Xiao Ren dan Chai Hong berjalan berdampingan di tengah gemerlapnya pasar malam. Di sekitar mereka ada banyak orang orang yang sibuk menikmati kemegahan pasar. Ada kios kios makanan unik, pertunjukan, dan permainan yang siap memuaskan rasa ingin bersenang senang bagi siapapun yang datang.
Dan tentu saja, Xiao Ren tak mau ketinggalan. Si pengembara itu menyempatkan diri untuk memainkan beberapa permainan, serta membeli beberapa makanan.
"Kota naga emang keren ya?" Ucap Xiao Ren sembari mengunyah cumi bakar di tangannya. "Kayaknya orang orang yang tinggal di sini tak akan pernah bosan."
"Anda benar, kota ini memang penuh akan hal menarik." Chai Hong menjawab dengan senyuman. "Tapi, biaya untuk hidup di kota ini jauh lebih besar dari kota lain."
"Ya, udah aku tebak begitu ..." Xiao Ren menyodorkan cumi bakarnya pada Chai Hong.
Si wanita cantik pun mengambil satu gigitan dan berterima kasih pada Xiao Ren. "Terima kasih tuan Xiao Ren."
"Sama sama, uang kamu juga sih." Xiao Ren menjawab, ia memang membeli ini dengan uang Chai Hong. Padahal Wang Jia sudah membekalinya lima koin emas untuk bekal perjalanan.
"Harusnya terus ke depan kan?" Tanya Xiao Ren.
"Menurut perjanjian, iya. Para pendekar lain harusnya sudah menunggu di depan, dekat air mancur."
Mengikuti apa yang Chai Hong katakan, Xiao Ren terus berjalan lurus menembus pasar. Mereka melewati lebih banyak lagi ragam hiburan, hingga akhirnya sampai di lokasi yang tak terlalu jauh, di mana ada lapangan luas dan air mancur.
Sekitar tiga puluh orang terlihat, mereka semua mengenakan pakaian yang cukup mewah. Namun, ada tiga yang paling mencolok.
Pertama ada pria berambut merah dengan baju zirah emas, ia membawa pedang besar di punggungnya. Kesan 'kuat' sangat lah mencolok dari pria satu ini, bagaimana tidak ... tubuhnya kekar dan tinggi, pedangnya saja seukuran tubuh orang biasa.
Kedua, seorang pria gendut yang membawa dua kapak di pinggang kiri dan kanan. Ia agak pendek dan terlihat jadi yang paling banyak bicara, selain itu matanya ... selalu menatap wanita yang berambut pirang.
Ketiga, seorang perempuan berambut pirang, membawa seruling di tangan kanannya, pakaiannya agak terbuka. Ditambah, sorot mata wanita ini memperlihatkan aura dominasi pada siapapun.
"Permisi, apakah benar ini kelompok yang dikirim oleh nyonya Ling Yue untuk menuju kota Seribu Mimpi?" Chai Hong bertanya kepada mereka semua, membuat rombongan tersebut menoleh.
Yang gendut menjawab dengan hampir seketika. "Benar, perkenalkan nona cantik ... nama saya Gong Taizhu."
Gong Taizhu menawarkan bersalaman pada Chai Hong, namun malah disambut oleh Xiao Ren yang memotong antar mereka berdua.
Xiao Ren terkekeh "Oh, senang bertemu dengan mu gendut. Nama ku Xiao Ren si luar biasa."
"S-Senang bertemu dengan mu juga." Gong Taizhu nampak kurang suka pada Xiao Ren.
"Gong ... sebaiknya jangan bikin ulah." Sebelum ada percakapan lebih lanjut antar mereka, perempuan seruling terlebih dahulu mengingatkan. "Kemarin aku dan Yu Long ikut kena imbas akibat kelakuan mu!"
"Aku tau! Padahal cuma mau bersalam-salaman saja."
Gong Taizhu menarik paksa tangannya dari genggaman Xiao Ren, membuat si pengembara kembali terkekeh. Ia menoleh ke belakang di mana Chai Hong berada, dan temannya itu terlihat cukup bersyukur karena tidak harus bersentuhan dengan si gendut yang agak ... aneh?.
Xiao Ren nyengir dan kembali melihat ke depan, sekarang yang berambut merah menghampiri nya. Badannya berdiri menjulang di hadapan Xiao Ren yang harus mendangah ke atas untuk bisa bertatapan.
"Nama ku, Yu Long, ketua dari kelompok ini. Si gendut itu Gong Taizhu, yang perempuan ini nona Ling Ling, anak dari nyonya Ling Yue."
"Oh, salam kenal! Aku Xiao Ren, ini teman ku Chai Hong." Xiao Ren menepuk punggung Chai Hong pelan.
Ia jujur saja cukup terkejut dengan fakta bahwa anak dari pemilik Paviliun Naga Emas ikut dalam misi ini. Menoleh sedikit, Xiao Ren menemukan bahwa Ling Ling juga dengan lekat menatap ke arahnya.
"Ngeliatin terus, kamu suka aku ya?" Xiao Ren nyeletuk.
"Dih, mengkhayal mu kejauhan!" Ling Ling membalas.
Semua yang ada di kelompok kecuali Gong Taizhu, Yu Long, Ling Ling, dan Chai Hong tertawa terbahak bahak. Bukan menertawakan dalam artian buruk, namun mereka hanya merasa bahwa celetukan Xiao Ren sangat lah lucu.
Di sisi lain, Xiao Ren tak merasa malu sama sekali, malahan ... Chai Hong lah yang merasa malu setengah mati, wajahnya merah padam.
"Tuan Xiao Ren ... itu sangat tidak sopan dan memalukan ..." Ia berbisik dengan nada yang gemas dan malu.
"Ah, masa? Aku sih ngerasa biasa aja, ahahahaha!"
Yu Long menghela nafas berat, ia sudah kerepotan menghadapi Gong Taizhu yang banyak bicara, sekarang ditambah lagi Xiao Ren yang sama atau bahkan lebih parah.
"Pokoknya, aku ingin tau tingkatan mu."
"Tingkatan ku?"
"Iya, kamu pendekar tingkat apa?"
Ditanya begitu oleh Yu Long, Xiao Ren pun hanya bisa melongo. Ia tak tau kalau pendekar juga punya tingkatan, padahal dia kira selama ini kalau kuat ya kuat ... tanpa ada label di dalamnya.
"Aku ... tak punya tingkatan." Xiao Ren berucap bingung.
"Apa kamu bilang?"
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Raysonic Lans™
aku tak punya tingkatan, yang pasti aku selalu ada diatas perempuan...
2024-07-04
1