Kultivator Pengembara Tiada Tanding

Kultivator Pengembara Tiada Tanding

Episode 01 : Gadis Menjengkelkan!

Warning : Hanya baca kalau kalian tidak masalah dengan tokoh utama yang over powered, dari awal episode. Perlu diingat juga tokoh utama ini tengil dan agak bodoh, yang mana author buat DISENGAJA karena ingin menyesuaikan dengan karakter dia.

Jadi jangan komentar kenapa Xiao Ren suka tengil, kenapa Xiao Ren dungu ... Itu disengaja, tapi tenang dia itu cuma bodoh bukan naif, lawannya mau perempuan mau laki laki dia bunuh ga pandang bulu.

Xiao Ren pun bukan karakter dingin yang cerdas dan keren seperti tokoh utama novel lain, dia itu tengil dan bebal. Tapi ... ada tapinya, kalau kalian cari tokoh utama yang lebih jago gelud dibanding dia, agak susah. Apalagi kalau udah sampai episode 50 an.

Dan novel ini novel ringan, jangan banyak berfikir cukup baca dan nikmati ... kalian ga bakal nemuin alur berat apalagi di awal episode.

Udah dibaca semuanya..? Okay, happy reading..!

_____________________________________________

Kedai di pinggiran pasar nampak begitu ramai oleh pengunjung, karena kedai ini berada di jalur para pekerja yang pulang pergi maka pelanggan tak ada habisnya. Kepulan uap panas dari sup yang baru jadi memenuhi kedai tersebut, seorang pria duduk antusias melihat hidangannya datang.

la adalah Xiao Ren, seorang pengembara yang tak memiliki tujuan khusus dan pergi berkelana sesuka hati.

Hari ini dia baru tiba di kota ini, tempat paling ramai dan sibuk yang bernama kota Naga. la kemari juga karena mendengar simpang siur yang mengatakan kota ini bagus untuk pengembara karena banyak tempat menarik yang jarang ada di luaran sana.

Xiao Ren yang suka tempat menarik tentu saja tak bisa melewatkan tempat ini, toh ketika ia mendengar hal itu pun dia memang sudah dekat dengan kota Naga. Selain untuk melihat hal menarik, ia juga datang untuk mengantongi beberapa keping koin karena persediaan uang nya sudah habis.

Pakkkk!!

Mangkuk sup ditaruh kembali ke meja setelah Xiao Ren meneguk habis hidangannya, ia tersenyum senang karena perutnya telah terisi penuh sekarang. Hanya saja, masih ada yang kurang dan mengganjal di hatinya.

"Anu ... paman pemilik kedai?" Xiao Ren memanggil paman yang sebelumnya menghidangkan satu porsi sup kepadanya.

Pria paruh baya itu nampak tengah sibuk mengisi beberapa mangkuk dengan banyak bumbu rempah dan bahan sup, bersamanya juga ada gadis manis yang tak hentinya bulak-balik menulis pesanan para pelanggan.

Selain Xiao Ren, ada sekitar tujuh pelanggan lainnya yang lapar, jadi saat ini kedai paman tersebut tengah benar-benar sibuk.

"Ada apa anak muda, tidak bisakah kau lihat aku tengah sibuk sekarang?" ucap paman pemilik kedai sambil masih sibuk bergelut dengan pesanan.

"Apa aku tak bisa mendapat sedikit sake?" Ren memasang wajah melas untuk mendapat belas kasih dari sang pemilik kedai.

Xiao Ren memang sangat menyukai minuman bernama sake, karena ia merasa bahwa sake adalah rekan yang tepat untuk pengembara sepertinya. Rasa sake yang kuat bisa mendominasi sup yang lembut, hingga lidahnya akan kembali bersih dari sup barusan.

"Tentu saja, tiga koin tembaga maka satu botol sake akan ku hidangkan.", Pemilik kedai itu pura-pura tak faham, padahal ia tau maksud Xiao Ren.

Xiao Ren jelas meminta sake gratis, karena jika ia hendak membayarnya maka ia akan mengatakannya pada gadis kecil itu untuk dicatat bukan meminta langsung pada pemilik kedai. Hanya saja, nampaknya pemilik kedai tak memiliki niatan untuk memberikan sake gratis pada pengembara Xiao Ren.

"Paman tau? dengan sebotol sake gratis, aku bisa melindungi toko ini dari penjahat." ucap Xiao Ren sambil menaruh pipinya di meja makan.

Xiao Ren pun tak ada niat untuk menyerah sebelum dirinya benar-benar ditolak, karena ia sungguhan menginginkan sake meski tak ada satu koin tembaga pun tersisa di sakunya. Terkadang ia sedikit merindukan keping koin yang sering dirinya berikan pada peminta di jalan, namun mau bagaimana lagi karena angin sudah berhembus.

"Aku bisa melindungi kedai ini dengan satu tangan, tak perlu bocah ingusan seperti diri mu nak." Ucap si pemilik kedai sembari menaruh satu mangkuk sup panas di hadapan seorang pelanggan tambun.

"Jadi tak ada sake gratis?" Xiao Ren memelas.

"Tak ada dan tak akan pernah ada, jadi pergilah! Kamu mengganggu yang lain!" Paman tersebut berseru sembari berjalan ke dapur untuk menyiapkan pesanan lainnya.

Xiao Ren menghela nafas, karena ia tau bahwa ini hari berat tanpa sake lainnya. Terkadang hidup memang terlalu kejam pada pengembara tampan sepertinya yang hanya menginginkan sebotol sake.

Si pengembara angkat kaki dari tempat tersebut sebelum kena marah oleh si pemilik kedai dan dikalahkan dengan satu tangan saja.

.

.

.

.

.

.

Berangkat dari kedai setelah makan siang, kaki lemas Xiao Ren membawanya ke area pasar yang sangat ramai dan berisik. Ini lah tempat paling sibuk di kota naga, karena pasar adalah pusat perbelanjaan dan hiburan yang menjadi destinasi paling diminati oleh pendatang baru seperti Xiao Ren.

Xiao Ren melihat banyak sekali hal baru dan asing yang tak pernah ia jumpai di seumur hidupnya mengembara. Salah satunya adalah sebuah benda berwarna merah berbentuk apel yang ditusuk oleh sebatang kayu bambu kecil.

"Nenek, ini apa?" Xiao Ren meneliti dengan sangat antusias, matanya meneliti benda asing yang berjejer di hadapannya.

"Ini gulali rasa apel, resepnya datang dari negeri yang jauh. Rasanya manis dan sangat menyenangkan" Nenek itu menjelaskan seraya tersenyum ramah.

"Ohhh ... boleh aku mendapatkan gulali ini gratis?" Xiao Ren meminta dengan senyuman manis pada nenek itu.

Seketika wajah nenek itu berubah dari ramah menjadi marah, ia berteriak mengusir si pengembara dengan tongkat kayu yang siap dipukulkan. Tentu saja Xiao Ren langsung lari tanpa berlama-lama karena ia tak ingin terkena pukul.

Setelah cukup lama berlari dengan seringnya menabrak orang lain di sepanjang jalan, Xiao Ren akhirnya berhenti sebelum dirinya merasa lelah dan haus, karena tak memiliki uang untuk membeli air.

"Duhh ... kenapa tidak ada orang yang mau kasih aku makanan gratis ya?" Tanya Xiao Ren pada diri sendiri.

"Cuma orang bodoh yang bertanya seperti itu!" Ada orang yang menjawab pertanyaan Xiao Ren dari balik kerumunan, tapi tidak tau siapa.

"Hei, aku dengar itu! Siapa yang berkata demikian?!!" Xiao Ren berteriak kearah kerumunan orang, tempat suara berasal namun tak nampak ada yang keluar dan mengaku.

Karena merasa seperti orang bodoh yang berteriak-teriak tak jelas sendiri, Xiao Ren akhirnya pergi melanjutkan jalan-jalannya. Hingga ia akhirnya menemukan bangunan megah yang bahkan temboknya saja dihiasi ukiran emas.

Melihat kemewahan tersuguhkan di hadapan matanya, tentu saja membuat Xiao Ren si pengembara miskin langsung tertarik. Ia bergegas kearah bangunan tersebut tanpa memikirkan apapun lagi.

Sett!!!

Dua tombak saling bersilangan menghalangi langkah antusias Xiao Ren, merasakan dirinya ditolak membuat si pengembara berhenti berjalan.

"Umm ... kenapa kalian menghentikan ku?" Tanya Xiao Ren dengan polosnya, iris mata menatap bingung kearah dua penjaga gerbang.

Keduanya nampak memiliki perawakan besar dan menyeramkan, bahkan tinggi Xiao Ren sendiri tidak sampai bahu mereka, membuat ia terpaksa menengadah keatas untuk bisa memulai pembicaraan.

"Kau punya tiket masuk?" Tanya salah satu dari penjaga.

"Tidak, aku tak tau kalau perlu tiket masuk" Xiao Ren menggelengkan kepalanya seperti anak kecil.

"Kalau begitu pergilah!!!" Seru mereka berdua, seraya mendorong kuat si pengembara hingga ia terdorong mundur beberapa langkah.

Perlakuan kasar mereka tak serta merta membuat Xiao Ren marah, mau bagaimanapun ia sudah terbiasa mendapat perlakuan kasar dengan statusnya sebagai pengembara.

Hidup sebagai pengembara terkadang memaksa mu menjadi pengemis ketika tak memiliki uang, bekerja serabutan, bahkan banyak lainnya. Sehingga orang orang sering memandangnya sebelah mata, berujungkan sikap kasar.

Hanya saja memang sangat disayangkan tak bisa masuk ke tempat mewah itu, membuat Xiao Ren kembali pergi dengan ketidak puas-an.

Tak ... Tik ... Tuk ...

Terdengar suara langkah kaki kuda dari kejauhan, Xiao Ren tertarik melihat ada dua ekor kuda yang menarik satu gerbong besar. Kereta kuda itu melaju mulus ke arah bangunan mewah barusan dan sebentar lagi hendak melewati Xiao Ren.

Entah datang dari mana setan jahat yang merasukinya, Xiao Ren tanpa fikir panjang langsung melompat masuk tanpa diketahui kusir di depan.

"Siapa kamu berani masuk kemari?!!"

Suara nyaring ala perempuan seketika memenuhi gendang telinga Xiao Ren yang baru saja masuk. Suara yang sama juga mengagetkan kusir di depan dan langsung menanyakan apa yang terjadi, pasalnya siapapun di dalam gerbong ini bukan lah orang sembarangan dan mesti dipastikan keselamatannya.

Xiao Ren menatap kedepan untuk melihat sosok yang berteriak kencang barusan, hanya untuk disapa oleh pemandangan gadis cantik yang terpampang di hadapannya. Gadis berbaju serba putih bercorak bunga lotus, ditambah kulit putih mulus, bibir tipis menggoda, dan rambut lembut tergerai.

"Woww ... baru kali ini aku melihat dewi" Xiao Ren terpukau, tanpa sadar ia tersenyum kala menikmati kencantikannya.

Plakkk!!!

"Dasar berandal mesum! Pergi dari sini!!!" Seru gadis tersebut setelah telapak tangannya mendarat kencang di pipi Xiao Ren.

"Tunggu! Tunggu! Tolong bawa aku masuk dan akan aku kasih kamu sesuatu yang langka!!"

"Aku tak butuh sama sekali!"

"Jangan bilang begitu, benda ini tak akan kau temukan di manapun!"

Cekcok antara gadis itu dan Xiao Ren terus terjadi di kala gerbong terus melaju, si kusir sendiri tak berani berhenti untuk memeriksa apa yang terjadi karena tak ada perintah dari sang majikan.

Tanpa mereka sadari, Xiao Ren berhasil memasuki gerbang dengan aman berkat menumpang di kereta tersebut.

"Yahahaha ... akhirnya bisa masuk ke tempat ini!" Xiao Ren melompat keluar dari kereta.

"Woahh ... sudah ku duga tempat ini benar benar megah ya? dan juga ada banyak gadis cantik berlalu lalang dan mereka nampak ramah, tidak seperti seseorang" Xiao Ren berbicara, ekor matanya mendelik ke arah gadis yang sempat cekcok dengannya tengah turun dari gerbong dibantu oleh sang kusir.

"Permisi, kalau boleh tau ... siapa 'seseorang' itu?" Gadis itu bertanya dengan nada ramah, namun ada penekanan di kalimat 'seseorang' yang dia penasaran.

"Tak tau tuh ... bisa siapa saja, mungkin gadis yang di sebelah sana atau di sana, mungkin juga yang ada di dekat ku" Xiao Ren berbicara sembari membelakangi, supaya wajahnya yang tersenyum jahil tak terlihat.

Bukk!!!

"Udah jelas aku kan?!!" Seru gadis tersebut sembari menendang punggung Xiao Ren penuh emosi.

"Aduduh ... Kenapa kamu kasar banget sih jadi perempuan?!"

"Bodo amat!!! Pokoknya kasih aku benda langka yang kamu janjiin!" Gadis itu menjulurkan tangannya ke arah Xiao Ren.

Sembari mengaduh kesakitan dan menggosok punggungnya yang nyeri, Xiao Ren mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya. Sesuatu itu adalah sebuah pedang patah yang terlihat usang dan rapuh.

Xiao Ren meletakkan pedang tersebut di tangan si gadis yang terbuka, namun si pengembara nampak enggan untuk memberikannya seakan pedang patah tersebut adalah sesuatu yang berharga.

"Ini adalah pedang Guntur Biru milik raja kuno yang dulunya menguasai daratan ini, meski sudah patah namun kekuatannya masih ada" Xiao Ren menatap sejenak pedang Guntur Biru yang kini ada di tangan gadis tersebut, sebelum akhirnya berbalik dan melangkah menuju bangunan megah di hadapan.

Pakkk!!!

"Aduhhhh! Apa lagi?!"

Xiao Ren berteriak ke gadis barusan yang melempar sesuatu ke kepalanya, ia tak mengerti kenapa gadis tersebut masih memperlihatkan raut wajah tidak puas padahal janji sudah ditepati.

Tepat ketika Xiao Ren melihat apa yang gadis itu lempar ...

"Uwaaah!!! Kenapa kau melempar pedang Guntur Biru seakan itu adalah sampah?!!" Xiao Ren terkaget ketika pedang yang dia berikan pada gadis itu kini tergeletak di tanah, tanpa berlama lagi ia segera mengambil kembali pedang Guntur Biru yang sebelumnya dirawat dengan baik.

"Pengembara tak tau terima kasih, padahal sudah berbaik hati membawa mu kemari, namun kau mau menipu ku dengan sebuah pedang patah tak berharga?"

"Aku tak menipu mu, pedang ini memang sangat langka dan sangat kuat!"

"Masih mau berbohong ternyata, kalian semua tangkap pengembara menyedihkan ini!"

Gadis itu tak membiarkan Xiao Ren berbicara lebih banyak lagi, ia segera memerintahkan bawahan yang entah datang dari mana untuk meringkus sang pengembara.

Karena tak mau menyebabkan keributan dan ketahuan oleh penjaga gerbang bawa ia menyelinap masuk, maka ia tak melawan ketika para bawahan gadis itu meringkus dirinya. Ia hanya diam membiarkan mereka menjatuhkannya ke tanah, serta mengunci kaki juga tangannya.

"Puihh!! Puihh!! Pasirnya masuk ke mulut ku!" Xiao Ren meludahkan pasir yang masuk ke mulutnya.

Ia beberapa kali menggeliat agar posisi wajahnya tak terbenam di tanah, karena mau bagaimana pun juga makanan favoritnya bukan lah pasir. Melihat hal itu membuat si gadis merasa agak tidak enak, kemudian memerintahkan bawahannya agar membuat Xiao Ren berdiri.

"Dengarkan aku" Gadis itu berdiri di hadapan Xiao Ren yang kedua tangannya masih dipegang.

"Kau akan ikut aku masuk ke pelelangan atau bahkan kembali ke rumah ku nanti, sampai aku menemukan sesuatu yang bisa membayar hutang mu."

"T-Tunggu dulu, ini tak sesuai perjanjian!"

Tak ada satu pun yang mendengarkan Xiao Ren, baik gadis itu maupun para bawahannya terus menyeret si pengembara malang ke dalam pelelangan. Orang orang yang menyaksikan kejadian ini terus saling berbisik satu sama lain, namun tak berani ikut campur. Alasannya sederhana, karena gadis itu punya kedudukan tinggi.

Sesampainya di pintu tempat pelelangan, ada seorang pria berpakaian mahal yang tengah berdiri menunggu. Pria itu tersenyum kearah orang yang membuat Xiao Ren kesusahan selama ini.

"Selamat datang nona Wang Li, sebentar lagi acara pelelangan akan dimulai. Saya akan sangat berterima kasih bila anda mempersilahkan pria tua ini mengantar anda menuju kursi yang telah disediakan."

Pria tua yang menunggu di depan pintu itu memberi hormat pada gadis menjengkelkan ini yang ternyata bernama Wang Li. Membalas pria tua itu, Wang Li bukan hanya membungkuk hormat namun bahkan tersenyum ramah.

Xiao Ren mengernyitkan dahi menyaksikan bagaimana gadis itu ternyata bisa bersikap ramah, padahal semua yang dia lakukan selama ini hanya lah memukul dan berteriak padanya.

"Wang Li merasa terhormat bisa menerima kebaikan paman Jin Hai, semoga paman sehat selalu"

"Hei, kau tidak seramah itu padak-"

Bukk!!!

Xiao Ren hendak berbicara namun Wang Li tak membiarkan ia mengganggu, hingga si pengembara harus menerima sikutan di perutnya. Melihat aksi itu, Jin Hai baru sadar akan keberadaan Xiao Ren yang sangat asing baginya.

Antara Xiao Ren dan Jin Hai, keduanya saling bertatapan sejenak sebelum akhirnya si pria tua lanjut berbicara.

"Andai saya boleh tau, siapa gerangan pemuda yang berada di samping nona Wang Li?"

"Dia cuma pengembara yang lupa akan kebaikan seseorang" Wang Li sedikit malas untuk mengenalkan Xiao Ren pada Jin Hai, sehingga ia hanya memberikan informasi seadanya.

Selama ini Jin Hai sudah sering bersama Wang Li yang merupakan langganan di tempat ini, jadi ia sudah tau kebiasaan dan sifat si gadis terhormat hingga dirinya tak merasa aneh oleh perilaku yang Wang Li perlihatkan saat ini.

"Bukankah itu cara mengenalkan seseorang yang sedikit kejam?" Xiao Ren bertanya.

"Ahhh ... panas sekali di sini, aku ingin segera masuk dan memulai pelelangannya."

Tak mengindahkan ucapan Xiao Ren, Wang Li segera beranjak masuk mengikuti Jin Hai yang memandunya menuju kursi. Sifat yang menjengkelkan ... apalagi itu hanya ditujukan pada dirinya, Xiao Ren tidak bisa untuk tidak cemberut menyaksikan tingkah Wang Li.

Xiao Ren yakin, setidaknya akan membutuhkan waktu seribu tahun untuk Wang Li menemukan jodoh dengan sifatnya yang seperti itu.

"Hei ... kenapa kita tidak ikut masuk?" Xiao Ren bertanya pada para bawahan Wang Li yang masih menjaganya, namun mereka hanya diam tak menanggapi.

"Kalian anak gadis itu kah sampai menuruni sifat menjengkelkannya? atau saudara?"

Percuma saja, berapa kali pun Xiao Ren mengajak mereka bicara, setiap satu dari bawahan Wang Li memilih untuk berdiam diri. Ini membuat suasana menjadi canggung, yang mana merupakan hal yang Xiao Ren benci.

Mungkin berurusan dengan Wang Li adalah pilihan terburuk baginya, namun mau dikata apa ... nasi sudah menjadi bubur. Sekarang Xiao Ren hanya bisa menunggu sampai pelelangan selesai.

.

.

.

.

.

.

Setengah jam berlalu, Xiao Ren si pengembara sudah merasa bosan sampai ingin berteriak sekencang mungkin. Seharusnya memasuki tempat ini adalah sesuatu yang menarik.

Ketika Xiao Ren masih 'menikmati' waktu bosannya bersama para bawahan Wang Li yang seakan adalah patung, ekor matanya menemukan ada sekitar dua puluh orang berbaju aneh yang masuk dari gerbang berlarian.

Satu hal yang si pengembara tangkap adalah baju mereka semua yang dihiasi oleh lambang dua golok merah yang saling bersilangan. Entah mengapa gambar itu membuat Xiao Ren merasa nostalgia namun masih tak bisa mengingat apapun.

"Aku merasa kenal dengan lambang itu, namun masih tak bisa menemukan satu pun memori mengenainya" Xiao Ren bergumam sembari menyaksikan rombongan tersebut melewatinya dan berlari menuju pelelangan.

"Orang orang aneh"

Hanya itu yang bisa Xiao Ren ucapkan, karena lagipula dirinya tak memiliki sesuatu urusan pun dengan mereka. Hanya berharap harinya tak akan menjadi lebih buruk dari sekarang ini yang sudah cukup menyiksa.

"Tak ada sake, dimarahi oleh seorang nenek, dibilang bodoh oleh orang tak dikenal, dikasari gadis bau ingus, pedang Guntur Biru milik ku dianggap sampah, ditangkap karena sesuatu yang bukan salah ku. Hahh ... sungguh malang wahai diri ku."

Ia tak pernah berharap untuk hidupnya selalu bahagia, namun Xiao Ren ingin terhindar setidaknya dari kemalangan bertubi-tubi seperti saat ini, toh ... dia tak pernah mencari masalah dengan orang lain, mungkin?

Ketika Xiao Ren masih meratapi kemalangannya, suara teriakan menggema di sepanjang lorong. Teriakan penuh rasa sakit itu diikuti dengan orang orang yang berhamburan keluar dari tempat lelang, mereka terlihat panik dan ketakutan.

Jrasssshhhh!!!

Tepat di hadapan Xiao Ren, salah satu orang yang memiliki lambang golok merah di bajunya baru saja menebas wanita malang yang berusaha melarikan diri.

"Kau ... apa yang kau lakukan?!!"

Xiao Ren tak tau apa yang terjadi dan alasan di balik penyerangan ini, namun dia bukan orang yang bisa diam saja ketika ada pembunuhan terjadi di hadapannya. Satu hentakan dari Xiao Ren, pegangan kuat dari lima bawahan Wang Li terlepas begitu saja, mereka terangkat untuk sepersekian detik oleh begitu besarnya tenaga si pengembara.

Jduakk!!!

Tanpa aba-aba, tinju Xiao Ren menghantam wajah si pembunuh, kemudian merebut golok yang ada pada tangannya. Si pembunuh belum sadar bahwa Xiao Ren menyerang dirinya, sampai ia terlempar ke belakang oleh satu tendangan susulan penuh tenaga.

Para bawahan Wang Li terkejut dengan pergerakan super cepat Xiao Ren, bahkan belum sampai dua detik si pembunuh sudah diterbangkan hingga tak sadarkan diri.

"Ini bukan waktunya untuk terdiam seperti itu, kalian punya majikan untuk dilindungi bukan?"

Mendengar tutur kata si pengembara, mereka sadar bahwa nyawa Wang Li tengah dalam bahaya besar sekarang. Tanpa berhitung lama, mereka bergegas mencari keberadaan sang gadis, meninggalkan Xiao Ren yang langsung dikepung oleh kawanan para pembunuh barusan.

"Sebelumnya aku tak mengingat simbol itu, namun setelah melihat aksi tak terpuji kalian membuatku ingat sekarang" Xiao Ren bicara seraya menghitung jumlah musuh yang mengepung dirinya, ternyata mereka ada enam orang lengkap dengan senjata tajam.

"Kelompok penjahat yang akan melakukan apapun demi uang, bandit Golok Merah"

Xiao Ren pernah bertabrakan sekali dengan kelompok bandit ini di pengembara-an nya, dan bahkan di sekali pertemuan itu ia sudah bisa mengetahui bahwa mereka tak akan pernah membawa hal baik.

Pasca peristiwa tersebut, Xiao Ren selalu mencari cara untuk memberantas mereka namun kesempatan tak pernah datang.

Sett! Jranggg!!!

Satu serangan dari arah belakang, Xiao Ren menangkis menggunakan goloknya bahkan tanpa menoleh. Ketika seseorang memulai, maka para bandit yang lain segera mengikuti.

Serangan demi serangan datang, namun Xiao Ren menangkis dengan lugas, serta menghindari beberapa yang lolos dari pertahanannya.

Si pengembara tersenyum geli ketika menemukan bahwa kemampuan mereka masih sama seperti dulu, di mana tak ada satu pun orang yang bisa mendaratkan serangan padanya.

"Bertahun-tahun telah berlalu dan kalian para bandit golok merah masih lemah begini?"

Kalimat yang Xiao Ren lontarkan membuat para bandit golok merah emosi, mereka tanpa sadar menyerang dengan serampangan, hanya bertujuan untuk membunuhnya semata.

Si pengembara semakin tergelak dengan aksi bodoh mereka.

Prangg!!!

Golok salah satu bandit bertemu dengan golok yang Xiao Ren pegang, sontak senjata pria itu hancur berkeping-keping dan tebasan Xiao Ren terus melaju hingga membelah tubuh si bandit menjadi dua bagian.

Serangan golok yang lain juga mengalami hal yang sama, mereka hancur tanpa terkecuali oleh tebasan Xiao Ren.

Menyadari ada sesuatu yang janggal, para bandit segera mengambil jarak, namun dua dari mereka mengalami nasib naas ketika tebasan cepat si pengembara berhasil memotong kepala keduanya bagaikan tahu.

"Orang ini gila!"

"Mustahil mengalahkan dia!!!"

"Kabur!!!"

Para bandit langsung panik, menyaksikan bagaimana Xiao Ren membelah rekan rekan mereka beserta senjatanya begitu mudah. Maka dari itu, mereka sepakat bahwa tak ada kesempatan untuk mengalahkannya meski dengan jumlah segini.

Perkiraan mereka benar tentang kemustahilan untuk mengalahkan Xiao Ren, namun yang salah adalah anggapan bahwa mereka bisa kabur setelah berurusan dengan si pengembara. Xiao Ren tersenyum ketika menyaksikan mereka mulai berlari menjauh.

"Teknik Pedang Kuno, Ledakan Bintang"

Blasssshhhh!

Satu tebasan Xiao Ren langsung menciptakan gelombang kejut yang melibas semua bandit di sekitarnya, dalam sekejap mata tubuh bagian atas mereka terpisah dengan yang bawah.

Tak sampai di situ, bahkan bangunan besar ini ikut terkena dampak amukan si pengembara, dengan adanya bekas tebasan cukup besar di sepanjang lorong.

"Uwaaaaahhhhhh!!!"

Teriakan para bandit menjadi hal terakhir yang Xiao Ren dengar dari mereka berenam. Ia bersyukur tak ada orang lain di sekitar sini saat dirinya melepaskan jurus barusan, atau orang tak bersalah akan ikut terbelah dua.

Ketika dirinya memikirkan kengerian itu, tiba tiba Wang Li terlintas di benaknya. Ia menghela nafas berat sebelum akhirnya bergegas mencari keberadaan gadis menjengkelkan itu.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

azizan zizan

azizan zizan

hmmm bener kata mu Thor ia memang ego tak nak mengaku kesalahan yang telah di perbuat..malah rasa dirinya tak bersalah padahal sudah terang2 ia salah..🤣🤣🤣🤣

2024-07-18

0

Derajat

Derajat

Mampir... moga bagus

2024-07-05

1

Raysonic™

Raysonic™

good time

2024-07-04

1

lihat semua
Episodes
1 Episode 01 : Gadis Menjengkelkan!
2 Episode 02 : Chai Hong
3 Episode 03 : Xiao Ren vs Bandit Golok Merah
4 Episode 04 : Rumah Bangsawan
5 Episode 05 : Pemanasan
6 Episode 06 : Kesembuhan Chai Hong
7 Episode 07 : Permintaan Duke
8 Episode 08 : Berkumpul
9 Episode 09 : Tingkatan Pendekar
10 Episode 10 : Xiao Ren vs Gong Taizhu
11 Episode 11 : Perihal Kamar
12 Episode 12 : Rencana
13 Episode 13 : Menyusup
14 Episode 14 : Penyerangan
15 Episode 15 : Xiao Ren Memasuki Pertarungan
16 Episode 16 : Xiao Ren vs Tang Welian
17 Episode 17 : Serangan Penghancur
18 Episode 18 : Wanita Misterius
19 Episode 19 : Kecupan Wang Li
20 Episode 20 : Tujuan Selanjutnya
21 Episode 21 : Desa Baru ... Masalah Baru
22 Episode 22 : Kepala Desa
23 Episode 23 : Pendekar Liar
24 Episode 24 : Pertarungan Kecil
25 Episode 25 : Pill Pengumpul Qi
26 Episode 26 : Kota Bunga Lotus dan Taman Eden
27 Episode 27 : Dewa Dewi
28 Episode 28 : System
29 Episode 29 : Sekte Dewa Abadi
30 Episode 30 : Luo Fan
31 Episode 31 : Awal Masalah
32 Episode 32 : Kemunculan Guang Tao..!
33 Episode 33 : Pertarungan Besar
34 Episode 34 : Pertarungan Besar ll
35 Episode 35 : Kemampuan Baru
36 Episode 36 : Xin Long Melarikan Diri
37 Episode 37 : Serangan Terakhir
38 Episode 38 : Informasi Penting
39 Episode 39 : Pasca Pertempuran
40 Episode 40 : Pendekar Dewa Naga [ Revisi ]
41 Episode 41 : Berita Baru
42 Episode 42 : Perasaan
43 Episode 43 : Wang Li yang Cemburu
44 Episode 44 : Serikat Dagang Merak Emas
45 Episode 45 : Xiao Ren vs Xuyan
46 Episode 46 : Xiao Ren vs Xuyan II
47 Episode 47 : Rencana yang gagal ( Polished )
48 Episode 48 : Keberangkatan ( Polished )
49 Episode 49 : Mengunjungi Taman Eden ( Polished )
50 Episode 50 : Ouroboros ( Polished )
51 Episode 51 : Menerobos Alam ( Polished )
52 Episode 52 : Kota Matahari Senja ( Polished )
53 Episode 53 : Akar Kekacauan di Laut ( Polished )
54 Episode 54 : Pendaftaran ( Polished )
55 Episode 55 : Turnamen ( Polished )
56 Episode 56 : Turnamen ll ( Polished )
57 Episode 57 : Turnamen IIl ( Polished )
58 Episode 58 : Permata Merah ( Polished )
59 Episode 59 : Raja yang ditaklukkan ( Polished )
60 Episode 60 : Cerita sang Naga Penjaga Laut ( Polished )
61 Episode 61 : Turnamen berakhir ( Polished )
62 Episode 62 : Bintang Jatuh ( Polished )
63 Episode 63 : Tentang Luo Fan ( Polished )
64 Episode 64 : Kencan ( Polished )
65 Episode 65 : Malam Penuh Cinta [ Bisa diskip ]
66 Episode 66 : Menagih Janji ( Polished )
67 Episode 67 : Tiga Jawaban ( Polished )
68 Episode 68 : Dewa Kenakalan, Loki
69 Episode 69 : Pertemuan Dengan Sekte Dewa Abadi
70 Episode 70 : Kebangkitan Wang Li dan Chai Hong
71 Episode 71 : Usaha yang sia sia
72 Episode 72 : Kembali ke Rumah
73 Episode 73 : Duke yang murka
74 Episode 74 : Rencana Akhir
75 Episode 75 : Memasuki sekte Dewa Abadi
76 Episode 76 : Kelas Pertama
77 Episode 77 : Berlatih Qi
78 Episode 78 : Wang Li berduel
79 Episode 79 : Luo Fan bertemu dua cilik Wang
80 Episode 80 : Wang Yan dan Wang Mei
81 Episode 81 : Menerima teknik baru
82 Episode 82 : Sandiwara
83 Episode 83 : Hari Turnamen
84 Episode 84 : Chai Hong vs Ruanye
85 Episode 85 : Wang Li vs Ahjin
86 Episode 86 : Luo Fan mengendap endap
87 Episode 87 : Wang Li vs Liu Gang
88 Episode 88 : Membuat Pertunjukan
89 Episode 89 : Penyerangan sekte Dewa Abadi
90 Episode 90 : Penyerangan sekte Dewa Abadi II
91 Episode 91 : Xiao Ren vs Kelompok Guru
92 Episode 92 : Runtuhnya sekte Dewa Abadi
93 Episode 93 : Astrid telah Muncul
94 Episode 94 : Sang Raja
95 95 : Mendapat izin untuk menjarah
96 Episode 96 : Keluarga Yaoshan
97 Episode 97 : Di Balik Ruangan
Episodes

Updated 97 Episodes

1
Episode 01 : Gadis Menjengkelkan!
2
Episode 02 : Chai Hong
3
Episode 03 : Xiao Ren vs Bandit Golok Merah
4
Episode 04 : Rumah Bangsawan
5
Episode 05 : Pemanasan
6
Episode 06 : Kesembuhan Chai Hong
7
Episode 07 : Permintaan Duke
8
Episode 08 : Berkumpul
9
Episode 09 : Tingkatan Pendekar
10
Episode 10 : Xiao Ren vs Gong Taizhu
11
Episode 11 : Perihal Kamar
12
Episode 12 : Rencana
13
Episode 13 : Menyusup
14
Episode 14 : Penyerangan
15
Episode 15 : Xiao Ren Memasuki Pertarungan
16
Episode 16 : Xiao Ren vs Tang Welian
17
Episode 17 : Serangan Penghancur
18
Episode 18 : Wanita Misterius
19
Episode 19 : Kecupan Wang Li
20
Episode 20 : Tujuan Selanjutnya
21
Episode 21 : Desa Baru ... Masalah Baru
22
Episode 22 : Kepala Desa
23
Episode 23 : Pendekar Liar
24
Episode 24 : Pertarungan Kecil
25
Episode 25 : Pill Pengumpul Qi
26
Episode 26 : Kota Bunga Lotus dan Taman Eden
27
Episode 27 : Dewa Dewi
28
Episode 28 : System
29
Episode 29 : Sekte Dewa Abadi
30
Episode 30 : Luo Fan
31
Episode 31 : Awal Masalah
32
Episode 32 : Kemunculan Guang Tao..!
33
Episode 33 : Pertarungan Besar
34
Episode 34 : Pertarungan Besar ll
35
Episode 35 : Kemampuan Baru
36
Episode 36 : Xin Long Melarikan Diri
37
Episode 37 : Serangan Terakhir
38
Episode 38 : Informasi Penting
39
Episode 39 : Pasca Pertempuran
40
Episode 40 : Pendekar Dewa Naga [ Revisi ]
41
Episode 41 : Berita Baru
42
Episode 42 : Perasaan
43
Episode 43 : Wang Li yang Cemburu
44
Episode 44 : Serikat Dagang Merak Emas
45
Episode 45 : Xiao Ren vs Xuyan
46
Episode 46 : Xiao Ren vs Xuyan II
47
Episode 47 : Rencana yang gagal ( Polished )
48
Episode 48 : Keberangkatan ( Polished )
49
Episode 49 : Mengunjungi Taman Eden ( Polished )
50
Episode 50 : Ouroboros ( Polished )
51
Episode 51 : Menerobos Alam ( Polished )
52
Episode 52 : Kota Matahari Senja ( Polished )
53
Episode 53 : Akar Kekacauan di Laut ( Polished )
54
Episode 54 : Pendaftaran ( Polished )
55
Episode 55 : Turnamen ( Polished )
56
Episode 56 : Turnamen ll ( Polished )
57
Episode 57 : Turnamen IIl ( Polished )
58
Episode 58 : Permata Merah ( Polished )
59
Episode 59 : Raja yang ditaklukkan ( Polished )
60
Episode 60 : Cerita sang Naga Penjaga Laut ( Polished )
61
Episode 61 : Turnamen berakhir ( Polished )
62
Episode 62 : Bintang Jatuh ( Polished )
63
Episode 63 : Tentang Luo Fan ( Polished )
64
Episode 64 : Kencan ( Polished )
65
Episode 65 : Malam Penuh Cinta [ Bisa diskip ]
66
Episode 66 : Menagih Janji ( Polished )
67
Episode 67 : Tiga Jawaban ( Polished )
68
Episode 68 : Dewa Kenakalan, Loki
69
Episode 69 : Pertemuan Dengan Sekte Dewa Abadi
70
Episode 70 : Kebangkitan Wang Li dan Chai Hong
71
Episode 71 : Usaha yang sia sia
72
Episode 72 : Kembali ke Rumah
73
Episode 73 : Duke yang murka
74
Episode 74 : Rencana Akhir
75
Episode 75 : Memasuki sekte Dewa Abadi
76
Episode 76 : Kelas Pertama
77
Episode 77 : Berlatih Qi
78
Episode 78 : Wang Li berduel
79
Episode 79 : Luo Fan bertemu dua cilik Wang
80
Episode 80 : Wang Yan dan Wang Mei
81
Episode 81 : Menerima teknik baru
82
Episode 82 : Sandiwara
83
Episode 83 : Hari Turnamen
84
Episode 84 : Chai Hong vs Ruanye
85
Episode 85 : Wang Li vs Ahjin
86
Episode 86 : Luo Fan mengendap endap
87
Episode 87 : Wang Li vs Liu Gang
88
Episode 88 : Membuat Pertunjukan
89
Episode 89 : Penyerangan sekte Dewa Abadi
90
Episode 90 : Penyerangan sekte Dewa Abadi II
91
Episode 91 : Xiao Ren vs Kelompok Guru
92
Episode 92 : Runtuhnya sekte Dewa Abadi
93
Episode 93 : Astrid telah Muncul
94
Episode 94 : Sang Raja
95
95 : Mendapat izin untuk menjarah
96
Episode 96 : Keluarga Yaoshan
97
Episode 97 : Di Balik Ruangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!