🌸 Cinta 49 Cm 🌸
Part 2
** Berkenalan **
Sebuah mobil Honda jazz berwarna pink berhenti tepat didepan Gor Samapta A.yani. Terlihat Aila dan kedua sahabatnya turun.
Ya, Meli memang sudah mendapatkan kepercayaan oleh kedua orang tuanya untuk membawa mobil sendiri.
Disekitar Gor sudah penuh sesak oleh para penonton yang sepertinya sengaja untuk melihat langsung pertandingan hari ini. Meli mengajak kedua sahabatnya untuk masuk kedalam.
Didalam ternyata juga sudah penuh oleh para penonton.
Meli terus turun hingga mendekati lapangan, sedang Aila hanya mengekor dari belakang.
"Beb aku datang" teriak Meli.
Seorang Lelaki yang bernama Niko berlari mendekat.
"Lama banget datangnya yang, udah mau mulai nih" ucap Niko.
"Iya Beb, tadi kan makan dulu. Oh iya, aku bawa Alia sama Cecil ni." jawab Meli sembari melirik kedua sahabatnya.
" Iya, doain ya yang, semoga menang" ucap Niko.
Meli menganguk," Pasti dong!"
"Buat kalian nikmatin aja pertandinganya" lanjut Niko sembari melirik Alia dan Cecil.
"Ya udah yang, cepet kesana gih udah mo mulai tuh" ucap Meli.
Niko mengangguk, kemudian berlari ketengah lapangan dimana timnya sudah berkumpul.
Priiiiittt!!T
Terdengar suara peluit dari wasit. Pertanda pertandingan akan segera di mulai.
" Semangat! semangat! " ucap salah seorang terlihat memberi semangat pada timnya, yang diiringi suara riuh penonton.
Terutama para cewek.
"Siapa tuh Mel? gila aja gantenya kebangetan, kaya anggota Boyband." Ucap Cecil pada Meli.
"Yang mana?" jawab Meli.
"Itu yang pake ikat merah dilengannya" ucap Cecil menjelaskan.
" Oh yang itu, dia kak Leon. Kapten tim SWAGGBALL" jawab Meli santai.
"Parah loe, punya kenalan cowok keren diem aja!" protes Cecil.
"Lha terus gue kudu mencak mencak gitu? " jawab Meli acuh.
"He he he, entar kenalin ya Non?, please!" pinta Cecil.
Meli memutar bola matanya malas, temannya satu ini emang paling gak bisa lihat cwok ganteng.
"Lha tuh, si Wisnu gebetan loe mau dikemanain?" tanya Meli.
"Ya, punya serepan juga gak papa, kali Mel" jawa Cecil santai.
"Emang ban mobil, buat serepan!" Ucap Meli malas.
Cecil hanya terkekeh mendengar ucapan Meli.
Sedang Aila hanya diam menyimak percakapan kedua sahabatnya itu.
Selain karena sifatnya yang pendiam, Aila juga tidak begitu tertarik ngomongin soal cowok.
Mending ngomongin soal gimana cara menghasilkan uang, bisa buat nyambung hidup.
"E tapi muka tuh cowok kaya gak asing, familiar gitu. Pernah lihat dimana ya? " gumam Aila berfikir.
" Mukanya kayak familiar Mel, kayak pernah lihat." ucap Aila mengingat.
Cecil mengangguk setuju.
"Ya iyalah Non, familiar. Orang dia model, bintang iklan juga" ucap Meli menjelaskan.
"Ya pasti sering muncul di TV lah." lanjut Meli.
Cecil dan Aila terlihat saling bertatapanmenceena ucapan Meli.
" Ya tuhan! bener loe Mel, yang iklanin HP merek \\\ tipe terbaru itu kan?" ucap Cecil antusias.
Meli cuma menganggukkan kepala, membenarkan.
"Bukanya dia juga bintang iklan parfum cowok yang terkenal itu juga? pantes aja wajahnya kayak gak asing" batin Aila.
Three shoot point untuk SWAGBALL!
Teriak wasit.
Diikuti tepuk tangan riuh penonton. Sepertinya sang capten berhasil mencetak tiga angka sekaligus. Pertandingan baru saja dimulai, tapi lawan dari SWAGGBALL tertinggal jauh.
"Gila tuh cowok, udah keren jago basket lagi" ucap Cecil takjub melihat lelaki bernama Leon itu.
"Ya iyalah, kalo gak jago mana mungkin jadi Kapten" ucap Meli santai.
"Eh Mel, dia udah punya cewek belom?" tanya Cecil.
"Kayaknya sih belon, soalnya kalo pas nongkrong gue gak pernah lihat kak Leon bawa cwek sih. Tapi yang kejar dia banyak" ucap Meli.
"Jelas banyak yang kejar lah Mel, secara dia keren, jago basket juga. Gue juga rela kali, antri buat dapatin cintanya." jawab Cecil lebay.
Meli memutar bola matanya malas.
Babak demi babak sudah berlalu. Permainan didominasi tim SWAGGBALL. Semua anggota tim SWAGGBALL memang terlihat lihai dalam memasukkan si bola bundar kedalam ring.
Namun yang paling menyita perhatian, jelas saja sang kapten. Leon.
Peluit panjang ditiup oleh Wasit pertanda pertandingan telah usai. Tentu saja tim Niko memimpin jauh.
Suara tepuk tangan penonton terdengar riuh.
Para cewek meneriakkan nama Leon sang idola.
Kedua tim saling berjabat tangan sebagai tanda sportifitas, kemudian bubar untuk istirahat.
Meli mengajak kedua sahabatnya untuk turun, ia ingin memberikan selamat untuk kekasihnya Niko.
Aila sebenarnya malas, tubuhnya yang pendek pasti akan terlihat semakin tenggelam diantara cowok-cowok super tinggi itu.
"Hai gaess, selamat ya" Ucap Meli pada teman-teman Niko.
.
"Selamat ya beb, kamu kelihatan keren" ucap meli pada Niko, kemudian memeluknya.
"Makasih yang" ucap Niko sembari menerima pelukan kekasihnya itu.
"Hem hem! " Cecil berdehem kearah Meli.
Meli langsung inget kalau dia bawa temen.
"Oh ya gaess kenalin nih temen aku" ucap Meli.
Satu persatu teman Niko memperkenalkan diri. Banyak dari mereka yang terpesona dengan wajah Cecil yang cantik.
Tiba giliran Leon mengulurkan tangan, namun belum juga sempat pria itu memberikan tangannya, Cecil sudah lebih dulu menyambutnya.
"Hai kak, namaku Cecil" ucap Cecil antusias.
"Aku leon " ucap Leon datar.
Sedang Aila hanya diam, gadis itu terlihat sibuk dengan pikiranya sendiri.
Berada diantara cowok cowok tinggi menjadikan Aila semakin merasa tenggelam, minder.
Aila tidak sadar jika sedari tadi ada sepasang mata tengah menatapnya intens.
"Siapa dia Mel? adik sepupumu?" Tanya Leon pada Meli.
"Bukan kak, dia temen gue. Seumuran kok sama gue." jawab Meli sambil menyikut lengan Aila.
"Eh sorry, gue gk tau" jawab Leon kikuk.
Aila paham, karena tubuhnya yang pendek orang orang selalu mengira dia masih SMP.
"Gak papa kak, udah biasa kok" jawab Aila santai.
"Ha ha ha. Apaan sih, udah biasa?" Niko terkekeh mendengar ucapan Aila.
Aila dan Niko memang udah akrab karena udah sering ketemu dirumah Meli.
Gayanya yang tengil sering banget ledekin Aila, dan Aila sudah terbiasa.
Aila hanya mendelik kesal kearah Niko.
Niko malah terbahak melihat sikap Aila.
Cecil mulai bertanya tanya banyak hal pada Leon, sedang Aila hanya diem dikursi pemain. Meli terlihat sudah sibuk sendiri dengan kekasihnya.
Leon yang banyak diberondong pertanyaan oleh Cecil terlihat malas dan tidak mendengarkan.
Lelaki itu malah terlihat sedang menatap lekat kearah Aila.
"Nih cewek mungil imut banget, pendiem lagi gak kayak temenya berisik kayak bajaj!" batin Leon sembari menatap tajam kearah Aila.
Yang ditatap malah tidak sadar, karena gadis itu dari tadi hanya menunduk
sesekali melihat kearah gawainya.
Triiiiiing!
Terdengar bunyi HP dari saku Cecil.
Cecil segera meraih benda persegi tersebut dan membukanya, ternyata ada panggilan masuk.
Baby calling.
terlihat sebuah tulisan muncul dilayarnya.
" ni pasti Wisnu. Ganggu aja! batin Cecil.
"Maaf kak, angkat telepon dulu" ucap Cecil pada Leon.
"Oke" jawab leon singkat.
"Huftt selamat gue! Capek nih kuping denger tuh cewek ngoceh terus" Batin Leon, seperti terselamatkan.
Dan tinggalah Leon dan Alia yang duduk dibangku panjang pemain.
Sepeninggal Cecil Aila hanya diam.
"Kamu satu kelas sama Meli?" tanya Leon memulai percakapan.
"Satu kelas kak" jawab Aila, dengan menunduk.
"Udah lama kenal Meli?" tanya Leon.
"Dari kelas satu kak" jawab Aila singkat lagi.
"Gila nih cewek, sepi banget kaya kuburan. Ditanya jawabnya singkat-singkat, balik tanya kek? Biasanya juga kebanyakan cewek yang banyak nanya ke gue" batin Leon heran.
"Oh, soalnya gak pernah lihat kalo pas Meli nongkrong" ucap Leon sembari menatap Aila.
Aila hanya tersenyum.
Aila emang gak pernah mau diajak jalan sama Meli, apalagi alesanya kalo bukan soal uang? gimana mo jalan jalan? dia gak ada waktu. Aila harus jungkir balik kerja sambilan untuk ngelanjutin hidup.
Aila melihat jam di Hpnya, sudah setengah tiga sore. Dia harus segera pulang untuk memberi les pada Dika.
Aila berdiri dan meninggalkan leon untuk mendekati Meli. Gadis itu ingin memberitahu Meli, bahwa dia harus pulang duluan.
"Gila, gue ditinggalin gitu aja. Mana ada cwek yang pernah ninggalin gue, Siapa sih cewek yang gak pengen kenal gue? tapi nih cewek malah biasa aja. Benar- benar bikin penasaran nih cewek! " batin Leon.
Terlihat Aila sudah selesai bicara dengan Meli.
Aila bergegas menuju pintu keluar untuk pulang. Aila menganggukkan kepalanya sekilas kearah Leon, sebelum tubuhnya hilang dibalik pintu.
Leon terpaku menatap punggung Aila.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Har Tini
alia jngn bikin pendek banget dong thor bikin nambah 155 cm pas tu
2022-12-27
1
Ismail hadi
hmm leon sdah terpesona
2022-12-16
0
naning Taruna
kangen juga sama si leon...baca ulang lagi aahhh...leooonnn...miss youu...
2021-06-30
0