Kedua pasang mata itu saling menatap tajam. Lana mencoba melepaskan cengkeram tangan Noah. "Lepaskan! Kamu mau apa?" Noah sama sekali tidak bergeming. "Aku akan teriak kalau kamu tidak lepaskan!" Ancam Lana.
"Teriak saja. Aku akan membungkam mulutmu dengan ciumanku seperti waktu itu, atau bahkan bisa lebih lama."
"Kamu mau apa? Aku tidak ada urusan denganmu."
"Memang tidak ada, tapi—."
Noah tiba-tiba merasakan hal yang tidak beres dari tubuhnya. Dia sampai terjatuh berjongkok menahan rasa yang tidak enak dari tubuhnya.
Lana memang sangat membenci Noah, tapi dia juga tidak kejam dengan membiarkan orang kesakitan di depannya. "Kamu kenapa?" Lana tampak heran. "Kamu memakai obat terlarang, ya?"
Noah tidak menjawab dan malah berjalan sempoyongan meninggalkan Lana. Lana melihat ponsel Noah yang terjatuh segera berlari mengejar Noah. Dia takut jika Noah tiba-tiba mati karena over dosis jika tidak ada yang menolongnya. Noah juga tidak sedang mabuk karena tadi Lana tidak mencium bau minuman dari mulut Noah
Noah naik lift dan Lana berhasil mengejarnya. Lana bertanya pada Noah yang wajahnya sudah terlihat memerah, tapi Noah diam saja. Sampai akhirnya pintu lift terbuka dan Noah berjalan menuju kamar hotel yang membuat Lana bingung.
Noah masuk dan sempat jatuh karena tersandung kakinya sendiri.
"Hei! Ini kamar siapa?" Lana mencoba membantu Noah bangun. Lana melihat pintu kamar sudah tertutup.
"Kamu pergi saja! Pergi!" bentak Noah terlihat wajahnya menakutkan.
Lana dapat melihat jika Noah sedang menahan sesuatu yang menyakitkan pada tubuhnya.
"Aku akan memanggilkan seseorang untuk menolongmu." Belum sampai di pintu, Lana pun sebenarnya dari tadi merasakan pusing, tapi masih bisa dia tahan, dan di kamar itu Lana malah jatuh pingsan.
Noah yang masih punya kekuatan menahan sesuatu pada tubuhnya berusaha mengangkat tubuh Lana di atas tempat tidur dan beberapa kali menepuk wajah Lana.
"Lana, bangun. Oh Tuhan! Apa ini?"
Entah kenapa melihat Lana dengan gaun hitam itu, apa lagi paha putih Lana yang terekspos indah karena gaun Lana yang tersibak tidak sengaja, ada sesuatu yang membangkitkan gairah Noah dan dia benar-benar tidak bisa menahannya.
"Kamu yang memancingku gadis murahan! Jadi, jangan salahkan aku."
Noah menaikkan gaun hitam milik Lana sampai akhirnya dia bisa melihat tubuh Lana hanya memakai satu set pakaian dalam berwarna senada dengan gaunnya.
"Cantik. Namun sayang, dibalik wajah baiknya, dia ternyata hanya gadis murahan.
Noah yang sudah diliputi nafsu yang tidak bisa dia kendalikan akibat sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya pun mulai mencium bibir Lana. Bibir yang entah kenapa Noah rasakan begitu lembut dan ...! Argh!Noah tidak dapat mendeskripsikan tentang bibir Lana yang entah kenapa membuatnya sangat menyukainya.
Tangan Noah pun mulai menjalar pada bagian kembar Lana dan mengusapnya perlahan. Ini hal baru yang Noah rasakan sensasinya dan lagi-lagi tidak dapat dia deskripsikan dengan baik.
"Cukup! Aku sudah tidak tahan." Noah pun akhirnya menuju bagian inti Lana yang tentu saja tujuan utamanya karena hasrat yang dia rasakan menginginkan bagian itu untuk dituntaskan.
Lana yang memang tadi pingsan mendadak mendapat sedikit kesadarannya. Dia merasakan ada sesuatu yang memasuki bagian intinya, tapi dia tidak bisa bergerak lebih banyak, bahkan mengeluarkan kata-kata.
Lana hanya bisa mencengkeram sprei kamar hotel, menahan sesuatu yang menyakitkan yang saat ini dia rasakan.
Wajah Noah tampak belum puas walaupun dia sudah berhasil masuk pada bagian inti Lana. Noah mulai bergerak dengan sedikit liar sampai akhirnya dia merasa terbang ke atas awan dan mulai memperlambat gerakannya.
"A... a...." Lana yang ingin mengeluarkan kata-kata sekali lagi mulutnya dibungkam oleh bibir Noah sebagai akhirnya dari keinginannya yang sudah tuntas.
Di pesta itu, Sasa celingukan mencari di mana sahabatnya karena di acara itu semua teman-temannya sudah banyak yang pulang.
"Tania, apa kamu melihat Lana?" tanya Sasa pada Tania yang juga sedang kebingungan mencari di mana kekasihnya.
"Maaf, Sa, aku tidak melihat Lana. Aku sendiri sedang mencari di mana Noah. Kenapa dia tiba-tiba menghilang? Ponselnya pun aku hubungi tidak dia angkat." Wajah Tania terlihat cemas.
"Kamu tidak perlu cemas sama Noah. Dia itu laki-laki, pasti bisa menjaga diri. Mungkin saja dia langsung pulang karena ada urusan."
Di dalam hatinya, Sasa ingin sekali berkata jika mungkin saja Noah pergi dengan gadis lain karena tadi dia melihat Noah sibuk bicara dengan Disya.
Sasa menjauh dari Tania, dia berjalan keluar dari hotel di mana acara itu dilangsungkan karena memang sudah waktunya pulang.
"Lana ini di mana sih? Kenapa dia malah menghilang begitu saja. Aku hubungi ponselnya juga tidak dijawab." Sasa tampak berpikir sejenak. "Eh, Noah hilang, Lana juga menghilang. Apa mereka janjian? Eh, tapi tidak mungkin, Lana itu bencinya sampai ke ubun-ubun sama Noah."
Saat Sasa sedang berjalan menuju arah parkiran mau mengambil motornya. Dia tidak sengaja melihat temannya Disya dan Bruno tampak kebingungan. "Mereka kenapa? Apa ada masalah? Ah! Bodo amat! Aku saja belum tau di mana Lana."
***
Pagi itu, Noah yang merasakan kepalanya pening, mencoba menarik tubuhnya agar bisa duduk bersandar pada tepi tempat tidur.
"Huft! Sakit sekali kepalaku." Noah memilin kepalanya perlahan. "Semalam itu apa? Kenapa rasanya begitu luar biasa?"
Noah perlahan teringat jika dia semalam baru saja bercinta dengan seseorang. Noah seketika menoleh ke arah sampingnya dan benar saja, di sana ada tubuh seorang wanita yang hanya tertutup sebagian selimut pada bagian depannya dan Noah bisa melihat bagian belakang sampai pantat wanita itu terlihat sempurna.
"Oh God! Aku sudah benar-benar tidur dengan seorang wanita. Dia siapa?"
Kedua mata Noah sekarang menatap pada noda darah yang ada di atas sprei putih itu. "Darah? Jadi dia masih perawan?" Noah benar-benar tampak shock karena dia baru saja mengambil keperawanan seorang wanita.
"Argh! Sakit," erang seseorang di sebelah Noah yang ingin memutar tubuhnya.
Noah yang melihat pergerakan dari wanita di sebelahnya antara bingung dan cemas. Dia juga sebenarnya penasaran dengan siapa dia bercinta semalaman.
Wanita di sebelah Noah itu menarik tubuhnya perlahan dan bersandar dengan pelan karena dia merasakan sakit yang teramat pada pangkal pahanya. Entah berapa kali Noah melakukan percintaan panas dengannya.
Rambut gadis itu menutup wajahnya dari samping. Noah masih diam memperhatikan wanita itu.
Lana perlahan menyibakkan rambutnya dengan wajah masih menahan sakit.
"Lana?"
Suara panggilan pelan Noah membuat gadis bernama Lana itu perlahan menoleh ke asal suara.
Sepersekian menit kedua mata mereka saling memandang dalam keheranan dan tentu saja keduanya sama-sama shock.
"Oh My God!" ucap Noah lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Defi
Bruno dan Disya ini penyebabnya malah Noah berakhir dengan Lana
2023-12-05
2
bunda s'as
hayo noah tanggung jawab kamu yang kamu panggil wanita murahan itu dia masih virgin ...
2023-11-30
2
Sophia Aya
nah lho kan cinta semalam sama Noah jadinya si lana
2023-11-29
2