Menguasai kultivasi berbeda dengan menguasai seni beladiri biasa, yang sudah secara umum diketahui untuk melindungi diri sendiri dari ancaman luar.
Alasan berkultivasi selain untuk menjadi lebih kuat, juga untuk mencapai suatu tujuan besar yakni menjadi abadi. Cara untuk bisa disebut sebagai kultivator juga berbeda dengan menjadi pendekar.
Para kultivator diwajibkan untuk melatih dantian mereka, untuk bisa menampung energi alam yang disebut sebagai qi. Berbeda dengan tenaga dalam yang datang dari dalam diri sendiri, qi adalah energi kuat yang datang dari luar.
Para kultivator menyerap qi ke dalam dantian mereka, memperkuat diri, dan menerobos tingkatan yang baru.
Ada beberapa tingkatan di dunia kultivasi.
Pertama, tingkatan kultivator Fana, kemudian terus naik ke kultivator Suci, kultivator Abadi, kultivator Setengah Dewa, kultivator Dewa, kultivator Dewa Agung, dan terakhir kultivator Mahayana.
Awalnya para kultivator berhenti setelah mencapai tingkatan kultivator Abadi, karena tujuan awal mereka sudah tercapai. Namun semua orang mulai menemukan, bahwa tingkatan berkultivasi masih lah belum sampai puncaknya.
Satu persatu, tingkatan berkultivasi mulai semakin bertambah, dan yang terbaru adalah tingkatan Mahayana. Belum lagi, setiap tingkatan memiliki tahap mulai dari satu sampai dua belas.
"Dan masih lagi ... aku tak bisa naik tahap dari satu ke dua ... " Ujar Xiao Ren penuh frustasi, ia masih berada di tingkatan kultivator Fana tahap satu.
Selama berpuluh puluh tahun ia tak pernah bisa menembus tahap ini, karena entah apa yang terjadi, tapi qi yang memasuki dirinya seperti tetesan air yang jatuh ke dalam gelas, hanya bertambah sedikit demi sedikit.
Xiao Ren menatap ke bawah, refleksi dirinya di lautan qi ini memperlihatkan wajah yang sudah lama menyerah. Meksi disebut lautan qi, tempat ini hanya lah ilusi semata.
Air lautan yang tak melebihi mata kakinya bisa menjelaskan semua ini. Tempat ini lebih layak disebut genangan qi daripada lautan qi.
.
.
.
.
.
.
Xiao Ren membuka matanya, pemandangan kamar yang sunyi dan menyendiri langsung menyapa kedua iris yang sudah lelah itu. Ia pun bangkit dari bersila dan berjalan menuju cermin.
Tubuhnya terbentuk dengan sangat bagus, tidak terlalu kekar namun juga cukup untuk memanjakan mata. Xiao Ren memang sering berlatih fisik di masa lalu, untuk menutupi keadaan aneh pada kultivasinya.
Ia juga melatih tenaga dalamnya, sebagai jalan lain dari melatih dantian menggunakan qi. Hasilnya, ia berada di tingkatan pendekar Raja Naga tahap akhir.
Hanya saja, dibandingkan dengan kultivator ... tingkatan pendekar bak mainan anak kecil semata. Terbukti dengan betapa ia mendominasi di setiap pertarungan menggunakan qi yang hanya sedikit.
Kultivator Fana tahap satu sepertinya, mampu membodoh-bodohi pendekar Raja dan lima pendekar Jiwa.
Mata Dewa Agung yang bisa melihat ke masa depan, juga adalah teknik umum untuk para kultivator. Semua yang memiliki qi bisa menggunakan teknik ini, namun bagi Xiao Ren ... menggunakan teknik ini lebih dari lima menit sangat lah sulit sebab ia tak memiliki banyak qi.
Qi memang sangat lah kuat, mampu untuk melawan balik hukum alam. Ada banyak hal yang mustahil bagi seorang pendekar ... dapat dilakukan dengan mudah oleh seorang kultivator.
Namun Xiao Ren, mendapati dirinya sebagai kultivator paling bawah. Ia pun menghela nafas berat dan memakai kembali pakaiannya.
"Xiao Ren ... ayo kita makan!" Suara Wang Li terdengar dari luar, disertai gedoran pintu.
"Aku datang, tunggu sebentar." Xiao Ren berjalan menuju pintu dan membukanya.
Wang Li sudah menunggu, ia mengenakan pakaian yang lebih feminim dari biasanya. Serta, setiap kali mata keduanya bertemu ... Wang Li akan menoleh ke arah lain dengan pipi yang merona.
"Wang Li, di mana Chai Hong?"
"Dia sudah ada di meja makan, ayo cepat." Wang Li meraih tangan Xiao Ren dan menyeretnya ke tempat yang lain berada, yakni ruang makan.
Ketika sampai, ada semua keluarga Wang Li dan Chai Hong, serta Bao An yang mengorganisir hidangan yang dimasak oleh para koki kelas atas. Makanan dan minumannya sangat banyak, Xiao Ren tak pernah menemukan makanan sebanyak ini dalam satu waktu.
Wang Yan dan Wang Mei tersenyum lebar ketika melihat kedatangan si pengembara. "Kakak Xiao! Kami sudah bisa menggunakan tenaga dalam!"
"Aku duluan yang menguasai tenaga dalam, baru lah Wang Yan!" Seru Wang Mei yang dibalas sanggahan oleh saudara kembarnya.
"Salah, aku duluan!"
"Aku yang pertama!"
"Aku! Aku! Aku!"
Xiao Ren tersenyum tipis menyaksikan betapa antusias kedua saudara kembar ini, ia pun hendak duduk di samping kiri Chai Hong, namun Wang Li menyalipnya.
Kini hanya ada satu tempat duduk tersisa, yakni di kursi paling pojok sebelah kiri Wang Li. Si gadis bangsawan itu duduk tepat di antara Chai Hong dan Xiao Ren.
"Jadi, bagaimana kabar mu, adik Xiao?" Wang Jia bertanya, mewakili semua orang yang juga penasaran. "Ku dengar dari Wang Li bahwa kau sering mengurung diri dan melakukan hal aneh ... seperti duduk diam bersila selama berjam jam."
Xiao Ren mendelik ke arah kanan di mana Wang Li berada, gadis itu pun pura pura melihat ke arah lain.
"Sebenarnya ... itu adalah olahraga."
Semuanya dibuat kebingungan oleh jawaban Xiao Ren. "Olahraga seperti apa?"
"Hmm ... untuk menenangkan fikiran dan hati." Jawaban Xiao Ren tak sepenuhnya salah, bertapa selain untuk mengumpulkan qi juga bisa menenangkan fikiran dari hal hal di luar.
"Begitukah, aku tak akan pernah meragukan mu adik Xiao. Jika kau berkata demikian, maka itu pasti kebenarannya." Wang Jia tau bahwa Xiao Ren bukan orang yang suka berbohong atau mengada- ngada suatu cerita.
"Lebih penting lagi adik Xiao, kemana tujuan mu selanjutnya?" Tanya Wang Shuqun.
"Aku tidak yakin bibi Wang, mungkin kota Bunga Lotus, ku dengar di sana cukup nyaman." Xiao Ren meminum sup daging yang ada di mangkuk.
"Kalau begitu tolong bawa Wang Li sekalian."
Xiao Ren hampir saja tersedak ketika mendengar ucapan Wang Shuqun, ia menaruh kembali mangkuk di tangannya dan menatap ibu dari Wang Li itu dengan tatapan terkejut.
"M-Maaf, bisa diulang?"
"Aku berkata ... bisa kah adik Xiao membawa putri saya, Wang Li sekalian?"
"T-Tapi bibi ... aku kurang bisa mengurus orang lain ... "
Wang Li yang sedari tadi menunggu jawaban Xiao Ren dengan sangat antusias, merasa kesal ketika melihat wajah Xiao Ren yang nampak ragu.
Ia pun berbicara dengan nada tinggi kepada Xiao Ren. "Kamu tuh ya ... kenapa kelihatan ogah banget membawa ku?!"
"Ya jelas dong ogah, kamu tuh kan nyebelin..! Terus suka cari gara gara sama aku!" Xiao Ren menjawab, keduanya saling bertatapan tajam.
"Jadi aku ga boleh ikut tapi Chai Hong boleh, begitu?!"
"Chai Hong sih orangnya kalem terus pinter ngurus diri sendiri, dia juga ga nyebelin kayak kamu!"
"Kamu ya ... ngeselin..! ngeselin ..! Xiao Ren ngeselinnn!!!"
Chai Hong terlihat agak malu ketika Xiao Ren berbicara baik tentangnya, namun merasa kurang enak sebab si pengembara membanding-bandingkan antara dirinya dengan Wang Li.
Wang Jia tersenyum tipis melihat aksi adu argumen yang Xiao Ren dan Wang Li lakukan, mereka nampak sangat dekat di matanya.
"Fikirkan lah baik baik adik Xiao. Putri ku Wang Li, meski tak sekuat diri mu ... ia sudah ada di pendekar Jiwa tahap akhir." Sang ayah berujar dengan cukup bangga, Wang Li meski masih sangat muda ... ia tak kalah dari pendekar sekaliber Yu Long.
Tambahannya lagi, Wang Li menguasai teknik pedang Raja Timur, meski masih dasarnya saja, namun seiring waktu ia pasti akan mampu sepenuhnya memahami teknik ini.
Wang Shuqun tak mau kalah, ia pun ikut buka suara mendukung Wang Jia. "Selain itu, anak kami ini juga terampil dalam hal memasak. Pengembara seperti adik Xiao pasti butuh makanan yang sehat dan enak."
Wang Yan menambahkan. "Kakak Wang Li pun sering merapihkan pakaian ku dengan sangat baik!"
Wang Mei ikut andil. "Hebat juga bersih bersih rumah!"
Seiring pujian dan dukungan terhadap si gadis bangsawan bertambah, wajah Wang Li menjadi semakin cerah dengan senyuman besar, sedangkan Xiao Ren semakin berwajah masam.
Wang Jia dan Wang Shuqun kemudian menyeringai lebar, mereka berujar bersamaan. "Dan jangan lupa dengan apa yang kamu lakukan kemarin, pada anak kami yang sangat berharga."
"Jangan kira kami tak akan memperhitungkannya. Kalau orang orang tau ada pengembara yang berani melakukan hal itu pada anak seorang duke ... wah ... wah ... "
"Bahkan kami berdua bisa saja 'sedikit' menambah nambah kan ceritanya ... "
Wajah Xiao Ren berubah pucat, ia tak menyangka dua orang kolot ini tega mengancam dirinya. Padahal itu hanya sebuah ciuman, namun nampaknya kalau Xiao Ren berani melawan ... dua sosok berkedudukan besar ini bisa dengan mudah membuat buat cerita yang lebih parah lagi.
Ia menoleh cepat ke arah Wang Li untuk meminta bantuan, namun si gadis bangsawan hanya menunduk dengan wajah merah padam.
Kemudian beralih ke Chai Hong, teman dekatnya itu bahkan tak berani untuk bersuara.
'Sial ... kena skakmat ... ' Ujar Xiao Ren lesu di dalam hatinya.
"Baiklah ... akan ku terima ... " Mendengar jawaban Xiao Ren, semua yang ada di ruangan bahkan termasuk Bao An tersenyum lebar.
"Tapi ..! Ada tapinya ... "
"Tapi apa adik Xiao?" Wang Jia bertanya.
"Aku ingin mendengar alasannya ... kenapa kalian memberikan anak berharga ini kepada ku?"
Bersambung ...
____________________________________________
Mohon like dan komentarnya, thank you!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Micro Tv
katanya overpower thor masak kultivasi nya masih fana tahap 1 lagi
2024-08-01
2
Masa dikasih wanita cantik masih menawar
2024-07-06
1
Ridwan Aproid
alur sudah pas intinya jangan tergesa gesa biar capternya banyak
2023-12-15
1