EPISODE 16

"Ta.. Tapi... Apa kesalahan saya...." Tanya Laura matanya mulai berair.

Aaron tidak menjawab pertanyaan Laura, ia hanya menatap dengan mata tajam dan masih mencengkram pergelangan tangan Laura.

"Sampai Tes DNA itu keluar kau akan di kurung dan tidak boleh kemana-mana." Kata Aaron kemudian ia berdiri dan meninggalkan Laura.

"BRRAKK!!" Pintu di tutup dengan sangat kasar, membuat bahu Laura tersentak.

Laura kemudian menangis, ia tidur dengan posisi miring dan memeluk dirinya sendiri.

Sedangkan Aaron yang pergi ke kamarmya melalui pintu penghubungan, ia melihat Hensen sudah berada di kamarnya.

"Persiapkan pesawat pribadi, kita akan pulang, dan periksa apakah ada anak buah Douglas yang memata-matai kita." Perintah Aaron.

Kemudian Aaron mengambil sebatang rokok dan menyulutnya, Aaron menghisap rokok itu, ia merasa kesal dan harus menetralkan emosinya.

"Kau mendapatkannya." Kata Aaron.

Kemudian Hensen mengeluarkan sesuatu dari dalam kantongnya.

Itu adalah Liontin milik Aurora yang di lelang.

Aaron mengambil itu, dan membiarkan rokoknya masih ada di mulutnya.

Kemudian Aaron membuka liontin tersebut, ada sebuah foto yang wajahnya sudah samar, namun ia masih sangat mengenali ibunya, di pangkuan sang ibu adalah foto Aurora dan Aaron meski wajah-wajah di foto tersebut samar karena itu adalah foto hitam putih yang jadul, namun Aaron sudah sangat hafal dengan Liontin itu.

"Ini benar-benar milik adikku." Kata Aaron meremasnya dengan erat.

"Tuan, tapi belum tentu Nona Laura adalah cucu dari Tuan Douglas La Faye. Apa anda tidak terlalu bersikap berlebihan pada..."

Kedua mata Aaron langsung menatap dingin dan marah pada Hensen.

"Apa kau menyukai Laura juga." Kata Aaron.

"Ti... Tidak Tuan bukan begitu... Saya hanya..."

"Dengar Hensen, apapun yang terjadi, jangan pernah membuat Laura pergi. Aku ingin Douglas merasakan bagaimana kehilangan seseorang yang dia sayangi." Perintah Aaron.

"Baik Tuan."

"Persiapkan pesawatnya sekarang. Kita pulang malam ini juga." Perintah Aaron.

"Tapi, pekerjaan kita masih banyak di sini Tuan, bahkan penjualan kita sedang sangat di minati."

"Percayakan itu pada para anak buah." Kata Aaron.

"Baik Tuan."

Hensen pun pergi, ia melakukan perintah Aaron.

Akhirnya sore hari dimana Laura sedang tertidur karena kelelahan menangis, dan kakinya juga sakit, dengan masih memakai gaun hitamnya, Laura tidur seperti kucing yang melingkar, terlihat menyedihkan dan sangat kasihan.

Hensen mengetuk pintu kamar Laura.

"Nona Laura." Panggil Hensen.

Berkali-kali Hensen memanggil dan kemudian kesadaran Laura kembali, perlahan matanya terbuka meski mata itu terlihat bengkak, namun ia masih tetap terlihat cantik.

Mendengar seseorang memanggilnya, Laura turun dari ranjang dan berjalan tanpa alas kaki, ia membuka pintu kamarnya.

"Nona Laura kita pulang Ke Negara Mex sekarang." Kata Hensen.

"Sekarang? Bukankan kita akan di sini selama satu minggu?"

"Tuan Aaron mengajak pulang sekarang, sudah menunggu di mobil."

"Dia... Sudah ada di mobil." Tanya Laura dengan suara lembut.

Kemudian Laura masuk ke dalam kamarnya dan ia pun giduh, ia bingung apa dulu yang harus ia kemasi, hingga ketika ia mengambil beberapa baju dan memasukkannya ke dalam tas jinjingnya, ia tak memperhatikan jalannya, Laura tersandung sendal heelsnya dan ia terjatuh.

"BRUKKK!!!"

" Aaakk....!!!"

Dengan cepat Hensen masuk ke dalam kamar dan melihat semua berantakan, kemudian Hensen pun memapah Laura untuk duduk.

"Nona, tak perlu membawa semua barang, ada anak buah Tuan Aaron yang akan membereskannya dan membawanya pulang ke Negara Mex, anda hanya perlu membawa diri sendiri."

Laura kemudian melihat kolam renang yang ada di balkonnya, ia bahkan belum mencicipi rasanya berenang di sana, kemudian air matanya mengucur, ia pun seolah sedang di sadarkan dan di tampar oleh keadaan yang sebenarnya. Mimpinya singkat, di perlakukan baik dan sopan adalah hal yang mustahil.

"Aku mengharapkan apa." Kata Laura.

"Ya Nona?" Tanya Hensen.

"Bukan. Bukan apa-apa." Kata Laura menghapus air matanya.

Saat itu Laura sadar bahwa ia baru saja di butakan oleh sesuatu yang bahkan tidak akan pernah ada di kehidupannya yaitu kehidupan mewah, tenang, dan bahagia, Laura sadar diri, seumur hidupnya dia hanya akan mendapatkan penderitaan dan hinaan.

Kemudian Laura hendak berdiri, namun ternyata kakinya terkilir.

"Aaakkk... Sepertinya kaki saya terkilir saat jatuh tadi." Kata Laura.

"Apakah anda bisa berdiri?" Tanya Hensen.

Laura menggelengkan kepalanya..

"Mari, saya akan memapah anda." Kata Hensen kemudian mengalungkan tangan Laura di pinggulnya agar berpegangan padanya.

Lalu Hensen pun memegangi tubuh Laura.

Tanpa memakai alas kaki, Laura berjalan perlahan demi perlahan.

Kulit putih Laura membuat Hensen cukup merasa gerah, apalagi saat itu gaun Laura sedikit terbuka, hanya seperti tanktop yang memanjang, rambut halus Laura bergoyang ke sana dan kemari saat Laura tertatih.

Berulang kali Hensen menarik nafas dan membuangnya pelan, mereka pun sudah masuk ke dalam lift.

"Apakah saya berat Tuan Hensen, anda berkeringat."

"Ini karena udara nya panas." Kata Hensen.

"Tapi di sini dingin." Kata Laura.

"Anda kedinginan?" Tanya Hensen.

Laura mengangguk dan memeluk kedua lengannya. Kemudian Hensen pun melepaskan jas hitamnya dan langsung di berikan pada Laura.

"Pakailah Nona Laura." Kata Hensen.

Kemudian Laura menerima itu, namun ia kesulitan memakainya karena kakinya sangat sakit, ia berusaha bersandar pada dinding lift namun, lift yang seolah bergoyang membuatnya tak seimbang.

"Biar saya bantu." Kata Hensen kemudian membantu Laura memakai jasnya.

Setelah selesai Hensen langsung melonggarkan dasinya yang terasa sesak di lehernya.

"Wuuuh....!" Hensen membuang nafasnya yang panas.

"TING!" Lift terbuka.

Hensen kembali memapah Laura keluar dan dan berjalan menuju mobil, di mana Aaron sudah berada dan menunggi di sana.

Ternyata hari sudah malam, dan Laura masuk ke dalam mobil, Aaron masih bersikap dingin, ia menutup mata dan menyandarkan kepalanya di kursi.

Laura hanya melihat sekilas dan duduk dengan kesusahan.

"Hati-hati Nona Laura." Kata Hensen.

"Maaf Tuan membuat anda menunggu, kaki Nona Laura terkilir." Kata Hensen.

"Mm." Kata Aaron masih menutup mata dan menyedekapkan kedua tangannya.

Melihat sikap Aaron yang dingin, Laura mengigit bibirnya, itu adalah sikap yang sangat kentara.

Mobil pun berjalan, dan mulai keluar dari halaman hotel, saat itu Laura juga hanya diam dan meremas kedua tangannya berkali-kali.

Saat mobil sudah mencapai pertengahan jalan, Aaron kemudian menendang pembatas mobil.

"JEDUG!!!"

Kemudian Hensen membuka pembatas tersebut.

"Ya Tuan." Kata Hensen.

"Pergi ke rumah sakit, kau bawa Laura periksa." Kata Aaron.

"Baik Tuan." Kata Hensen dan menutup pembatas lagi

"Ti... Tidak Tuan... Saya... Saya baik-baik saja." Kata Laura kemudian dengan cepat.

Namun, Aaron masih diam dan tak menggubris Laura.

"Tuan Aaron saya baik-baik saja..." Kata Laura.

"Aku yang memutuskan apa kau baik-baik saja atau tidak." Kata Aaron menjawab dengan melihat ke arah jendela.

Perjalanan menuju rumah sakit tidak terlalu lama, dan mobil pun masuk ke dalam parkiran. Hensen turun membuka pintu mobil, dan Aaron menunggu di mobil.

"Mari Nona Laura." Kata Hensen.

"Ta... Tapi saya baik-baik saja." Kata Laura.

"Biarkan dia berjalan sendiri Hensen, dia akan melihat apakah dia baik-baik saja." Kata Aaron dingin.

Laura menelan ludahnya.

"Periksa dan kembali ke sini, kita harus pulang ke Negara Mex." Perintah Aaron.

"Baik Tuan." Kata Laura.

Kemudian seorang perawat telah datang membawakan kursi roda, Laura duduk di sana dan Hensen pun mendorongnya masuk untuk melakukan pemeriksaan.

Butuh waktu beberapa jam, karena bosan Aaron keluar dari mobil dan menjauh dari rumah sakit, ia butuh merokok.

Ketika sudah berada di luar Rumah sakit, ia pun merokok dengan tenang, beberapa wanita berjalan di gang tersebut dan memperhatikan Aaron, mereka saling berbisik karena terpesona dengan ketampanan dan tubuh Aaron yang tinggi dan ideal.

"Fffuuhhh...." Aaron menghembuskan asap rokok tersebut pelan dan terlihat begitu mempesona.

Jemari tangannya yang panjang dan kuat memegang rokok yang seolah kecil di tangannya.

"Tampan sekali..." Kata beberapa wanita yang selalu lewat dan saling tebar pesona.

Tentu saja Aaron tak memperdulikannya, mata elangnya hanya tertuju pada satu mobil yang terus saja membuatnya curiga.

Bersambung~

Terpopuler

Comments

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

Aaron gak tegaan juga lihat Laura kesakitan

2024-02-09

0

istripak@min

istripak@min

mas aron jgn galak" nti bucin

2024-01-31

0

Sak. Lim

Sak. Lim

cemen geng star banci brni sama wanita sama douglas ga brni

2023-12-20

4

lihat semua
Episodes
1 EPISODE 01
2 EPISODE 02
3 EPISODE 03
4 EPISODE 04
5 EPISODE 05
6 EPISODE 06
7 EPISODE 07
8 EPISODE 08
9 EPISODE 09
10 EPISODE 10
11 EPISODE 11
12 EPISODE 12
13 EPISODE 13
14 EPISODE 14
15 EPISODE 15
16 EPISODE 16
17 EPISODE 17
18 EPISODE 18
19 EPISODE 19
20 EPISODE 20
21 EPISODE 21
22 EPISODE 22
23 EPISODE 23
24 EPISODE 24
25 EPISODE 25
26 EPISODE 26
27 EPISODE 27
28 EPISODE 28
29 EPISODE 29
30 EPISODE 30
31 EPISODE 31
32 EPISODE 32
33 EPISODE 33
34 EPISODE 34
35 EPISODE 35
36 EPISODE 36
37 EPISODE 37
38 EPISODE 38
39 EPISODE 39
40 EPISODE 40
41 EPISODE 41
42 EPISODE 42
43 EPISODE 43
44 EPISODE 44
45 EPISODE 45
46 EPISODE 46
47 EPISODE 47
48 EPISODE 48
49 EPISODE 49
50 EPISODE 50
51 EPISODE 51
52 EPISODE 52
53 EPISODE 53
54 EPISODE 54
55 EPISODE 55
56 EPISODE 56
57 EPISODE 57
58 EPISODE 58
59 EPISODE 59
60 EPISODE 60
61 EPISODE 61
62 EPISODE 62
63 EPISODE 63
64 EPISODE 64
65 EPISODE 65
66 EPISODE 66
67 EPISODE 67
68 PENGUMUMAN
69 EPISODE 69
70 EPISODE 70
71 EPISODE 71
72 EPISODE 72
73 EPISODE 73
74 EPISODE 74
75 EPISODE 75
76 EPISODE 76
77 EPISODE 77
78 EPISODE 78
79 EPISODE 79
80 EPISODE 80
81 EPISODE 81
82 EPISODE 82
83 EPISODE 83
84 EPISODE 84
85 EPISODE 85
86 EPISODE 86
87 EPISODE 87
88 EPISODE 88
89 EPISODE 89
90 EPISODE 90
91 EPISODE 91
92 EPISODE 92
93 EPISODE 93
94 EPISODE 94
95 EPISODE 95
96 EPISODE 96
97 EPISODE 97
98 EPISODE 98
99 EPISODE 99
100 TAMAT
Episodes

Updated 100 Episodes

1
EPISODE 01
2
EPISODE 02
3
EPISODE 03
4
EPISODE 04
5
EPISODE 05
6
EPISODE 06
7
EPISODE 07
8
EPISODE 08
9
EPISODE 09
10
EPISODE 10
11
EPISODE 11
12
EPISODE 12
13
EPISODE 13
14
EPISODE 14
15
EPISODE 15
16
EPISODE 16
17
EPISODE 17
18
EPISODE 18
19
EPISODE 19
20
EPISODE 20
21
EPISODE 21
22
EPISODE 22
23
EPISODE 23
24
EPISODE 24
25
EPISODE 25
26
EPISODE 26
27
EPISODE 27
28
EPISODE 28
29
EPISODE 29
30
EPISODE 30
31
EPISODE 31
32
EPISODE 32
33
EPISODE 33
34
EPISODE 34
35
EPISODE 35
36
EPISODE 36
37
EPISODE 37
38
EPISODE 38
39
EPISODE 39
40
EPISODE 40
41
EPISODE 41
42
EPISODE 42
43
EPISODE 43
44
EPISODE 44
45
EPISODE 45
46
EPISODE 46
47
EPISODE 47
48
EPISODE 48
49
EPISODE 49
50
EPISODE 50
51
EPISODE 51
52
EPISODE 52
53
EPISODE 53
54
EPISODE 54
55
EPISODE 55
56
EPISODE 56
57
EPISODE 57
58
EPISODE 58
59
EPISODE 59
60
EPISODE 60
61
EPISODE 61
62
EPISODE 62
63
EPISODE 63
64
EPISODE 64
65
EPISODE 65
66
EPISODE 66
67
EPISODE 67
68
PENGUMUMAN
69
EPISODE 69
70
EPISODE 70
71
EPISODE 71
72
EPISODE 72
73
EPISODE 73
74
EPISODE 74
75
EPISODE 75
76
EPISODE 76
77
EPISODE 77
78
EPISODE 78
79
EPISODE 79
80
EPISODE 80
81
EPISODE 81
82
EPISODE 82
83
EPISODE 83
84
EPISODE 84
85
EPISODE 85
86
EPISODE 86
87
EPISODE 87
88
EPISODE 88
89
EPISODE 89
90
EPISODE 90
91
EPISODE 91
92
EPISODE 92
93
EPISODE 93
94
EPISODE 94
95
EPISODE 95
96
EPISODE 96
97
EPISODE 97
98
EPISODE 98
99
EPISODE 99
100
TAMAT

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!