Cinta 49 Cm
Triiiiiiiiing!
Jam weker berbunyi tepat dianggka 05.30 pagi. Seorang gadis terlihat mengeliat pelan. Satu tanganya terlihat mematikan jam sedang tangan yang lain mengucek matanya. Aila melani nama gadis itu. Gadis mungil dengan tinggi tubuh hanya 140 cm tersebut masih duduk dibangku sekolah menengah atas, kelas 3 SMA.
Aila turun dari ranjang dengan malas, kemudian menyeret kakinya menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Hari ini ada ulangan biologi dengan bu Dina, guru yang terkenal killer disekolahnya. Ia harus segera berangkat jika tidak ingin telat dan terkena masalah.
Tidak butuh waktu lama, Aila sudah selesai dengan rirual mandinya. Gadis itu segera mengemasi buku pelajaranya dan memasukkannya ke dalam tas.
Untuk urusan pelajaran, Aila memang termasuk murid yg pintar, ia bahkan selalu rangking pertama paralel disekolahnya untuk jurusan sains.
Waktu sudah menunjukkan pukul 06.00 pagi. Aila harus segera berangkat jika tidak ingin terlambat, apalagi naik angkot pasti sedikit sedikit berhenti untuk mengangkut penumpang.
Dengan segera gadis itu bersiap, rambut panjangnya ia biarkan terurai begitu saja. Aila hanya menambahkan jepit bunga disamping telinga kirinya.
Aila terlihat sangat manis.
Walaupun tubuhnya tidak tinggi, tapi Aila punya wajah yang manis, bibir yang mungil, mata yang bulat, dan kulit yang mulus. Andai saja ia tinggi akan bnyak laki laki yang tertarik padanya. Karena tinggi badanya, Aila sering dijuluki kurcaci oleh teman temanya.
Aila segera mengunci pintu kamar kosnya dan bergegas turun kebawah. Ya, Aila memang tinggal di kos kosan, Ia tidak punya keluarga. Sejak kecil Aila tinggal di panti asuhan, namun menginjak kelas 2 SMA ia harus keluar dari panti. Pihak panti sudah tidak bisa membiayai dirinya untuk sekolah lagi, karena dana dari donatur yang tidak mencukupi.
Aila tidak menyerah begitu saja ia harus tetap sekolah. Setidaknya sampai lulus SMA, karena cuma ijazah SMA lah satu-satunya jalan yang bisa membantunya untuk mencari pekerjakan.
Mau bagaimana lagi? dengan tinggi tubuhnya yang begitu mungil, ia tidak yakin akan mendapat pekerjaan dengan mudah.
Aila terpaksa harus bekerja sambilan untuk membiayai sekolahnya dan hidupnya. Begitulah, hidup di dunia ini memang tidak mudah, tapi Aila percaya jika usaha tidak akan menghianati hasil. Ia yakin suatu saat nanti hidupnya akan berubah menjadi lebih baik. Satu hal yang Aila selalu yakin, jika tuhan tidak akan meninggalkan hambanya yang senantiasa berdoa dan berusaha.
Aila masuk kedalam angkot dengan resah, bagaimana tidak sudah 06.30 tapi angkotnya baru saja tiba. Semoga saja ia tidak terlambat, dan mendapat masalah.
Aila menghela napas lega, angkot yang ditumpanginya tiba di sekolah tepat pada waktunya. Setidaknya masih ada waktu sepuluh menit sebelum bel berbunyi, sehingga ia masih bisa membaca materi untuk soal ujian nanti.
Aila melenggang kearah kelasnya dengan santai, disekitar koridor kelas sudah tampak ramai. Itu wajar, karena sebentar lagi bel akan berbunyi. Jika bel sudah berbunyi maka gerbang sekolah otomatis tertutup dan siapapun yang terlambat mustahil akan bisa masuk.
Dorr !!
"Auw, copot ! copot!" teriak Aila kaget, ketika ia sampai di lorong sekolah.
"Ha ha ha" kekeh Meli sahabatnya.
"Apaan sih mel, bikin jantungan aja" ucap Aila mendelik kesal karena ulah sahabatnya itu.
"Lagian loe sih, jalan aja sambil bengong" jawab Meli sembari menyikut lengan Aila.
Meli adalah sahabat Aila sejak kelas satu, berbeda dengan Aila yang pendiam Meli adalah gadis yang ceria dan energik. Wajahnya yang cantik dan tubuhnya yang tinggi, menjadikan ia primadona disekolah. Meli juga seorang model.
Sekolah mereka memang tergolong sekolah swasta favorit. Dimana muridnya sebagian besar adalah anak orang kaya. Satu satunya murid yang tidak punya mungkin hanya Aila. Ya, Aila bisa masuk sekolah ini karena beasiswa. Otaknya yang cerdas membuat dirinya beruntung, bisa satu sekolah dengan anak anak orang kaya.
Meski banyak yang tidak suka karena status sosialnya, Aila tetap santai. Toh, Aila masih punya sahabat yang begitu baik padanya. Ia hanya perlu sedikit bersabar dan segera lulus dengan baik, lalu mendapat pekerjaan.
Hanya itulah yang selalu ia harapkan.
"Lama banget sih loe datangnya, mana hampir masuk lagi. Gue kan belom ngerjain PR matematik" teriak cecil, sahabat Aila yang laen ketika melihat Aila baru masuk dikelasnya.
"Lha, elo yang punya PR, kenapa nungguin gue? " Ucap Aila santai.
"He he he, elo kan tau otak gue lemot," ucap cecil malu malu.
"Boleh ya?" rayu Cecil dengan senyum sok imutnya.
"Hem" Aila mendesah. Tapi gadis itu tetap meminjamkan buku PR yg Cecil minta.
" Nih." ucap Aila, sembari menyodorkan bukunya pada Cecil.
" Makasih ya say, loe emang sahabat gue yang paling baik deh!" Ucap Cecil sok manis.
Cecil adalah gadis berwajah ayu dan manis, ia juga termasuk salah satu anggota yang menjadi primadona disekolahnya. Cecil juga seorang model seperti Meli. Jujur saja, Aila menjadi dekat dengan Cecil itu karena Meli. Meli dan cecil memang sudah berteman sejak SMP.
Cecil adalah tipe cewek yang pemilih ketika berteman.
Aila yang pendiam dan miskin pasti bukan termasuk kriteria teman bagi Cecil, karena Meli lah akhirnya mereka akrab.
"Ai, nanti ikutan kita ke Gor yak?" ucap Meli sambil mendudukkkan diri disamping Aila.
"Ngapain? loe kan tau, jam 4 gue harus kasih les ke Dika" jawab Aila.
" Ya kan masih jam 4 non, kak Niko main nanti. Please, temenin kek. " ucap Meli mengiba.
Untuk sejenak Aila berpikir, jujur ia tidak enak jika menolak peemintaan sahabatnya itu, namun ia juga harus bekerja.
Aila memang tidak punya banyak waktu untuk bermain-main seperti anak sebanyanya, yang sepulang sekolah bisa jalan jalan ngemall atau bahkan pacaran. Dirinya harus bekerja jungkir balik demi untuk membiayai hidup dan sekolahnya.
Untung saja Aila mendapat pekerjaaan memberikan les privat untuk anak SD, Anak sahabat mamanya Meli. Aila memang dekat dengan keluarga Meli, Ayah Ibunya sangat baik kepada Aila.
"Oke deh, tapi jam tiga Gue pulang." jawab Aila.
"Iya iya non, makacih ya?" ucap Meli tersenyum senang.
Meli tau keadaan sahabatnya, tapi mau bagaimana lagi? hari ini jadwal pertandingan Niko pacarnya dan dia tidak ingin melewatkannya begitu saja.
Ya, Niko adalah atlet basket nasional. Hari ini adalah pertandingan persahabatan antara tim Niko dengan tim basket kampus yang populer dikotanya.
Gak enak juga kan, kalo nonton hanya berdua dengan Cecil? lagi pula Cecil pasti akan sibuk sendiri chatingan dengan gebetanya. Entah kenapa ia lebih nyambung jika ngobrol dengan Aila ketimbang dengan Cecil, teman yang sudah dikenalnya sejak mereka SMP.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Mom Dee🥰🥰
ailaa ini mungkin dlm bayanganku tingginya seperti Kiky di acara Lapor Pak! mungkin yaaa 🤭🤭
2023-03-31
1
Har Tini
baru mampir kyk ny cerita ny bagus👍🏻
2022-12-27
0
Ismail hadi
selamat dtang q di dunia leon yg arogan dn gk prnh bs jadi mas bambang😊
2022-12-16
0