"Apa kamu akan menyerah begitu saja" kembali suara tersebut mengucapkan kalimat di bawah alam sadar ku. "Siapa kamu? Dewa kegelapan kah ujarku bertanya-tanya yang saat itu sudah diambang kesadaran, berusaha untuk bisa menangkap asal suara tersebut yang muncul langsung di kepala
"Bukan" jawab suara misterius tersebut. "Tunjukkan dirimu"
"Hahaha.."
Seketika itu aku langsung kembali sadar tetapi berada di alam bawah sadar, dimana aku berada di ruang hampa dengan keadaan gelap gulita sejauh memandang hanya kekosongan yang tak berujung
"Dimana aku?" Tanyaku pada diri sendiri sembari melirik kesana-kemari mencari seseorang
"Aku disini" ucap suara tersebut yang tiba-tiba muncul dibelakang persis
"Huh?" Disaat aku berbalik aku melihat seorang pria duduk dengan tampang yang sama dengan ku, dia duduk atas singgasana seraya menyilangkan kaki dan salah satu tangannya yang menjadi penopang kepala.
"Siapa kamu!!" Seruku mengernyitkan alis. "Haha.. lucu sekali, kamu bertanya siapa kepada dirimu sendiri" ucapnya. Membalas dengan tawa yang melengking
"Hah!"
"Apakah kamu tidak sadar dengan sosok di hadapanmu" ucapnya dengan nada santai
"Tentu saja tahu, kamu adalah sosok yang dengan berani dan lancang menggunakan wajah ku"
Memang benar dari paras dan tekstur tubuhnya tiada beda, hanya saja, pupil mata berwarna merah dan tekstur badan sedikit kurus. Walau ada hal yang beda tetapi itu tidak begitu signifikan
"Aku adalah sisi gelapmu putra, aku lahir dari kebencian dan dendam yang membara, dan aku adalah kamu" seruan sosok itu yang menyebut dirinya adalah Putra
"Jangan bercanda!! Apa maksudmu, apakah kamu pikir perkataanmu cocok dijadikan candaan" tekan ku yang sedikit tak terima akan perkataannya
"Mau sampai kapan kamu akan sadar!" Ujarnya sedikit tersenyum sinis
"Ahhh.. terserahlah mau kamu itu siapa, aku tidak peduli, sekarang apa tujuanmu?" Hardik ku
"Jangan nada bicaramu, bodoh! Kamu tidak tahu sedang berada di hadapan siapa sekarang" tekan sosok di hadapanku
"Aku tidak peduli, mau apapun yang akan kau katakan tentangku, tetapi sekarang aku harus kembali sebab aku sedang dalam bahaya"
"Kembali? Apa kamu bodoh, kamu lupa kalau kamu sekarang sedang sekarat, memang apa yang bisa dilakukan oleh orang sekarat?!" Ujarnya
"Ck.. dia benar juga" batinku. "Tidak usah berbicara dalam hati, karena aku akan masih tetap bisa mendengarnya"
"Jadi, apa yang kamu mau?" Tanyaku menatap sosok itu dengan tajam
Ctek..
Dalam satu jentikan jari tiba-tiba muncul sebuah hologram di hadapanku, di sana aku dapat melihat bahwasanya skeleton yang dihentikan Rafel telah kembali bergerak dan berusaha untuk meluncurkan sebuah pukulan ke arah kami berdua
Aku tidak tahu apakah itu benar ataupun tidak, tetapi yang jelas aura tekanan dari dunia nyata berhasil membuatku yang di bawah alam sadar merinding ketakutan
"Apa-apaan tadi!!" Seruku
"Haha.. kenapa? Takut! Jelas saja, mau bagaimana pun kamu terlalu lemah untuk melawan pria tersebut"
"Kamu berkata seperti itu seakan-akan kamu adalah makhluk kuat saja" ketus ku. "Jelas saja, aku lahir dari sisi gelapmu dan aku disempurnakan oleh api amarah dari dewa kegelapan, bukankah sudah jelas kalau aku adalah sosok yang sangat kuat? Apalagi dengan keberadaan ku yang telah di titis sebagai sebuah dosa baru"
"Dosa?"
"Benar, sebuah dosa telah melahirkan aku dan aku telah menjadi sebuah makhluk mitologi yang akan segera hadir"
"Dosa seperti apa?" Tanyaku sedikit membulatkan mata ketika melihat sosok di hadapan ku masih terus tersenyum dengan mengintimidasi
"Sin of hatred" jawabnya
"Kebencian?" Aku bingung dan mulai menaikkan sebelah alis.
"Benar, aku adalah dosa yang lahir dari kebencianmu"
"Lalu apa tujuanmu?"
Sebelum menjawab sosok itu kembali menghilang dari hadapanku dan tahu-tahu sudah muncul di belakangku, sembari membisikan sesuatu persis depan telinga
"Tentu saja, membantumu" Ucapnya. "Lelucon macam apa itu, mana mungkin kamu datang hanya untuk membantuku, sekarang beritahu aku apa tujuanmu dan mengapa sosok seperti mu ada!!"
"Sin of Hatred adalah akar atau sebuah dosa dari keturunan amarah, dan tugasku adalah mengajarimu bagaimana untuk bisa membalaskan semua rasa amarah kebencian mu dengan kekuatan"
"Jadi kamu hanya hadir untuk membantuku agar aku bisa menggunakan kekuatan mu?"
"Benar sekali, dan perlu kau tahu aku ada karena kamu dan otomatis jika kamu mati aku pun juga akan mati"
Aku kini mulai paham dengan semua yang disampaikan oleh sosok di belakang ku. Aku berbalik untuk menatap dirinya, namun siapa sangka dia sudah berubah wujud, dimana sosok yang semula mirip dengan rupaku kini berubah menjadi sosok bayangan hitam dengan tinggi sepantaran dengan tekstur menyerupai iblis, terdapat sayap dan tanduk,
Mata merah dan senyum mengerikan menyeringai di buah bibir yang lembar, kemudian ada satu simbol di dadanya, yaitu seperti simbol clover, tidak tahu apa maksudnya
"Ternyata ini sosok aslimu" ujarku sembari tersenyum sinis.
"Hihihi.. aku harap kamu tidak takut"
"Justru aku malah merasa kalau wujudmu adalah diriku yang asli"
"Sudah aku bilang kan"
"Lalu bagaimana cara kita bekerja sama?" Tanyaku kepada sosok itu
"Hanya ada satu cara yaitu kita sama-sama setuju untuk menjalin kontrak, kontrak dimana aku bisa mengambil alih tubuhmu tetapi dengan persetujuan dua belah pihak"
"Bagaimana caranya?"
"Hei,.. hei, tunggu dulu, gimana ini, masa kamu langsung terima tanpa mengetahui efek sampingnya" cerca sosok hitam itu
"Lah.. ada efek samping?" Aku justru malah terkejut ketika mendengar ucapannya. "Tentu saja, lagian mana ada orang yang mendapatkan kekuatan dengan instan tanpa bayaran"
"Jadi efeknya seperti apa?" Lanjut ku
"Ketika kamu menggunakan kekuatan ku, maka kamu akan terbenam dalam kebencian dan itu semakin mudah untukku mengambil alih tubuhmu secara utuh"
"Berapa kali aku bisa menggunakan kekuatan mu?"
"Semampu tubuhmu" jawab sosok hitam tersebut dengan tersenyum jahat. Awalnya aku diam seraya berpikir apakah ini adalah ide yang bagus, tetapi aku juga tidak punya cara apapun lagi untuk bisa mendapatkan kekuatan jika bukan darinya
Tetapi semakin lama aku berpikir, aura dari tekanan yang berasal dari dunia nyata semakin kuat.
"Sudah tidak ada waktu lagi" ujarnya terkekeh melihat ku bimbang
"Baiklah" jawabku. "Keputusasaan yang bijak" seketika aku langsung berpindah tempat ke sebuah hamparan rumput yang luas dan subur
"Dimana ini?" Aku kebingungan dan sempat melirik kesana kemari untuk memastikan sesuatu
"Sekarang kau akan merasakan kekuatanku" setelah mendengar kalimat itu, sekejap mata muncul api yang melahap ku dari ujung kaki hingga ujung rambut
Awalnya aku merasa hangat dengan api tersebut, tetapi setelah warna api yang berubah menjadi kegelapan kini seluruh tubuh ku meringis kesakitan karena panas yang amat dahsyat bahkan ketika itu aku sampai menjerit dengan rasa sakitnya
Aaaaaahhh...
Aku berteriak dengan histeris sembari menggenggam pergelangan tangan dan mencoba untuk mengakhiri hidup dengan melukai nadi ku sendiri, karena rasa sakit ini jauh lebih parah dari pada rasa sakit ketika aku menusuk diri dengan pisau di perut
Semua yang aku alami begitu nyata, panasnya api dan bekapan luka akibat kebencian-kebencian yang aku alami
Semuanya seperti DVD yang mulai berputar kembali seperti film, kejadian dimana ibuku dibunuh, aku dibully, diasingkan dan dipinggirkan dengan berbagai hinaan dan hujatan dari orang-orang
Perkataan mereka dan perbuatan mereka, semua kembali terulang di kepala ku bahkan perasaan trauma kembali membuatku meneteskan air mata
Perasaan sakit dan sesal yang membuatku merasakan sesak dan kembali berpikir. Apakah semua ini sesuai
Apakah ini pantas! Dan apa aku memang layak untuk semua itu mulai dari rasa sakit, dera siksa dan penderitaan, apakah itu memang ditakdirkan untukku
Ketika perasaan gelap menyelimuti hatiku, muncul kembali ucapan yang sangat familiar.
"Lihat dan ingatlah dendam ini, jangan sampai kamu kehilangan jati diri, dan terus ingat tujuanmu yaitu membalaskan dendam pada dunia" suara itu membuat ku langsung tersungkur
Dengan kedua lutut yang terjatuh ke rumput, tatapan kosong dan mulut terbungkam diam melihat semua yang muncul di kepala membuat ku akhirnya kembali mengingat hal yang sudah susah payah untuk aku lupakan.
"Uhuk.."
Aku terbatuk mengeluarkan darah sebelum api yang melahap ku menciptakan luka bakar di wajahku, di sebelah kiri tidak begitu besar tetapi luka itu membekas dengan sangat mengerikan mulai dari atas kening hingga sudut bibir
Bekasnya seperti tanda lahir, tetapi berwarna coklat selayaknya daging matang
Tidak hanya di alam sadar tetapi di dunia nyata api itu berhasil membakar wajah tampan Putra, tetapi saat itu Putra kembali bangkit setelah ia hampir mendapatkan sebuah pukulan dari raksasa skeleton
Duar....
Sebuah suara begitu bergema hingga menghasilkan debu yang bertebaran, dan itu menutup pandangan Maji yang kala itu tengah tertawa terbahak-bahak setelah melihat lawannya telah dipastikan mati
"Hahaha... Maafkan aku bocah, dan tolong jangan membenciku" ucapnya
Tetapi ketika itu aura langsung berubah mulai dari suhu hingga tekanan, kedua aspek tersebut langsung mengintimidasi Maji hingga tawanya langsung terhenti
"Apa itu?" Gumam Maji ketika melihat putra telah berdiri dengan tubuh yang terpancar bara api
Bahkan dirinya terkejut ketika melihat sebuah perisai yang terbentuk tepat diantara tinjuan skeleton dan tubuh Putra. Perisai itu terbentuk bertepatan ketika serangan skeleton hampir mengenai tubuh Putra
Sehingga belum sempat Putra menjadi geprek, perisai tersebut berhasil menahan pukulannya.
"Siapa kamu!!?"
Maji saat itu kebingungan dan mulai mundur karena merasakan aura kuat terpancar dari tubuh Putra, karena aura itu sangat kuat dan kala itu tidak hanya aura tetapi tatapan matanya pun juga begitu mengerikan
Pupil mata yang bersinar merah, dengan menatap tajam ke arah Maji sembari mengeluarkan sihir dari elemen api
Tentu itu membuat Maji terdiam hingga tidak mampu berkata-kata.
"Kenapa aura bocah ini langsung berubah?" Gumam Maji
"Ternyata kamu yang sudah membuat pemilik tubuh ini mengalami kondisi sekarat" ujarku yang sebenarnya berada dibawah kendali sosok hitam
"Siapa kamu!?" Tanya Maji. "Kamu tidak berhak tahu siapa aku" cetus ku
"Ck... Kamu kira dengan auramu yang sedikit berubah, aku akan takut"
Mendengar hal itu, secara tiba-tiba sosok hitam yang mengendalikan tubuh ku langsung tersenyum dan menciptakan puluhan bola sihir yang saat itu terbang di langit sembari berkobar kuat
Tetapi tidak berhenti sampai di sana, ternyata bola api itu langsung menjadi himpunan api yang berbentuk pedang yang jumlahnya puluhan
Maji tercengang melihat tersebut, karena kekuatan sihirnya begitu besar, dan itu hampir sama dengan kekuatan sihir milik Maji yang selalu disebut penyihir agung
"Kekuatan dari mana ini?" Batin Maji membulatkan mata melihat puluhan pedang terbang mengelilingi Putra
"Haha.. lihatlah, akan aku buat kamu menderita sebab telah mengusik orang lain yang salah" ujarku terkekeh
"Sialan!" Maji segera mengeluarkan sihir kegelapannya sebagai antisipasi atas kekuatan sihir berskala besar milik Putra
Ctek..
Dalam satu jentikan jari, aku berhasil membuat puluhan pedang melesat terbang ke arah Maji berdiri, dengan lajunya yang cepat itu berhasil membuat Maji kebingungan dan berusaha untuk menciptakan serangan balasan
Dia membentuk puluhan tentakel untuk berusaha membalas serangan lawannya, sehingga saat itu terjadilah ledakan di atas langit ketika puluhan pedang beradu dengan puluhan tentakel bayangan yang muncul dari sihir Maji
Duar.. duar...
Duar.....
Ledakan yang bergema berkali-kali membuat area sekitarnya merasakan sensasi mengerikan dari kekuatan tersebut
Bahkan Marvel sendiri yang masih berada di alun-alun juga mulai merasakan ada sesuatu yang aneh terjadi di sekitar mereka
Saat itu dirinya berhadapan dengan Kaguma dan Omend sementara Noya dan Moon telah berhasil dilumpuhkan dengan banyaknya luka yang merobek kulit mereka, bahkan saat itu Noya sampai tergeletak tak berdaya dengan darah mengalir dari luka-lukanya.
Walau banyak pasang mata yang melihat mereka berperang namun raja-raja dari kerajaan lain hanya terdiam dan menyaksikan ketika kekuatan yang kuat keluar dari kapak legendaris milik Marvel ternyata begitu dahsyat.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments