Eps 03

  Setelah kereta kuda yang ditumpangi oleh Shina tidak terlihat kembali. Aku kembali melangkah untuk melanjutkan perjalanan, namun sebelum itu aku menghela nafas sembari berkata. "Sial, di kehidupan dulu maupun kini sama saja, peranku hanya seorang antagonis, aswlah" 

Diriku memberanikan diri untuk melangkah mendekati tembok raksasa milik Eclipse. Setelah sudah dekat aku bersembunyi seraya melirik ke arah portal masuk, disana terlihat banyak prajurit yang melakukan tugasnya dengan profesional

Dimana satu orang cek identitas lalu sisanya telusuri barang, kendaraan hingga tubuh dari pengunjung, dimana jika dilihat dari pola yang sama, sepertinya sangat susah untuk diriku bisa masuk kedalam 

Karena dilihat dari penjagaan yang begitu ketat, tentu sangat berisiko untuk melakukan penerobos apalagi bermain pintar, karena sepintar-pintarnya aku lebih pintar mereka yang sudah terbiasa di lapangan 

Jadi yang terbesit dalam benakku hanya satu yakni sihir, dimana sihir pastinya akan membantuku.

"Sekarang saatnya akan aku gunakan sihir ini" batinku kemudian memejamkan mata sembari menyambungkan ketiga unsur sihir

Antara lain. Imajinasi, konsentrasi dan energi sehingga tak selang lama akhirnya sihir pun muncul dan hal pertama yang terlihat oleh ku ialah aura api yang melahap tubuhku, tetapi tubuhku tidak terbakar bahkan lingkungan disekitar pun juga tidak terkena efeknya 

Sehingga aura ini benar-benar hanya sebuah kumpulan energi berbentuk api tanpa fisik

"Bagus, sekarang mari kita pergi" gumamku kemudian kembali berkonsentrasi dan.. 

Woosss.. 

Aku langsung meluncur dari bawah hingga mencapai ketinggian 3000 kaki, sampai-sampai aku dapat melihat dengan jelas betapa luasnya ibu kota Eclipse 

Tanpa banyak berpikir aku langsung melesat dan terbang menembus awan sampai akhirnya berhasil melewati garis portal. 

"Ini benar-benar luar biasa" batin ku yang kala itu tengah mendarat turun setelah menggunakan sihir untuk terbang 

Aku mendarat di atap rumah seseorang dan ketika itu aura dari api kembali aku tarik, karena bisa bahaya jika dilihat oleh orang lain 

"Huh.. Sungguh melelahkan tetapi untuk sihir pertama ini tidak buruk" gumamku kemudian beranjak untuk turun dari atap tetapi aku kini kembali berpikir, bagaimana jika ada orang lihat penampilan ku, tentu mereka akan curiga

Kalau begitu, untuk apa aku diam-diam masuk jika ujung-ujungnya harus di interogasi

"Ah.. Sialan begini banget nasibku" umpat ku kemudian aku melihat dua orang pria paruh baya yang kala itu berjalan masuk kedalam sebuah gang, dimana kebetulan diatas rumah tersebut ada aku 

Mereka membawa sebilah pedang dipinggangnya sembari asik ngobrol satu sam lain. "Hehe.. Maaf yah, sepertinya ini bakal jadi hari sial kalian deh" batinku seraya menyeringai kemudian kembali konsentrasi hingga aura api ku kembali muncul 

Woosh.. 

Aku melesat dengan cara menggunakan sihir dalam satu ayunan kaki hingga muncul di atas kepala mereka. Tentu mereka yang tidak sadar langsung terkejut ketika ada seseorang berada diatas kepala mereka 

Bahkan belum sempat membuka mulut, aku sudah mencengkram kepala mereka dan membantingkan kedua kepala tersebut 

Hingga mereka berdua secara bersamaan jatuh pingsan tak sadarkan diri. 

Aku melihat hal tersebut dengan girang tersenyum senang, karena ini juga merupakan kali pertama dia menggunakan sihir untuk menyerang seseorang 

"Baiklah, sekarang waktunya menjarah" gumamku yang berdiri di antara mereka berdua. Dengan semangat aku merogoh kantong saku mereka berdua dan menemukan masing-masing orang satu kantong koin yang kemungkinan itu adalah alat tukar transaksi di dunia ini

"He-heh.. Terima Kasih" seruku kemudian juga mengambil pakaian dan pedang mereka untuk dijadikan sebagai alat pertahanan untuk kedepannya 

Setelah melakukan hal tersebut Putra segera pergi dan bergegas menuju toko pakaian, karena tidak mungkin dia mengenakan pakaian orang, jadi dengan terpaksa dia harus membeli kembali pakaian baru agar aksinya tidak tercium oleh korbannya

Sekaligus belajar bagaimana metode nilai tukar koin didunia ini. 

Setelah aku masuk ke toko pakaian, aku segera memilih pakaian yang hendak aku kenakan dan kebetulan aku tertarik pada pakaian kasual namun bagus dan berbahan tebal cocok untuk kala aku sedang dalam pertarungan

"Semuanya bagus, tetapi ada pakaian yang membuatku tertarik" gumamku kemudian berjalan dan menatap sebuah pakaian berwarna hitam yang selayaknya digunakan oleh pendekar gelap walaupun sihir ku adalah sihir api tetapi aku tertarik dengan pakaian tersebut 

Sehingga terbeli lah pakaian itu untuk aku gunakan selama di ibukota, dan setelah itu juga aku pun mulai sedikit belajar dan mengerti akan bagaimana cara dalam menggunakan koin 

Yang mana koin dibagi menjadi dua yaitu silver dan emas dan untuk ukuran nominal satu emas setara dengan 50 koin silver. 

Usai berbelanja pakaian aku pun juga menuju toko pedang untuk melakukan update senjata walau hasil rampasan tetapi aku mesti memperkuatnya dan aku juga menikmati makanan dari kedai 

Sehingga tanpa sadar hari sudah mulai sore dan aku sudah menghabiskan satu kantong koin yang mana hanya tersisa satu kantong koin lagi sebelum uangku benar-benar habis 

Tentu itu juga tidak bisa dihemat, karena uang harus dikeluarkan lagi oleh ku untuk menyewa kamar di sebuah penginapan. 

Sehingga benar-benar, hari itu aku sudah menghabiskan banyak sekali koin silver untuk kebutuhan ku selama kedepannya 

Tetapi hasilnya apa, pakaianku baru dan pedang ku pun juga turut semakin kokoh usai di update akan tetapi tetap saja hari ini adalah hari yang melelahkan sehingga aku tidur lebih awal sebelum besok kembali melanjutkan hidup

Matahari mulai menyingsing dimana sinarnya menembus jendela kamar yang kebetulan lupa untuk ku tutup tirainya, karena kemarin aku sudah benar-benar lelah sehingga tidak sempat untuk melakukannya 

"Hari ini sesuai dengan agendaku, kalau aku akan berjalan-jalan di alun kota" gumamku kemudian mengenakan pakaian dan pedang yang terikat di pinggang 

Selama di perjalanan aku menghirup udara segar dengan begitu bahagia, sebab di kehidupan sebelumnya aku hampir dikatakan sebagai manusia gagal yang mana hampir jarang keluar rumah 

Kecuali ketika masa sekolah selama 12 tahun lamanya. 

Ditengah aku yang sedang berjalan menelusuri jalur kota, secara tak sengaja aku melihat seorang wanita yang familiar. Wanita cantik dan anggun

Terlihat dirinya tengah berada di hadapan penjual dari stand buah-buahan, tanpa berpikir lama aku menghampiri wanita itu untuk membahas perihal anggota kerajaan, karena terakhir aku mengetahui kalau wanita itu memiliki relasi dengan orang kerajaan

"Hei.." sapaku yang berdiri disamping Shina bahkan dengan kehadiran ku telah membuatnya tersentak kaget. 

"Put-putra!!" ucapnya membulatkan matanya. "Apa yang sedang kau lakukan?" tanyaku

"Ah.. Aku sedang memilih buah yang hendak aku beli sekaligus mencari buah favorit"

"Benarkah! Buah apa itu?" tanyaku lagi. "Ini dia" ujarnya sembari mengambil salah satu buah yang tersedia di hadapan mereka, yaitu strawberry 

"Hmm.. Tak ku sangka seleramu cukup berkelas" 

"Apaan sih kamu nih, padahal yang suka buah ini juga tidak hanya aku" 

Entah mengapa pertemuan kedua kami begitu harmonis bahkan tanpa sadar kami sudah mengobrol cukup lama, saat itu Shina menawarkan diri untuk mengajakku berkeliling, ketika itu aku tidak menolak karena dengan begitu aku sedikit memiliki banyak waktu dengan Shina 

Selama diperjalanan kami banyak bertukar cerita bahkan Shina sempat bertanya dimana tempat tinggal ku dan aku menjawab, sebab itu tidak ada ruginya dengan ku 

Sampai perjalanan dan obrolan kami berlalu hingga tak terasa matahari mulai diatas kepala yang mana sinarnya sudah mulai terik dan panas 

"Baiklah sepertinya aku harus pulang, untuk masalah perekrutan prajurit, aku harus berunding dengan koordinatornya" 

"Yah tidak apa-apa kok, karena aku juga tidak ingin memaksamu, tapi untuk sekarang aku butuh dengan pekerjaan"

"Aku tahu kok, apalagi kamu orang baru yang berada disini kemarin, tentu saja mencari pekerjaan sangatlah sulit" 

"Terimakasih atas pengertiannya" ujarku kemudian tersenyum. "Sampai jumpa" ucap Shina kemudian dia meninggalkan ku disini seorang diri

Ditengah perjalanan Shina memegang kalungnya dan berkata dalam hati. "Kenapa? Kenapa ketika dia berkata kalau ia membutuhkan pekerjaan, kalung ini bersinar"  

Shina yang merasa aneh tidak dapat untuk berkata-kata, karena dari obrolan mereka sebelumnya, Shina tidak merasakan yang namanya kecurigaan namun entah mengapa kalung itu bersinar secara tiba-tiba 

**"

Aku yang kini sudah berpisah dengan Shina mulai celingak-celinguk kesana kemari untuk mencari target, karena dilihat lagi uangnya sudah tidak cukup untuk dua hari kedepan jadi aku sudah semestinya kembali mencari uang

Tetapi selama aku mencari target, aku tidak merasakan adanya potensi uang dari mereka bahkan kala itu aku sempat berpikir untuk pergi ke tempat para bangsawan berada

Jadi yang ada dipikiranku uang yang banyak hanya ada pada para prajurit lepas dan para kaum bangsawan

"Aku tidak melihat kalau ada diantara mereka yang memiliki banyak uang di sakunya" gumamku kemudian tanpa sengaja mata ku melihat ke seorang pria gendut yang kala itu mengenakan pakaian mewah dan berjalan dengan merangkul dua wanita muda di sisi kanan dan kirinya 

"Hehe.. Pucuk dicinta ulam pun tiba" ujarku tertawa jahat dalam hati. 

Sesaat kemudian aku langsung mengikuti langkahnya sembari memperhatikan gerak-gerik dari pria tersebut, karena sebelum bertindak aku mesti mengamati objek jika ada kesempatan maka aku akan langsung bergerak

Aku mengikutinya hingga sampai dimana dia singgah ke sebuah kedai yang mana itu juga merupakan penginapan. "Dasar manusia sampah" batinku kemudian mengaktifkan aura apiku

Setelah itu aku menggunakan sebagian mana ku untuk mengeluarkan sihir terbang yang kemarin ku gunakan untuk masuk ke dalam ibu kota 

Wooshh.. 

Aku melesat cepat hingga menginjakkan kami di atas atas kedai tersebut. 

"Aku mesti mencari tahu kapan peluang aku bisa beraksi" batinku. Kemudian aku mengaktifkan sihir untuk mempertajam kelima indera 

"Sepertinya benar, dia memang ingin melakukan olahraga badan" ujarku setelah itu tersenyum senang, karena dia sudah menemukan cela kapan ia akan masuk. 

Disisi lain. Pria gendut yang selalu diperhatikan oleh Putra kini tengah masuk kedalam sebuah kamar dengan ditemani oleh dua wanita yang selalu disisinya 

Dengan bergairah dia langsung menunjukkan sifat agresif ketika sudah dikamar. Dia merem*s payud*ra dari salah satu wanita itu sembari menjilati kupingnya tentu wanita itu secara reflek langsung terangs*ng 

Kemudian mengatakan hal ini kepada pria gendut disisinya namun dengan nada bergairah 

"Tuan ini benar-benar deh, Kita baru saja sampai tetapi tuan seperti sudah tidak sabar lagi

"Banar banget, masa kita yang belum tidur diranjang udah mau langsung di ajak main aja" sahut temannya 

"Hehe.. Gimana lagi, kalian gak lihat junior ku sedang berdiri" 

Seketika kedua wanita itu langsung melirik ke arah bawah dan entah mengapa tapi reaksi mereka justru terlihat senang bahkan wanita yang di rem*s sebelumnya terlihat tengah menjilati bibir menornya dengan wajah mesum  

Tetapi sebelum mereka duduk di ranjang tiba-tiba dari balik jendela muncul seorang pria yang tengah berdiri dibalik tirai dengan wajah serius dan datar walaupun wajahnya telah tertutup oleh topeng berwarna hitam

"Siapa kamu!!" bentak pria gendut itu yang langsung beralih dari pelukan kedua wanita-wanitanya

Ketika itu dia berdiri di hadapan pria bertopeng dengan wajah sombongnya, walau dari balik tubuh gendutnya masih ada wanita yang tengah kebingungan 

"Shadow, namaku adalah Shadow" ujarnya kemudian melesat cepat dan menghantamkan kepala tinju ke arah perutnya

Buaghh.. 

Satu pukulan tersebut membuat pria gendut itu langsung terjatuh pingsan, sementara dua wanita di belakangnya hanya bisa ketakutan dan terbujur kaku dengan tubuh bergetar

"Siapa kamu?!" tanya salah satu dari wanita mainan sang pria gendut itu

"Sudah ku katakan, namaku Shadow" 

Wosssh... 

Pria bertopeng yang mengaku shadow tersebut kembali melesat dengan cepat ke arah dua wanita itu sembari mengepalkan telapak tangan. Sebelum dia memukul tengkuk dari keduanya hingga mereka berdua turut pingsan bersamaan dengan pelanggannya. 

Melihat ketiganya pingsan pria bertopeng itu segera membuka topeng dan terlihat jelas bahwa shadow itu adalah aku 

Aku melakukan hal itu supaya identitas ku tidak terbongkar, dan beruntungnya ketika aku membeli pakaian aku juga tidak lupa untuk membeli topeng, sehingga ketika momen seperti ini terjadi sudah ada benda yang berguna ini. 

Bersambung… 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!