Berkat bantuan Xiao Ren, si gendut Gong Taizhu bisa selamat dari kematian di tangan Tang Welian. Sekarang, mereka sedang bergegas menuju lokasi Yu Long dan Ling Ling berada.
Di sepanjang jalan, hanya ada mayat mayat murid sekte Macan Putih yang masih lah pendekar Raga. Sesekali, mereka berdua juga menemukan mayat rekan dari paviliun Naga Emas yang bernasib sial.
"Di sana! Di depan sana, Xiao Ren!" Seru Gong Taizhu, terengah engah.
Mata Xiao Ren menatap jeli jauh ke depan, ia menyaksikan Ling Ling dan Yu Long yang tengah kesulitan menghadapi patriach Shen Ming dan lima pendekar Jiwa dalam satu waktu.
Ada banyak sekali mayat rekan dari paviliun Naga Emas di tanah, dan hanya Ling Ling serta Yu Long yang tersisa.
Srasakkkk!!!
Xiao Ren mempercepat larinya, dalam satu kedipan mata ia melesat cepat memotong jarak yang begitu jauh antara dirinya dan patriach Shen Ming.
Jrannnggg!!!
Tebasan mendadak Xiao Ren berhasil ditangkis meski kesulitan, si pengembara sontak menyeringai. "Pendekar Raja memang beda!"
"Siapa kau?!!" Patriach Shen Ming kaget dengan kemunculan mendadak Xiao Ren.
"Aku Xiao Ren, si pengembara!"
Satu tendangan susulan mengenai dada patriach Shen Ming dan membuatnya mundur lima langkah ke belakang.
Yu Long dan Ling Ling tak pernah sebahagia ini ketika melihat kedatangan bala bantuan, apalagi bantuan dari si pengembara. Kondisi mereka sudah sangat buruk, bertarung lebih dari ini maka keduanya akan tumbang.
"Senior ... Xiao Ren ... " Yu Long berujar dengan nafas memburu dan dada naik turun. "Akhirnya anda datang juga ... "
"Kami hampir saja pergi ke alam selanjutnya ... " Tambah Ling Ling.
Xiao Ren menoleh ke belakang. Telinga kiri Yu Long tidak ada, di bahunya ada luka tebasan yang sangat dalam, begitu juga di pinggangnya.
Lengan kanan Ling Ling ada luka tusukan, jemari tangan kanannya hilang dua, di punggungnya juga ada tebasan lebar.
"Gendut, bantu mereka!" Xiao Ren berseru ke arah Gong Taizhu yang baru sampai, ia melempar botol pill penyembuh padanya.
"Tapi, senior Xiao! Kita masih di pertarungan!" Seru Ling Ling.
"Jangan banyak bicara ... " Xiao Ren menyeringai. "Aku mau bersenang-senang dulu~"
Mendapati perintah mutlak dari Xiao Ren, Yu Long dan Ling Ling tak ada pilihan lain. Mereka mundur dan menyaksikan dari jauh, sembari menerima pengobatan dari Gong Taizhu.
"Bagaimana bisa kita membiarkan senior bertarung sendirian ... " Yu Long bergumam.
"Tenang saja, si bodoh Xiao Ren itu lebih kuat dari yang kita kira ... " Gong Taizhu berujar, sembari mengambil pill penyembuh dari dalam botol.
"Benarkah?" Ling Ling masih ragu.
"Percaya pada ku ... aku melihatnya dengan mata kepala ku sendiri. Dan sekarang, kalian juga akan melihatnya."
.
.
.
.
.
.
Di tengah lapangnya halaman bagian depan bangunan patriach sekte Macan Putih, si pengembara ... Xiao Ren, berdiri percaya diri menghadapi Lima pendekar Jiwa dan satu pendekar Raja tahap menengah.
Shen Ming berusaha mencerna apa yang sebenarnya terjadi, menurut apa yang sejauh ini ia bisa fahami, Xiao Ren ini adalah yang paling kuat di kelompok paviliun Naga Emas.
"Biar ku lihat ... " Shen Ming bergumam dan mulai menggunakan kemampuannya untuk menilai tingkatan bela diri si pengembara. "Apa, yang benar saja ...?"
Shen Ming terkejut saat menemukan bahwa Xiao Ren ini hanya pendekar Raga tahap akhir. Karena merasa tak percaya, dirinya mencoba menilai sekali lagi dan hasilnya tetap sama.
Menarik nafas dalam, Shen Ming pun meledak.
"KAMU ITU HANYA PENDEKAR RAGA TAHAP AKHIIIRRRR!!!" Shen Ming murka, mendapati ada seorang pendekar lemah yang berani bermain main dengannya.
Tenaga dalam dikeluarkan, teriakan itu datang bersamaan dengan angin yang sangat kencang. Pakaian dan rambut panjang Xiao Ren berkibar kibar, namun si pengembara tak nampak gentar.
"Ya terus kenapa?" Xiao Ren nyengir.
Pada kenyataannya, ia menggunakan teknik ilusi untuk mengelabui penilaian orang lain. Semua yang berusaha menilai tingkatannya hanya akan bisa menemukan tipuan, karena sesungguhnya ... ia bukan pendekar Raga.
"Jangan hiraukan si bajingan ini, bunuh yang di belakang sana!" Patriach Shen Ming berseru, menunjuk ke arah Yu Long dan kawan kawan jauh di belakang Xiao Ren.
"Siap!" Lima pengawal si patriach segera melesat cepat, mencoba untuk melewati si pengembara, mereka mengambil jalan memutari Xiao Ren.
Ctasss!!! Ctasss!!! Brukkk!!!
Namun dalam hitungan sepersekian detik, kelima pendekar itu mati sebelum bisa melewati Xiao Ren. Ada sebuah jarum besar menancap di dahi mereka, menembus tengkorak dan merusak otak.
Gerakan yang terlalu cepat, semua pendekar Jiwa itu mati dalam momen yang sama dan jatuh bersamaan. Si pengembara bahkan seakan tak bergeming di pandangan semua orang yang menyaksikan.
Shinggggg ...
Mata Xiao Ren bersinar redup, pertanda bahwa ia menggunakan Mata Dewa Agung miliknya. "Kenapa ..? Kaget kah?"
Pertanyaan Xiao Ren menusuk dada patriach Shen Ming, ia memang sangat kaget sampai sekujur tubuhnya terasa dingin membeku. Matanya tak pernah lepas dari si pengembara, namun tetap saja ia tak bisa mengikuti pergerakannya.
"Kamu, menggunakan tipuan macam apa pada ku?" Geram si patriach.
"Tipuan? maaf saja ... hal semacam tipuan itu, ga level deh~" Xiao Ren tersenyum tengil. "Tapi mungkin untuk rubah tua seperti mu, tipuan itu diperlukan?"
Ya, saat ini Xiao Ren tengah melakukan bagian yang paling ia sukai, yakni menghina dan memanas-manasi lawan.
Srassaaanggg!!!
Sebuah pisau angin raksasa melesat ke arah si pengembara dari satu ayunan pedang sang patriach, Xiao Ren dengan santainya menangkis serangan itu.
Pisau angin yang dipentalkan, lalu memotong salah satu bangunan besar yang padahal terbuat dari bahan cukup tahan serangan luar.
Wajah Shen Ming merah padam, ia tak bisa membayangkan seorang pendekar Raja sepertinya akan kalah dari pendekar Raga.
"Awalnya ingin membiarkan mu jadi korban terakhir, namun nampaknya kamu begitu semangat untuk mati duluan?" Shen Ming mengeluarkan sebuah pedang bermotif unik dan terlihat spesial. "Maka akan ku kabulkan keinginan mu."
"Itu ..! Pedang Pembelah Bumi!" Seru Yu Long.
"Jadi itu ya pedang yang kalian selama ini kejar kejar?"
Xiao Ren menyeringai, pertarungan mungkin akan jadi lebih menyenangkan dari yang ia awalnya kira. Patriach Shen Ming mengangkat tinggi pedangnya.
"Teknik Macan Putih, Cakar bumi!"
Brakkkkkk!!!.
Ketika ditusukkan kembali ke tanah, Xiao Ren cukup kaget karena tanah seakan terbelah menjadi beberapa bagian dengan jurang yang cukup dalam.
Namun ia masih selamat. "Pedangnya boleh juga, tua bangka. Berikan pada ku." Seru Xiao Ren.
Shen Ming geram, ia pun menerjang ke arah Xiao Ren. Pertarungan dahsyat terjadi, serangan demi serangan bukan saja mengancam nyawa musuh namun juga mampu menghancurkan area sekitar.
Bangunan bangunan besar habis dilibas baik serangan Shen Ming maupun Xiao Ren. Mereka bergerak melintasi lapangan ketika bertarung, bahkan menyerang di udara setelah keduanya mulai menggunakan teknik meringankan tubuh.
Suara dentuman yang menggelegar mampu didengar sampai ke pelosok kota. Awan awan juga terdorong jauh, berkat gelombang kejut dari serangan kuat yang beradu.
"Kamu jelas bukan pendekar Raga!" Shen Ming berseru dan sekali lagi menilai tingkatan Xiao Ren, hasilnya masih sama.
"Hehehe ... tidak baik mengintip!"
Duakkk!!!
Xiao Ren menendang pipi Shen Ming, mengantarkannya kembali pulang ke tanah. Tubuh yang sudah tua itu menciptakan retakan besar di tanah saat menabrak.
"Uaghhh!!! Sial ...!" Patriach itu mengumpat, tubuhnya terkapar di tanah dan berusaha bangkit segera.
"Teknik Petapa Putih, Hukuman Surgawi!"
Xiao Ren melesat turun dari langit menuju bumi, bara api di kakinya menciptakan ekor yang mengikuti sepanjang lintasan ia terbang jatuh.
Dirinya terlihat seperti naga api yang sebentar lagi akan menjatuhi hukuman kepada patriach Shen Ming.
"Belum cukup panas, lebih meriah dong!!!!!" Seru Xiao Ren, ia memompa tenaga dalam di kakinya.
Api yang berkobar menjadi lebih hebat lagi, kini ia menungkik turun seperti bola meteor berwarna merah yang siap menciptakan kehancuran masal.
Langit malam gelap gulita di kota seribu mimpi seketika berubah terang benderang kemerahan, semua mata yang masih terbuka pun menatap ketakutan kepada sebuah bola api yang turun dalam kecepatan tinggi di langit.
"S-Senior Xiao!" Yu Long memekik ketakutan, melihat serangan berdaya hancur besar datang dari langit.
"Berlindung! Berlindung!" Ling Ling segera bangkit dan berlari ke arah bangunan terdekat.
Gong Taizhu tak mau tertinggal dan mati konyol, ia pun segera menggerakkan kedua kakinya secepat yang ia bisa.
"Hiaahh ..! Modarrr!" Teriak Xiao Ren, sepenuhnya lupa kepada teman sendiri.
Kaboooooooooommmmmmmm!!!
Serangannya meledak seperti letusan gunung merapi, panas yang teramat sangat segera membakar hampir semua tempat di wilayah sekte Macan Putih.
Api di mana mana, Xiao Ren hanya bisa melihat warna merah di seluruh tempat, sebelum ia akhirnya bisa melihat patriach Shen Ming ...
.
.
.
.
.
.
... sepenuhnya baik baik saja, tak terluka sedikit pun.
"A-Apa?!" Xiao Ren terkejut, menemukan serangannya ternyata ditahan oleh sosok yang baru muncul tepat di antara si pengembara dan sang patriach.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Booooooooooom
2024-07-05
1
Raysonic Lans™
Ban Valir.. woii... /Angry//Bomb//Bomb/
2024-07-05
1