Kereta kuda meluncur menembus area pasar dan perumahan, orang orang yang melihat kereta itu langsung menepi untuk memberikan jalan. Berkat jalan yang lenggang, laju mereka tak terhalang dan dengan cepat mendekati tempat tujuan.
Kereta kuda itu saat ini berada di area perumahan bangsawan, tempat ini berbeda dengan yang lain karena di sini lah satu satunya tempat yang semua rumahnya megah dan mewah.
"Umm ... boleh tanya?" Xiao Ren berucap.
"Ga boleh." Di sebrang kursi Xiao Ren ada Wang Li dan Chai Hong yang duduk bersebelahan.
"Kenapa aku ikut dibawa?"
"Padahal aku udah bilang ga boleh ..." Wang Li menghela nafas dan memutar kedua bola matanya. "Hutang kamu kepadaku sudah lunas, tadinya aku memang tak mau membawa kamu, hanya saja ayah pasti ingin bertemu."
"Kenapa bisa mau ketemu aku?"
"Ya udah jelas lah, karena kamu ... p-penyelamat ku ..." Wang Li berbicara, tapi wajahnya seakan tak rela mengatakannya.
Xiao Ren di sisi lain nampak agak kesal, namun malas untuk berdebat dengan gadis menyebalkan ini. Ia pun memilih untuk melihat keluar jendela gerbong.
"Hei ... Chai Hong, rumah di sini keren keren ya?" Xiao Ren berkata dengan nada antusias, kepalanya sedikit menyembul keluar untuk melihat sekeliling.
Chai Hong tergelak kecil, ada senyuman di wajahnya. "Iya, apabila perhitungan saya benar maka seharusnya ini kawasan para bangsawan."
"Benar katanya, ini area bangsawan seperti Baron, Viscount, dan Earl ... sejatinya pengembara kucel sepertimu terlarang untuk berada di sini." Wang Li tersenyum bangga.
"Kamu kan ga diajak ngobrol, wee!." Xiao Ren menjulurkan lidahnya untuk meledek. "Dasar nyebelin!"
Kedua alis Wang Li saling bertautan, ia mendengar ucapan yang tak mengenakan, namun masih menahan diri karena pria di hadapannya ini adalah sang penyelamat dirinya.
"Selain nyebelin, kamu juga tukang pukul sih ... Tapi aku penyabar dan tak akan marah, mes-"
Dukkk!!!
"Uwahh!! Hey, aku hampir jatuh!" Xiao Ren berseru ketika bokongnya ditendang, hampir saja ia terdorong keluar dan jatuh dari kereta.
"Apa? Kau tak akan marah kan?" Wang Li bersidekap dada.
"Aissh ... nyebelin sekali kau ini, selain tukang pukul aku harus memanggil mu tukang tendang juga."
"Apa katamu?!!'
"Chai Hong tolong!" Xiao Ren bersembunyi di belakang Chai Hong.
Di dalam berisik sekali, kusir yang sedang mengendarai kuda di depan bahkan sampai menggelengkan kepalanya. Entah bagaimana, ia jadi lumayan terbiasa dengan kegaduhan ini.
Tak sampai sepuluh menit kemudian, mereka tiba di sebuah mansion super besar. Berkat jalan yang mulus, mereka bahkan tak sadar sudah bergerak sejauh ini.
"Sini biar aku bantu." Xiao Ren berucap sembari menautkan jemari miliknya sendiri dengan milik Chai Hong, dia tak menanyakan pendapatnya sama sekali.
"Eh? Oh ... terima kasih atas bantuannya." Chai Hong tersenyum manis dan mengangguk, melihat hal itu membuat Wang Li memutar bola matanya lagi.
"Memang ini drama opera ya?" Gumam Wang Li sembari melangkah turun dibantu oleh kusir.
"Uwaahh!! Guede banget!!!" Xiao Ren berseru, tangannya masih bertautan dengan Chai Hong.
Kediaman Wang Li nyatanya lebih besar dari bangsawan lainnya, sekitar tiga sampai empat kali lebih besar. Gerbangnya saja sudah hampir setara dengan gerbang masuk kota.
Ada banyak penjaga bersenjata yang berjejer di depan gerbang, senantiasa siap sedia meski berjam-jam lamanya tanpa bergeming.
Di samping itu, ada seorang pria paruh baya berpakaian super rapih, dari yang terlihat nampaknya ia sudah menunggu kedatangan Wang Li cukup lama.
"Selamat datang tuan puteri, saya telah menunggu kedatangan anda dengan setia di sini." Pria tersebut adalah ketua pelayan khusus untuk Wang Li, bernama Bao An.
Sejak Wang Li masih balita, Bao An sudah melayaninya dengan penuh dedikasi. Itulah mengapa ia sekarang diangkat menjadi ketua pelayan.
"Ada tamu penting hari ini, bisa kau siapkan tempat untuk kami?"
"Tentu saja tuan puteri, saya akan siapkan tempat untuk tamu terhormat segera!"
"Sebelum itu aku akan membawa dia ke ayah dan ibu ku, jadi buat pria ini terlihat rapih." Xiao Ren terkekeh akan kalimat Wang Li, dia sadar seberapa acak acakan dirinya saat ini.
Sebetulnya dulu sekali ia pernah memiliki baju yang rapih dan modis, hasil pemberian dari seorang pedagang yang dirinya selamatkan dari serangan bandit. Tapi seiring waktu, dia menjual bajunya sendiri helai demi helai untuk membeli makanan dan sake.
Untuk sekarang, jangankan baju rapih ... tidak telanjang saja Xiao Ren sudah bersyukur.
Si pengembara berjalan mengikuti di belakang, Bao An dengan penuh hormat mengantarnya ke tempat di mana mereka bisa mendapatkan baju. Tak berkunjung lama, Xiao Ren tiba di sebuah ruangan besar penuh dengan lemari pakaian, sepertinya ini baju baju untuk tamu terhormat.
Ada banyak sekali tipe pakaian di sini, mulai dari yang mewah dan formal, sampai yang cocok untuk dipakai santai, namun semuanya punya satu kesamaan ... yakni kualitas tinggi.
"Tuan Xiao Ren, boleh saya tau selera berpakaian anda?" Bao An bertanya dengan senyuman, yang malah membuat Xiao Ren semakin kaku.
Formalitas dan tata krama bukan lah bidang yang ia kuasai, dirinya terlalu lekat dengan kebebasan untuk berekspresi.
"Y-Yah ... aku tak punya selera khusus sih, cukup yang nyaman dipakai dan tak mencolok saja."
"Nyaman dan tak mencolok, saya punya satu yang pas untuk anda. Tuan Puteri Wang Li pasti akan menyukai penampilan anda dengan pakaian ini."
Xiao Ren tak merasa dirinya ingin terlihat rapih demi Wang Li, namun hanya untuk kali ini saja ia akan diam. Si Pengembara takut untuk menyinggung semua orang.
Bao An dengan gesit membuka salah satu lemari dan mengambil satu set pakaian tanpa berfikir dua kali, ia pastinya sudah menghafal susunan baju dengan sempurna. Di sisi lain, Xiao Ren tak akan bisa memastikan tata letak pakaian yang satu dengan yang lain, meskipun sudah coba menghafalnya.
"Anda suka dengan pakaian ini?" Bao An menunjukan pakaiannya terlebih dahulu, memastikan si pengembara tak akan keberatan untuk mengenakannya.
"Ya, aku suka baju ini. Sayang sekali cuma pinjam dan harus dikembalikan."
"Hahaha ... anda berkata apa tuan, baju ini tentu saja jadi milik tuan Xiao Ren. Justru tuan puteri akan sedih jika anda mengembalikannya."
Xiao Ren mencoba menolak pemberiannya, dilihat dari sisi manapun baju ini pasti mahal, namun si ketua pelayan terus berargumen sehingga akhirnya Xiao Ren mengiyakan. Toh ... nanti ia bisa membicarakan ini dengan Wang Li langsung.
.
.
.
.
.
.
Xiao Ren bersama Bao An datang ke ruang pertemuan, di dalam sudah ada Wang Li dan sekeluarganya menunggu kedatangan si pengembara.
"Saya pamit undur diri." Ujar Bao An kemudian pergi setelah mengantar Xiao Ren kemari. Xiao Ren melihat kepergian Bao An sebelum menoleh kembali ke arah keluarga Wang Li.
'Duh ... canggungnya.' Xiao Ren berujar dalam hati.
Ia lihat ada Wang Li yang terkekeh melihat si pengembara yang berdiri canggung, seakan puas dengan kejadian ini.
Kemudian ada pria bertubuh besar dan berkumis panjang, dilihat lihat ... ia pasti ayah Wang Li. Wajahnya nampak galak dan sangat berwibawa, tubuhnya pun kekar bukti bahwa ia adalah petarung.
Selanjutnya ada wanita yang hanya sedikit lebih muda dari ayah Wang Li, ia memiliki banyak kemiripan langsung dengan si gadis bangsawan itu. Hanya saja yang satu ini terlihat lebih dewasa dan tidak meledak-ledak seperti Wang Li
'Pasti ibunya, cantik juga ...' Ucap Xiao Ren dalam hati.
Terakhir ada dua bocah kembar, yang satu laki laki dan satunya lagi perempuan. Tak banyak yang perlu dijelaskan dari mereka, hanya dua bocah yang menatap Xiao Ren penasaran.
"S-Saya merasa terhormat bisa bertemu dengan a-anda semua di sini ..." Xiao Ren membungkuk dan menempatkan tangan kanannya di dada sebelah kiri, ia berusaha terlihat sesopan mungkin demi menjaga harga diri.
" ... "
" ... "
"E-Eh kok diam? ma-maksud saya mengapa semuanya terdiam? apa cara menghormat saya salah?" Xiao Ren menggaruk kepalanya sembari berdiri kembali.
Ruangan sangat sunyi sampai akhirnya ayah Wang Li tertawa menggelegar, sedangkan yang lain terkekeh sembari menutupi mulut mereka masing masing. Bahkan Bao An juga sudah ada di luar, sembari berusaha menahan tawanya setengah mati.
"Apa yang tengah kau lakukan anak muda? Cepat duduk sini dan lupakan tata krama jika bersama kami!" Ayah Wang Li menepuk-nepuk kursi yang ada di sampingnya sembari tersenyum lebar.
Xiao Ren tanpa ragu lagi segera duduk setelah menerima izin dari ayah Wang Li. Secepat si pengembara menempatkan dirinya, secepat itu pula si pria paruh baya merangkul bahu Xiao Ren.
"Nama ku Wang Jia, dan adalah kepala keluarga ini. Aku sangat panik ketika mendengar penyerangan itu, namun kamu anak muda ... " Wang Jia menyeringai dan memukul kecil lengan Xiao Ren. "Kamu merubah kepanikan itu menjadi kelegaan, aksi mu berhasil menyelamatkan permata kecil ku."
Wang Jia sekali lagi tertawa terbahak-bahak, ia tak bisa lebih bahagia dari ini, mengingat anaknya diculik oleh kelompok bandit Golok Merah dan berhasil pulang dengan selamat. "Sekarang katakan pada ku, kabar apa yang bisa lebih membahagiakan dari selamatnya putri ku? tidak ada, wahahahaha!"
"Ku rasa demikian, nama ku Xiao Ren ... cuma pengembara yang kebetulan singgah di Kota Naga."
"Dan pengembara ini adalah penyelamat putri ku, wahahaha!" Wang Jia menepuk-nepuk punggung Xiao Ren, cukup keras untuk membuat tubuh si pengembara terdorong ke depan berkali-kali.
"Aku cuma ... merasa benar untuk ... menyelamatkan orang ... yang aku berhutang budi ... padanya ..." Kalimat Xiao Ren terputus putus akibat tubuhnya ditepuk tepuk.
"Kau benar! Kau benar! Dirimu sangat berani dan berjasa karena telah menyelamatkan putri dari Duke ini wahahahaha!"
"!!!"
"Kenapa terlihat kaget?"
"Anda adalah ..."
"Aku adalah?"
"Duke?!!"
"Ya, kau benar. Memangnya kenapa?"
.
.
.
.
.
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
duk... duk... duk... detak jantung
2024-07-05
1
Raysonic Lans™
duke.. duk..du.. duk..
2024-07-04
1