Xiao Ren keluar dari kamar sembari menguap, ia tidur lelap semalam tanpa ada gangguan. Rupanya, Chai Hong dan Xiao Ren tak ada masalah saling berbagi kasur. Xiao Ren juga bukan lah pemalu, dia tak melepaskan kasur hanya karena ada seorang wanita di atasnya, dan tak terjadi apapun sama sekali.
Bukannya ia tak tertarik terhadap wanita atau apapun itu, namun bagi si pengembara, Chai Hong itu teman yang berarti. Sekedar nafsu belaka tak bisa membuatnya menyakiti Chai Hong.
Si pengembara berjalan menuju lantai tiga, ia melihat para pendekar lain yang bergerak ke tujuan yang sama dengannya.
"Malas juga kalau harus bahas rencana, maunya main keluar deh ..." Xiao Ren bergumam, ia bukan tipe orang pemikir yang mau duduk diam mendengarkan orang lain menjabarkan isi fikiran mereka. "Chai Hong udah ada di tempat diskusi belum ya?"
Di kala si pengembara sibuk berbicara sendiri, tiba tiba seorang perempuan yang mengenakan pakaian cukup terbuka muncul dan berjalan di sampingnya.
"Selamat pagi, senior." Ia adalah Ling Ling yang juga sama sama hendak menghadiri pertemuan. "Apakah senior sudah sarapan pagi?"
"Belum nih, pengennya bareng Chai Hong tapi dia udah ilang waktu aku bangun."
"Bagus kalau begitu, di tempat pertemuan sudah tersedia banyak makanan." Ling Ling tersenyum senang saat mendengar Xiao Ren belum makan. "Yuk, kita makan di atas?"
Mereka berdua bergegas menghadiri pertemuan, di sana sudah ada banyak sekali pendekar dalam satu ruangan. Yu Long berdiri sendiri di hadapan semua orang dan sibuk menjelaskan rencana.
"Pertama-tama, saya akan masuk bersama Ling Ling untuk terlebih dahulu membujuk sekte Macan Putih." Yu Long berseru kencang, memastikan semua yang hadir bisa mendengarnya. "Meskipun tujuan utama kita adalah membantai sekte kecil ini, namun ada bagusnya mendapatkan pedang Pembelah Bumi terlebih dahulu baru memulai penyerangan."
Seorang pendekar mengangkat tangan. "Ketua, apakah penyerangan ini bersifat mutlak?"
"Benar, saudara ku. Entah sekte Macan Putih mau memberikan pedangnya atau tidak, penyerangan akan tetap dilancarkan." Yu Long melingkari empat titik di peta yang tertempel di dinding. "Perlu diingat bahwa kita akan menyerang dari segala penjuru, menekan musuh ke satu titik dan menghabisi mereka bersama."
" ... "
"Camkan satu hal, baik nyonya Ling Yue dan duke Wang Jia, keduanya menginginkan kehancuran sekte kecil ini yang berani menyerang paviliun Naga Emas dan menculik nona Wang Li." Tak ada setitikpun toleransi di nada Yu Long, kehancuran sekte Macan Putih harus dipastikan. "Tak boleh membiarkan satu pun selamat! Lebih baik lagi jika ada bandit Golok Merah di lokasi, maka habisi mereka sekalian!"
Xiao Ren yang baru masuk, tak nampak mendengarkan atau memperhatikan, ia dengan santainya duduk di salah satu meja kosong dan mulai memakan apa yang ada.
Chai Hong menyadari keberadaan Xiao Ren, ia pun segera bergegas dan duduk di meja yang sama bersama si pengembara, berbarengan dengan Ling Ling yang juga menarik kursi.
"Oh? saudari Chai Hong." Ling Ling menatap ke arah Chai Hong, kemudian menempatkan diri di samping Xiao Ren yang sedang makan dengan rakus. "Bagaimana menurut saudari Chai Hong mengenai rencana nya?"
"Sangat bagus, meskipun saya tak akan ikut penyerangan." Chai Hong tersenyum manis. "Saya kemari hanya untuk menemani tuan Xiao Ren."
"Ga ikut juga ga masalah, toh nanti aku bantai mereka semua." Ujar Xiao Ren dengan mulut yang penuh.
Chai Hong dan Ling Ling tertawa kecil, anak dari pemilik paviliun Naga Emas itu kemudian membalas. "Telan dulu makanannya, baru bicara."
Xiao Ren kemudian menelan apa yang ada di mulutnya, lalu meminum teh di gelas dan lanjut berbicara. "Chai Hong tuh ga bisa beladiri, jadi diam saja di sini faham?"
"Saya faham, tuan Xiao Ren."
Mereka bertiga kemudian mendengarkan penjelasan Yu Long, meskipun sebenarnya Xiao Ren acuh tak acuh.
Berdasarkan apa yang mereka dengar, Ling Yue sang pemilik paviliun Naga Emas telah menyelidiki, bahwa kedua bandit Golok Merah yang lari membawa pedang Pembelah Bumi berujung sembunyi di balik gerbang sekte Macan Putih.
Kemungkinan besar, sekte kecil ini lah yang membayar para bandit untuk mencuri pedang Pembelah Bumi, lalu kemudian dipakai supaya bisa memperkuat sekte. Memang sejak dulu, sekte Macan Putih selalu mencari cara untuk naik dari sekte kecil menjadi sekte menengah.
Dan mengenai daya tempur, mereka adalah sekte kecil yang hanya memiliki paling banyak 25 pendekar Raga, 10 pendekar jiwa, dan 1 pendekar Raja sebagai Patriach.
Niat awalnya Yu Long dan Gong Taizhu akan menghadapi Patriach yang secara teknis lebih kuat, namun setelah mereka menemukan seberapa kuat si pengembara, tugas tersebut telah dipindah tangankan padanya.
Yu Long menekankan supaya Xiao Ren tak muncul terlebih dahulu, melainkan menunggu bersama pendekar lain di luar tembok sekte untuk penyergapan. Sebab, apabila mereka menemukan pendekar kuat memasuki wilayah, maka kemungkinan besar penjagaan sekte Macan Putih akan lebih ketat.
Sudah bukan rahasia umum, bahwa pendekar Raja yang telah ahli menggunakan tenaga dalam, mampu untuk mengukur kemampuan pendekar lainnya dalam kedipan mata.
"Senior Xiao, adakah tambahan?" Yu Long memberi hormat jauh kepada Xiao Ren yang sedang duduk di meja. "Saya sangat yakin, saran dari senior akan berguna dalam rencana penyerangan ini."
Semua orang menatap penuh ekspetasi terhadap si pengembara, sama halnya dengan Ling Ling dan Chai Hong yang duduk satu meja bersamanya.
"Mh? kamu bilang apa?" Xiao Ren bertanya balik dengan mulut yang mengunyah daging, ia sama sekali tak mendengarkan sepanjang pertemuan.
"Kami meminta saran senior." Yu Long berucap sopan.
"Hmm ... saran ya ... " Xiao Ren berfikir keras sembari mulut masih mengunyah daging, ia sungguh tak bisa menemukan apapun untuk ditambahkan.
Tentu saja, karena dalam segi kepintaran, Yu Long menang jauh dari Xiao Ren. Si pengembara tidak pernah memikirkan strategi, tidak juga pernah belajar bagaimana cara membuat strategi.
"Menurut ku rencana mu sudah sangat bagus, pemikiran yang luas itu sangat lah baru dan mencerahkan." Si pengembara bahkan tak tau apa yang dia sendiri bicarakan, namun mulutnya tetap mengeluarkan kata. "Adapun saran, menurut ku ada baiknya untuk mempersiapkan diri akan hal terburuk dan tak terduga."
Prok! Prok! Prok!
Yu Long bertepuk tangan dengan senyuman lebar, ia baru saja dipuji oleh seorang senior di depan semua orang, dirinya merasa senang dan bangga. Menyambut tindakan Yu Long, para pendekar lain ikut bertepuk tangan.
Ling Ling mengangguk angguk, sembari memberikan tepuk tangan meriah, sama halnya dengan Chai Hong.
"Saran yang sangat luar biasa, senior Xiao!"
"Mempersiapkan diri untuk yang terburuk dan tak terduga, itu memang penting!"
"Saya harus banyak belajar dari senior Xiao!"
Semua orang memuji Xiao Ren, yang bahkan dia sendiri masih kebingungan, dalam hatinya ia bergumam.
'Barusan, aku ngomong apa sih?'
Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 95 Episodes
Comments
Roni Sakroni
dasar pendekar tengil
2024-08-20
1