Acara di sana pun dimulai dengan Noah yang ternyata diminta untuk naik ke atas panggung guna memberi sambutan karena ternyata Nenek Noah yang adalah seorang penyumbang dana terbesar di sana.
Namun, sayangnya nenek Noah hari ini tidak dapat hadir karena pekerjaan yang memang tidak bisa diwakilkan.
Noah tampak berdiri bingung di atas panggung dan dilihat seluruh penghuni kampus.
Noah sebenarnya sama sekali tidak nervous, dia hanya bingung mau memberi sambutan apa? Ditambah lagi beberapa mahasiswi di sana meneriaki namanya beberapa kali.
"Tania, pacar kamu itu," ucap salah satu mahasiswi di sana.
"Iya, dia tampan sekali hari ini. Kamu tau tidak? Tadi aku hampir saja berciuman dengannya, tapi tidak jadi karena ada Bu Ida tiba-tiba lewat di sana." Gadis bernama Tania itupun terkekeh dengan temannya.
Mereka berdua tidak tau jika Disya pun ada di sana dan dia terlihat sangat marah mendengar apa yang dikatakan oleh Tania.
"Lihat saja, sebentar lagi kamu akan aku buat menangis karena Noah akan meninggalkan kamu dan lebih memilihku. Dasar gadis tidak tau diri!," gerutu Disya dalam hati.
"Selamat malam semuanya. Jujur saja aku bingung mengatakan apa, tapi tadi aku dipaksa untuk naik ke sini karena untuk mewakili apa yang nenekku lakukan." Pandangan mata Noah terhenti saat dia melihat gadis yang sudah membuatnya merasakan malam indah. Lana terlihat berjalan pergi dari kerumunan penonton yang sedang heboh melihat Noah.
"Kak Noah! Kamu dan nenek kamu sangat keren!" teriak salah satu adik kelas Noah.
Noah hanya menanggapi dengan senyuman. "Ya ... semoga apa yang dilakukan nenekku bisa sangat membantu dan bermanfaat. Terima kasih." Noah memberikan kedipan salah satu matanya yang malah membuat para gadis di bawah panggung menjadi heboh.
"Lana, kamu mau ke mana?" tanya Sasa yang melihat Lana berjalan malas menuju gerbang kampus.
"Aku mau pulang saja. Di sini semakin menyesakkan buatku."
"Tapi acaranya belum selesai, dan aku juga tidak bisa pulang duluan."
"Kamu tidak perlu mengantarkan, Sa, aku bisa pulang sendiri naik angkutan umum."
"Apa ini karena Noah, ya? Dia benar-benar menyebalkan! Aku sudah hapus namanya dari daftar list cowok yang aku idolakan. Kamu jangan pulang dulu! Kalau tidak mau bertemu dengan Noah, kamu di kelas saja." Tangan Sasa mencoba menahan Lana.
Lana menggeleng. "Aku mau pulang saja, Sa. Lebih baik aku di rumah menenangkan diriku."
Sasa pun akhirnya membiarkan Lana pulang. Lana mencari angkutan umum untuk pulang menuju rumahnya.
Di sana acara masih tetap berlanjut. Danang dan Noah sedang menikmati pertunjukan musik, dan dia juga ditemani oleh pacarnya, yaitu Tania.
"Sayang, aku mau ambil minum dulu. Kamu mau apa?" tanya Tania.
"Vodka ada tidak?" ucap Noah ngasal.
"Sayang, tentu saja tidak ada. Ini di kampus!" Tania sampai mendelikkan kedua matanya.
"Noah ini. Tania, ambilkan saja minuman yang sudah diberi obat tidur, biar dia tidur saja, daripada bicara sembarangan. Uh! Andai bukan sahabatku, sudah aku getok kepalanya." Danang terlihat kesal pada Noah.
"Berani kamu?" tantang Noah.
"Tidak sih, Noah." Danang meringis dan tidak lucu sama sekali.
Tania pun pergi untuk mengambilkan minum untuk Noah dan dirinya.
"Noah! Keterlaluan kamu! Gara-gara kamu, temanku jadi berubah sekarang." Tiba-tiba Sasa malah melabrak Noah.
"Maksud kamu apa?"
"Jangan pura-pura tidak tau. Tidak ada hal yang disembunyikan Lana dari aku. Gara-gara kamu, Lana menjadi gadis yang lemah, dia bahkan sangat hancur! Padahal dia dulu adalah gadis yang pemberani dan bahkan sangat menyenangkan," omel Sasa penuh kemarahan.
Noah yang ada di sana hanya terdiam mendengar ocehan Sasa.
"Noah, ada apa sih?" tanya Danang heran.
"Semua itu bukan semata-mata kesalahanku, dan aku pun tidak akan lari dari kesalahan ini. Danang, ayo pulang!"
Noah membuang puntung rokoknya dan berjalan pergi dari sana. Danang yang masih melihat heran pada Sasa malah ditinggal Sasa pergi.
***
Noah sampai di rumahnya, dia segera melepas jaketnya dan melempar seenaknya.
"Shit!" Noah segera mengambil botol minumannya di mini bar miliknya. Noah menuangkan ke dalam gelas slokinya dan menghabiskan dengan cepat.
"Noah, kamu itu ada masalah apa sama gadis tadi?" Noah tidak menjawab dan malah masih menuangkan lagi minumannya. "Noah, jangan minum terus! Kita harus menghadapi masalah yang kita alami."
"Diam kamu Danang!" seru Noah kesal.
"Oh ya! Aku lupa mau tanya. Tadi aku bertemu gadis yang ada di supermarket waktu itu, dan ternyata namanya Lana. Kok sama namanya dengan nama gadis yang kamu panggil waktu tidur? Tadi juga kamu bertengkar dengan kekasih gadis itu karena aku hanya ingin berkenalan dengan Lana, aku tidak tau ternyata dia sudah punya kekasih."
"Jadi karena gadis itu kamu tadi sampai dipukuli?" Kedua mata Noah sampai mendelik kaget.
"Iya, dia ternyata bernama Lana dan kuliah satu kampus sama kamu, tapi kenapa kamu bilang tidak kenal sama dia waktu itu?"
Noah seketika meletakkan gelasnya dan menatap serius pada Danang. "Aku baru saja tidur dengan gadis itu," ucap Noah dingin.
"A-apa?"
Kedua rahang Danang seketika terbuka lebar mendengar apa yang baru saja Noah katakan. Jika saja rahang itu bukan buatan Yang Maha Kuasa, pasti itu sudah lepas dari tempatnya.
"Iya, Lana baru saja bercinta denganku, dan gara-gara masalah itu temannya tadi marah padaku, padahal dia tidak mengetahui kejadian yang sesungguhnya."
Danang seketika mendekat pada Noah. "Aku tidak menyangka kalau kamu akan merusak seorang gadis, Noah! Aku malu jadi temanmu!"
"Ya tidak perlu berteman denganku. Pergi sana!" Noah kembali meneguk minumannya.
"Noah! Ya Tuhan! Kenapa sampai kamu lakukan itu? Kamu bilang tidak akan pernah berpacaran sampai di luar batas. Lalu ini apa?"
Noah kemudian menceritakan semua kejadiannya. Danang pun tampak shock. Dia seperti orang yang patah hati mendengar pengakuan Noah.
"Kamu harus menikah dengannya, Noah. Harus!"
"Apa kamu bilang?"
"Kamu memang harus menikahi gadis itu, Noah Ruiz," ucap tegas nenek Noah yang tiba-tiba berada di sana.
"Nenek? Kapan nenek pulang?" Noah seketika dibuat kaget melihat kedatangan neneknya yang tiba-tiba.
"Arya, tolong cari informasi tentang gadis itu. Aku mau secepatnya bertemu dengannya. Ada hal penting yang harus aku bicarakan dengannya," ucap tegas wanita tua itu dengan tidak melepaskan pandangannya dari cucu kesayangannya yang sekarang sedang berdiri di depannya.
"Untuk apa nenek mencarinya? Aku bisa menyelesaikan sendiri masalahku."
"Namanya Nona Kalana Raiza. Dia seorang yatim piatu yang tinggal di sebuah kontrakan kecil dengan Bibinya yang bernama Maya Suryaningrum, dan bibinya itu seorang penjual nasi pecel serta—." Paman Arya menjeda kata-katanya.
"Serta apa, Arya?" tanya Nenek Key penasaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Defi
Syukurlah Nenek mendengarnya, jadi kamu gak bisa mengelak lagi Noah 🥴
2023-12-09
0
Sophia Aya
lanjut thor, up yang banyak2
2023-12-08
1
sella surya amanda
lanjut
2023-12-08
1