Xiao Ren memasuki pelelangan, ia menemukan sebuah ruangan besar dengan banyak kursi yang menghadap ke panggung. Apabila Wang Li baik baik saja, maka seharusnya gadis itu ada di sekitar sini, namun jujur bahwa tak akan ada yang 'baik baik saja' di tengah semua kekacauan ini.
Banyak sekali mayat bergelimpangan dan potongan tubuh di mana mana, para bandit itu sungguh tak main main dengan golok mereka. Semua mayat ini membuat ruangan berbau anyir menyengat, bagi orang yang tak biasa pasti akan langsung muntah atau bahkan pingsan di tempat.
"Mereka sudah gila sampai mengacau di tempat ini, pasti ada pihak berkuasa yang terpicu amarahnya" Xiao Ren yakin, siapapun yang memegang tempat ini pasti bukan lah orang biasa. Mereka pasti tak akan membiarkan kelompok Golok Merah pergi begitu saja.
Berjalan melewati mayat dan potongan tubuh di lantai, si pengembara mencari keberadaan Wang Li. Ia berharap gadis itu tak termasuk dalam korban pembantaian ini.
Mata si pengembara terhenti pada pojok ruangan, ia menemukan beberapa orang yang dirinya kenal, yakni para bawahan Wang Li yang sudah tak bernyawa. Kondisi mereka buruk, nampaknya para bandit itu membacok mereka berkali kali sampai wajahnya tak berbentuk.
Di beberapa bagian tubuh juga terdapat bacokan yang cukup jelas terlihat, seakan ada sesuatu yang besar mengenai mereka. Xiao Ren terus berjalan tanpa menoleh lagi.
Sesampainya di atas panggung, ia menjumpai area ini bersih kecuali ada seorang wanita yang tergeletak bersimbahkan darah.
"Tolong ... aku ..."
Dari wanita yang tergeletak itu terdengar suara permintaan tolong, suaranya sangat kecil seakan wanita itu sudah tak memiliki tenaga untuk berbicara. Darah yang menggenang di sekitarnya sudah menjelaskan mengapa ia begitu lemas, si pengembara segera bergegas menggapai wanita malang tersebut.
"Siapa ... di sana?" Wanita itu menanyakan identitas Xiao Ren, nampak matanya tertutup dengan ada bekas darah yang sudah mengering.
"Aku pengembara Xiao Ren, ku lihat ... mata mu ..."
"Ya, mereka ... mengenai mata ku ..." Wanita itu berucap lirih, pekerjaannya adalah menjadi pembawa acara pelelangan, dan itu semua berkat kecantikan dan kemolekan tubuhnya, namun mau secantik apapun perempuan sekalinya cacat maka berakhir sudah.
Xiao Ren sadar ini bukan saatnya untuk memikirkan itu, nyawa wanita ini lebih penting di atas yang lainnya. Ia segera merogoh botol di balik bajunya, dan hadir lah sebuah pill berwarna emas di dalam botol.
"Hanya tersisa satu lagi dan aku sudah tak memiliki uang untuk membeli yang lainnya ..." Xiao Ren bergumam, ini pill yang bisa menyembuhkan luka besar, termasuk luka luka yang dimiliki wanita ini.
Si pengembara menggelengkan kepalanya cepat, kemudian memaksakan tangannya untuk mengambil pill di dalam botol transparan tersebut. Berbekal kan rasa kemanusiaan, ia meyakinkan dirinya sendiri bahwa nyawa lebih berharga dari sebuah pill yang jujur saja harganya tak murah, apalagi di tengah kemiskinannya.
"Minum pill ini, luka mu akan segera sembuh" Ibu jari Xiao Ren menyentuh bibir wanita itu dan membuka mulutnya.
"Pill penyembuh ... tapi ..."
"Sudah lah, wanita tak seharusnya banyak bertanya ketika seorang pria memberinya sesuatu"
Xiao Ren memasukkan pill penyembuh ke dalam mulut wanita tersebut, sebelum akhirnya menghela nafas berat. Ia baru kehilangan satu koin perak begitu saja, yang setara dengan dua puluh lima botol sake yang dirinya inginkan selama ini.
Perlahan demi perlahan rona wajah wanita itu mulai kembali, dan ia sudah tak nampak lemas lagi. Luka di tubuhnya juga sudah pulih meski matanya tak bisa kembali seperti sedia kala.
"Terima kasih tuan Xiao Ren, saya tak akan melupakan kebaikan anda. Chai Hong suatu saat akan membalasnya." Wanita ini ternyata bernama Chai Hong, ia bertutur kata sembari tersenyum.
Xiao Ren hanya mengiyakan, baginya dibalas atau tidak pun bukan masalah, karena ia bahkan tak yakin akan bertemu Chai Hong lagi ... toh, ia adalah pengembara, Xiao Ren akan terus berpindah tempat di masa depan dan pastinya akan sulit untuk bertemu wanita ini lagi.
"Eh? Kenapa anda menggendong saya?" Chai Hong bertanya kebingungan saat ia merasakan si pengembara menggendong dirinya.
"Kau tak bisa melihat, jadi akan lebih aman untuk ikut bersama ku mencari Wang Li."
"Nona Wang Li?"
Xiao Ren sedikit terkejut mendengar bahwa Chai Hong mengenal gadis itu, tapi kemudian ia menyadari bahwa bukan hal aneh jika seorang pembawa acara pelelangan mengenal Wang Li yang merupakan langganan di sini.
Chai Hong mengatakan bahwa kelompok bandit Golok Merah mengincar salah satu barang yang akan dilelang, yakni pedang Pembelah Bumi. Senjata tersebut memang adalah barang utama, niatnya akan ditunjukan di penghujung acara sebelum akhirnya kekacauan terjadi.
"Mereka sudah mendapat pedang Pembelah Cumi itu?" Xiao Ren bertanya dengan wajah serius di tengah langkahnya menerobos lorong.
"Pembelah Bumi."
"Aku sedikit lapar jadi mungkin pendengaran ku berubah, tapi itu maksud ku."
"Ya, mereka sudah mendapatkannya dan aku juga melihat mereka menangkap nona Wang Li sekalian, harusnya sudah bergerak pergi keluar dari paviliun" Chai Hong menyaksikan bagaimana mereka menangkap Wang Li juga merebut pedang Pembelah Bumi dari pekerja, sebelum salah satu dari mereka menebas matanya.
"Kalau begitu ini akan jadi lebih mudah."
Xiao Ren melompat tinggi menembus langit langit dan mencapai lantai dua. Kayu, marmer, dan material bangunan lainnya langsung hancur berhamburan ketika menerima tendangan si pengembara.
Xiao Ren kembali terkagum oleh bangunan ini, ia tak menyangka bahwa lantai dua akan menjadi lebih mewah dari lantai satu. Di lantai ini ada banyak benda benda asing yang terpajang di lemari kaca super besar.
"Uwahh!!! Ada banyak sekali senjata dan obat-obatan di sini!" Xiao Ren sampai memutar-mutar tubuhnya untuk melihat kemewahan yang berada di sekeliling, ada senyuman nakal di wajah si pengembara. "Ambil satu ah!"
Tanpa merasa ada bersalah, ia menyabet sebuah obat yang tak ia kenal, yang penting baginya benda satu ini adalah yang terlihat paling mahal di antara obat-obatan lainnya.
"T-Tunggu, jangan bilang tuan Xiao Ren baru saja menghancurkan langit langit di lantai satu untuk naik ke lantai dua?"
"Hm? iya aku baru saja melakukannya, memangnya kenapa?"
Sontak saja Chai Hong serasa ingin menjerit, pasalnya langit langit itu terbuat dari material yang sangat mahal. Dan itu baru saja dihancurkan oleh si pelaku yang tak nampak merasa bersalah sama sekali.
Keping emas yang dibutuhkan untuk mengganti rugi tidak hanya satu dua, melainkan banyak sekali! Dirinya sendiri tak yakin bisa menutupinya dengan gaji lima tahun.
"Kenapa begitu kaget? Itu cuma langit langit kan?"
"Keping emas ... keping emas ... keping emas ..." Chai Hong tak mendengarkan lagi si pengembara, ia hanya bergumam dengan kesadaran yang melayang.
"Aku akan melompat ke lantai tiga seperti sebelumnya lagi, pegangan oke?"
"Jangaaann! Turunkan saya! Turunkan saya sekarang juga!"
Teriakan Chai Hong tak berhasil menghentikan si pengembara, pria itu melompat dan menghancurkan langit langit satu demi satu sampai menembus lantai ke enam sebagai lantai yang paling tinggi.
Brakkkkkk!!!
Xiao Ren berhasil menembus langit langit terakhir dan mencapai atap paviliun yang begitu tinggi hingga awan terasa sangat lah dekat.
"Wowww! Keren!" Kedua iris mata bersinar kagum, Xiao Ren tak bisa untuk tak terpukau oleh lintang keindahan yang terpampang di matanya.
Langit oranye kemerahan di sore hari, bangunan bangunan besar, dan di sisi lain orang orang yang begitu kecil. Ini menimbulkan perasaan senang di hatinya.
Pemandangan kota Naga bisa dilihat begitu jelas dari atas sini, bahkan si pengembara yakin dirinya bisa melihat seluruh penjuru kota dan memang itu lah tujuannya kemari.
Chai Hong yang tak bisa melihat sekalipun dapat menebak di mana ia berada berkat hembusan angin, kulit putih moleknya diterpa oleh angin sejuk yang melewati kota.
"Tuan Xiao Ren apakah kita berada di atap?" Chai Hong bertanya pada Xiao Ren yang tengah sibuk menyorot keindahan kota Naga.
"Yap, pegang erat-erat ya dan jangan sampai jatuh."
Menuruti perkataan Xiao Ren, kedua lengan Chai Hong mendekap erat tubuh si pengembara. Ada semburat tipis di pipi Chai Hong, ia menyembunyikan itu dengan membenamkan wajahnya di bahu tegap Xiao Ren.
Tak menghiraukan apa yang Chai Hong lakukan dan fikirkan, Xiao Ren sibuk mencari keberadaan kelompok Golok Merah dari atas sini. Ia yakin tempat setinggi ini akan membuatnya mudah untuk menemukan para bandit yang tengah melarikan diri itu.
"Umm ..." Xiao Ren menelusuri setiap bagian kota, dimulai dari daerah pasar yang masih merupakan area sekitar paviliun, kemudian daerah luar pasar tempat kedai yang pemiliknya bisa mengalahkan penjahat dengan satu tangan, sampai area penginapan tempat di mana si pengembara berdiam di beberapa hari lalu ... sebelum akhirnya kehabisan uang dan tidur di jalanan.
Mata Xiao Ren kemudian mencapai area gerbang kota, di sana cukup sepi pada saat ini, hanya ada segerombolan orang bertudung hitam yang tengah berjalan santai. Mereka menarik sebuah gerobak kecil yang ditarik oleh sosok besar bertudung hitam.
"Menemukan mereka?" Chai Hong bertanya setelah beberapa saat harus berdiam diri dengan canggungnya.
"Belum, aku hanya melihat orang orang biasa berlalu lalang."
"Hmm ... lalu adakah sesuatu yang menarik perhatian?"
Xiao Ren menggeleng "Ku rasa tidak. Eh, tapi ada sekelompok orang bertudung hitam yang menarik gerobak kecil, lucu juga ya?"
Pada saat mereka berbicara seperti itu, kelompok bertudung hitam sudah melewati gerbang dengan mudahnya, mereka tak memeriksa karungnya padahal sudah jelas itu mencurigakan. Hal itu membuat Xiao Ren bingung namun tak ada waktu untuk memikirkannya.
"Gerobak kecil?"
"Iya dan oh! Ada karung yang bergerak-gerak di gerobak kecil itu, apa ada ikannya?"
"Itu sudah jelas mereka! Karung yang bergerak-gerak itu pasti adalah nyonya Wang Li!!"
"Kamu jenius!"
"Anda saja yang bodoh!!!"
Dasssshhhh!!!
Dengan satu hentakan, Xiao Ren melompat dari atap paviliun dan terjun bebas menuju daerah pasar yang ada di bawah sana.
Chai Hong bisa tau kalau dirinya baru saja dibawa pada aksi gila, karena hembusan angin kencang dari bawah, ia pun hanya bisa berteriak sekencang mungkin sembari memeluk erat si pengembara.
"Beri tau lah terlebih dahulu kalau hendak melompaaaaatt!!"
"Aku lupaaa!"
Mereka berdua melesat turun dengan kecepatan tinggi dan sempat melewati beberapa burung yang tengah terbang di udara. Melaju dengan begitu kencang, jarak antara keduanya dengan tanah langsung terpangkas begitu saja.
Brakkkk!!!
Xiao Ren mendarat di depan sebuah toko kecil dan membuat beton yang ia pijaki menjadi retak, toko itu adalah milik nenek penjual gulali yang sempat memarahi dirinya, dan nampak sang nenek kaget setengah mati kala menyaksikan seseorang jatuh dari langit.
Settt!!!
Ketika sang nenek lengah karena kaget, Xiao Ren menyabet dua gulali sebelum lanjut berlari menuju gerbang kota. Ia meyakinkan dirinya sendiri, akan membayar dua gulali ini suatu hari nanti ... mungkin.
"Ambil ini." Xiao Ren menempelkan gagang gulali ke tangan Chai Hong supaya dia bisa mengambilnya dengan mudah.
Chai Hong masih mengatur nafas karena adrenaline sebelum akhirnya bertanya "Apa ini?"
"Gulali rasa apel, ku harap kamu suka manis."
Chai Hong tersenyum senang dan sedikit malu, ia mengangguk pelan. "Iya, saya suka manis ..."
Si pengembara tersenyum senang menyaksikan Chai Hong nampak menikmati gulali yang ia beli.
"Terima kasih tuan Xiao Ren, saya akan bayar nanti."
"Tak perlu dibayar, toh aku mencurinya dari nenek penjual gulali, bukan beli."
"Jangan mencuri!! Apalagi dari orang tua!!!"
Xiao Ren tertawa kencang tanpa menghentikan larinya, padahal wanita di belakang nampak marah oleh aksi tak terpujinya. Meski dibilang itu adalah benda curian, namun Chai Hong masih memakannya sembari menggerutu, mungkin karena dia penasaran atau sekedar suka manis sahaja.
Keduanya menerobos lautan orang yang berlalu-lalang di pasar kota Naga, tak jarang juga beberapa orang meneriaki mereka karena berlari di pasar yang mana itu sangat berbahaya.
Tap ... Tap ... Tap ...
Xiao Ren berlari sangat cepat, ia bahkan sudah hampir mencapai gerbang padahal baru beberapa menit semenjak dia memulai pengejaran. Gerbang sudah ada di hadapan, kedua mata si pengembara menemukan ada lima penjaga yang berdiri menghalangi.
Satu dari lima penjaga itu membawa perisai besar dan berdiri paling depan, melihat hal itu membuat Xiao Ren geleng geleng kepala.
"Orang di sana ... berhenti!"
"Saat ini akses keluar masuk kota Naga telah ditutup untuk sementara!"
"Jangan maju lebih dari itu!"
Brakkkkkkkkk!!!
"Minggir kalian semua!!" Xiao Ren berseru kencang sembari kaki kanannya menghantam perisai besar yang menghalangi. Tendangan itu seketika menghancurkan perisai besi berkeping-keping, kemudian mengirimkan si lima penjaga terbang ke udara.
Si pengembara tak memperdulikan para penjaga yang berterbangan ke udara, seraya terus melaju kencang untuk menyusul kelompok Golok Merah. Sepeninggalan Xiao Ren, para penjaga berjatuhan tak berdaya ke tanah dan pingsan di detik selanjutnya.
.
.
.
.
.
.
Tap!! Tap!! Tap!!
Sattt!!! Prangggg!!!
Kelompok bertudung begitu kaget kala mendengar suara ribut, ketika menoleh ke arah belakang, mereka menemukan Xiao Ren tengah beradu golok dengan pria besar yang sebelumnya menarik gerobak.
"Siapa kau?!"
"Apa urusan mu menghalangi kami?!"
Para orang bertudung mulai berseru satu persatu, paling banyak diserukan adalah mengenai identitas Xiao Ren. Si pengembara tersenyum dan melompat mundur untuk mengambil jarak.
"Aku adalah pengembara Xiao Ren, orang yang hampir menghancurkan kelompok kalian di masa lalu!"
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
azizan zizan
hmmm terima aja lah apa boleh buat sudah athornya MCM tu seperti mcnya....
2024-07-18
0
Xiao Shuxiang
KOK BISA SEGOBLOK ITU SIH MC NYA?? TOLOLL
2024-07-08
0
Jimmy Avolution
lanjut
2024-07-01
1