Bab 5 ** mengantar pulang **

🌸 Cinta 49 Cm 🌸

Part 5

** Mengantar pulang **

Setelah pamit dengan tante Lena, Leon segera memacu motor gedenya menyusul Aila. Benar saja Leon melihat Aila yang sedang berjalan keluar area perumahaan.

Ciiitt!!

Terdengar suara decitan rem dari motor Leon.

Aila yang kaget dengan kendaraan yang tiba tiba berhenti disampingnya segera menoleh.

 

" Hei, mau pulang ya?" Tanya Leon basa basi.

" Eh, kakak... iya mau pulang." Jawab Aila gugup.

" Kita searah loh, barengan aja yuk?" Ajak Leon bohong, apartementnya jelas jelas diarah yang berlawanan.

" Gak usah kak, Aila naik bus aja." Tolak Aila sembari tersenyum.

" Halte busmasih lumayan jauh lho." Leon memberi alasan.

" Gak papa kak, udah biasa jalan kok. Kakak duluan aja." Ucap Aila bersi keras menolak.

 

Leon menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, bingung mau kasih alesan apalagi.

" Nih anak keras kepala juga ternyata." Batin Leon.

Bukan Leon namanya kalau menyerah dengan mudah,Lelaki itu terlihat sedang berpikir keras supaya bisa mengantar Aila.

" Ya udah kakak antar sampe halte deh." Jawab Leon tidak menyerah.

Aila diam terlihat berfikir.

" Kenapa sih nih cowok ngotot banget? kalo ada yang lihat aku naik motornya pasti pada heboh kan?" Batin Aila cemas.

Membayangkan para penggemar Leon yang bakal nyinyirin Aila, Aila jadi bergidik ngeri sendiri.

" Ayo naik, kok malah bengong?" Tanya Leon yang melihat Aila malah melamun.

" Eh..eng..gak usah kak, nanti ngrepotin kakak, Aila jalan duluan ya kak?" Tolak Aila sembari buru buru melanjutkan langkahnya.

Leon tersenyum, melihat sikap Aila seperti itu malah membuatnya gemas dan semakin ingin mengantar.

" Ok, kalo kamu gak mau dianter sampe halte kakak akan temenin jalan deh, itung itung olah raga sambil dorong motor." Ucap Leon santai sambil melirik Aila.

Mendengar ucapan Leon membuat Aila kaget.

" Apa?! nih orang laper apa yak? motor segede gitu mau dibawa sambil jalan? mau mancing kehebohan apa? kalo ada yang ngenalin dia gimana?" Batin Aila bingung.

" Jangan kak, nanti bisa heboh kalo.." Jawab Aila menggantung.

" Kalo gitu cepet naik." Perintah Leon yang sudah mengerti akan ucapan Aila.

Aila diam sejenak, namun akhirnya Gadis itu terlihat menyerah.

" Ta..tapi sampai halte aja ya kak." Jawab Aila gugup.

Leon mengangguk paham.

Lelaki itu menarik salah satu sudut bibirnya, tersenyum penuh arti.

Aila segera naik keatas motor Leon, dengan canggung.

Aila duduk mojok diujung jok motor Leon untuk memberi jarak antara tubuhnya dan tubuh Leon.

" Nih cewek kaku banget, sumpah." Gumam Leon gemas.

Setelah Aila naik, Leon segera menjalankan motornya dengan kecepatan lumayan tinggi, sontak saja langsung membuat Aila kaget dan refleks memeluk pinggang Leon.

Leon tersenyum nakal. Leon bersyukur jaketnya ketinggalan dirumah Hendra karena buru buru tadi, jadi sudah tidak ada penghalang lagi antara tubuhnya dengan tubuh Aila.

_______________________________ ___🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸_____________________

Kediaman keluarga Atmaja sedang ramai oleh suara ibu ibu yang sedang arisan.

Ada yang sedang bergosip, sedang bercanda dan yang sedang pamer kekayaan juga ada.

Maklumlah emak emak sosialita, gayanya kayak gimana.

Hendra heran kenapa Leon tidak juga kunjung kekamarnya. Lelaki itu pun segera turun.

Hendra mengedarkan pandanganya kesana kemari mencari sosok Leon.

Namun Hendra tidak menemukan Leon dimanapun.

Mamanya yang melihat sikap aneh Hendra, segera menghampirinya.

  " Cari siapa? celingukan begitu?" Tanya mama Lena.

" Leon ma, dari tadi gak naek naek. Kemana tuh anak...mama lihat?" Tanya Hendra.

" Lho Leon kan sudah pulang Dra, katanya tadi udah pamit sama kamu."

Jawab Mama Lena heran.

" Belum kok." Jawab Hendra menggelengkan kepalanya.

 

Mama Hendra hanya mengerdikkan bahu tidak mengerti.

" Ah, Dasar Leon. Datang dan pergi seenaknya sendiri aja." Gumam Hendra kesal.

" Aila mana ma?" Tanya Hendra.

" Dia juga udah pulang Dra." Jawab mama Lena santai.

" Pulang? mama kok gak kasih tau Hendra sih?!" Ucap Hendra terdengar kesal.

Mama Lena mengerutkan dahinya, heran melihat sikap Hendra .

" Lah, kata Leon kamu sibuk bikin laporan? ya mama gk mau ganggu dong." Jawab mama Lena santai.

" Iya juga sih ma...tapi, ah sudahlah Hendra mau makan laper." Jawab Hendra sambil mengacak rambutnya kesal.

Sang mama yang melihat sikap anaknya hanya menggelengkan kepala.

Mama Lena tau sudah sejak lama Hendra memendam rasa dengan Aila, namun anaknya itu tetap diam untuk menjaga semuanya tetap berjalan seperti biasa.

Hendra hanya menatap aneka lauk dimeja makan, tanpa ada keingginan untuk menyantapnya.

Hendra tau semua ini Aila yang masak. Biasanya ia akan langsung menyantap masakan anak itu, entah mengapa saat ini Hendra tidak selera.

Hendra mekangkah ke arah kolam renang di belakang rumahnya, kemudian menyandarkan tubuhnya di kursi panjang dekat kolam.

"Ai, Kenapa kamu susah banget sih untuk didekati?" Gumam Hendra dalam hatinya.

Hendra menghela napas berat, Lelaki itu terlihat memejamkan matanya sesaat. Sudah beberapa kali Hendra mencoba mendekati Aila tapi gadis itu malah menjauh, jika Hendra maju satu langkah maka Aila akan mundur dua langkah, sebaliknya jika hendra mendekati Aila dua langkah maka gadis itu akan mundur lebih jauh lagi darinya.

" Sebenarnya apa yang ada di fikiran kamu Ai? gak mungkin kan kamu gak tau perasaan ku?"Gumam Hendra.

Hendra mendesah panjang dan kembali menutup matanya.

______________________________🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼🌼_________________________

Halte bus sudah didepan mata, tapi Leon malah menambah kecepatan motornya. Aila yang melihat halte sudah terlewat menepuk bahu Leon.

Leon tau maksud Aila dan segera membuka kaca helmnya menoleh kebelakang.

  "Apa?" Tanya Leon setengah teriak, karena bisingnya jalanan.

Leon pura pura tak mengerti.

" Halte nya kelewatan kak." Aila berusaha mengeraskan suaranya.

" Terus?!" Jawab Leon santai.

 

Aila diam sejenak,bingung.

"Maksudnya terus apa coba?" Aila bertanya pada dirinya sendiri.

Leon yang tau Aila bingung hanya tersenyum.

"Kakak anterin sampe kos." Lanjut Leon santai.

Aila diam, ia tidak tau harus ngomong apa.

Masak iya, mau debat teriak teriak dijalanan. Aila menghela napas pasrah.

Leon tersenyum senyum sendiri. Aila emang keras kepala tapi Leon juga punya banyak cara untuk mendekati Aila.

Tak berapa lama rintik rintik hujan turun dan semakin lama semakin deras. Leon segera mencari tempat berteduh, gak mungkin kan lanjut basah basahan.

Leon menepikan motornya didepan ruko yang sudah tutup. Aila segera turun dan berlari kearah ruko sambil menenteng rantang dari tante Lena tadi, sedang Leon segera menyusul setelah memarkirkan motornya.

Aila dan Leon emang belum lama kehujanan, Tapi sudah nampu membuat kaos Leon dan Aila basah.

Aila segera mengibas ngibaskan kaosnya supaya tak menempel dan membuat dadanya menjadi tercetak dengan jelas.

Leon menyadari keslitan Aila dan segera mengingat akan jaketnya.

" Sial, jaket gue ketinggalan lagi." Batin Leon kesal.

Baru beberapa menit yang lalu Leon kegirangan karena jaketnya ketinggalan dan sekarang malah mengumpat.

Cinta memang bisa membuat orang jadi sakit jiwa.

Terlalu sibuk karena kehujanan, Aila dan Leon tidak sadar jika dipojokan ruko ada sebuah keluarga yang sedang berteduh juga.

  " Perut Ilham sakit Buk." Terdengar rintihan seorang bocah laki laki.

 

Aila dan Leon segera menoleh kesumber suara. Mereka kaget, mendapati kenyataan bahwa yang berteduh tidak hanya mereka.

Terlihat seperti satu keluarga sedang duduk beralaskan kardus.

Dua orang anak lelaki yang satu berumur sekitar 7 tahunan sedang yang kecil masih menyusu pada ibunya.

Sang ayah terlihat kurus dengan satu kakinya bengkak.

Di samping mereka terdapat gerobak dan entah apa isinya.

" Sabar ya nak." Tangan kurus Ibunya mengelus kepala sianak.

" Jual saja obat bapak bu, belikan Ilham makanan." Ucap sang ayah parau.

Sang ibu terlihat bingung harus bagaimana.

Aila yang mengerti arah pembicaraan mereka segera mendekati keluarga itu. AGadis itu segera berjongkok didepan sang anak lelaki yang bernama Ilham itu.

  " Adek lapar?" Tanya Aila dengan ramah.

 

Yang ditanya malah menatap ibunya. Aila tersenyum mengerti.

" Kakak punya makanan, Adek mau?" Ucap Aila sambil membuka rantang tupperware dari tante Lena tadi.

Ilham yang melihat banyak makanan didepanya langsung mengangguk.

" Ilham.." Ucap sang ibu terlihat ragu.

" Ndak papa buk, ini tadi habis ada acara, Saya juga sudah kenyang kok."Jawab Aila bohong.

Sejak tadi siang Ia belum makan dan hanya makan sup buah itu juga gak jadi karena Leon.

" Tapi Nak.." Ucap sang Ibu.

" Ndak papa buk, takutnya nanti malah kebuang kan sayang." Jawab Aila, sembari menyodorkan nasi pada sang ibu.

" Ibu ambil semua ya, habiskan sama Bapak juga." Ucap Aila melanjutkan.

" Terima kasih Nak. Sejak pagi hasil mulung bapak cuma sedikit, karena kakinya sakit jadi belum cukup buat beli nasi." Ucap ibu Ilham dengan mata berkaca kaca.

Sedang sang ayah terlihat menunduk sedih.

" Sama sama Buk." Jawab Aila.

Aila segera melangkah kearah Leon.

Gadis itu terlihat sangat senang.

Jujur Leon sejak tadi takjub dengan sikap Aila.

Aila segera mengambil dompet dari tas slempang kecilnya.

Aila ingat tadi ia diberi uang 400 ribu sama tante Lena, dan Aila berniat akan memberikanya 200 ribu pada keluarga tersebut.

Ketika hendak melangkah kearah ibu Ilham, Leon segera menarik tangan Aila dan menahannya.

Aila yang tidak mengerti dengan sikap Leon hanya menurut.

Leon mengambil dompet dari saku celananya, membukanya lalu menghitung uang yang ada didompetnya.

Ternyata hanya ada uang tunai 500 ribu. Leon terlihat berfikir.

" Cuma ada segini doang. ATM juga jauh, mana hujan lagi." Gumam Leon bingung.

Leon mengambil semuanya kemudian ia berikan pada bapak Ilham.

"Ini rezeki buat bapak, cuma sedikit sih. Diterima ya pak?." Ucap Leon kaku, namun terlihat tulus.

Terlihat bapak Ilham kaget, bukan menerimanya ia malah menangis.

Sejenak Leon bingung, harus bagaimana.

Leon kemudian mengambil tangan bapak Ilham dan menyelipkan uangnya disana.

" Terimakasih gusti...terimakasih Mas." Ucap bapak Ilham terharu.

" Sama sama pak." Jawab Leon singkat.

Jujur saja, Leon tidak pernah mau terlibat dengan urusan orang Lain.

Ini pertama kalinya untuk Leon mencoba berbuat baik untuk orang Lain, dan rasanya tidak buruk.

" Semoga Mas dan Mbaknya langgeng terus, dan segera diberikan momongan." Ucap ibu Ilham sambil berkaca kaca.

Sedang Aila dan Leon hanya saling bertatapan, sebelum akhirnya mereka saling buang muka karena malu.

" Terimakasih Buk doanya." Jawab Leon, sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Aila diam diam tersenyum melihat sikap Leon dari belakang.

" Boro boro punya anak, kawin juga belum Buk." Sungut Leon dalam hati.

Aila memperhatikan tupperware Tante Lena yang sebagian sudah kosong isinya, namun masih ada beberapa lauknya yang masih utuh.

" Ibu punya wadah lain? ini masih ada sisanya, bisa Ibu makan nanti. Soalnya rantangnya milik orang." Ucap Aila malu malu.

Ibu ilham mengerti maksud Aila, Ia segera menuju gerobaknya dan mengambil piring plastik dari sana.

" Ini mbak, dan terimakasih atas kebaikan Mbak dan Masnya." Ucap ibu Ilham tulus.

Aila mengangguk dan tersenyum, kemudian memindahkan semua lauk yang tersisa diatas piring plastik tersebut.

" Terimakasih kak." Ucap Ilham kepada Aila.

" Sama sama, Ilham jagain Ibu sama Bapak ya?" Ucap Aila sembari mengelus kepala Ilham.

" Iya kak." Jawab Ilham mantap.

Hujan sudah mulai reda, namun langit masih terlihat mendung.

Sepertinya hujan akan turun semalaman, hari juga sudah mulai gelap.

Leon segera mengajak Aila untuk pulang.

Aila mengangguk mengerti, kemudian mereka pamit pada keluarga Ilham.

Sepanjang perjalanan keduanya hanya diam, jika Aila memang pendiam tapi Leon jelas tengah sibuk dengan pikiranya sendiri.

Sekali lagi Leon merasa bersyukur dengan hidupnya.

Leon belajar satu hal dari Aila hari ini, tentang makna berbagi yang sebenarnya.

Kebanyakan orang akan berbagi jika sudah diberikan banyak kelebihan, namun Aila beda.

Gadis itu berbagi ditengah dirinya sendiri juga kesulitan untuk hidup.

" Gue tau, loe beda Ai." Gumam Leon.

Sampai dipersimpangan jalan Leon berhenti untuk menyebrang.

Leon ingat Kalau Aila dari tadi siang belum makan sedang dirinya juga sudah lapar.

Leon berfikir untuk mencari resto atau kafe untuk makan.

" Kita cari resto dulu ya? kakak laper nih, kamu juga belum makan dari siang kan?" Ucap Leon.

" Gak usah kak, langsung pulang aja. Baju kita juga basah." Jawab Aila keberatan.

Apa yang dikatakan Aila emang benar, baju mereka memang basah. Masuk resto dengan baju basah pasti akan menarik perhatian.

" Terus kamu nanti makan apa?" Tanya Leon, entahlah dia khawatir soal itu.

" Ada mie instan kok, di Kos." Jawab Aila.

Leon menghela napas dan melanjutkan perjalanan.

Tidak berapa lama motor Leon sampai gang dimana Kos Aila berada.

Leon mengendarai mobilnya masuk kedalam gang.

" Yang mana kos kamu?" Tanya Leon.

" Itu kak, yang ada pagar besi warna coklat." Jawab Aila sembari menunjuk.

Leon tau yang dimaksud Aila dan segera berhenti tepat didepan pagar coklat tersebut.

Aila kemudian segera turun.

" Ya udah, masuk sana." Ucap Leon pada Aila yang masih berdiri.

" Eh, iya kak...dan terimakasih sudah diantar pulang." Ucap Aila sembari tertunduk.

" Iya, sama sama. Cepet masuk sana." Perintah Leon menatap lekat kearah Aila.

Aila segera memutar tubuh dan berjalan kearah pintu gerbang kos, namun baru dua langkah Aila berhenti dan memutar tubuhnya lagi kearah Leon.

Melihat sikap Aila Leon hanya mengernyitkan dahi bingung.

" Apa lagi?" Tanya Leon.

" Terimakasih kakak udah mau bantu keluarga Ilham....dan hati hati dijalan." Ucap Aila malu malu, kemudian buru buru masuk kedalam.

Leon terpana sejenak, sebelum kemudian tersemyum dan segera melajukan motornya, pulang.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Har Tini

Har Tini

hendra kalah star sm leon😁

2022-12-27

1

Fath Anah

Fath Anah

ai ai gk nyangka km jd istrinya leon

2022-06-20

0

Sayra

Sayra

bguus

2020-11-09

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 98 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!