Gong Taizhu terbatuk-batuk, ia berusaha untuk berdiri kembali. Sulit untuk dirinya tetap sadar, karena luka bakar yang cukup banyak di tubuhnya
Kepulan asap panas menguar dari diri Gong Taizhu yang baru saja menerima serangan telak. Kedua tangan si gendut bergetar, merasakan rasa sakit yang menjalar di sekujur tubuh.
"Haduhh ... Itu saja kemampuan mu?" Tang Welian menghinanya, ia berdiri santai dengan tombak di bahu. "Kalau begini, lebih baik jangan melakukan penyerangan sejak awal."
"Hahaha ... Kamu sih tidak ada apa apanya."
Tang Welian mengangkat sebelah alisnya, ia dibuat hampir tertawa oleh perkataan Gong Taizhu. Ironis sekali ketika si gendut mengatakan kalimat tersebut di kala berdiri saja ia kesulitan.
Gong Taizhu kemudian menyeringai. "Dibandingkan si bodoh Xiao Ren, kamu sih cupu!"
Tang Welian tak tau siapa itu Xiao Ren, namun yang jelas ucapan Gong Taizhu berhasil membuat darahnya mendidih.
Ia tanpa banyak fikir lagi menghunuskan tombaknya ke arah dada si gendut, berniat untuk mengakhiri nyawa si pendekar dari paviliun Naga Emas tersebut.
Buakkkkhhhh!!!
Sebelum mata tombaknya bisa sampai, sebuah telapak kaki menghantam wajahnya, mematahkan hidung Tang Welian dan membuat ia terlempar beberapa meter ke belakang.
"Oho! Pendaratan yang yang keren!" Seru seseorang, ia lah Xiao Ren yang kini berdiri di samping Gong Taizhu.
"Ah! Si bodoh Xiao Ren!" Gong Taizhu berseru kaget, melihat rekan satu kelompoknya itu mendadak muncul.
Bertolak belakang dengan dirinya yang terlihat kacau balau karena menghadapi satu pendekar Jiwa, Xiao Ren tak nampak memiliki bekas pertarungan, padahal baru saja melawan lima pendekar Jiwa sekaligus.
"Maksudnya, si luar biasa Xiao Ren?" Sang pengembara tersenyum lebar dengan jahilnya. "Kamu habis dibuat babak belur ya?"
"Mana ada, aku cuma mengalah." Gong Taizhu mengelak.
"Hehehe ... sudah sudah, kamu cukup lihat saja dari situ." Si pengembara berjalan maju, pedang di tangannya sudah terasa sangat gatal.
"Xiao Ren ..." Gong Taizhu memanggil, ada sirat keraguan di suaranya sebelum lanjut berbicara. "Jangan gegabah melawannya ... "
"Aku faham kok."
Xiao Ren berjalan menghampiri Tang Welian. Ada raut wajah kaget dan tak percaya di wajahnya, namun senyuman aneh itu tak kunjung hilang.
Tang Welian mengusap hidungnya yang mengucurkan darah menggunakan lengan baju, ia lalu meludah ke tanah dan menatap tajam ke arah si pengembara.
"Jadi kamu si bodoh Xiao Ren yang Gong Taizhu maksud?"
"Hei, jangan malah ikut ikutan si gendut, panggil aku si luar biasa Xiao Ren!" Nada bicara Xiao Ren cukup menekan. "Si ..! Luar ..! Biasa ..! kau faham?."
Tang Welian mendengus tak acuh, ia tak merasa penting untuk mengetahui siapa lawannya dan julukannya.
Mengetahui bahwa Xiao Ren bukan lawan yang lemah, Tang Welian memilih untuk jadi pihak yang menyerang pertama. Adu kebolehan segera dimulai antara si misterius Tang Welian dan si pengembara Xiao Ren.
'Dia setidaknya pendekar Jiwa tahap menengah ... ' Ujar Tang Welian dalam hati kala melihat Xiao Ren tak kalah darinya. 'Tidak, kalau seimbang dengan ku pasti tahap akhir ... '
Serangan demi serangan dilancarkan, namun pertukaran ini hanya terus menjadi kerugian bagi Tang Welian. Awalnya hanya satu goresan, namun menjadi dua, lalu tiga, sampai tak terasa ada puluhan goresan tertoreh di sekujur tubuh Tang Welian.
'B-Bukan ..! pasti pendekar Raja tahap awal!' Tang Welian memekik dalam hati, ia tak bisa melihat serangan yang datang.
Hanya ada bayangan Xiao Ren yang menyerang dari segala arah dengan beragam pola yang tak bisa ia kenali. Teknik pedang milik si pengembara tak pernah ia temui maupun ia dengar, ini terlalu di luar prediksinya.
Dilanda kepanikan, Tang Welian melancarkan jurus pamungkas. "Teknik Tombak Naga, Auman Terakhir!"
Booooommmmmm!!!
Gelombang kejut segera tercipta, berusaha mendorong Xiao Ren mundur sekaligus melukainya. Namun Xiao Ren tak nampak gentar sama sekali, ia dengan sigap mengayunkan pedangnya.
"Teknik Pedang Kuno, Ledakan Bintang!"
Bwooossshhhh!!!
Gelombang kejut dan angin kencang yang datang dibuat seakan adalah benda padat, yang berhasil ditebas oleh si pengembara. Aksi yang melawan hukum alam ini tak lepas dari mata Tang Welian, ia mematung di tempat.
Xiao Ren di sisi lain tak membiarkan kesempatan lepas, ia merangsek maju dengan tendangan memutar.
Buakkkkkk!!!
Tendangan telak mendarat di perut Tang Welian, kedua matanya melebar. 'Mungkin kah pendekar Raja tahap akhir?!!'
Srasakkk ... Duarrrrr!!!
Tubuhnya terlempar jauh ke belakang dan menabrak salah satu bangunan, ia terbatuk darah sembari memegangi perut yang terasa nyeri dan mulas.
Tombaknya jatuh ke tanah, sosok Xiao Ren di mata Tang Welian nampak begitu mengerikan. Ia bisa tau betul bahwa si pengembara itu sengaja tak langsung membunuhnya, melainkan bermain main.
Matanya yang bersinar redup keemasan itu bisa terlihat dari balik debu debu yang menutupi pandangan.
'Atau malahan ... pendekar Naga?' Tang Welian terkekeh. 'Sungguhan, pendekar Naga di tempat kecil seperti ini?'
Tepat ketika Xiao Ren muncul dari balik debu dan reruntuhan bangunan yang Tang Welian tabrak, raut wajah si pendekar misterius berubah seketika.
Ia bergerak mundur dengan putus asa, nafasnya terengah-engah dan suaranya bergetar ketakutan. Xiao Ren seperti malaikat maut yang datang menghampiri, sosok menakutkan pembawa kematian yang tak akan pernah bisa Tang Welian hindari.
"Kamu ... sebenarnya siapa?" Tang Welian bertanya dengan suara bergetar.
"Xiao Ren ... si pengembara."
"Xiao Ren, aku tidak pernah dengar nama mu. Bagaimana bisa nama orang kuat seperti mu tak dikenali dunia pendekar?!"
Pertanyaan Tang Welian hanya dibalas diamnya si pengembara, hal ini membuat Tang Welian faham bahwa Xiao Ren tak ada niatan untuk mengungkap asal usulnya, bahkan pada orang yang sebentar lagi mati ini.
Wajah Xiao Ren yang awalnya nampak tengil, berubah menjadi serius dan tak bersahabat.
Jlebbbb!!!
Pedang Xiao Ren menusuk jantung Tang Welian hingga tembus ke belakang, dalam satu helaan nafas ... pria itu akhirnya berpulang.
Melihat lawannya sudah tak bernyawa, Xiao Ren mencabut kembali pedangnya. Tangannya yang kini terasa dingin, lalu mengayunkan senjata itu untuk mencipratkan darah yang ada padanya ke lantai.
"Tak boleh ada yang tau ... " Ujar Xiao Ren. Matanya bersinar redup di dalam gelapnya ruangan, menatap tajam kepada mayat Tang Welian.
.
.
.
.
.
.
Gong Taizhu terbatuk dan mengayun ayunkan tangannya pelan untuk mengusir debu yang mengganggu pernafasannya. Ia bergegas mencari Xiao Ren, hanya untuk menemukan si pengembara itu keluar dari suatu bangunan.
"Si bodoh Xiao Ren!"
"Gendut, sudah ku selamatkan pun masih begitu kejam pada ku." Xiao Ren terkekeh, senyum jahil di wajahnya kembali. "Ayo, kita bantu rekan lainnya!"
"Benar, seharusnya yang lain sedang bertarung di depan bangunan patriach Macan Putih." Gong Taizhu berujar, ia yakin sekali saat ini Yu Long dan Ling Ling masih sibuk menghadapi patriach Shen Ming dan lima pengawalnya.
Memberikan tatapan singkat, Gong Taizhu menatap ke arah mayat Tang Welian yang tergeletak, sebelum kemudian bergegas menyusul si pengembara yang sudah terlebih dahulu berlari.
Bersambung ...
______________________________________________
Pembaca sekalian. Like, komentar, dan vote kalian akan sangat diapresiasi oleh saya, Author.
Selain membantu karya ini untuk semakin dilihat oleh calon pembaca lainnya, ini juga membantu saya untuk jadi lebih semangat melanjutkan novelnya, terima kasih.
Salam pendekar! Huh Hah!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Rafida
oke thor
2024-07-08
3
Jangan Kendor
2024-07-05
1
PoH
Top markotop!
2023-12-05
2