Bab18

🌸 Cinta 49 Cm 🌸

Part 18

** perjodohan **

Aila mengambil tisue yang Leon lemparkan kearahnya. Gadis itu kemudian melangkahkan kaki menuju kamar Leon, lalu mendekatkan dirinya kearah cermin. Aila menggunakan tisue yang ada ditanganya untuk menghapus lipstik di bibirnya seperti perintah Leon. Anehnya lipstik tersebut hanya menempel sedikit saja. Aila mengulangi sekali lagi, namun lagi lagi lipstik dibibirnya tidak juga hilang.

Ya, mana mungkin bisa hilang dengan mudah. Lipstik yang Meri pakaikan adalah lipstik waterproof, atau sering disebut lipstik matte.

Leon mulai kesal, karena Aila sedari tadi belum juga keluar dari kamar. Lelaki itu kemudian menyusul kedalam untuk melihat apa yang sedang Aila lakukan.

" Ehem! "

Aila menoleh kearah sumber suara.

" Jadi gak ke pestanya?! lama banget. " Ucap Leon dengan nada kesal.

Aila menunduk, gadis itu bingung mau ngomong apa?

" Kenapa? "

" Em, lipstiknya gak mau hilang. " Ucap Aila polos.

" Mana ada lipstik yang gak bisa hilang? emang cat? "

" Aila udah coba hilangin, tapi gak nau nempel. " Ucap Aila.

" Coba sini."

Aila menurut.

Leon kemudian mengangkat dagu Aila. Ia kemudian menggerakkan ibu jarinya untuk menghapus lipstik tersebut. Ternyata benar lipstiknya tidak ada yang menempel sama sekali di jarinya.

Sialan kau meri! Dia pasti memakaikan lipstik matte pada bibir Aila.

" Kau punya makeup remover? "

Aila mengerutkan keningnya, gadis itu terlihat tidak mengerti.

" Apa itu? "

Leon menepuk jidatnya. Kesal.

" Astaga! itu penghapus makeup Aila. "

" Oh. "

Leon menggelengkan kepalanya tidak percaya. Ada ya? gadis jaman sekarang gak ngerti make up?

Leon, kau pasti sudah gila karena sudah memacarinya.

" Sudahlah biarkan saja. " Ucap Leon kesal.

Aila diam menunduk.

" Cepatlah, kita sudah terlambat. "

Aila mengangguk, mengerti. Gadis itu kemudian melangkah mengikuti Leon dari belakang dengan terseok seok karena belum terbiasa memakai heels.

" Akhh! "

Aila terpekik kaget, Kening Aila menabrak punggung Leon karena pria itu tiba tiba saja berhenti.

Leon kemudian berbalik, Lelaki itu terlihat mengeluarkan sesuatu dari dalam saku jasnya.

" Berbalik!. " Perintah Leon.

" Ya? "

" Berbalik sayang. " Ulang Leon.

Aila menurut, walau tidak mengerti. Gadis itu kemudian membalikkan tubuhnya membelakangi Leon.

" Eh? " Pekik Aila, ketika Leon menyibakkan rambutnya.

" Diam. " Titah Leon.

Aila merasakan suatu benda melingkar di lehernya. Gadis itu kemudian menunduk sembari memegang benda tersebut. Sebuah kalung dengan liontin berbentuk bunga dengan permata biru ditengahnya.

" Kalung? "

" Ya, pakai saja. Kau tampak polos. "

" Tapi.. "

" Kenapa? kau tidak suka? "

" Bukan, ini indah. Tapi aku takut jika nanti menghilangkanya. "

Leon menyeringai. " Jika hilang, kau harus menggantinya."

" Apa ini mahal? "

" Kau ingin tau? "

Aila mengangguk.

" Itu salah satu koleksi terbatas dari Tiffany and CO, harganya 224,5 juta." Ucap Leon tersenyum bangga.

Aila langsung terganga, namun gadis itu buru buru menutup mulutnya.

Aila kemudian memegang erat kalung tersebut, takut hilang.

Leon terkekeh melihat tingkah Aila.

" Harga itu hanya semenit dari hidupku sayang, jadi tenanglah. Ok? "

Aila masih diam. Tidak bisa berkata kata, hingga Leon sudah melangkah meninggalkanya.

" Cepatlah atau ku tinggal. " Teriak Leon.

Aila segera berlari kecil dengan susah payah karena heels sialan itu.

" Ganti saja jika tidak nyaman. " Ucap Leon yang melihat Aila kesusahan memakai heelsnya.

" Tidak papa, hanya belum terbiasa."

" Kau jalan seperti robot. " Leon tidak mengerti kenapa wanita suka sekali menahan sakit hanya untuk terlihat cantik.

" Kak Meri bilang, aku harus pakai ini supaya sedikit tinggi. " Ucap Aila pelan.

Leon terbahak. " Apa gunanya? hanya bertambah 5 senti. Kau tetap tenggelam disampingku. " Cibir Leon.

Aila diam, gadis itu menunduk. Kenyataanya memang benar.

" Berapa tinggimu? "

" 140. "

" Astaga! pantas saja tinggimu tidak sampai dadaku."

Aila diam, memang begitulah adanya.

Lalu kenapa menyukainya?

" Kau tau tinggiku berapa?"

Aila menggeleng.Tidak tau.

" Tinggiku 189. "

Aila diam, ia sudah menduganya.

" Selisihnya bahkan 49 Cm." Cibir Leon.

Namun bukankah karena itu Leon memperhatikan gadis itu pada awalnya?

Aila diam membiarkan Leon terus mengoceh.

" Kau seperti kurcaci. Kau tau itu? "

" Ya. "

" Kau harus bersyukur punya pacar sepertiku. Aku tampan, tinggi, kaya dan juga pintar."

" Ya. "

" Kau harus bangga. Ingat itu. "

" Ya. "

Leon tersenyum puas, karena Aila menyadari betapa hebat dirinya.

***********

Aila dan Leon sampai didepan rumah Meli. Banyak mobil mewah sudah berjajar dengan rapi disana. Tapi kenapa terlihat sangat sepi? kemana orang orang?

Aila mengerutkan keningnya tidak mengerti.

" Kenapa sepi sekali? apa kita salah tempat? "

Leon terkekeh mendengar ucapan Aila, ia tau gadis itu pasti belum tau banyak tentang seluk beluk rumah temanya.

" Turun. "

Aila terlihat ragu untuk turun.

Gadis itu terlihat keheranan. Katanya ada pesta tapi kenapa depan rumah Meli sepi sekali?

" Ayo cepat, kita sudah terlambat. "

Aila berusaha mensejajarkan langkahnya dengan kesusahan. Lagi lagi karena heelsnya.

" Mau digendong?."

Aila menggeleng.

" Kakimu pendek, tidak akan bisa menyamai langkahku. "

Aila diam, mendengarkan. Ingin sekali ia mengatakan. " Kakimu yang kepanjangan." namun Aila urungkan.

Leon kemudian membawa Aila Ketaman belakang rumah Meli. Tanpa Aila tau, di balik tembok yang penuh tanaman merambat itu ternyata ada sebuah bangunan yang didesain seperti ballroom istana yang sering Aila lihat di film.

Aila takjub melihatnya.

Ia sudah sering datang kerumah Meli, tapi tidak pernah tau jika dibalik tembok taman belakang ada bangunan yang begitu megah.

" Kau belum pernah melihatnya? "

Aila menggeleng.

Jelas saja Aila tidak pernah melihatnya. Bangunan itu hanya akan digunakan jika sang tuan akan mengadakan pesta saja.

Papa Hendra adalah orang yang tidak begitu menyukai pesta maka tempat itu jarang digunakan.

Memasuki ruang pesta, lagi lagi Aila dibuat tergangga. Ruangan itu begitu megah, di langit langitnya penuh dengan ukiran ukiran yang indah. Didalamnya sudah tertata dengan rapi meja dan kursi yang terlihat elegan. Disisi tengah ruangan terdapat panggung yang cukup besar, disana terdapat berbagai alat musik yang siap untuk dimainkan oleh musisi ternama. Makanan dan minuman yang terhidang pun tidak kalah menggugah selera.

Para tamu undangan yang datang terlihat cantik dan tampan dengan baju baju mahal yang mereka kenakan.

" Baru datang? " Sapa Tasya. Wanita itu terlihat sempurna dengan makeup natural dan badan yang tinggi semampai. Tasya mengenakan dress panjang berwarna peach hingga menyapu lantai, dengan belahan sebatas pahanya memperlihatkan kakinya yang jenjang. Siapapun yang melihatnya pasti akan terpesona dengan kecantikanya.

" Yah. Dia kesulitan memakai heels." Ucap Leon sembari menatap kearah Aila.

Aila diam, menunduk karena malu.

Tasya terkekeh mendengar ucapan Leon.

" Tapi kamu cantik dek malam ini."

Aila tersipu malu. " Terimakasih kak. "

" Waw, coba kita lihat siapa ini? Ternyata Loe cantik juga kalo dipoles. " Ucap Niko yang tiba tiba datang.

Aila menggembungkan pipinya. malas.

Niko terkekeh dengan reaksi Aila.

Leon mendudukkan dirinya diatas kursi yang sudah disediakan. Pria itu kemudian menarik tangan Aila.

" E eh. " Aila terpekik kaget karena ulah Leon.

Tapi Lelaki itu tidak peduli. Leon melingkarkan tanganya dan memeluk Aila dari belakang dengan posisi duduk. Itu tidaklah sulit mengingat Aila yang bertubuh pendek.

Seketika gadis itu berontak melepaskan tangan Leon, namun seperti biasa itu hanya sia sia.

" Kakak lepaskan. " Ucap Aila malu.

Tasya dan Niko malah terkekeh melihat tingkah Aila.

" Yang baru aja jadian, hem dikekepin terus. " Sindir Niko.

Leon acuh, tidak bergeming.

" Posesif banget sih Loe, gak bakalan ilang juga. " Ucap Tasya menimpali.

" Siapa bilang? kucing kecilku ini nakal. Jika terlepas dia akan mencari majikan baru. " Ucap Leon terdengar menyindir Aila.

Tasya dan Niko terbahak bersamaan, sedang Aila hanya menunduk karena malu.

" Ladies and gentlemen, attention please! " Seorang laki laki berjas hitam, berteriak diatas panggung. Suaranya yang keras mengalihkan perhatian banyak tamu yang semula sedang asik bercengkrama.

Ruangan mendadak sunyi.

" Kita sambut tuan rumah kita malam ini, presiden direktur bapak Satya Budi Atmaja."

Tepuk tangan terdengar bergemuruh di dalam ruangan.

Sesosok lelaki paruh baya, yang terlihat berwibawa naik keatas panggung.

Lelaki berjas hitam tadi membungkuk hormat sembari menyerahkan mikrofon kepadanya.

Papa Hendra berdehem sebentar sebelum mulai berbicara.

" Terimakasih kepada tamu undangan yang telah sudi datang pada pesta saya kali ini. Di umur saya yang ke - 50 tahun ini, saya begitu bahagia. Semua yang saya impikan dan saya inginkan nyaris sudah bisa saya raih semua. Tentunya dengan dukungan keluarga saya, terhusus istri saya tercinta. " Ucap Satya sembari menatap Nyonya Satya, sedang Nyonya Satya terlihat tersipu malu.

Satya kembali meneruskan pidatonya.

" Di hari yang bahagia ini, saya akan menyampaikan beberapa pengumuman kepada saudara sekalian.

Yang pertama. Berhubung saya sudah tua, sudah waktunya saya mengundurkan diri dari perusahaan. Putra sayalah yang akan menggantikan saya. " Ucap Satya sembari menunjuk kearah putranya, Hendra.

Hendra yang berdiri disamping ibunya terlihat kaget, namun sepertinya lelaki itu memang sudah menduganya.

Hendra kemudian maju keatas panggung setelah tangan sang ayah melambai kearahnya.

Tepuk tangan kembali terdengar bergemuruh didalam ruangan.

" Saya masih muda, dan juga belum begitu banyak pengalaman. Saya harus banyak belajar dari anda semua, jadi mohon bimbinganya. " Ucap Hendra kemudian membungkuk.

" Yang kedua. Saya ingin mengumumkan berita bahagia selanjutnya.

Anak pertama saya, Hendra akan bertunangan dengan Tasya Lingga Setiawan. Putri dari bapak Bagus setiawan. " Ucap Satya sembari tersenyum kearah Tasya.

Hendra yang berada disamping papanya terperanjat kaget. begitupun dengan Tasya. Gadis itu terlihat menutup mulutnya karena kaget. Tasya melihat kearah orang tuanya, mereka tersenyum mengangguk. Jadi mereka sudah merencanakan ini?

Sedang Nyonya Satya, mama Hendra pun tak kalah terkejutnya. Wanita paruh baya itu menatap kearah putranya dengan tatapan yang sulit untuk dimengerti.

" Tasya, kemari sayang." Panggil Satya.

Tasya yang masih terlihat terkejut tersebut melangkahkan kaki kearah panggung, kemudian mendekat pada Hendra. Ini adalah pertemuan pertamanya dengan Hendra, lelaki yang sudah lama telah mencuri hatinya.

Ia tidak menyangka jika Hendra anak sahabat papanya yang akan dijodohkan denganya.

Bahagia? tentu saja ia bahagia, namun sepertinya tidak bagi hendra. Gadis itu tau jika Hendra sepertinya tidak mengetahui perjodohan ini.

" Bagai mana saudara sekalian? mereka serasi bukan? " Ucap Satya.

Tepuk tangan kembali bergemuruh menyambut perkataan sang tuan rumah.

Hendra mencoba tersenyum walaupun sebenarnya hatinya menolak, bahkan marah dengan perjodohan yang tanpa diketahuinya ini.

Namun Lelaki itu tidak cukup tega untuk berontak sekarang dan mempermalukan papanya sendiri.

" Selanjutnya silahkan menikmati pesta ini. " Ucap Satya mengakhiri pidatonya.

Tiba tiba suasana menjadi sangat ramai, karena orang orang mulai berbincang bincang. Para pelayan pun terlihat sibuk melayani para tamu untuk menikmati hidangan.

Leon berdecak. " Mereka sama aja ternyata, bikin anak cuman buat alat." Ucapnya sinis.

Ya, walaupun perjodohan Hendra dan Tasya menguntungkan bagi Leon, namun Leon tetap tidak suka dengan cara orang tuanya yang sok tau tentang kebahagiaan anaknya itu.

Aila yang mendengar ucapan Leon mengerutkan kening tidak mengerti.

Namun Niko paham. Lelaki itu terlihat menyeringai, sembari meminum wine miliknya.

" Kemana aja sih? aku dari tadi nyariin kamu beb. " Ucap meli yang tiba tiba sudah disamping Niko.

" Aku disini sayang. "

Meri kemudian bergelayut manja pada lengan Niko.

" Em, kamu tau perjodohan ini? " Tanya Niko.

" Gak lah, mama aja gak tau. Ini rencana Papa dan sahabatnya."

" Kakak kan tau siapa yang disukai kakakku. " Lanjut Meli.

Niko menganguk. " Yang disukai ada disitu." Ucap Niko menyeringai sembari menunjuk Aila.

Aila tergagap, gadis itu berusaha melepaskan pelukan Leon. Tapi Leon malah semakin mempererat pelukanya.

Meli terlihat kaget melihat Aila disana dengan Leon memeluknya dari belakang.

" Ai? sejak kapan Loe disini? "

Aila terlihat gugup. " Gue udah disini sejak tadi Mel. "

" Loe? dan kak Leon? "

" Ya, kita pacaran. Kenapa? " Ucap Leon santai.

Meli terlonjak kaget. " Pacaran? bener Ai? "

Aila terlihat gugup, namun gadis itu mengangguk kemudian.

" Tapi Loe tau kan perasaan kakak gue? "

Aila diam, tidak tau harus mengatakan apa. Gadis itu tidak menyangka jika semuanya bakal jadi runyam begini.

" Apa gunanya? Hendra udah dijodohin tuh sama Tasya, dan Hendra juga gak nolak. " Ucapn Leon.

Meli diam, semua yang dikatakan Leon memang benar. Kakaknya itu memang benar benar payah.

" Gue mau ngomong sama loe. " Ucap Meli sembari menatap Aila, kemudian berjalan keluar.

Aila menatap Leon, meminta dilepaskan.Leon mengerti, pria itu melepaskan pelukanya. Ya, Aila memang perlu bicara dengan Meli.

Aila kemudian berlari keluar mengikuti Meli.

Meli terlihat menuju taman belakang, dan Aila mengikutinya.

Namun tiba tiba saja ada seseorang yang menarik tanganya. Aila kaget dan berbalik, ternyata yang menariknya adalah Hendra.

" Kak Hendra? "

" Ikut kakak. " Hendra menarik paksa tangan Aila.

Aila tertatih karena langkah hendra yang cepat.

" Jangan cepet cepet kak. " Ucap Aila, kakinya sakit karena heelsnya.

Namun Hendra tidak bergeming.

" Sakit kak." Teriak Aila, Gadis itu berusaha melepaskan diri. Tanganya yang terinjak tadi pagi terasa ngilu karena tarikan Hendra.

Mendengar Aila teriak, Hendra segera melepaskan tanganya.

" Kamu gak papa? "

Aila diam memegang tanganya.

" Maaf Ai, kakak bingung. Kakak mau ngomong sama kamu."

Aila mengangguk, kemudian melangkah kearah kursi taman kemudian duduk disana. Hendra pun ikut duduk disamping Aila.

Lelaki itu terlihat menghela napas perlahan sebelum mulai bicara.

" Kakak suka sama kamu Ai. " Ucap Hendra lirih kearah Aila.

Aila diam, ia tau perasaan Hendra sejak lama. Mendengar pengakuan Hendra sudah tidak membuat Aila kaget.

" Tentang perjodohan itu, kakak benar benar tidak tau Ai. Semua yang mengatur Papa..."

" Kakak tidak perlu mengatakanya pada Aila ."

" Tapi ini penting buat kakak Ai, kakak gak ada perasaan apapun sama Tasya."

Aila menghela napas perlahan.

" Aila anggap kakak seperti kakak Aila sendiri. Aila gak ada rasa apapun sama kakak. " Ucap Aila jujur.

" Apa ini karena leon?"

Aila menggeleng. " Kak Leon gak ada hubunganya dengan ini kak. "

Hendra menyeringai. " Jangan bohong kamu. Leon pasti udah maksa kamu kan? buat suka sama dia? kakak lihat tadi kamu turun dari mobil dia. " Ucap Hendra dengan nada marah.

" Gak kak, Aila gak dipaksa sama siapapun. "

Ya, walaupun pada awalnya Leon memang memaksanya. Namun pada akhirnya entah kenapa Aila bisa menerimanya.

Lelaki itu lebih membutuhkan dirinya ketimbang Hendra. Hendra menerima banyak limpahan kasih sayang dari keluarganya, sedang Leon hidup penuh dengan penderitaan sejak kecil.

Walaupun banyak orang yang tidak tau dengan itu, entah kenapa Aila merasa Oma tidak menceritakan semuanya. Aila sering mendengar Leon merintih dalam tidurnya, seperti ada beban berat didalam hatinya.

Bersambung....

Maaf banget ya gaees, di part ini berantakan banget kata katanya.

He he he. Aku juga bingung gimana nulisnya.

Konfliknya baru aja dimulai tapi sudah bingung sendiri. Ha ha ha.

Buat bucinnya Leon, kapan kapan aku kasih visualnya Leon kayak gimana.

Ok, semoga kalian paham di part ini.;-) ;-) ;-)

Terpopuler

Comments

Aisyah Ajamu

Aisyah Ajamu

apa yang diinkannya

2023-11-24

1

Parwati amiin Parwati

Parwati amiin Parwati

lega ya hen, udah menyatakanya
walaupun di tolak 😭😭🤭😁

2022-11-06

0

Julio Stevaning

Julio Stevaning

jangan sampai Tasya melihat trus jadi benci sama Alia

2022-10-08

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 98 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!