Bab 13

🌸 Cinta 49 Cm 🌸

Part 13

** Bertemu Oma **

Aila bangun pagi pagi sekali. Gadis itu terlihat menggeliat perlahan.

Seoertinya Aila lupa bahwa ia sedang tidur di kamar Leon, hingga tanganya menyentuh dada bidang pria itu.

Aila kemudian berbalik, sekarang posisi mereka berhadapan. Dengan jarak sedekat ini, Aila bisa dengan jelas melihat wajah tampan Leon.

Lelaki itu memiliki wajah yang putih, hidung mancung dan alis yang tebal.

Ah ! jika sedang tidur pria ini benar benar manis seperti bayi.

Aila mengulurkan tanganya, gadis itu ingin menyentuh alis tebal Leon.

Namun Aila mengurungkan niatnya, ia tidak mau jika singa tidur didepanya itu terbangun.

Dengan pelan, Aila berusaha melepaskan diri dari belitan kaki dan tangan Leon.

Gadis itu turun dari ranjang king size Leon, kemudian menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Dari kemaren sore ia belum mandi karena ketiduran.

Aila takjub ketika membuka kamar mandi milik Leon. Kamar mandi itu memiliki desain interior yang super mewah. Dengan lantai bernuansa alam dan sekat sekat kaca pada panel dindingnya, membuat suasana seperti ia sedang berada di luar saja. Disana terdapat bathub bulat berwarna putih, dan disamping kirinya terdapat wastafel dengan kaca super besar dibelakangnya.

Tidak ketinggalan disamping wastafel terdapat berbagai macam peralatan mandi.

Aila juga bisa meliha berbagai macam produk skincare khusus laki laki berjajar rapi disana.

Sekarang gadis itu tau, kenapa wajah Leon begitu bersih dan licin.

Skincare Leon bahkan lebih banyak ketimbang milik Aila.

Mau bagaimana lagi? semua itu juga butuh uang kan?.

Cukup pakai wacial wash dan hand body cukuplah bagi Aila, yang penting bisa makan.

Gadis itu berjinjit, ingin mengambil salah satu shampo disana.

" He he he, minta dikit aja ah. " Gumam Aila sembari tersenyum kecil.

Gadis itu kemudian mandi dengan nyaman.

Ah ! ternyata begini nikmatnya mandi nona nona besar.

Tidak butuh waktu lama, Gadis itu sudah selesai dengan ritual mandinya.

Segera, Aila mengambil handuk untuk mengeringkan tubuhnya. Setelah dirasa selesai, ia kemudian mengambil bajunya yang berada dibibir bathub.

Sebenarnya ada tempat untuk menggantung baju disisi kiri kamar mandi, tapi letaknya sangat tinggi. Aila tidak sampai meraihnya, jadilah ia meletakkanya di bibir bathub saja.

Ketika hendak mengambil bajunya, Aila sedikit terpeleset jadilah Baju Aila masuk kedalam bathub yang penuh dengan air itu.

" Akkkhh, kenapa Kamu ceroboh banget sih Aila. " Gumam Aila memaki dirinya sendiri.

Sekarang apa yang harus Aila lakukan? itu adalah baju satu satunya.

Gadis itu keluar kamar mandi dengan ragu, ia mengendap endap sembari memeriksa keadaan. Aila berharap Leon masih tudur.

Aila selamat. Leon memang masih tidur dengan sangat pulas.

Aila tidak bisa membayangkan, jika Leon melihatnya hanya memakai handuk saja. Ah, lelaki itu kan sangat mesum.

Aila berjalan dengan sangat pelan, supaya tidak membangunkan Leon.

Gadis itu berjalan kearah ruang pakaian, bermaksud untuk meminjam baju milik Leon.

Urusan minta izin ataupun dimarahi dipikir belakangan, yang penting ia berpakaian dulu.

Aila sampai diruang ganti milik Leon.

Gadis itu terpukau melihat ruang ganti itu, sudah seperti toko pakaian saja.

Dengan cepat Aila memilih kemeja dari lemari Leon, kemudian ia buru buru memakainya.

Kemeja itu terlihat sangat kebesaran di badan mungil Aila.

kalian jangan berharap penampilanya akan terlihat seksi seperti didalam drama korea.

Aila malah terlihat aneh dengan kemeja itu.

Panjang kemeja itu bahkan sampai lutut Aila.

Tidak kehilangan akal, Gadis meraih dasi Leon untuk kemudian ia ikatkan pada pinggang kecilnya.

Jadilah ia seperti memakai Dress sekarang.

Gadis itu mematutkan diri didepan cermin besar disana, kemudian tersenyum kecil. " Ok. Gak buruk juga kok. " Gumam Aila.

Setelah menyisir rambutnya, Aila kemudian keluar dari kamar Leon.

Perutnya sangat lapar, Gadis itu berpikir untuk memasak.

Seharusnya hari ini ia pergi kesekolah, tapi mau bagaimana lagi? situasi rumit ini membuatnya harus bolos kali ini.

Aila mulai memasak dengan semangat. Gadis itu ingin memasak nasi goreng saja, supaya cepat ia harus pulang sebelum Leon bangun. hari ini ia harus menyetrika baju ibu kosnya.

****************

Setelah kepergian Aila dari kamarnya, Leon tersenyum. Pria itu sebenarnya sudah bangun sejak tadi, namun melihat tingkah Aila yang mengendap endap dengan hanya memakai handuk membuat Leon merasa sayang untuk melewatkan tingkah konyol gadis itu.

Hari ini Leon berpikir untuk membawa Aila kerumah Oma, sekaligu untuk memperkenalkan Gadis itu pada Omanya.

Leon turun dari ranjangnya kemudian berjalan kearah kamar mandi, pria itu berpikir untuk membersihkan diri.

Dibibir bathub Leon melihat pakaian Aila yang basah. Leon menarik salah satu ujung bibirnya, ia tau sekarang kenapa Aila meminjam bajunya.

" Dasar ceroboh. " Gumam Leon.

Tidak berapa lama, Leon terlihat sudah selesai membersihkan diri. Pria itu kemudian melangkah kedalam ruang pakaianya.

Leon terlihat lebih segar menggenakan baju kasual, tidak lupa ia juga memakai parfum.

Leon berjalan keluar kamar, untuk mencari Aila.

Gadis itu sepertinya sedang memasak, karena Leon bisa menghirup wangi masakan.

Benar saja, Aila sedang sibuk dengan kegiatanya. Diam Diam Leon terkikik geli melihat penampilan Aila dengan kemejanya itu. Benar benar lucu.

Leon berdehem ketika sampai didepan Aila.

Gadis terlonjak kaget. " Aaakh ! Kakak mengagetkanku. " Pekik Aila.

Leon mengangkat bahunya, tidak peduli.

Pria itu kemudian duduk di meja makan, menanti masakan gadisnya.

" Ah ! Kenapa dia sudah bangun?. " Batin Aila.

Dengan cepat Aila segera menghidangkan nasi goreng dengan telur mata sapi diatasnya, tidak lupa ia menambahkan sela dan irisan tomat sebagai lalapanya.

" Hanya ini? ." Tanya Leon yang melihat gadis itu hanya masak nasi goreng saja.

Aila mengangguk pelan.

" Aila harus segera pulang kak, Aila banyak pekerjaan. " Ucap gadis itu sembari memunduk.

Pria itu itu tidak mendengarkan ucaoan Aila.

Leon terlihat sibuk dengan makananya.

Lagi lagi Leon merasakan masakan Aila begitu enak dilidahnya.

" Kak.." Ucap gadis itu melanjutkan. Leon berdecak kesal, karena Aila terus bicara mengganggu kesenanganya.

" Habiskan makananmu. " Perintah Leon.

Aila menurut, sepertinya ia sudah membuat Leon kesal.

Apa salahnya?

Seperti biasa, mereka makan dengan diam.

Dengan lahap, Leon menghabiskan nasi gorengnya tanpa sisa sebutirpun.

Namun pria itu tidak segera pergi setelah makananya habis, ia malah menatap Aila yang sedang makan disampingnya.

Leon terlihat mengeluarkan dompetnya, dan mengeluarkan kartu kecil

dari dalam dompet itu. " Pakai ini, dan jangan kerja lagi. "

Aila mengerutkan keningnya, tidak mengerti.

" Apa ini? " Tanya Aila.

" Ini ATM, bodoh. Gunakan ini untuk semua keperluan kamu, dan jangan kerja lagi. " Ucap Leon tajam.

Mata coklat Aila membulat, Gadis itu terlihat kaget. kenapa?

" Kakak tidak perlu melakukan itu, Aila sudah biasa bekerja dan..."

Leon terlihat berdecak kesal. " Jangan membantah sayang, kau lupa janjimu semalam? " Tanya Leon tajam.

Aila menggelengkan kepalanya dengan cepat.

Mana mungkin ia lupa dengan janjinya. Dasar manusia es, selalu saja mengancam.

" kalau gitu, ayo ambil." Titah Leon.

Aila menghela napas perlahan, dengan terpaksa gadis itu mengambil kartu yang diberikan Leon.

Leon tersenyum smirk.

Ah! kenapa mengancam gadisnya itu selalu membuat hatinya senang?

Triiiiiiiiiiiing! triiiiiiiiiiiing!

Terdengar bunyi dering dari hp Aila. Gadis itu segera meraih benda pipih berbentuk persegi tersebut dan melihat pada layarnya.

Meli calling, begitu tulisan yang muncul.

Aila segera bangkit, gadis itu berpikir untuk mengangkat telepon menjauh dari Leon.

Namun, dengan cepat Pria itu menarik tangan Aila dan mendudukan gadis itu diatas pangkuan Leon.

Aila terpekik kaget, namun buru buru menutup mulutnya.

" Angkat, dan keraskan suaranya. " Ucap Leon berbisik ditelinga Aila.

Demi apa. Bisikan Leon membuat Aila merasa geli, hingga wajah putih gadis itu berubah menjadi merah padam.

Ingin sekali melepaskan diri, namun apa daya? Tangan kekar Leon sudah melingkar kuat di perut Aila. Gadis itu terkunci.

" Ai, Gue gak masuk hari ini. " Ucap Meli dari seberang sana.

" Ke...kenapa? Loe sakit? "

" Gak kok, Eh kenapa suara Loe kayak gugip gitu?emang udah masuk ya? perasaan masih kurang sepuluh menit. "

" Gak papa kok, Gue juga gak masuk hari ini. " Ucap Aila sembari menetralkan perasaanya.

" Loe kenapa? sakit?. "

" Engak,,__lagi pengen gak masuk aja.

" Loe bolos? tumben banget ha ha ha, biasa juga Loe yang paling rajin. "

" Emmm.....ada apa Loe telfon?. "

" Oh iya, Gue mau ngundang Loe entar malem. Papa ngadain pesta dirumah. "

" Pesta? tapi mel....."

" Tapi apa? pokoknya Gue gak mau tau. Loe mesti datang."

Aila menghela napas, Gadis itu bingung. Bagaimana ia bisa pergi kepesta? gaun aja gak punya.

" Ok deh, Gue tutup dulu ya? mau bantuin nyokap nih."

tuuuut! tuuuut!

Terdengar nada sambungan telepon terputus. Meli pasti sudah menutup teleponya.

Kini Aila termenung memikirkan ajakan Meli untuk datang kepesta Papanya. ia harus pake baju apa?

Leon menyibakkan rambut Aila yang masih setengah basah kebelakang, tampaklah leher mulus gadis itu.

Leher tersebut terlihat begitu menggiurkan, terlihat seperti daging segar yang siap untuk disantap.

Pria itu mulai menyesap leher mulus tersebut.

" Aaakh. " Aila terpekik kaget, karena ulah Leon.

Namun Pria itu tidak bergeming, ia malah semakin mengeratkan pelukanya.

Bibir Leon semakin naik, membuat gigitan gigitan kecil dibawah telinga Aila, meninggalkan tanda kepemilikan disana.

Demi apa? Aila merasakan sensasi aneh, yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Gadis itu menggigit bibir bawahnya kuat kuat agar tidak mengeluarkan suara, karena gelenyar aneh yang menjalar keseluruh tubuhnya.

Ah ! ini tidak benar, gadis itu mulai memukul kecil lengan Leon. meminta untuk dilepaskan.

Namun Leon tidak bergeming, Lelaki itu terus melakukan aksinya, seperti tidak mau berhenti.

Leon mulai tidak bisa mengontrol tanganya yang naik kearah dada Aila.

Namun, tiba tiba ia tersadar dan langsung berdiri.

Membuat tubuh Aila hampir terjatuh. Gadis itu terperanjat kaget, karena Leon tiba tiba berdiri.

Leon mengusap wajahnya dengan kasar, kemudian melangkah meninggalkan Aila yang masih melongo ditempatnya.

" Cepat siap dirimu, kita akan kesuatu tempat. " Perintah Leon sembari berlalu.

wajah Leon sudah merah padam, menahan hasrat yang kian mencekik.

" Sial ! Gue kelepasan lagi. Omaaaaaaaa, cepet kawinin kita. Cucumu ini sudah gak tahan. " Teriak Leon didalam hatinya.

***********""*

Didalam mobil, Leon dan Aila hanya diam.

Aila terlihat masih malu dengan apa yang baru saja terjadi, Gadis itu sedari tadi hanya memalingkan muka kearah luar kaca mobil, menyembunyikan wajah

nya yang masih merah padam.

Leon melirik gadisnya itu, bermaksud memulai percakapan. Tapi dari mana?

Lelaki yang selalu terlihat cool dimata perempuan itu, kini mati kutu didepan Aila.

" Mau pergi ke pesta Papanya meli? ". Ucap Leon. Akhirnya.

Gadis itu diam, kemudian menunduk. " Em...Aila belum tau. " Ucap Aila.

" kenapa? bukankah Meli sahabat kamu? Tanya Leon.

" Aila gak pernah pergi kepesta dan lagi..." Gadis itu menggigit bibir bawahnya, malu jika harus mengatakan pada Leon.

Leon menaikkan satu alisnya. " Lagi apa? " tanya Leon penasaran

Aila diam, Gadis itu terlihat meremas tanganya.

" Hei! kenapa? " Kejar Leon.

" Aila gak punya gaun." Ucap Aila, masih tetap menunduk. Gadis itu enggan bertemu tatap. Entahlah ia masih malu untuk menatap Leon.

" Cuma karena itu? " Tanya Leon.

Aila menganguk pelan.

" Entar kita ke Butik, cari gaun." Ucap Leon.

Aila hanya diam, gadis itu tidak tau harus menjawab apa.

Tidak berapa lama mereka sampai di sebuah rumah besar dan mewah.

Seketika gerbang berwarna emas itu terbuka, membiarkan mobil Leon masuk kedalamnya.

Terlihat seorang lelaki paruh baya berseragam satpam mengangguk penuh hormat kearah Leon.

Lagi lagi Aila terpukau ketika melihat taman didalamnya, disana banyak terdapat berbagai macam jenis anggrek yang menempel di pohon pohon palem.

Tidak sampai disitu, Aila masih dibuat takjub dengan desain rumah didepanya itu. Rumah bergaya Eropa klasik, dengan pilar pilar tinggi yang penuh ukiran.

Benar benar seperti istana. Tapi ini rumah siapa?

Mobil berhenti tepat didepan rumah.

" Ayo turun. "

Aila diam, gadis itu terlihat ragu untuk turun.

" Mau digendong? " Ucap Leon.

Aila menggeleng cepat kemudian buru buru turun.

Leon membawa Aila masuk kedalam rumah bernuansa klasik tersebut.

Aila bisa melihat banyak lukisan mahal yang tergantung pada dinding rumah.

Terlihat seorang wanita tua, sedang menikmati secangkir teh hangat.

" Oma, Leon datang. " Ucap Leon menyapa omanya.

Wanita yang dipanggil Oma tersebut terlihat berbalik.

" Kenapa kau kemari?. "

" Hei, ini juga rumah Leon. kenapa Leon tidak boleh kemari? "

" Kau mengganggu Leon." Ucap Oma ketus, wanita itu sebenarnya sedang berbohong. Ia sebenarnya ingin Leon tinggal disini denganya bukan di apartemen, tapi cucunya itu merasa tidak bebas jika ingin bermain dengan perempuan.

Leon mengangkat bahu tidak Peduli. Pria itu kemudian duduk disamping Omanya. Sedang Aila masih diam, dan tetap berdiri.

Benarkah mereka ini nenek dan cucu? cara mereka bercakap benar benar aneh.

" Siapa? " Tanya oma yang melirik kearah Aila.

" Oma sudah pikun ternyata, kemaren kan Leon janji mau kenalin calon istri Leon." Ucap Leon santai.

Aila diam mendengar ucapan Leon, Gadis itu sudah sering mendengar kekonyolan Leon.

Oma manatap Aila intens.

wanita itu, walaupun sudah sepuh namun sisa sisa kecantikan diwaktu mudanya masih jelas terlihat.

" Berapa usianya? dia terlihat seperti bocah SMP." Tanya Oma kepada Leon.

Leon hanya tersenyum masam.

" Hei Berapa usiamu?" Tanya Leon kearah Aila.

" Saya 17 tahun Oma. " Jawab Aila sopan.

" 17 ? aku kira 18 atau 19." Ucap Leon.

" Ha ha ha, kau ingin menikahinya? umurnya saja kau tidak tau." Ucap oma terbahak.

" Apa kau ingin mencabuli bocah dibawah umur?"

" Memang kenapa? semakin muda semakin enak." Jawab Leon acuh.

Aila hanya menunduk malu, mendengar percakapan aneh dua orang didepanya tersebut.

" Siapa namamu?" Tanya Oma pada Aila.

" Aila Oma."

" Kau pendek."

" Ya? "

" Calon istrimu ini, selain pendek juga rada budek Leon." Ucao Oma mencibir.

" Ya begitulah, dia memang budek dan lambat seperti siput." Leon setuju dengan pendapat Omanya.

Apes kan? Aila terjebak diantara dua manusia aneh itu.

Namun entah kenapa Aila tidak sakit hati mendengar hinaan Oma.

" Kau bisa memijat?" Tanya Oma pada Aila.

" Bisa Oma, tapi tidak mahir."

" Kemarilah, pijat pundakku." Perintah Oma.

Aila segera melangkah kearah Oma.

" Leon, apa kau tidak punya uang untuk membelikanya baju? gayanya benar benar kampungan." Ucap Oma kearah Leon.

" Nanti akan aku belikan banyak baju untuknya."

" Ya, belikan yang banyak. penampilanya membuat mataku sakit." Ucap Oma.

Aila diam, gadis itu tidak menanggapi percakapan kedua orang didepanya tersebut. Dengan pelan Aila mulai memijit pundak Oma.

Terpopuler

Comments

Har Tini

Har Tini

dasar leon cucu kurang garem

2022-12-27

1

Julio Stevaning

Julio Stevaning

ya ampun Oma,,,kamu kok bar bar banget

2022-10-08

0

Julio Stevaning

Julio Stevaning

wkwkwk kok aku jadi ngebayangin orang orangan di sawah ya 😅😂🤭, maaf ya Alia

2022-10-08

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 98 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!