Berdiri di hadapan kelompok bandit Golok Merah yang menyamar menggunakan tudung hitam, Xiao Ren tersenyum percaya diri dengan tangan kanan yang mengacungkan golok, sedangkan tangan kirinya sibuk menahan tubuh Chai Hong yang sedari tadi dirinya gendong.
Tatapan nyalang dari balik tudung itu tak serta merta membuat si pengembara gentar, ia masih sama dengan gaya perbawaan santainya bahkan di situasi tegang ini. Padahal Chai Hong di tangannya tak bisa berhenti gemetar ketakutan, Xiao Ren justru cukup menikmati momen ini.
"Tuan Xiao Ren anda yakin bisa mengalahkan mereka semua?" Chai Hong bertanya dengan suara pelan, ia takut membuat orang orang itu marah.
"Tenang saja, ini akan menjadi amat mudah" Enam orang tidak bisa menyentuh dirinya, ia yakin dua belas bandit di hadapannya ini tak akan membuat perubahan begitu besar.
Sattt!!!
Menghilang dari tempatnya, Xiao Ren bergerak amat cepat dan muncul di hadapan si pria besar yang sebelumnya beradu golok dengan dirinya. Tak ada yang bisa mengikuti pergerakan si pengembara kecuali si pria besar yang langsung bereaksi menghindar.
Mendapati ada musuh yang berhasil menghindari serangan cepatnya, Xiao Ren tersenyum tipis. Jujur saja, tak banyak orang yang bisa menghindari serangan barusan, namun nampaknya ia bertemu dengan lawan yang cukup pantas.
Syuttt ...
Tebasan barusan nyatanya memang tak ditujukan untuk melukai, karena yang Xiao Ren incar adalah tudung itu. Meski si besar berhasil menghindar, namun serangan yang sama berhasil memotong tudungnya hingga terbuka lebar dan menunjukkan simbol Golok Merah.
"Yap ... sekarang aku yakin bahwa kalian adalah kelompok bandit Golok Merah." Pertarungan baru sungguhan dimulai setelah Xiao Ren berucap demikian, para bandit langsung melepas tudung dan membuang benda itu jauh jauh.
"Tapi seriusan deh, emangnya masih zaman jadi bandit sekarang? Aku sih ngerasa kalau itu agak ... jadul~" Xiao Ren menyeringai, ia paling suka bagian menghina musuh.
Suasana mendadak berubah menjadi jauh lebih menegangkan di kala golok satu persatu mulai diacungkan.
Orang orang itu menyerukan beberapa kalimat untuk mengintimidasi Xiao Ren, namun usaha mereka tak berhasil karena permainan mental recehan seperti itu tak berpengaruh padanya.
"Chai Hong, pegangan yang erat ya" Xiao Ren memperingati Chai Hong terlebih dahulu sebelum maju menerjang dua belas bandit Golok Merah.
Brakkkkk!!!
Sebagai permulaan, Xiao Ren melompat tinggi dan menginjak salah satu dari mereka hingga membuat gelombang kejut dan tanah retak. Serangan itu langsung membunuh targetnya seketika, sekaligus gelombang kejutnya mendorong mundur orang orang di sekitar.
Kaki Xiao Ren terbenam di tanah bersama tubuh remuk yang ia pijaki, sekarang si pengembara itu berada di tengah tengah musuh yang terkejut.
Melihat bagaimana satu serangan Xiao Ren menimbulkan dampak sebesar itu, tak ada satu orang waras pun yang masih berani melawannya.
"J-Jangan diam saja! Hajar dia atau boss akan membunuh kita semua!!!" Satu seruan membangunkan para bandit yang tengah dalam tekanan rasa takut dan ragu, mereka mau tak mau merangsek maju ... memasuki pertarungan bunuh diri.
Dalam hitungan detik serangan musuh berdatangan namun Xiao Ren bergerak lihai menghindari semua itu, sembari tak lupa untuk tetap menjaga agar Chai Hong tak terkena satu pun tebasan.
"Sudah saya duga, merupakan ide buruk untuk ikut kemari!!!" Chai Hong panik saat tubuhnya ikut terbanting ke sana dan kemari, ia tau saat ini dirinya berada dalam pertarungan dengan tebasan yang datang tiada hentinya.
Nyawa Chai Hong ada di tangan Xiao Ren, ia tak bisa untuk menghentikan rasa khawatir yang menyerang terus. Karena jika ada satu saja kesalahan si pengembara, kepala wanita tersebut bisa terbang kapanpun.
"Hei!! Jangan memelukku seperti itu! Aku jadi sulit bergerak!" Chai Hong memeluk Xiao Ren seakan ia tengah melakukan gerakan kuncian, akibatnya si pengembara menjadi lebih kaku untuk bergerak dari sebelumnya.
"M-Mau bagaimana lagi?!! Saya takuuuttt!!!" Chai Hong memeluk lebih erat.
Pangggg!!!
Karena kaku dan sulit bergerak, tebasan si pria besar berhasil melemparkan golok Xiao Ren hingga ia tak lagi memiliki senjata padanya. Reflek melihat musuh kehilangan senjata, salah satu bandit segera bergerak maju dan memberikan hujaman mematikan.
Pakkk!!!
Xiao Ren menampik golok itu di bagian samping yang tak tajam hingga serangan itu meleset, kemudian si pengembara melepaskan pukulan beruntun sebagai balasan.
Pakk!! Pakk!!! Brakkkk!!!
Pukulan terakhir berhasil menerbangkan si bandit hingga tak sadarkan diri. Xiao Ren tak berhenti hanya sampai di sana, dia mendatangi musuh yang tersisa.
Tapak dan tinju melayang dan menghantam para bandit tanpa ampun, mereka tak menyangka bahwa Xiao Ren masih begitu kuat dan berbahaya meski tak bersenjata.
Nyatanya, Xiao Ren menguasai seni beladiri tangan kosong untuk berjaga jaga. Seseorang harus bisa bertarung dalam kondisi apapun untuk bisa bertahan hidup, itu lah prinsip petarung sejati.
Brakkkkkkkkkk!!!
Xiao Ren menghimpit sebuah golok raksasa dengan kedua telapak tangannya, si pria besar baru saja berniat untuk membelah dua Xiao Ren dan Chai Hong sekalian. Begitu kuat serangan itu hingga kedua kaki si pengembara terbenam ke tanah sampai ke lutut, mungkin orang biasa sudah patah kaki jika berusaha menahan serangan yang sama.
"Hehe ... cukup bertenaga~" Xiao Ren terkekeh, serangan ini mengingatkannya pada lima bawahan Wang Li.
Pasti bekas tebasan besar yang diterima lima orang itu datang dari dia. Menghadapi lawan sekuat dan sebesar ini, tak heran para bawahan Wang Li bisa kalah.
"Apanya yang lucu?" Si besar bertanya.
"Tak ada yang lucu, ku lihat kalian cuma dua belas orang, ditambah enam yang sudah ku kalahkan jadi total delapan belas"
Si pria besar mengangkat alis matanya sebelah. "Lalu kenapa?"
"Hmm ... Aku tau kalian ada berdua puluh, jadi dua sisanya mesti membawa kabur pedang Pembelah Bumi ya?"
Si besar terkejut, memang benar mereka berpisah ... dua orang membawa peti berisikan pedang Pembelah Bumi, sisanya membawa gerobak berisikan Wang Li.
Nampaknya mereka mengurangi jumlah kelompok yang membawa pedang Pembelah Bumi supaya tidak mudah ketahuan.
Xiao Ren menyeringai. "Dilihat dari raut wajah mu, sepertinya aku benar ya?"
Tak mau terus ditekan tanpa bisa bergerak, Xiao Ren membanting golok raksasa itu ke samping supaya dirinya lolos. Kesempatan terlihat, dan Xiao Ren secepatnya melompat tinggi supaya bisa mencapai kepala si pria besar.
"Aku akhiri di sini ... Teknik Petapa Putih, Burung Api!!!!"
Xiao Ren melakukan salto sembari kakinya bergerak cepat untuk menghukum kepala lawannya. Tenaga dalam dikeluarkan, api pun segera berkobar di kaki Xiao Ren untuk membuat tendangannya lebih mematikan.
Bagaikan burung yang menungkik untuk mengincar mangsanya, serangan Xiao Ren terlalu mendadak dan terlalu cepat untuk dihindari. Pria besar itu tau dirinya sudah berakhir ketika melihat kobaran penuh semangat tersebut.
"Burung Phoenix ..." Ia bergumam dan menerima kekalahannya.
Bammmmm!!!
Tendangan api Xiao Ren berhasil menghantam kepala pria besar itu dan menghancurkan tengkoraknya, api yang ada di kaki Xiao Ren dihantarkan dan menelan si lawan yang jatuh ke tanah tak bernyawa.
Tap!!!
Xiao Ren mendarat kembali dengan sempurna. Suasana menjadi hening ketika para bandit Golok Merah melihat aksi si pengembara yang sangat brutal, sampai akhirnya Xiao Ren melompat-lompat kecil.
"Awww!! Awww!! Panasss!!!" Xiao Ren berteriak kepanasan sembari tangannya menepuk-nepuk celana yang terbakar. "Ini makanya aku tak mau pakai Teknik Petapa Putih!!"
"Apa yang terjadi?" Chai Hong tak bisa melihat apa yang terjadi di sekitarnya berkat mata yang buta. Ia hanya kebingungan ketika tubuhnya naik turun dalam tempo cepat.
"Tidak ada yang terjadi, aku masih tampan dan keren seperti biasanya, uh yeah~"
" ... "
.
.
.
.
.
.
Setelah si besar terbunuh, bandit yang tersisa langsung terbantai habis dengan mudahnya. Selain karena moral yang turun, mereka juga tak memiliki kekuatan yang cukup untuk mengimbangi Xiao Ren.
Pada akhirnya pertarungan ini sama sekali tak berhasil membuat Xiao Ren menerima luka, sayangnya hal ini hanya akan membuat si pengembara lebih besar kepala dan merasa ganteng.
Mendatangi karung yang bergeliat di dalam gerobak, Xiao Ren menurunkan Chai Hong dari gendongannya.
Srakk ...
Tanpa berlama lagi, Xiao Ren membuka karung tersebut, ia sudah tau apa yang ada di dalam dan entah kenapa hidungnya terasa gatal.
"Hei ... apa kau baik baik saj-"
Duakkkkhhh!!!
Kaki mencuat muncul dari dalam karung yang si pengembara buka talinya, sontak saja itu menghantam tepat di bagian hidung Xiao Ren yang sebelumnya terasa gatal. Si pengembara yang malang terjungkal ke belakang dan berguling-guling kesakitan, untung saja Chai Hong sudah turun atau ia akan ikut terjatuh ke tanah.
"Kampret, kenapa kau tendang hidung ku?!!" Xiao Ren berseru sembari memegangi hidungnya yang sakit.
"Ku kira yang menyelamatkan ku adalah pangeran tampan, ternyata si pengembara tak tau diri ... jadi kaki ku bergerak dengan sendirinya untuk menendang wajah jelek mu."
"Bicara sekali lagi dan akan ku masuk kan kamu kembali ke dalam karung, terus ku jual seharga satu koin perunggu!"
"Kau kira aku semurah itu hah?!! Aku ini bangsawan cantik yang jika kau jual pun tak akan ada yang sanggup beli!"
Chai Hong hanya diam, ia tak bisa melihat namun ia bisa merasakan bahwa kedua orang ini sangat ... akrab?.
Wang Li mendelik ke arah Chai Hong. "Oh ... kamu kan pembawa acara pelelangan?"
"Benar nona Wang Li, saya adalah Chai Hong ... "
"Mata mu kenapa ditutup?" Berkat pill milik Xiao Ren, kedua mata Chai Hong tak lagi ada luka namun tetap tak berfungsi, sehingga Wang Li tak sadar.
"Oh ... para bandit itu menebas mata saya, namun berkat pertolongan tuan Xiao Ren, saya berhasil selamat ... hanya saya saja tetap buta."
Wang Li memasang wajah sedih, meski tak sering namun ia beberapa kali sempat mengobrol dengan Chai Hong setelah pelelangan. "Hmm ... aku ada tabib di kediaman ku, jadi ayo ikut pulang bersama ku."
Dan ditambah lagi, meski tak bisa berbuat banyak ... Chai Hong datang ke sini juga sudah jadi tanda bahwa ia peduli pada keselamatan Wang Li.
Juga sekalipun si gadis bangsawan tak menyadarinya, tapi tanpa informasi Chai Hong, Xiao Ren kemungkinan besar tak akan menemukan keberadaan Wang Li.
Chai Hong tersenyum senang "Terima kasih banyak nona Wang Li, saya akan menerima ketulusan anda dengan senang hati"
Tap ... Tap ... Tap ...
"Kalau begitu sampai nanti, senang bertemu kalian nona nona~" Xiao Ren berlalu pergi sembari melambaikan tangannya tanpa menoleh.
Ia berandai-andai, petualangan seru apalagi yang sudah menunggunya di masa depan.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Setyadi Heru
keren Thor gaaas
2024-09-13
0
jeck
hartanya kenapa ga dirampas
2024-07-08
1
Alex Kawun
bagaimana kau ini thor
kata nya pngembara kere miskin koq g di jarah cincin penyimpanan bandit2 yg sdah jadi mayat itu
2024-07-03
1