Tembusin 100 like, malam minggu Crazy Up :)
______________________________________________
Chai Hong hanya diam di samping Xiao Ren, menyaksikan Yu Long dan Ling Ling bertukar kata dengan si pengembara. Ia tak begitu faham mengenai seni beladiri, sehingga memilih untuk hanya mendengarkan sahaja.
Matanya tak lepas dari Xiao Ren yang nampak senang karena dirinya mulai dipandang tinggi oleh orang lain, toh ... sifat dia memang sombong dan tengil sejak awal.
"Kalau boleh tau, senior berada di tingkatan mana?" Yu Long bertanya.
"Pakek nanya, udah pasti pendekar Raja Naga."
Mendapati jawaban itu, membuat Yu Long dan Ling Ling tersenyum kaku. Keduanya tau bahwa Xiao Ren ini berada di atas tingkatan mereka yang masih pendekar Jiwa, namun pendekar Raja Naga itu kiranya agak berlebihan.
Di mata mereka, Xiao Ren masih belum tentu pendekar Naga sebab ia tak menunjukan aura pedang sama sekali. Perkiraan Yu Long, Xiao Ren ini adalah pendekar Raja tahap menengah atau akhir.
"Begitu kah, saya kagum dengan kemampuan senior." Yu Long memuji.
"Adakah senior mengikuti sekte tertentu?" Ling Ling giliran bertanya kali ini.
Xiao Ren menjawab dengan sebuah gelengan, ia memang tak mengikuti sekte atau kelompok apapun selama mengembara.
"Aku tak ikut sekte manapun, soalnya jadi ga bisa pergi ke mana mana." Xiao Ren tersenyum tengil. "Kalau sendirian kan bisa bebas."
"Sangat menginspirasi! Senior memang berpengetahuan luas." Ling Ling memberi hormat sekali lagi kepada si pengembara. "Terima kasih atas pencerahannya senior, kami pamit undur diri."
Xiao Ren menatap Ling Ling dan Yu Long yang beranjak pergi, sebelum nyeletuk pelan. "Padahal aku ga lagi ngasih pencerahan sih."
Tiba tiba ada suara gelak halus dari belakang, rupanya Chai Hong menemukan celetukan si pengembara sangat lucu. Si perempuan cantik yang sedari tadi mendengarkan pun berdiri.
"Wahh ... Tuan Xiao Ren jadi lebih populer nih~"
"Mau gimana lagi, aku tuh udah kuat ditambah ganteng pula." Xiao Ren nyengir ke arah Chai Hong, dan mendapati gelak tawa satu kali lagi.
"Saya kagum dengan kepercayaan diri anda, tuan Xiao Ren. Andai saya punya sedikit saja dari kepercayaan diri yang anda miliki, mungkin saya akan jauh lebih populer dari sekarang?"
"Hah! Tetep aku yang bakal jadi paling populer!"
.
.
.
.
.
.
Beberapa hari telah berlalu, perjalanan cukup lancar melewati pegunungan dan beberapa desa. Tak terasa, mereka sudah sampai di kota Seribu Mimpi.
Kota ini tak sebesar kota Naga, namun cukup dipadati dengan para pendekar yang ramai berlalu lalang. Kebanyakan nampak sibuk, namun ada juga yang tengah menikmati waktu berjalan jalan di lajur pejalan kaki.
"Chai Hong, banyak sekali pendekar di sini."
"Anda benar tuan Ren, di sini adalah salah satu kota dengan sekte terbanyak dan terbesar." Chai Hong ikut melihat keluar kereta, matanya mencoba menghitung jumlah para pendekar yang mereka lewati namun hasilnya nihil. "Sekte terbesar di sini adalah sekte Taring Naga, yang di dalamnya ada empat pendekar Raja Naga tahap menengah."
Meskipun tak terdengar banyak, namun faktanya empat pendekar Raja Naga memiliki daya tarung yang sangat besar. Satu pendekar Raja Naga tahap awal bisa setara seribu pendekar Jiwa atau lebih, empat dari mereka mampu membantai lebih banyak daripada yang bisa orang fikirkan.
"Siapa saja mereka?" Xiao Ren bertanya.
"Saya tidak ingat semuanya, namun salah satu yang paling terkenal adalah tuan Zhao Li." Wajah Chai Hong mengernyit sedikit saat dia berusaha mengingat. "Dia dijuluki sebagai pedang iblis, karena dulu pernah membantai satu sekte menengah sendirian."
"Zhao Li ... jadi pengen ku ajak duel deh." Kalimat Xiao Ren sukses membuat Chai Hong tergelak, entah bagaimana ia sudah bisa menebak apa yang si pengembara fikirkan.
"Kenapa tertawa?" Xiao Ren bertanya penasaran.
"Tak apa apa, hanya merasa lucu karena saya bisa menebak apa yang anda fikirkan."
"Memangnya aku semudah itu untuk ditebak ya?" Membalas perkataan Xiao Ren, Chai Hong mengangguk.
Di tengah pembicaraan mereka, kereta kuda berhenti di depan sebuah penginapan. Para pendekar mulai turun dan memasuki penginapan, kemudian ada Yu Long yang menghampiri mereka berdua.
"Senior, kita akan bermalam di sini sembari membahas tentang rencana." Yu Long berucap, sembari membuka pintu kereta yang di dalamnya ada Xiao Ren dan Chai Hong.
Di belakang Yu Long hadir Ling Ling dan Gong Taizhu, si gendut masih nampak kesal dan marah terhadap Xiao Ren, namun tak berani untuk melawannya lagi.
"Boleh saja, aku juga agak bosan sih duduk terus." Xiao Ren menoleh ke arah Chai Hong. "Ayo, kita turun."
Diikuti oleh Chai Hong, si pengembara turun dan bergegas memasuki penginapan. Di dalam tidak ada siapapun selain kelompok mereka.
"Tidak perlu kaget senior, penginapan ini sudah kita pesan, jadi hanya akan ada kelompok kita." Yu Long berujar, masih mengikuti Xiao Ren di belakang.
"Lumayan, penginapannya ga terlalu jelek."
"Senang mendengarnya. Senior boleh istirahat, besok pagi pagi sekali kita akan berdiskusi di lantai tiga."
Xiao Ren mengangguk dan melangkah menyusuri banyaknya pintu pintu kamar, ia mencari satu yang belum diambil oleh para pendekar lainnya.
Sampai akhirnya menemukan kamar yang cukup jauh dari pintu masuk, tak ada orang di kamar ini ... Xiao Ren segera masuk dan menaruh tas kulitnya di kasur.
Meregangkan otot sejenak, Xiao Ren nampak cukup senang. "Akhirnya bisa santai juga ..."
"Benar kata anda tuan Xiao Ren, saya sudah lama ingin berbaring di kasur." Tubuh Xiao Ren melonjak kecil saat suara Chai Hong berada tepat di belakangnya.
"Chai Hong?!" Si pengembara berbalik dan berseru kaget. "Ngapain kamu di sini? kan ini kamar ku!"
"Benar, serta kamar saya juga."
"Ambil kamar yang lain, ini punya ku sendiri!" Xiao Ren berkacak pinggang, ia tak menyadari bahwa Chai Hong mengikutinya sampai kemari. "Lagian, kamu kan wanita ... mana boleh bersama ku."
"Lalu saya harus apa? tidur di kamar lain bersama pria asing?"
" ... "
"Kalau harus sekamar dengan pria, saya lebih memilih sekamar dengan anda." Chai Hong menaruh tas kulit miliknya sendiri di meja, kemudian duduk di tepian kasur.
"Kan bisa sekamar dengan pendekar wanita lainnya."
"Mereka semua sudah ada pasangan masing masing, saya ini kan asing di kelompok sama seperti anda." Chai Hong bersidekap dada sembari cemberut. "Maka dari itu, saya cuma punya anda sebagai pasangan sekamar."
Xiao Ren tak bisa menjawab lagi, memang benar pendekar lain lebih memilih tidur di kamar yang sama dengan rekan dekat. Daripada harus bersama Chai Hong atau Xiao Ren yang merupakan orang luar, mereka tentu saja hanya mau satu kamar dengan sahabat sendiri.
"Lagi pun, memangnya tuan Xiao Ren setidak mau itu ya berada satu kamar dengan saya?" Chai Hong menambahkan, dengan ekspresi yang tidak terlalu senang. "Saya sejelek itu ya?"
"Bukan begitu!" Xiao Ren mengusap wajahnya frustasi, dia tak tau harus berkata apa.
Fisik dan rupa Chai Hong sama sekali tidak jelek, malahan sangat cantik dan molek, tapi bukan itu masalahnya. Tanpa bisa mengatakan sejujurnya, Xiao Ren mengiyakan permintaan Chai Hong.
Si perempuan cantik akhirnya tersenyum lega dan menjatuhkan diri di atas kasur. "Hahhhh ... senangnya bisa tidur di kasur lagi."
"Terserah deh, jangan salah kan aku kalau ada yang terjadi."
Chai Hong menoleh ke arah Xiao Ren. "Hm? maksud anda bagaimana?"
"Bukan apa apa."
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments