Sesuai perjanjian yang telah disepakati, seribu koin emas terpampang di hadapan Xiao Ren dalam bungkusan kantung kulit. Gemerincing suaranya menggoda siapapun yang mendengar, namun tidak untuk si pengembara.
Xiao Ren menatap gemilang uang dalam jumlah besar itu dengan tatapan kosong. Uang yang sebelumnya begitu berharga, kini tak terasa sama.
"Ada apa adik Xiao?" Wang Jia mengangkat alisnya sebelah, ia tak terbiasa dengan sikap si pengembara yang berubah drastis. "Apakah ini kurang? silahkan meminta lebih banyak."
"Tidak ... ini sudah sangat banyak ... " Xiao Ren mengambil koin emasnya kemudian berbalik. "Terima kasih, aku kembali ke kamar dulu ... "
"Tunggu, adik Xiao ..!" Wang Jia memanggil, namun Xiao Ren terus saja pergi hingga tak terlihat lagi. "Setidaknya ... temui lah Wang Li dulu."
Kata kata Wang Jia hanya di dengar angin kosong, Xiao Ren sudah tidak lagi di ruangan yang sama. Mendapati ini, Wang Jia pun menghela nafas dan bangkit dari kursi kerjanya.
Ia tanpa banyak memakan waktu lagi segera bergegas mencari Wang Li. Sementara itu, Xiao Ren sudah mengunci kamar dan duduk di tepian kasur.
"Harus kah ... " Gumam Xiao Ren kepada diri sendiri, ia menjatuhkan kantung kulit berisi koin koin emas ke lantai, kemudian duduk bersila.
Sudah lama sekali ia tak berada di posisi ini, dirinya kira tak akan pernah kembali duduk seperti ini untuk selamanya. Namun, kedatangan wanita misterius itu sudah mematahkan imajinasi yang terlalu indah itu.
Xiao Ren menarik nafas dalam dan memulai apa yang dirinya telah lama lupakan ... berkultivasi.
Benar, selama ini ia bukan lah pendekar murni, melainkan kultivator yang berpura pura di dunia pendekar. Orang orang yang tak pernah mengenal kultivator, tidak akan tau siapa dirinya dan Xiao Ren selalu menutupi kebenaran ini.
Setelah berfokus dengan jiwa dan raganya, segala sesuatu di sekitarnya menjadi redup dan pudar, ia memasuki tahap ketenangan dan kesendirian yang absolut.
Hanya ada dirinya berdiri di tengah lautan air tenang, ini lah dirinya ... ini lah lautan qi di dalam diri Xiao Ren. Ia menatap hening ke dalam lautan qi ini, namun ada sirat kesedihan di wajahnya.
"Masih sama ... "
.
.
.
Xiao Ren terus berkultivasi dalam keheningan, di kamarnya tak ada sedikitpun pergerakan, hanya ada helaan dan tarikan nafas pelan yang panjang.
"Nona tolong jangan berlari di lorong!"
"Dimohon nona untuk hati hati!"
"Berikan jalan..! Berikan jalan untuk nona Wang Li!"
Suara rusuh dan seruan para pembantu bisa terdengar dari luar kamar Xiao Ren, gema langkah kaki yang terburu buru menjadi semakin dekat.
Xiao Ren masih sangat fokus dalam kultivasinya, sebelum tiba tiba ...
Brakkkk!!!
Pintu ditendang sangat kuat bahkan sampai terbuka padahal si pengembara telah menguncinya. Masuk lah seorang gadis berambut panjang nan cantik, dengan wajah cemberut serta kedua tangan yang ada di pinggang.
Baju tidur yang ia kenakan masih terlihat agak kusut, serta rambutnya nampak hanya dirapihkan seadanya karena terburu buru untuk pergi kemari. Namun tetap saja, ia begitu cantik ... dengan sedikit rona di pipinya, Wang Li buka suara.
"Bagus ya, sudah numpang di rumah ku tapi bahkan temuin aku aja engga..?" Nada suaranya sedikit marah, namun lebih banyak kesal.
Wang Li memiringkan kepalanya sedikit, kala menyaksikan Xiao Ren tengah diam bersila. Ia tak pernah melihat orang melakukan ini sebelumnya.
"Kamu ngapain sih?" Wang Li berjalan mendekat, lalu mencubit pipi si pengembara. "Hei, bangun ayo bangun!"
Mendapati ada yang menyentuh pipinya, Xiao Ren membuka mata yang terlihat serius itu. Pemandangan yang pertama kali ia lihat adalah wajah kesal Wang Li yang begitu dekat.
Mata mereka berdua saling menatap cukup lama, sebelum Wang Li mengambil selangkah mundur dan bersidekap dada.
"Terus? mana permintaan maaf kamu?" Tanya Wang Li.
"Permintaan maaf?"
"Ya iya lah! Kamu udah pergi sebulan, terus balik lagi ke sini tapi ga ada temuin aku sama sekali!"
Xiao Ren menarik kakinya dari bersila, kini ia hanya duduk di tepian kasur, menghadap ke arah si gadis bangsawan yang masih berdiri kesal.
Para pembantu di luar tak berani untuk bahkan mengintip ke dalam, mereka tau betul bisa semenyeramkan apa Wang Li apabila sedang marah.
"Aku lelah, misi yang orang tua mu berikan bukan lah hal mudah." Ujar Xiao Ren, ia terlihat sangat berbeda dari yang Wang Li ingat. "Bisa kamu beri aku waktu istirahat?"
Wang Li berubah menjadi semakin cemberut, ia bukan gadis yang suka ketika ditolak. Kebanggan dan kesombongannya tak mau terima, jadi dirinya menerjang ke arah Xiao Ren.
Si pengembara kaget ketika Wang Li mendorongnya ke kasur, tubuh Wang Li ada di atas Xiao Ren yang terdiam seribu bahasa.
Mulut Wang Li tertutup rapat, nafasnya cepat dan dadanya berdetak sangat kencang. Kedua belah mata si gadis bangsawan terbuka lebar, bahkan dirinya sendiri terkejut dengan tindakan ini.
"Wang Li ..?"
"S-Shuushh ... diam, jangan t-tanya apa apa!" Wajah Wang Li memerah, ia tak mau Xiao Ren menanyakan perihal ini, karena itu akan membuatnya sangat malu.
Perlahan lahan, Wang Li mendekatkan wajahnya kepada Xiao Ren. Si pengembara tidak melakukan apapun, sepenuhnya membiarkan si gadis bangsawan bertindak semaunya.
Dengan nafas yang bergetar halus, Wang Li memberi satu kecupan kecil di bibir Xiao Ren. Ia menarik wajahnya lagi dan menatap si pengembara dalam diam.
Perasaan antara pertemuan bibir yang lembut, masih tersisa lama di bibir Wang Li. Ini lah ciuman pertamanya, dan ia lalui itu bersama si pengembara.
'Masih belum cukup ... ' Ujarnya di dalam hati.
Rasa rindunya kepada Xiao Ren masih ada di dalam dadanya, dan kesombongannya tak akan membiarkan si pengembara mengetahui ini. Wang Li menurunkan lagi wajahnya, kali ini ciuman yang ia berikan lebih lama dari sebelumnya.
"Nghh ... " Wang Li mengeluarkan suara halus.
Tangannya menangkup kedua belah pipi Xiao Ren dan menariknya untuk ciuman lebih dalam. Si pengembara tak melawan, ia akhirnya membalas ciuman Wang Li.
Mendapati Xiao Ren menciumnya balik, perasaan hangat menderu di hati Wang Li. Ciuman yang sebelumnya lembut, berubah seketika menjadi ciuman panas dengan nafsu.
Suara kecupan basah yang mengisi ruangan menjadi bahan bakar untuk Wang Li meneruskan ciuman ini, lidah keduanya ikut andil dalam permainan. Wang Li yang masih belum berpengalaman, dibuat cukup kesulitan untuk mengimbangi si pengembara, namun Xiao Ren dengan sabar terus membimbingnya.
"Mphhh ... Xiao ... Ren ... " Wang Li menyebut nama si pengembara di tengah tengah ciuman.
Setelah cukup lama dirasa mereka berdua saling berbagi kecupan, Xiao Ren menghentikan sesi ini dengan mendorong sedikit Wang Li darinya.
"Wang Li ... " Xiao Ren memanggil dan si gadis bangsawan tau, bahwa ia meminta penjelasan.
"Xiao Ren aku ... " Wang Li hendak mengungkapkan perasaannya, sebelum tiba tiba ia menoleh kaget ke belakang.
Menemukan Wang Jia dan Wang Shuqun mengintip aksi mereka berdua dengan senyuman jahil.
"Teruskan saja ... " Ujar Wang Jia, ia terkekeh pelan.
"Jangan hiraukan kami berdua ... "
.
.
.
"AYAAAHHH!!! IBUUUU!!!" Wang Li berteriak kencang, disertai rasa malu dan kesal.
Bersambung ...
___________________________________________
Xiao Ren x Wang Li atau Xiao Ren x Chai Hong?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Zee
sikat aja keduanya thor
2024-08-11
3
Zulkifli
dua dua nya saja,,
2024-08-06
1
Gaaaaas Pooooool
2024-07-05
1