Leon dan timnya terlihat sudah selesai dengan latihanya. Mereka isirahat di tepi lapangan, sebagian terlihat sedang minum air mineral untuk mengusir dahaga. Baju mereka telah basah oleh keringat.
Seperti biasa, Leon masih menjadi bintang lapangan. Niko yang sedang duduk tidak jauh dari tempat Leon segera bergeser mendekat.
" Permainan loe masih ok seperti biasa." Ucap Niko sembari meraih botol mineral Leon. Leon sebal, tapi tetap membiarkan Niko menghabiskan sisa Air dari botolnya.
" Gue emang hebat dari dulu, baru tau loe." Ucap Leon menyombongkan diri.
" Sombong loe." Ucap Leon sambil menonjok bahu Leon. Sebenarnya bukan hanya kehebatan permainan Leon saja yang bikin ngiri, namun stamina Leon yang luar biasa seperti tidak pernah habis. Setelah semua terlihat kelelahan Leon masih menuntut anak anak untuk lanjut.
" Abis ni ketempat biasa yuk, ada yang mau gue omongin." Ucap Niko.
" Ngomong apa sih? disini aja lah, gue lagi males kesana." jawab Leon.
" Soal Aila. Gak enak disini yon, lagian gue udah siapin yang sedep buat loe." Ucap Niko sambil tersenyum nakal.
" Kenapa lagi? Gak minat gue." Ucap Leon yang mengerti maksud Niko.
" Yakin loe gak minat? modelnya valentino garavani loh." Ucap Niko meyakinkan.
" Gak minat." Ucap Leon singkat. Leon sendiri heran, sejak mengenal Aila Leon jadi tidak bernafsu dengan wanita lain.
" Tumben loe nolak barang bagus, yakin loe gak nyesel?" Jawab Niko berusaha meyakinkan.
Leon hanya mengerdikkan bahu tidak peduli.
" Kenapa dengan Aila?" Tanya Leon.
" Loe tau gak? kalo Hendra udah lama suka sama Aila?" Jawab Niko.
" Ha ha ha, jadi karena itu Meli nglarang gue deketin Aila?" Jawab Leon sambil terkekeh.
" Jeli juga mata Hendra pilih cewek." Lanjut Leon dengan nada serius.
" Sekarang loe tau kan posisi loe..udah lah yon, lupain Aila. Kalo loe mau, gue bakal bantu nyariin seperti yang loe mau deh." Ucap Niko mencoba tawar menawar dengan Leon.
" Ha ha ha. Gue gak butuh bantuan loe Nik. Emang kenapa Kalo Hendra suka? gue bakal bersaing dengan sehat, loe tenang aja." Ucap Leon santai sambil memaikan botol mineral miliknya.
Leon menghela napas.
" Loe beneran serius mau pacarin Aila? gimana kalo Aila milih Hendra?" Ucap Niko mulai serius.
" Loe tau gue kan? gue serius kali ini...kalo Aila pilih Hendra gue mundur, itu karna Hendra. Kalau Aila nolak Hendra, apapun bakal gue lakuin buat dapetin tuh cewek. Meski Aila nolak gue." Jawab Leon tersenyum miring.
Gleekk!!
Niko menelan salivanya dengan susah payah.
Sejak kecil Niko sangat mengenal Leon, ia tahu persis bagaimana karakter sahabatnya itu, jika menginginkan sesuatu ia harus mendapatkanya. Apapun caranya.
" Ok gue pegang ucapan loe kalo Aila pilih Hendra loe gak boleh ganggu.
Bukan apa apa, gue gak mau persahabatan kita ancur hanya karena cewek." Ucap Niko menatap tajam Leon.
Leon tak menanggapi ucapan Niko, ia malah berdiri dan mengambil tasnya.
" Gue mo pulang nih, loe gak pulang?" Ucap Leon sambil melangkah keluar lapangan.
" Eh, loe beneran gak akan gangguin kan?!"Teriak Niko yang malah diabaikan oleh Leon.
Leon tidak menjawab dan hanya mengangkat tangan tanpa berbalik. Terserah.
Niko mendengus kesal merasa diabaikan.
_______________________🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌼____________________
Di kediaman keluarga Atmaja, terlihat ada sesuatu yang berbeda dari biasanya. Meja makan sudah penuh dengan hidangan penggugah selera. Hari ini Satya budi atmaja papa Meli baru saja pulang dari Bali setelah hampir tiga minggu mengurus bisnis hotelnya disana.
" Gimana hotel kita pa?" Tanya Hendra kepada papanya.
" Semuanya baik Dra, tapi papa capek Dra." Jawab Papa Satya.
" Capek kenapa? apa ada masalah?" Ucap Hendra.
" Ya masalahnya, papa sudah tua Dra. Sudah saatnya bisnis keluarga ini kamu yang pegang." Jawab Papa Satya.
" Hendra masih harus bayak belajar pa." Ucap Hendra merendah.
" Papa Tau kamu mampu Dra." Ucap Papa Satya yang tau kemampuan putranya itu.
" Udah udah, baru aja pulang udah ngomongin kerjaan lagi. Mbok ya makan dulu. Besok kan bisa dibicarakan dikantor." Ucap Mama meli mengomel.
Meli terlihat diam, sesekali memainkan gawainya.
Sedang papa dan putranya terlihat tersenyum mendengar omelan mamanya.
" Oh ya Dra, kamu masih ingat sama relasi kita? Pak Bagus setiawan?" Tanya Papa.
" Masih lah Pa, memang ada apa?" Jawab Hendra.
" Tadi waktu di bandara, Papa ketemu dia. Sama putrinya, dulu katanya temen kuliah kamu. Siapa namanya?" Tanya Hendra.
" Tasya, namanya pa." Ucap Hendra menjelaskan.
" Cantik namanya, kaya orangnya." Ucap papa seperti sengaja memancing pendapat Hendra.
" Ya cantik lah pa, kan perempuan." Ucap Hendra datar.
" Ngomongin siapa sih? Mama kenal gak?" Ucap Mama kearah papa.
" Mama pernah ketemu kok diacara amal perusahaan, Mama ingat gak waktu baju mama ketumpahan jus, terus ada seorang gadis yang ngasihin sapu tangan?" Tanya papa mencoba mengingatkan.
Mama Meli terlihat mengerutkan kening. Berpikir.
" Gadis cantik dan ramah itu pa? Dia anaknya Pak bagus ta?" Ucap Mama, setelah ingat siapa yang dimaksud.
" Iya Ma, bener. Tadi sempat ngobrol dikit, Pak bagus berharap kita jadi besan lho." Ucap papa sambil melirik ke arah Hendra.
" Uhuuk uhuuk." Hendra tersedak mendengar ucapan papanya.
" Kenapa sih Dra?! makanya pelan - pelan kalo makan, minum dulu. Minum." Ucap Mama menyodorkan segelas air putih.
Sang Papa hanya menggelengkan kepala.
Sedang Meli melirik ke arah Hendra entah apa yang dipikirkannya.
Hendra segera mengambil tisu untuk membersihkan mulutnya, kemudian bangkit dari duduknya.
" Hendra udah selesai makannya, mau kekamar dulu. Kalian lanjutin aja." Ucap Hendra sembari melangkah menuju kamarnya.
Papa menatap mama penuh tanya, sedang mama hanya mengangkat bahu tidak mengerti. Tepatnya pura pura tidak mengerti.
" Meli juga udahan Ma, Pa. Mau kekamar dulu, ngerjain tugas." Ucap Meli sembari menyusul Hendra.
Mama dan Papa hanya saling bertatapan penuh tanya.
Hendra menyandarkan punggungnya di kursi ruang kerjanya. Lelaki tampan berkacamata sedang memijit pelipisnya. Lelah.
Tok tok tok !!
Terdengar ketukan dari luar pintu ruang kerja Hendra.
" Masuk." Ucap Hendra.
" Kakak Lagi sibuk?" Ucap Meli sembari duduk di sofa.
" Gak juga. Ada apa?" Ucap Hendra.
" Soal Aila..Kakak gak berniat nembak Aila?" Tanya Meli memancing reaksi Hendra.
Hendra memejamkan mata sesaat.
"Kakak gak yakin sama perasaan Aila, Dek. Kayaknya dia gak ada rasa sama kakak." Ucap Hendra ragu. Bukanya ia tidak pernah usaha, namun setiap kali akan mendekat, gadis itu seperti menghindarinya.
" Yah, kakak. Belum perang udah kalah duluan. kalo gak nyoba tau dari mana kak? kalopun ditolak itu urusan belakang lah." Ucap Meli mengomel. Meli kesal dengan sikap pasif kakaknya itu.
" Tumben kamu bawel banget? ada apa?" Tanya Hendra yang heran dengan sikap adiknya itu.
" Ya.....awas aja, entar keduluan yang laen baru nyesel." Sungut Meli.
" Emang disekolah ada yang naksir Aila?" Tanya Hendra.
" Bukan disekolah....Tapi kak Leon yang naksir." Jawab Meli.
" Leon? ha ha ha. Jangan bercanda kamu. Aila bukan tipe Leon." Ucap Hendra menggelengkan kepala tidak percaya.
" Sayangnya Kakak salah, kak Leon yang bilang sendiri." Ucap meli menyakinkan.
" Serius kamu?!" Tanya Hendra kaget. Hendra selalu ganti ganti perempuan tanpa mau serius, dan dari kesemuanya termasuk cewek yang cantik setidaknya secara fisik, dan sekarang Aila? Hendra gak akan begitu mudah percaya.
" Apa jangan jangan Leon cuma mau mainin Aila aja?" Gumam Hendra.
" Serius kak, tadi malam kak Niko juga udah bicara. Kak Leon serius katanya." Jawab Meli tegas.
Hendra diam. Rahangnya mengeras dan tanganya terkepal menahan emosi.
" Besok kakak akan jemput Aila pulang sekolah." Ucap Hendra.
" Nah gitu dong. Meli akan selalu dukung kakak." Ucap meli sembari berdiri lalu keluar dari ruang kerja Hendra.
" Loe boleh mainin cewek sesuka hatu loe, tapi gue gak bakal biarin loe mainin Aila Leon." Gumam Hendra geram.
______________________🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸___________________
Leon termenung menatap keluar studio foto. Saat ini begitu banyak hal dalam pikiranya. Salah satunya tentang kenyataan bahwa Hendra juga menyukai Aila. Leon adalah orang yang sangat menghargai persahabatan, mengingat ia tidak begitu mudah dalam berteman. Siaoa sangka? seorang Leon yang tampan, terkenal sebagai singa basket dilapangan sangat susah untuk cocok dengan orang. Apapun akan Leon kakukan demi utuhnya persahabatan. Leon sangat loyal dengan sahabat sahabatnya, apalagi hanya soal wanita. Kali ini entah kenapa Leon merasa tidak ingin mengalah soal Aila.
" Ada apa ciiiiinn? muka ditekuk tekuk begitu, sampe lusuh kayak kain pel." Ucap Deni membuyarkan lamunan Leon.
Leon mendesah, sembari membenarkan letak duduknya.
" Habis ini gue free kan? " Tanya Leon.
" Masih ada satu lagi cintaah....Ada klien yang pengen loe jadi Brand ambasador mobil merk....."Jawab Deni belum selesai.
" Ya loe yang urus lah, masak gue juga kudu ikut. Gunanya loe sebagai menejer gue apa coba?" Ucap Leon kesal.
" Tapi ciiiiin....." Jawab Deni menggantung.
" Gue mau makan. Laper." Ucap Leon memotong kalimat Deni sambil berlalu meninggalkan studio. Leon memang belum makan sejak selesai dari latihan basket tadi. Lapar hanya sebuah alasan, karena kenyataanya pikiran Leon yang sedang kacau.
" Aaaahh. Sebel sebel sebel. " Teriak Deni kesal dengan gaya feminimnya.
Jika saja Leon tidak punya nilai jual tinggi sebagai artisnya, Deni sudah lama pecat Leon. Sikap temprament Leon sungguh sangat merepotkan.
Mobil sport Leon melesat dengan kecepatan sedang. Leon mengarahkan mobilnya ke kafe langgananya, Namun entah mengapa di tengah jalan Leon putar balik menuju Kos Aila.
Sepanjang jalan Ada saja yang membuat Leon kesal. Entah itu tukang becak. Entah itu ibu ibu gak ngerti gunanya lampu sein lah. Lampu nyala kanan belok kiri, lampu nyala kiri belok kanan. Semua kena semprot oleh Leon. Begitulah jika moodnya sedang jelek, semua orang akan kena imbasnya.
________________________🌸🌸🌸🌸🌸🌼🌼_______________
Aila baru saja selesai dengan kegiatanya melipat baju ibu kosnya, ketika sebuah suara dering telfon mengagetkanya.
Aila meraih Hp jadulnya, tapi Hpnya tidak berdering. Hpnya bahkan mati. Aila mencari kearah sumber suara yang ternyata berasal dari bawah meja belajarnya.
Puuk!
Aila menepuk jidatnya sendiri, ia hampir lupa jika tadi pagi Leon me!berinya Ho baru. Dengan gagap Aila membuka Hp barunya tersebut, maklum ini pertama kalinya ia menggunakan Hp yang canggih.
Terlihat di layar bertuliskan, CINTAKU calling.
Mata Aila membulat. Sudah jelas itu perbuatan Leon.Dengan gugup Aila menggeser tombol tersebut dan menempelkanya ditelinga.
" Hallo.." Ucap Aila.
" Lama banget sih angkatnya?" Suara Leon terdengar kesal.
" Ma...maaf kak. Tadi...." Aila belum selesai dengan kalimatnya.
" Cepetan turun! kakak didepan kos kamu." Perintah Leon.
Aila melongo. Kaget.
" Ke..kenapa kakak kesini?" Tanya Aila gugup.
" Cepet turun! kalo dalam 5 detik gak nyampe sini, kakak naik."
" Jangan kak! Iya Aila turun." Jawab Aila gugup, sembari bergegas turun.
Kos Aila adalah kos putri, kalo Leon benar benar masuk maka sudah pasti Leon bakal bikin kehebohan. Aila gak mau itu terjadi.
Aila terlihat terengah engah ketika sampai didepan Leon.
Leon malah tersenyum sangat lebar.
" Gue suka cewek penurut." Gumam Leon.
Leon membuka pintu mobilnya.
" Masuk." Perintah Leon.
Aila diam, ia masih syok kenapa tiba tiba Leon datang dan sekarang maen nyuruh masuk mobil juga.
Leon menggelengkan kepalanya kesal, karena Aila malah bengong.
" Aaakh." Aila terpekik kaget ketika lagi lagi Leon mengendongnya dan memasukkanya kedalam mobil.
Bersambung...
Hai hai, kaka kaka cantik dan emak emak ketceeh.
Yang pengen cerita ini tetap lanjut koment ya✌✌✌✌
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Har Tini
leon pemaksa banget
2022-12-27
2
Julio Stevaning
kecil,,,enak di gendong2 ya
2022-10-08
0
Julio Stevaning
Leon kan yang suka gonta-ganti cewek ,,, bukan Hendra
2022-10-08
0