Amara menyandarkan kepalanya ke bahu sang suami. Di peluknya pinggang Danish. Dia merasa sangat nyaman jika berada dalam pelukan pria itu.
Danish yang sudah tidak tahan lagi dengan hasratnya, mengangkat tubuh Amara ke atas pangkuannya. Saat ini keduanya saling bertatapan.
"Aku mencintaimu, Amara," ucap Danish dengan suara lembut.
Amara menunduk malu mendengar ungkapan cinta dari suaminya. Dia yang tak pernah dekat dengan pria mana pun, baru kali ini mendengar ungkapan cinta.
"Apakah kamu telah siap menjadi milikku seutuhnya malam ini?" tanya Danish.
Amara melingkarkan kedua tangannya di leher sang suami. Dia menunduk dan menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Danish yang melihat itu tersenyum bahagia. Dipeluknya pinggang Amara dengan erat agar wanita itu tidak jatuh.
Danish lalu mengecup bibir Amara dengan lembut. Walau wanita itu mengatakan jika dirinya siap menjadi miliknya, tapi dia tetap harus melakukan semua itu dengan hati-hati.
Dia tidak mau mengambil resiko jika melakukan dengan terburu-buru. Trauma Amara yang mulai hilang, tak ingin ditambah lagi dengan perlakuannya malam ini.
Danish berdiri dan menggendong tubuh Amara seperti anak koala. Dia lalu menurunkan di atas meja. Di antara kedua kaki wanita itu, suaminya berdiri.
Amara kembali melingkarkan kedua tangannya ke leher Danish. Dia tersenyum. Entah mengapa malam ini dia ingin di dekat pria itu dan ingin memeluk tubuhnya erat.
"Amara, jika malam ini aku meminta hak sebagai suami kamu, apakah kamu telah siap, Sayang?" tanya Danish lagi untuk meyakinkan dirinya jika wanita itu memang benar siap.
Amara menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Melihat itu, Danish mengecup kembali bibir istrinya. Dia telah memikirkan tentang memberikan nafkah batin sejak mereka liburan kemarin. Namun, semua diurungkannya karena rasa takut dan traumanya kembali saat sang Abang tiri muncul.
"Kita di dalam kamar saja. Untuk awal berhubungan lebih baik jangan melakukan gaya yang berlebihan. Setelah kamu terbiasa, nanti kita bisa main di sudut mana pun rumah ini," ucap Danish.
Bagi Danish ini bukanlah pengalaman pertama baginya. Setiap pasangannya pernah ditiduri dan dinikmati madunya. Dia memikirkan Amara yang baru pertama kali melakukan.
Digendongnya tubuh Amara menuju kamar utama, tempat dia tidur selama ini, bukan kamar yang biasa Amara tempati. Gadis itu memandangi isi kamar yang tampak elegan dengan dominasi warna hitam putih.
Tubuh mungil Amara lalu di turunkan dengan pelan. Dibaringkan di atas tempat tidur.
"Amara, aku ingin malam ini kamu menjadi milikku seutuhnya." Danish membaringkan tubuhnya di samping sang istri.
Danish menarik pinggang Amara agar makin merapat. Dia lalu mengecup leher wanita itu yang putih mulus. Melihat istrinya hanya diam, pria itu mulai menghisap dan menggigitnya kecil.
Amara yang baru pertama kali diperlakukan begitu, menahan napasnya. Dia merasa geli menjalar di seluruh tubuhnya. Seperti ada kupu-kupu beterbangan dalam perut.Tanpa di minta, wanita itu melingkarkan tangannya di leher sang suami dan merapatkan tubuhnya hingga dada mereka saat ini berdempet. Pria itu meninggalkan banyak jejak kepemilikan di leher istri kecilnya itu.
Danish berdiri dan melepaskan seluruh pakaian yang melekat ditubuhnya hingga yang tersisa hanya pakaian dalamnya. Melihat pria itu yang hampir polos, wajah Amara memerah menahan malu, dia lalu menutup kedua matanya dengan tangan.
Danish tersenyum tanpa pedulikan Amara yang malu dan menutup matanya, dia naik ke tempat tidur dan mengukung tubuh wanita itu di bawah tubuhnya.
Tanpa menunggu waktu lama, Danish mengecup bibir ranum istrinya yang polos. Amara hanya diam tanpa membalas, begitu juga saat pria itu bermain dengan lidahnya. Suaminya itu juga tak peduli jika Amara masih malu dan tak berani membalas apa yang dia lakukan. Dia tahu ini yang pertama bagi istrinya.
Setelah cukup lama bermain dibibir Amara, ciuman Danish turun ke leher. Tapi dia hanya sebentar bermain di sana, karena telah banyak jejak kepemilikan yang dia buat dari tadi.
Danish menarik tali baju Amara kesamping dan meloloskan dari tangannya. Saat ini dia dapat melihat bentuk dada dan istrinya dengan sempurna.
Danish tertegun mengagumi bentuknya yang nyaris sempurna. Amara yang malu karena melihat Danish yang menatapnya tanpa kedip menutup dadanya dengan tangan.
"Kenapa Mas memandangi aku seperti itu?" tanya Amara dengan suara pelan.
"Jangan ditutupi dadamu itu. Bentuknya sangat indah," ucap Danish dengan suara serak. Sepertinya pria itu sudah di puncak napsunya.
Danish menjauhi tangan Amara dari dadanya. Dia mengecup puncaknya, dan mengisap pelan. Suara yang ditunggu pria itu akhirnya keluar dari mulut istrinya, membuatnya tersenyum. Walau dia awalnya takut Amara tak menikmati, ternyata dirinya masih mampu membuat gadis itu mengeluarkan suara kenikmatannya.
Danish bersumpah dalam hatinya akan membuat gadis ini tidak akan dikatakan gadis lagi malam ini. Dia telah menahan sejak pertama melihat tubuh Amara dengan hanya berbalut pakaian dalam.
Danish kembali meghisap pucuk dada Amara secara bergantian. Dia juga meninggalkan banyak jejak kepemilikan disekitar dada sang istri.
Ciuman dan kecupan Danish turun hingga ke perut rata Amara. Dia meloloskan baju sang istri. Hingga hanya tinggal segitiga pengaman yang melekat ditubuhnya.
Amara tidak bisa menahan suara kenikmatannya. Baru kali ini dia merasakan geli yang mengenakan. Saat ini ciuman Danish telah sampai kebagian bawah. Pria itu lalu menanggalkan satu-satunya kain yang masih melekat ditubuh sang istri.
Amara lalu menutupi bagian paling berharga ditubuhnya. Baru kali ini ada orang yang melihat bagian terdalam dari tubuhnya.. Itu seorang pria dewasa. Diasangat malu.
"Mas, jangan di lihat terus." Amara berkata dengan suara pelan.
"Apakah kamu siap untuk menyerahkan sesuatu yang paling berharga di tubuh kamu untukku malam ini?" tanya Danish dengan suara serak.
Amara hanya menganggukan kepalanya tanpa menjawab pertanyaan suaminya. Sekarang ataupun malam besok, sebagai istri dia akan tetap menyerahkan miliknya.
"Mungkin di awal akan terasa sakit, aku ingin kamu sedikit menahannya. Namun, jika kamu merasa nggak tahan, katakan saja. Aku akan berusaha melakukan sepelan dan selembut mungkin."
Kembali Amara hanya mengangguk untuk memberikan jawaban atas ucapan Danish. Jantungnya berpacu lebih cepat.
"Aku akan mulai sekarang. Kamu sudah siap?" tanya Danis sekali lagi. Amara tersenyum dan mengangguk, hanya itu yang bisa dia lakukan. Sepertinya suaranya hilang karena menahan kenikmatan.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛
up dulu 🏃🏽♀️🏃🏽♀️🏃🏽♀️🏃🏽♀️
2024-04-25
0
Dwi MaRITA
ara takluk dg suami, sorang mantan casanova... 🙈
2023-12-26
0
ria
selamat menikmati danish amara❤❤
2023-12-15
0