirinya?
Leon melirik kearah Aila. Sesekali gadis itu memejamkan mata seperti sedang berpikir dan Leon tak mau menganggunya.
Ciiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttt!!
Leon mendadak mengerem mobilnya.
Sontak saja jidat Leon langsung menatap setir kemudi, begitupun dengan Aila yang terlihat meringis menahan sakit sambil menyentuh keningnya.
" Kau tidak papa? apanya yang sakit? apa berdarah?" Tanya Leon panik kearah Aila.
" Aila gak papa Kak." Ucap Aila menenangkan Leon.
Leon tidak percaya begitu saja, ia meraih kepala Aila mendekat dan memeriksa kening Aila. Terlihat luka memar kemerahan akibat kejedot tadi.
" Gak papa gimana? ini memar, ayo kerumah sakit." Ucap Leon dengan nada kawatir
" Aila gak papa kak, ini hanya luka kecil nanti juga hilang." Jawab Aila menenangkan.
Aila melihat kening Leon yang malah lebih parah darinya.
" Bisa bisanya dia menghawatirkan orang, dirinya sendiri bahkan lebih parah." Gumam Aila.
Aaaaaakkh!!
Terdengar suara erangan seorang wanita didepan mobil Leon.
Leon hampir saja lupa penyebab kekacauan ini.
Leon segera turun dengan wajah emosi.
" Apa kau mau mati hah? maen motong jalan orang aja. Sudah bosan hidup loe?!" Bentak Leon dengan nada tinggi.
Aila segera turun mendengar Leon marah marah, ia segera menghampiri Leon.
Terlihat seorang perempuan dengan perut besar sedang memegangi perutnya, kesakitan. Sepertinya dia sedang hamil.
" Maaf. maafkan saya mas, saya tidak sengaja." Ucap seorang lelaki terbata, yang sepertinya adalah suami dari wanita hamil tersebut.
" Maaf, maaf. Kalo cewek gue terluka gimana?" Bentak Leon.
" Maaf mas, tadi saya terburu buru karna perut istri saya sakit. Karena panik saya jadi tidak konsentrasi." Ucap Lelaki itu menjelaskan.
Leon terlihat masih emosi, Aila tau lelaki didepanya itu sebentar lagi akan menghadapi masalah besar karena berani menganggu Leon. Aila kasihan melihatnya.
" Kakak sudahlah, Aila gak papa kita lanjutkan cari resto hem?" Ajak Aila.
" Gak papa gimana? kening kamu merah, jadi dia mesti tanggung jawab."
Lelaki didepanya terlihat ketakutan. Melihat penampilan mereka sepertinya bukan orang berada.
" Aaaaaaakh. Sakit mas!" Teriak wanita yang sedang terduduk didepan mobil Leon.
Aila segera menghampiri wanita tersebut.
" Mbak gak papa? sakit ya?" Tanya Aila panik.
Suami si Mbak segera menegakkan tubuh istrinya yang kesakitan.
" Sakit mas, aku gak bisa berdiri." Ucap Si Mbak terlihat pucat.
Aila menatap Leon. Wajah cowok itu tetap datar seperti biasa, seperti tidak merasa kasihan sama sekali.
" kak?" Ucap Aila menatap Leon.
" Apa?" Jawab Leon.
" Kakak tolongin mereka ya?" Pinta Aila mengiba.
"Gak. Dia hampir buat kita celaka dan sudah merusak mobil kakak, ngapain ditolongin." Jawab Leon menolak.
" Kakaaaak...tolongin ya, ayolah." Ucap Aila memasang wajah semanis mungkin. Bodo amat dengan gengsi, yang penting nyawa Si Mbak selamat pikir Aila.
Leon tidak tahan dengan ekspresi wajah Aila yang terlihat menggemaskan.
Leon meraih dagu Aila untuk menatapnya.
Mata Aila membulat kaget.
" Kalo kakak tolong, kamu mau jadi pacar kakak?" Ucap Leon santai.
Aila bingung sejenak. Bisa bisanya Leon mengajak pacaran disituasi seperti sekarang.
" Gimana? mau jadi pacar kakak gak?" Leon mengulang ucapanya.
" I...iya mau." Ucap Aila lirih. Gugup.
" Yang keras, gak dengar." Jawab Leon.
" AILA MAU JADI PACAR KAKAK." Teriak Aila.
Leon melepaskan tanganya dari dagu Aila dan tersenyum puas
" Bawa istrimu masuk mobil." Perintah Leon kepada suami Si Mbak.
Lelaki tersebut terlihat ragu.
" Gak papa mas, Kak Leon...em maksud saya, pacar saya mau nolongin kalian untuk bawa mbaknya kerumah sakit." Ucap Aila.
Lelaki itu melihat kearah Leon dan terlihat masih takut.
" Mbaknya juga gak bisa jalan kan, jadi gak mungkin naik motor mas." Ucap Aila berusaha membujuk.
" Cepatlah, kalau gak ingin lihat istrimu mati kesakitan." Ucap Leon sudah gak sabar.
lekaki tersebut terlihat panik.
" I..iya mas, terimakasih." Ucap Si mas dengan gugup, kemudian mengendong istrinya masuk kedalam mobil Leon.
Aila menghela napas lega dan segera masuk kedalam mobil Leon.
Terdengar Si Mbak terus mengerang kesakitan, sepertinya sedang mengalami kontraksi.
Aila melihat dengan kawatir melalui kaca spion, sedang Leon terlihat biasa saja. Wajahnya datar seperti biasa.
" Hendra suka sama kamu, kamu tau?" Tanya Leon kepada Aila.
Aila diam. Bukan karna kaget, tapi kenapa menanyakan hal seperti itu disituasi sekarang? apakah ini maksud tatapan Leon ketika di kafe bersama Tadya tadi?
" Jadi kamu suka?" Suara Leon meninggi.
" Harus dijawab sekarang?" Tanya Aila pelan.
" Sekarang." Tuntut Leon.
Aila menghela napas.
" Aila tau." Jawab Aila singkat.
" Terus kamu juga suka sama dia?" Tanya Leon dengan nada tidak suka.
" Gak. Aila cuma anggap Kak Hendra seperti seorang kakak, tidak lebih." Jawab Aila tulus.
" Kenapa?" Tanya Leon penasaran.
Aila diam, ia melihat pasutri dibelakang melalui spion yang sepertinya sedang ikut mendengarkan pembicaraan mereka.
" Kenapa?!" Tanya Leon mengulang tidak sabar.
Aila menghela napas lagi. Kenapa Leon gak peka banget? sedang dibelakang ada orang yang sedang mempertaruhkan nyawanya.
" Karena Aila gak ada rasa apapun kepada kak Hendra." Jawab Aila jujur.
" Cepat atau lambat Hendra bakal nembak kamu. Apa yang akan kamu lakukan?" Tanya Leon.
Aila diam, ia tau jika masa itu akan datang. Masa dimana Hendra pasti akan mengungkapkan perasaanya, walaupun selama ini Aila pura pura tidak menyadari perasaan lelaki tersebut.
" Aila akan menjawab sesuai yang Aila rasakan." Jawab Aila.
" Apa?" Tanya Leon meminta penjelasan.
" Aila akan menolak kak Hendra." Jawab Aila.
" Berani sekali kamu olak Hendra? siapa kamu? Wanita secantik Tasya saja menyukainya." Ucap Leon mencibir Aila.
Aila diam tidak menanggapi ucapan Leon.
" Hendra itu tampan, kaya, baik lagi. Kamu gak berhak nolak dia. kenapa gak pura pura suka aja, jadi kamu bisa kayak cinderella nanti." Ucap Leon masih nerocos.
" Aila gak percaya dongeng." Jawab Aila singkat.
" Kenapa? Banyak dongeng jadi kenyataan." Ucap Leon.
" karena semua cunderella di dunia nyata berakhir mengenaskan." Jawab Aila dingin.
Leon kaget dengan jawaban Aila.
" Apa maksud kamu?" Tanya Leon tidak mengerti.
" Kakak tau Lady Diana? dia adalah simbol cinderella di dunia nyata, tapi lihatlah bukankah dia berakhir menyedihkan?" Jawab Aila menjelaskan.
Leon mengerutkan keningnya tampak berpikir.
" Lagipula Cinderella cantik, dan Aila tidak merasa cantik." Ucap Aila melanjutkan.
" Apa gunanya? Hendra sudah sangat menyukaimu hingga wanita sebaik Tasya dia abaikan." Ucap Leon.
Aila diam, memejamkan matanya.
Cukup sudah Leon membandingkan dirinya dengan Tasya.
" Baiklah. Kalau kak Hendra nembak Aila, akan Aila terima." Ucap Aila kesal. Aila ingin segera menyudahi pembicaraan ini.
" Hei! kamu bilang mau jadi pacar kakak?, kenapa diterima?" Tamya Leon dengan nada tinggi.
" Kan kakak yang maksa buat nerima." Jawab Aila kesal, ia benar benar tidak paham dengan sikap cowok disampingnya itu.
" Awas aja kalau kamu terima, Kakak bakal buat kamu sengsara." Ancam Leon.
Aila menghela napas dengan berat. Mimpi apa dia semalam sehingga harus bertemu cowok yang otaknya konslet seperti Leon. Diawal meyuruh tapi diakhir mengancam. Dasar aneh. Aila merasa seperti anak ayam yang sedang dipermainkan.
Aila melirik pasutri dibelakang, mereka seperti menahan ketawa mendengar pembicaraan dua manusia di depanya.
" Kenapa diam? Panggil kakak sayang. Cepat." Perintah Leon.
" Sekarang?" Tanya Aila pelan.
" Iya sayang, SEKARANG!" Ucap Leon tegas.
Aila menghela napas lagi. Entahlah sepertinya mendadak Aila terserang penyakit asma.
" Iya sa..sayang." Ucap Aila malu malu.
" Yang keras." Perintah Leon.
" Iya SAYANG." Teriak Aila.
Seketika terdengar suara Si Mas tertawa dari belakang.
Kedua pasutri tersebut pasti merasa seperti sedang menyaksikan lawakan gratis didepan matanya.
Leon menatap tajam kearah Si Mas, dan Masnya langsung terdiam ketakutan.
Leon kembali menatap Aila. Gadis itu berpaling menyembunyikan pipinya yang merona.
Leon tersenyum dengan sangat lebar. Setidaknya Leon lega karena sudah mengetahui bagaimana perasaan Aila kepada Hendra. Untuk perasaan Aila sendiri terhadapnya itu urusan belakangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Har Tini
ha..ha..ha...dasar leon aneh mau jadian sm cewek maksa banget🤣
2022-12-27
1
Parwati amiin Parwati
🤣🤣🤣🤣🤣🤭
2022-11-06
0
Julio Stevaning
Leon super ya,,, gemesin
2022-10-08
0