Danish masih terus memanggil nama sang istri. Berlari kesana kemari mencari keberadaan Amara. Setelah hampir setengah jam, mencari dia melihat ada bayangan di balik batu. Saat ini malam telah menjelang.
Dengan berjalan perlahan, Danish mendekati bayangan itu. Betapa terkejutnya pria itu melihat siapa yang tergeletak di pasir dekat batu besar.
"Amara ...," teriak Danish. Istrinya tampak pucat dengan rambut acak-acakan dan baju yang telah lusuh dan kotor.
Danish langsung menggendongnya dan setengah berlari menuju hotel. Dia langsung membawa sang istri menuju kamar tempat mereka menginap.
Tubuh Amara dibaringkan ke atas kasur. Danish membuka pakaian istrinya. Mengambil air dan membersihkan tubuh yang penuh dengan pasir.
"Sayang, bangun! Ini aku suamimu," ucap Danish. Berharap sang istri membuka matanya.
Setelah mengganti pakaian istrinya. Danish memesan makanan untuk Amara. Dia lalu naik ke ranjang dan memeluk erat tubuh wanita itu.
Danish merasa sangat bersalah karena meninggalkan sang istri. Berjanji dalam hatinya, tidak akan mengulangi lagi. Dia memeluk tubuh itu erat sambil terus mengecupnya. Berharap segera sadar.
Amara membuka matanya. Dia mendorong tubuh Danish. Mungkin masih berpikir David yang melakukan itu.
"Jangan mendekat! Aku akan melaporkan kamu ke polisi!" teriak Amara. Dia turun dari ranjang dan terduduk di lantai dengan memegang kedua lututnya. Tampak sekali wajah ketakutannya.
"Aku mohon, jangan lakukan itu lagi padaku. Jangan nodai aku!" ucap Amara terbata.
Danish turun dari ranjang dan dengan perlahan mendekati sang istri. Tak ingin Amara makin merasa takut. Pria itu ingat saat pertama kali menemukannya, gadis itu juga seperti ini.
"Amara ... Jangan takut, Sayang. Ini aku, suami kamu!" ucap Danish dengan lembut.
Amara menatap ke depan. Memandangi wajah pria itu. Melihat Danish, dia langsung berdiri dan memeluk sang suami.
"Mas, aku takut ...," ucap Amara memeluk erat sang suami.
Danish membalas pelukan Amara. Membawanya ke tempat tidur. Mengajak wanita itu berbaring. Amara masih terus memeluk suaminya. Tidak ingin lepas dari sang suami.
"Mas, jangan tinggalkan aku. Bang David ada di sini. Aku takut dia berusaha menodai aku lagi. Aku ...."
"Jangan takut, Sayang. Aku janji mulai detik ini tak akan tinggalkan kamu seorang diri."
Danish membawa kepala sang istri ke dalam dekapan dadanya. Mengecup pucuk rambut Amara untuk memberikan wanita itu ketenangan. Saat Amara mulai tenang, terdengar suara ketukan pintu, membuat dia kembali takut.
"Siapa itu, Mas?" tanya Amara ketakutan.
"Itu pasti pelayan hotel yang ingin mengantar makanan. Aku buka dulu, ya?" tanya Danish dengan suara pelan.
"Aku ikut," jawab Amara. Danish tersenyum menanggapi. Menarik napas dalam. Sepertinya dia harus bersabar kembali seperti saat dulu pertama kali mereka bersama.
Amara memeluk lengan Danish dengan erat saat pria itu membuka pintu. Terlihat dua orang petugas membawa makanan. Pria itu meminta meletakan di atas meja. Setelah itu dia memberikan tips.
"Kamu makan dulu, pasti lapar," ucap Danish dengan lembut.
"Aku nggak lapar, Mas." Amara masih terus memeluk lengan suaminya.
Jika awal bertemu dia takut didekati Danish, berbeda saat ini. Amara justru takut Danish tinggalkan.
"Aku suapi. Jika tak makan, kamu bisa sakit."
Danish lalu menyuapi Amara dengan telaten seperti dengan anaknya. Satu piring nasi habis di lahapnya.
"Sekarang kamu mandi. Nanti badanmu bisa gatal-gatal. Karena banyak pasirnya," ucap Danish.
"Aku takut sendiri. Aku mau kamu temani," jawab Amara.
"Kamu mau aku temani mandi?" tanya Danish dengan nada kurang percaya. Gadis itu menjawab dengan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Danish lalu mengajak Amara ke kamar mandi. Gadis itu membuka pakaiannya tanpa malu lagi.
Danish menarik napas dalam melihat gadis itu yang hanya berpakaian dalam. Keringat dingin keluar dari dahinya. Dia memegang dadanya, terdengar suara jantung yang berdetak lebih cepat. Dia kembali menarik napas dalam.
"Tahan Danish, walau dia telah halal bagimu. Dia masih belum bisa diajak buat berhubungan. Jangan buat dia semakin merasa trauma," gumam Danish dalam hatinya.
Setelah Amara mandi, Danish yang meminta izin untuk mandi. Amara sepertinya ragu untuk mengizinkan.
"Aku takut, Mas ..."
Danish kembali menarik napas dalam. Tidak mungkin mengajak wanita itu ikut mandi. Tadi saja dia sudah berperang melawan napsu dengan setengah mati.
"Aku hanya mandi sebentar. Pintu kamar telah aku kunci. Tak akan ada yang bisa masuk."
"Baiklah, tapi jangan lama!" balas Amara akhirnya.
Danish menarik napas lega. Jika Amara memaksa ikut ke kamar mandi, lebih baik dia batal mandi. Pria itu masuk ke kamar mandi segera. Dia sekalian ingin menidurkan juniornya yang telanjur bangun saat tadi melihat Amara mandi.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛
🤭🤭🤭🤭🤭 kasih an Danish
2024-04-25
0
Dwi MaRITA
emang syusah nahan yak kalok lihat yg halal di dpn mata... 🙈🙊🙉
2023-12-26
0
ria
wkwkwk..sabar jerry..
belum waktux
2023-12-15
0