Di cerita sebelumnya aku telah mati namun dibangkitkan kembali oleh sosok tak dikenal namun dia menyebut dirinya sebagai seorang dewa, bahkan dia memberikan separuh kekuatannya padaku untuk membantunya dalam mewujudkan rencana jahat
Yaitu menghancurkan dunia ini. Aku yang tidak mempunyai tujuan sekaligus berhutang budi padanya, dengan senang hati membantu dia
Walaupun aku sendiri tidak tahu akan dunia ini, seluk-beluknya hingga cara berjalan kehidupannya. Karena aku sendiri tidak banyak bertukar informasi dengan dewa itu
Tetapi aku yakin kalau aku bisa beradaptasi dengan lingkungan dan kehidupan baruku.
Setelah berjalan cukup lama akhirnya aku sampai di hutan yang begitu belukar. Aku bingung hendak kemana karena aku tidak memiliki petunjuk sama sekali, kecuali tentang kota yang ada kerajaan putih
Karena hanya itu yang ku lihat sebelum aku dibangkitkan oleh dewa.
"Sialan.. Aku harus kemana?" gumamku sambil melirik kesana-kemari untuk mencari jalan keluar, sebab situasi kala itu aku sudah benar-benar sudah di dalam hutan
"Huh.. Percuma" gumamku, kemudian duduk di akar pohon yang begitu besar dan subur untuk beristirahat sejenak
"Apa yang harus aku lakukan? Aku belum makan sama sekali, sementara disini sepertinya tidak ada makanan yang bisa dimakan"
Karena bimbang, aku kembali bangkit dan berjalan menelusuri hutan sembari berharap menemukan seseorang yang bisa membantuku
Dan benar saja, disaat aku meminta manusia yang datang malah serigala yang menghampiri ku, Aku yang tidak punya pengalaman di kehidupan sebelumnya hanya bisa tertegun diam sembari bergerak mundur
Memasang wajah bersiaga, karena serigala itu sudah seperti siap untuk menerkam
"Yang aku minta seseorang, bukan hewan buas, biadab" kemudian aku berlari melawan arah namun sayangnya itu tidak mudah karena serigala itu pun juga berlari mengejar ku
Jadinya aku dibawah terik matahari hanya bisa berlari menjauh dari kejaran hewan buas, masa aku harus mati konyol untuk kedua kalinya
Tetapi disaat aku berlari, tiba-tiba aku teringat dengan kekuatan dari sang dewa yang katanya aku diberikan sebagiannya, namun lupakan masalah itu karena sekarang aku tidak tahu bagaimana cara menggunakannya
Hingga aku hanya bisa berlari sampai akhirnya aku kembali ketempat dimana aku tersadar untuk pertama kalinya, disana aku begitu bingung karena sudah tidak tahu harus apa
Jika aku terus berlari, aku tidak akan sanggup karena kondisiku saat itu tidak kondusif atau tidak berada di kondisi prima
Namun yang lebih sialnya lagi adalah dimana aku sempat-sempatnya tersandung di tengah lahan terbuka, padahal ketika itu masih ada serigala yang mengejar ku
"Mampus deh aku, maafkan aku ya dewa, sepertinya aku bakal mati lagi" gumamku kemudian menutup mata seakan sudah pasrah dengan takdir
Tetapi ditengah rasa pasrah, tiba-tiba terdengar suara dentuman keras yang menghantam permukaan, ketika itu aku yang kaget segera membuka mata dan betapa terkejutnya
Aku ketika itu melihat sebuah senjata berupa kapak besar yang menghancurkan tubuh dari serigala tersebut
"Kapak?" gumamku
Sebelum melihat seorang berjalan di sampingku dan dengan santainya mengambil kembali senjata besar yang tertancap di tanah dengan tubuh serigala yang telah tercerai-berai
"Siapa kamu?" tanya ku. "Justru aku yang bertanya, apa kamu Zero?"
Mendengar itu sontak aku langsung berdiri dan memasang wajah siaga. "Siapa kamu?, kenapa kamu tahu tentang sebutan itu!!" seru ku
"Tenang lah, aku Marvel seorang anak yang sama seperti mu, dibangkitkan kembali dari kematian" balasnya dengan datar
Aku melihat wajah dari Marvel yang begitu tenang namun terdapat aura mengerikan dari tubuhnya bahkan aku sendiri bisa merasakan senjata besar yang digenggamannya adalah senjata legendaris yang dikatakan oleh sang dewa
"Itu senjata legendaris?"
"Benar, senjata Sin Of Wrath" katanya. "Heh.." aku menatap senjata besar itu dengan tatapan tak percaya. Karena senjata itu memang benar-benar mengeluarkan aura besar dan mengerikan
"Sebelum itu aku ingin bertanya padamu! Kenapa kamu ingin mati lagi dengan seekor anjing liar itu, apakah kamu selemah itu"
Mendengar itu seakan-akan aku ingin memenggal kepala Marvel. "Bisa-bisanya kamu berkata seperti itu, dengar aku baru bangkit dan aku tidak tahu-menahu akan dunia ini, terlebih kekuatan yang diberikan oleh dia, aku tidak tahu cara menggunakannya"
"Dia memberimu kekuatan?"
"Benar, sebesar 25% tapi tetap saja mau itu 100% kalau aku tidak tahu cara menggunakannya mau bagaimana lagi!!" cetusku
"Oke-oke, sungguh berisik kamu ini"
"Dasar, lalu apa kekuatan dari senjata itu?"
"Kamu gak perlu tahu, cuman tugasmu sekarang pergi kerajaan Eclipse dan jadilah mata-mata untuk ku"
"Kenapa aku harus melakukan hal yang merepotkan" ujarku dengan datar. "Karena kamu adalah kartu As ku, aku ingin kamu menjadi duri untuk mereka buat aliansi kacau karena adanya kamu disana"
"Aliansi?"
"Sekarang seluruh kerajaan saling bersatu untuk melawan ku, dan aku yang hanya ada jerry tidak bisa berbuat banyak, jadi aku mau kamu datang ke Eclipse dan hancurkan mereka dari dalam, buat mereka percaya akan keberadaan mu, karena kamu adalah orang rahasia yang keberadaanmu hanya aku dan dia yang tahu untuk sekarang"
"Huh.. Baiklah" ucapku hanya bisa mengangguk paham. "Lalu ingat jangan ceroboh, kamu tidak ingin misi kita gagal buka" tekan Marvel
"Aku tahu"
"Baguslah jika kamu paham" Marvel mengangkat senjata kapaknya dan mengucapkan sebuah kata hingga senjata tersebut menghilang dari pandangan ku
"Senjata legendaris yah, sepertinya senjata itu cukup kuat, sampai-sampai membuat kerajaan-kerajaan kewalahan" batinku
"Sekarang kamu akan apa?" tanya Marvel datar
"Anak aneh, tentu kasih tahu aku cara menggunakan kekuatan dari dia, supaya aku tidak mati konyol nantinya terus kasih arah menuju Eclipse karena aku sempat tersesat karena gak tau arah"
"Merepotkan"
"Kurang ajar" batinku mengernyitkan alis
Sesaat setelah itu Marvel menghela nafas kemudian menjulurkan tangannya ke depan sembari mengucapkan mantra. "Fireball" munculah sebuah bola api dari tangannya
Sebelum bola itu melesat mengarah ke sebuah pohon rindang yang setelahnya terbakar habis
"Itu adalah sihir basic dimana merupakan salah satu dari 7 sihir milik dewa"
"Begitu yah"
"Benar, dan jika seandainya kamu mampu dan berbakat mungkin kamu dapat mengontrolnya hingga menciptakan bola api lebih dari 10 buah"
"Kamu paham?"
"Ya yah aku paham, jadi ini sama saja seperti di komik bukan, dimana kita hanya perlu menggunakan imajinasi dan mengontrol mana menjadi suatu energi, bukan"
"Benar, dan jika kamu ingin mengetahui enam sihir lainnya kamu bisa mempelajarinya secara perlahan, karena sihir butuh ketenangan"
"Aku paham, lalu apakah semua orang punya sihir?"
"Tidak, mereka hanya menggunakan artefak pendukung saja dan kekuatannya tidak lebih dari sebuah sihir murni"
Aku hanya menganggukkan kepala untuk menjawab penjelasan dari Marvel
"Jadi kamu akan menggunakan nama apa di tengah aliansi nanti?"
"Putra, karena seperti yang kamu katakan tadi bahwasanya sebutan Zero haruslah rahasia bukan"
Marvel mengangguk sembari berkata. "Ternyata kamu cukup pintar zero, aku harap tujuan kita tercapai, semua hanya untuk dia, kamu paham"
"Aku paham"
"Untuk menuju kerajaan Eclipse, kamu hanya perlu berjalan ke barat dari sini, tapi ingat untuk masuk ke dalam kerajaan itu kamu butuh yang namanya tanda pengenal jadi sebaiknya kamu masuk secara diam-diam saja" jelas Marvel
"Oke.. Tapi sebelum itu, aku ingin bertanya bagaimana kondisimu"
"Aku buronan, dan aku lari bersama dengan rekan kita, dia bernama Jerry, suatu saat kamu akan melihatnya namun tidak bisa berkenalan dengannya karena identitas mu tidak boleh terbongkar sebelum waktunya, bahkan kepada Sekutu pun tidak boleh"
"Hoh.. Kalau begitu baiklah, terimakasih atas segala informasinya, taun Marvel, aku harap dipertemukan selanjutnya, kita dapat bermain peran sebagai lawan" ujarku menyeringai
"Sepertinya dewa tidak salah memilih seorang rekan kerja untuk rencana ini"
"Ya-iyah, baiklah sampai jumpa" seru ku sembari berjalan menjauh menuju arah barat. Marvel hanya bisa menatap kepergian ku sebelum dia kembali mengeluarkan senjatanya yang berupa kapak dari dimensi lain.
Senjata yang berwarna merah darah, dengan ukiran tengkorak di tengah-tengah gagang selayaknya senjata kematian, itu adalah senjata legendaris yang membawa kekuatan besar bersamanya
Namun untuk sekarang senjata itu bukanlah ancaman untukku sebab aku dan Marvel adalah Sekutu yang sama-sama memiliki visi dan misi untuk satu tujuan, yaitu menghancurkan dunia bersama dewa kegelapan
Tetapi kami tidak dipihak yang sama, karena aku meski bermain peran untuk mewujudkan keinginan Marvel yaitu menghancurkan aliansi dari dalam jadi untuk pertempuran selanjutnya mungkin aku akan menjadi lawan Marvel namun dalam sandiwara.
***
Beberapa jam aku berjalan namun tidak menunjukkan kalau aku akan sampai, justru nafas sudah terengah-engah karena sudah berjalan cukup jauh
"Anjir.. Dikehidupan dulu aku adalah orang nolep yang gak pernah bergerak, namun kini aku disuruh untuk berjalan jauh, kurang ajar" umpatku
Sembari berjalan dengan langkah mulai sempoyongan sebelum akhirnya terjatuh di sebuah jalan tanah yang diameternya hanya 5 meter
"Huh.. Lelah sekali" gumam ku yang terduduk di tengah jalan tanah.
"Ini jalan sepi banget, gak ada mobil atau motor gitu untuk dijadikan tumpangan" gerutuku yang melirik dari ujung ke ujung jalan
Namun sejauh mata memandang hanya ada butiran debu yang bertebaran
"Sumpah aku pengen balik deh, gapapa aku masuk neraka daripada di dunia meski disiksa lagi" ujarku yang mengeluh
Tetapi di tengah rasa kesal dan jengah tiba-tiba dari ujung jalan aku melihat ada sebuah kereta kuda yang lewat, kereta itu berjalan melintas jalur dimana aku kala itu sudah terduduk lemas
"Kereta kuda?"
Semakin aku menunggu akhirnya kereta kuda itu berhenti didepan ku persis dengan seorang pengemudinya yang berusia peruh baya tengah mengambil alih kuda.
"Kamu kenapa nak?" tanya pria paruh baya itu ketika itu melihat ku duduk ditengah jalan
"Maafkan saya tuan, tetapi apakah tuan akan menuju ibu kota?"
"Benar, memang ada apa?" tanya balik pengemudi tersebut. "Bisakah tuan antar kesana, karena saya sudah kelelahan untuk melanjutkan perjalanan"
Sembari menatap ku, pengemudi itu terlihat mengerutkan dahinya. "Apakah kamu memiliki uang?"
Sesaat aku langsung tahu akan maksud dari ucapan pria paruh baya itu. "Saya tidak memiliki apapun, karena saya hanya seorang pengembara"
"Yasudah kalau begitu, kamu cukup jalan sedikit lagi saja karena kerajaan Eclipse pun sudah dekat dari sini" ucapnya dengan acuh
"Sialan, pak tua ini" umpat ku dalam batin. Kemudian turun dari dalam kereta seorang wanita muda mungkin usianya sekitar 20 tahunan. "Ada apa tuan?"
"Oh.. Maafkan saya nona, disini ada seorang pengemis yang ingin ke ibu kota"
"Jancok, jelas-jelas aku pakai baju bagus begini dibilang pengemis, ya walaupun sedikit aneh sih, lagian kenapa baju yang ku kenakan di kehidupan sebelumnya ikut terbawa mati coba" batinku
"Namamu siapa tuan?" tanyanya dengan tutur lembut. Wanita dewasa yang begitu cantik dan seksi bahkan aku sempat berkata kalau umurnya 25 tahunan karena jika dilihat body nya cukup matang
"Nama saya Putra dan sebelum itu Maafkan saya yang mengganggu perjalanan nona, akan tetapi saya ingin ke ibu kota kerajaan berhubung saya sedikit kelelahan jadi saya mencari tumpangan untuk kesana, namun seperti yang dilihat barusan, saya tidak akan mendapatkan tumpangan karena kendala uang yang tidak saya memiliki"
Sesaat wanita itu terdiam sembari memperhatikan ku dari atas hingga bawah, aku dapat merasakan dari lirikannya yang begitu intens
"Pakaian mu sedikit aneh, siapa kamu?"
Mendengar itu aku langsung tertegun sembari melirik wanita itu balik dengan intens, karena kalimatnya seperti aku terkesan mencurigakan, terlebih aku yang tidak tahu menahu akan dunia ini, tentu salah jawaban akan membuat masalah semakin runyam.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
XuanYi
first comment
2024-03-24
1