Eps 07

    Pasca kejadian berdarah yang dialami oleh kerajaan Olivia, kini ketenaran Marvel mulai di perhatikan, sebab banyak kerajaan-kerajaan diberbagai tempat khusus Eclipse mulai memasang pondasi siaga, mulai dari pertahanan hingga keamanan.

Namun karena kajadian itu pula, Marvel cukup senang sebab akhirnya seluruh dunia mulai memperhatikan Ragnarok

Karena sudah beberapa minggu setelah kejadian yang dialami Asgard mereka terus menerus bersembunyi dalam diam, upaya untuk memulihkan dan memperkuat pasukan Ragnarok itu sendiri 

Walaupun Marvel memiliki senjata legendaris sekalipun, mereka tidak boleh gegabah dalam melakukan tindakan, apalagi tugas yang diemban oleh Marvel adalah mewujudkan keinginan sang dewa kegelapan 

Tentu dirinya harus berhati-hati setiap langkah dan tindakan, yang mungkin dapat memperlambat rencananya. 

Cerita kembali ke diriku, dimana ketika itu aku tengah duduk bersama anggota kerajaan yang lain untuk menyantap hidangan makan malam 

Bingung? Tentu membingungkan sebab aku sendiri tidak menyangka jika akan diterima oleh mereka dengan hangat, karena yang terbesit dalam benakku hanyalah, disaat aku tiba aku akan dibekuk dan diamankan dalam kasus penyeludupan ilegal 

Karena itulah sistem keamanan pada kehidupan pertama ku, tetapi disini berbanding kebalik aku justru disambut hangat oleh kakak Shina, bahkan Shina pun memperkenalkanku 

Selayaknya teman sendiri, walau kami baru bertemu beberapa hari yang lalu akan tetapi aku sendiri tidak memiliki penyesalan, sehingga semunya masih dalam skenario 

"Jadi kamu seorang pengembara yang kebetulan ingin ke Eclipse?" tanya Noya. 

Noya adalah kakak dari Shina sekaligus anak sulung yang akan mewarisi tahta ayahnya, dia memiliki kepribadian yang baik dan ramah, sekaligus sikapnya yang suka berteman

Membuatnya disukai oleh rakyatnya sendiri, bahkan tak jarang Noya merendah, dimana dia bergaul dengan kalangan rakyat jelata yang padahal dia adalah anak raja

Namun karena sifat itu lah yang pada akhirnya membuat Noya menjadi disegani dan dihormati oleh banyak orang, bahkan aku sendiri yang berkenalan dengannya sedikit takjub akan sifatnya 

Tetapi tetap saja, Noya akan menjadi musuhku suatu saat nanti. 

"Benar, padahal aku awalnya enggan untuk pergi dari pelatihan namun guruku menyuruh untuk berinteraksi dengan orang lain selain dirinya" 

Ujarku padahal cerita tesebut hanyalah karangan semata, dimana aku menciptakannya karena memang harus berkata seperti itu, tetapi aku juga tidak sepenuhnya berbohong 

Sebab dewa kegelapan memang memintaku untuk datang ke antara manusia yang lain dengan tujuan untuk menghancurkan mereka dari dalam 

"Begitu yah? Memang dimana tempat pelatihanmu berada?" tanya ajudan sekaligus pelindung Noya yaitu Sulis dimana umurnya sepantaran dan wajahnya juga berkharisma yaitu gagah dan tegap seperti guardian pada umumnya 

"Untuk tempatnya aku tidak tahu, karena aku sendiri memang ditransfer dengan sihir teleportasi" jawabku

Tanpa sadar Shina memperhatikanku dengan intens bahkan wajahnya tidak berpaling dariku sejak awal pembicaraan, entah apa yang dia pikiran. 

Sudut pandang Shina. Dia tengah memperhatikan Putra dengan begitu serius bukan tanpa alasan, melainkan karena ia ingin mengetahui apa yang sebenarnya dikatakan oleh Putra merupakan kehebohan ataupun kebenaran

Namun hasilnya tidak mesti, sebab aura yang dilihat oleh Shina abu-abu yang berarti ada unsur kebenaran didalam cerita Putra 

Walaupun begitu Shina juga tidak bisa lepas pandangan dari unsur kebohongan putra, walaupun sebenarnya ia juga sudah pernah mencurigai Putra sebelumnya tetapi selalu berbuah nihil

Karena semua yang dia lihatnya selalu abu-abu, jadi apa yang sebenarnya dikatakan oleh Putra bisa dipercaya sepenuhnya? 

"Baru kali ini, aku melihat orang yang setiap kali berkata auranya selalu abu-abu, sebenarnya yang diceritakan oleh Putra itu bohong atau jujur sih?" batin Shina yang bertanya-tanya 

Karena semakin pusing untuk berpikir akhirnya dia membuka suara untuk menyuruh seluruh orang yang ada dimeja makan segera menyantap makanannya. 

"Dari pada kalian ngobrol terus, lebih baik kita makan sebelum makanan ini dingin" ujar Shina, sehingga seluruh orang disana langsung menikmati makanan mereka usai Shina berkata seperti itu, lagian mereka juga sudah cukup lama ngobrol dan makanan telah sedikit dingin 

Setelah makan malam aku berserta yang lainnya berencana untuk ke halaman istana untuk menikmati suasana malam, namun sebelum pergi beberapa prajurit hadir dan berkata seperti demikian

"Hormat kami kepada tuan muda" ujar prajurit dengan mengepalkan telapak tangan di dada 

"Ada apa?" tanya Noya 

"Tuan muda dipanggil yang mulia untuk segera menuju singgasananya" 

"Baiklah, antar aku" ujar Noya akhirnya dia pergi mengikuti prajurit untuk membawanya, tetapi sebelum pergi dia berbalik badan dan berkata

"Nanti kita bakal ngobrol lagi, setelah urusanku selesai, oke" ucapnya sembari menunjukkan ibu jarinya pada ku 

Aku hanya menganggukkan kepala sembari tersenyum untuk membalas ucapan Noya, sesaat setelah itu akhirnya Noya pergi bersama ajudannya yaitu Sulis untuk menuju aula singgasana, seperti yang sudah diberitahu oleh serdadu 

Sementara aku, Shina dan Angel, kami bertiga kembali melangkahkan kaki untuk menuju halaman istana seperti yang sudah di rencanakan diawal 

Halaman istana yang begitu luas dengan berbagai macam bunga tertanam disana, mulai dari mawar yang bervariasi warna hingga keberbagai macam bunga dan tanaman disana

Bahkan aku yang baru pertama kali kesana tertegun kagum melihat begitu indahnya taman tersebut, taman yang indah ketika malam, bagaimana jika di siang harinya 

Tentu tidak terbayangkan bagaimana indahnya Eclipse saat itu. 

Kami bertiga duduk di kursi taman, ketika itu ada sebuah rumah kecil yang dikhususkan untuk tempat duduk supaya dapat menikmati sensasi halaman istana yang di penuhi oleh berbagai macam bunga 

"Indah" gumamku tetapi masih dengar oleh orang yang lain. "Tentu saja, ini adalah taman bunga yang selalu dirawat oleh orang-orang Eclipse" 

"Begitu yah" ujarku kemudian mengakat kepala menatap langit malam yang kala itu bulan dan bintangnya bersinar dengan gemerlap

"Aku suka disini, karena ini adalah tempat dimana aku selalu menenangkan diri" ucap Shina. 

"Kamu benar, aku bahkan sampai melupakan semua yang sudah terjadi dalam hidupku" aku mengatakan hal tersebut tanpa berpikir karena memang saat itu seluruh beban seperti sudah diangkat di saat itu juga 

"Memang, kakakku Noya seringkali bercerita kalau ini adalah tempat yang tepat untuk melepaskan beban dan keresahan hati" 

"Benarkah?" 

"Iyah, bahkan saking seringnya aku sendiri jengah untuk mendengarnya"

"Haha.. Beneran? Noya terus mengatakan hal tersebut padamu?!" tawaku tanpa sadar kini aku tertawa secara luwes seperti manusia bahagia pada umumnya 

Dan kali ini aku tertawa dengan tulus tanpa ada rencana sama sekali, karena seperti semua ini hanya mimpi

Angel yang memperhatikan kami sedari awal, hanya tersenyum untuk menghiasi ekspresinya yang tengah bahagia melihat kami berdua akrab

"Kalian berdua cocok yah, tuan putri" 

"Ap-apaan sih kamu, Angel" ucap Shina langsung berpaling dengan wajah tersipu malu. Sementara aku hanya membalas dengan senyuman 

"Tapi benar, kalian sangat cocok bahkan aku sendiri terkejut melihat tuan putri bisa sebahagia ini dengan seorang pria" 

"Kamu ini ngacok deh, lagian aku sudah sering seperti ini ke kakak dan gak ada masalah kan" cerca Shina yang masih membantah

Akhirnya dirumah kecil itu kami tertawa dengan bahagia sampai tidak terasa waktu berlangsung lama, dan Noya sudah kembali bersama Sulis 

"Putra, Shina sedang apa kalian?" tanya Noya 

"Nggak kami sedang bercanda kok tuan muda, lagian lucu melihat ekspresi tuan putri ketika marah" ujar Angel dengan tawa yang begitu lantang 

"Ih.. Kami ini Angel, apa-apaan sih" dalih Shina menyembunyikan perasaan gugup dan marahnya

"Haha.. Kamu benar, Ngel, tuan putri kalau marah begitu lucu" sahut Sulis sehingga Noya turut tertawa. 

Berbeda denganku yang hanya memasang wajah datar, sembari terus berpikir. Apakah iya aku akan menghancurkan kehidupan yang damai ini hanya sebuah ambisi? 

Dan apakah sebuah senjata begitu berharga jika dibandingkan dengan ukuran suatu hidup yang bahagia? Lagian sebenarnya untuk apa aku bertarung jika disini bisa kuanggap sebagai rumah

Jika disini aku sudah mendapat kebahagian, bukankah itu sudah cukup untuk menutup perasaan kelam ku dikehidupan sebelumnya 

Tetapi disaat itu juga aku kembali berpikir, lagian dunia sudah kotor dan sebaiknya kotoran dibersihkan supaya nanti emas tidak terkontaminasi dengan bau tersebut

Biarkan saja mereka menganggap ku sebagai penjahat, toh tujuanku adalah untuk membantu dalam mencapai keinginan sang dewa namun dengan syarat, jangan sakiti orang berharga ku dikehidupan ini 

Pikiran ku bergulat cukup lama agar bisa mencerna dan menyimpulkan segala yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi kedepannya, karena memang hal itu adalah hal yang mengganggu pikiranku saat ini 

"Put, kenapa bengong?" tanya Noya, tanpa sadar dia sudah duduk disebelah ku

"Tidak kok, hanya sedang memikirkan sesuatu" 

"Oh.." ucap Noya hanya mengangguk. Kemudian melanjutkan dengan berkata seperti ini. "Ayahku meminta mu untuk datang ke hadapannya, Putra" 

Seketika suasana langsung hening tidak terkecuali Shina yang kala itu terkejut dengan permintaan yang mendadak itu

"Untuk apa kak?" tanya Shina langsung. "Kakak kurang tahu, cuman ini ada hubungannya dengan kabar besar yang menghebohkan sejagat raya" ucap Noya 

"Berita?" Ketika itu seluruhnya bertanya secara serempak kecuali Sulis yang sudah lebih dulu tahu, setelah ia bersama Noya menghadap yang mulia di singgasana

"Benar berita kehancuran dari kerajaan Olivia" jawab Noya. Tentu seluruh orang disana terkejut terkecuali Sulis 

"Bagaimana bisa?" tanya Shina 

"Ini karena aksi brutal Ragnarok yang menghancurkan kerajaan tersebut, tidak tahu apa motifnya, cuman dia membunuh dan membumihanguskan ibu kota Olivia, bahkan ganasnya api masih belum padam hingga saat ini" 

"Bagaimana bisa begitu?" tanya Angel akhirnya buka mulut untuk perkara ini

"Kata ayah, ada kubah besar yang menutup akses masuk dari luar kedalam ibu kota" 

"Kubah?" tanya ku ketika itu cukup terkejut dengan hal tersebut, karena bagaimana tidak? Marvel sudah bergerak begitu cepat 

Bahkan aku saja belum menghabiskan satu malam di istana ini

"Tidak tahu pasti, cuman kubah itu tidak bisa ditembus oleh benda apapun, dan sekarang organisasi aliansi sedang berusaha untuk bisa memecahkan masalah tersebut" 

"Sihir, aku yakin itu sihir" batinku berpikir karena tidak mungkin ada kubah yang menutup seluruh ibu kota jika bukan karena sihir berskala besar

"Lalu apa yang ingin dilakukan ayah pada Putra?" tanya Shina 

"Tidak tahu tetapi ayah meminta Putra datang saat ini juga, dan aku harap kamu berkenan dengan panggilan ayahku, Putra" 

"Tentu saja" jawabku. Kemudian aku dan Noya pergi ke aula dengan meningggalkan Sulis, Shina, dan Angel dirumah kecil tersebut.

Sebab kata Noya ini adalah obrolan yang privasi dimana seperti hanya aku, Noya, dan yang mulia raja di tempat tertutup

Walaupun sebenarnya aku sendiri sudah cemas, takut jika identitas ku sudah terbongkar, sebab ada dua kasus yang terjadi antara lain adalah aku sebagai shadow atau aku sebagai mata-mata Ragnarok 

Entah apa itu tetapi diantara keduanya tidak ada yang bagus jika sampai ketahuan 

Aku masuk kedalam istana dengan begitu percaya diri, walaupun saat itu tubuhku sudah merinding bakal di penggal karena ketahuan akan tindak kriminal 

"Tenang saja Putra, ayahku tidak ganas kok" ujar Noya sementara aku hanya tersenyum kedut ketika mendengar kata itu dari seorang anak raja 

"Semoga aku tidak ketahuan, tetapi jika ketahuan pun hanya ada dua pilihan, yaitu bertarung sampai mati atau kabur dari sini" batinku 

Setelah berjalan cukup lama di dalam koridor istana akhirnya aku sampai di sebuah ruang yang tidak besar tetapi interiornya begitu indah dan berkelas, bahkan aku sendiri berdecak kagum melihatnya

Akan tetapi tidak lama setelah memperhatikan sekeliling, mata ku tertuju pada seorang pria paruh baya dengan kharisma gagah dan perkasa bahkan wajahnya sendiri seperti seorang pendekar yang kuat

Dengan pakaiannya yang mewah dan wajahnya yang tampan namun gagah menawan membuat ku berpikir apakah dia seorang raja

Karena saat itu yang terbesit dalam pikiranku ialah pria dihadapanku adalah seorang panglima perang yang kuat, sebab auranya besar dan mengintimidasi namun ada aura positifnya yang bisa membuat orang lain merasa nyaman didekatnya. 

Bersambung... 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!