Pada malam harinya Danish merencanakan makan malam romantis untuk istrinya yang tercinta, Amara. Mereka belum pernah menghabiskan waktu bersama untuk makan malam di luar, karena kesibukan Danish dengan pekerjaannya sebagai seorang pengusaha. Danish sangat ingin membuat momen ini istimewa dan berbeda dari biasanya.
Danish terinspirasi oleh salah satu restoran terkenal di kota mereka, yang dikenal dengan suasana romantis dan hidangan lezat. Dia merasa bahwa inilah saat yang tepat untuk menciptakan momen yang tak terlupakan bagi Amara. Danish segera pergi membeli bunga mawar merah, bunga kesukaan Amara, dan tiba di rumah dengan senyum lebar.
"Malam ini, kita akan makan malam di restoran terbaik di kota ini, Sayang!" kata Danish dengan penuh semangat saat memeluk Amara.
Amara tersenyum bahagia dan memeluk Danish. “Mas, apa yang membuatmu tiba-tiba memiliki ide ini?”
"Terkadang aku lupa betapa pentingnya kita menghabiskan waktu bersama di tengah kesibukan kita," kata Danish seraya memandang tajam ke dalam mata Amara. "Kau adalah segalanya bagiku dan aku ingin membuat momen ini istimewa."
Amara tersenyum lebih lebar lagi dan mengelus pipi Danish. “Terima kasih, Mas. Aku sangat menghargai usahamu. Aku yakin malam ini akan menjadi suatu kenangan yang indah bagi kita berdua terutama bagiku. Aku tak pernah makan malam di restoran." Amara berkata sejujurnya.
Setelah mereka berdandan dengan rapi, Danish membantu Amara memakai dess-nya dan keluar menuju mobil. Mereka tiba di restoran yang indah dengan latar belakang sungai yang mengalir tenang.
Danish membuka pintu mobil untuk Amara dan mereka berjalan menuju meja yang telah dipesan oleh pria itu sebelumnya. Terhampar di atas meja tersebut adalah bunga mawar merah yang amat cantik dan tercium bau harumnya di udara.
Amara terkejut melihat dekorasi yang indah dan mengucapkan terima kasih kepada Danish. "Aku tidak pernah menduga kalau kamu bisa begitu romantis, Mas. Ini begitu indah!"
Danish tersenyum dan membalas, "Hanya demi kamu, Amara, aku akan melakukan segalanya. Aku ingin menjadikan malam ini lebih dari sekedar makan malam."
Mereka memesan hidangan favorit masing-masing dan memulai percakapan santai tentang kehidupan mereka. Danish sengaja bertanya tentang keluarga Amara. Dia sengaja bertanya saat ini, di saat hari istrinya bahagia agar dia bisa berkata jujur. Karena sulit bagi pria itu melacak keberadaan keluarga Amara karena gadis itu yang tak memiliki kartu identitas apa pun.
Setelah makan malam, Danish bangkit dari kursinya dan mencuri perhatian Amara. "Istirahat sebentar, Amara. Aku punya kejutan untukmu."
Dia membawa Amara ke tepi sungai yang bersinar dengan cahaya bulan. Danish membuka kotak kecil dan mengeluarkan cincin berlian yang cantik. "Amara, kau adalah cinta sejatiku. Aku ingin menghabiskan sisa hidupku hanya untukmu. Menualah bersamaku! Jangan pernah berpikir untuk meninggalkan aku!"
Amara merasa begitu terkejut dan haru. Setelah beberapa saat terdiam, dia berkata dengan suara lembut, "Iya, Mas. Aku juga ingin hidup selamanya denganmu. Kita akan membangun masa depan bersama. Aku mencintaimu, Mas."
Amara berucap dengan suara pelan. Dia kurang percaya diri saat mengucapkan itu.
Danish menggenggam tangan Amara dan memasangkan cincin di jarinya. Mereka berdua tersenyum, saling menatap dengan penuh cinta, dan merayakan momen bahagia itu dengan pelukan yang dalam.
"Malam ini adalah malam yang luar biasa," kata Danish sambil mencium lembut kening Amara. "Aku berjanji akan selalu membuatmu bahagia, dan bersama-sama, kita bisa menghadapi segala tantangan."
Amara menatap Danish dengan tulus dan berkata, "Terima kasih karena telah membuat aku menjadi wanitamu. Aku merasa wanita paling beruntung."
Danish kembali mengecup dahi sang istri. Mereka berdua berjalan kembali ke meja mereka dengan bahagia, menikmati waktu yang tersisa untuk makan malam. Danish dan Amara tahu bahwa momen ini akan terus hidup dalam ingatan mereka, menjadi batu loncatan bagi masa depan yang indah bersama.
***
Hari ini Danish telah mempekerjakan seorang wanita untuk menemani dan membantu Amara di rumah. Pria itu takut jika meninggalkan Amara seorang diri. Jika dibawa ke kantor terus, dia takut akan menggangu kerjanya. Setiap melihat Amara, dia hanya ingin memeluk istrinya itu. Bisa-bisa pekerjaan terbengkalai.
"Mas, nanti aku mau ke supermarket. Mau beli bahan makanan untuk aku masak," ucap Amara.
"Apa perlu di antar, Sayang?" tanya Danish dengan lembutnya.
"Mas kerja saja. Aku cuma ke supermarket depan apartemen ini. Sebentar saja. Aku ingin belajar pergi sendiri. Jika kamu terus menemani. Kapan aku beraninya."
"Ingat kata-kataku, jika kamu harus selalu dekat keramaian. Jangan berada di tempat sunyi, apalagi hanya sendirian. Jika ada orang yang mencurigakan, segera dekati petugas keamanan dimana kamu berada. Supermarket depan itu juga ada petugas keamanannya," ujar Danish mengingatkan sang istri.
Danish mengizinkan Amara untuk pergi sendirian agar istrinya itu berani menghadapi orang. Dia ingin wanita itu bebas dari rasa takutnya.
Setelah Danish pergi ke kantor, Amara masuk ke kamar. Dapur telah dia bersihkan dengan wanita yang bekerja dengannya. Walau memiliki asisten, tapi Amara masih membantu pekerjaan rumah.
"Bi, aku mau ke supermarket. Masaknya nanti setelah aku pulang saja," ucap Amara
"Iya, Non. Bibi mau nyuci pakaian saja dulu," jawab Bi Imah.
"Biar saja aku yang mencuci, Bi. Itu ada pakaian dalamku dan suami," balas Amara. Dia malu jika pakaian dalam mereka dilihat apa lagi di cuci orang lain.
"Tak apa, Non. Itu memang tugas saya," ucap Bi Imah.
"Besok saja kalau Bibi mau kerjakan. Aku akan pisahkan pakaian dalam kami," jawab Amara masih malu.
Setelah cukup lama berdebat karena bibi juga merasa tak enak, dari kemarin semua pekerjaan di bantu Amara, akhirnya wanita itu mengizinkan bibi mencuci. Dia langsung memilih pakaian dalamnya dan sang suami. Membawa masuk ke kamar.
Amara berjalan dengan hati bahagia. Masih teringat makan malam kemarin. Dia merasa hidupnya saat ini sangat sempurna. Memiliki suami yang sangat menyayangi dirinya.
Amara mengambil daging sapi, ayam, cumi dan udang. Saat dia akan mengambil sayur, tangannya di sentuh seseorang. Hampir saja dia menjerit jika tak mendengar suara orang itu.
"Jangan takut putriku. Aku hanya ingin menyapamu setelah sekian lama kau kabur," ucap pria itu.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Lusiana_Oct13
tak memiliki kartu identitas terus gimana nikah nya siapa wali amaranya
2024-09-10
0
Eka
hati3 amara
2024-01-12
0
Dwi MaRITA
tuh kan... kemaren anak syetan yg dateng.... nah sekarang bapak syetan yg nongol.... 🙈😁
2023-12-26
0