Amara langsung mundur saat melihat David sang kakak tiri yang ternyata datang, bukan Danish sang suami. Pria itu masuk dan tersenyum melihat adiknya ketakutan. Dia memandangi ke sekeliling apartemen.
"Apa yang kau lakukan pada pria itu? Apa kau menjadi simpanannya, atau kau memang sengaja menjual dirimu untuk memuaskan dia? Bagaimana jika ayah tahu apa yang kau lakukan ini, Amara? Kau pasti akan di bunuh!" ucap David dengan penuh penekanan.
David yang melihat Amara di kota lain bersama Danish, mencari tahu siapa pria itu. Tak sulit jika ingin mengetahuinya. Dia cukup terkenal karena pergaulan dan kesuksesannya. Siapa yang tak mengenal seorang Casanova ganteng dan sukses seperti Danish.
"Abang mau apa?" tanya Amara dengan suara parau karena ketakutan.
David tersenyum menanggapi pertanyaan adik tirinya itu. Dia memang menginginkan sesuatu setelah tahu Amara tinggal bersama Danish. Dia ingin manfaatkan wanita itu.
"Kamu bertanya aku mau apa? Apa kamu yakin akan mengabulkan apa yang aku inginkan?" Bukannya menjawab pertanyaan Amara, pria itu justru balik bertanya.
Amara menarik napas dalam. Dia berusaha menghilangkan rasa takutnya. Dia tak boleh kalah dengan abang tirinya ini. Itu yang ada dalam pikiran Amara.
Dengan perlahan dia berjalan mundur. Amara ingat dengan tablet yang di berikan Danish. Dia bisa menghubungi pria itu. Danish mengatakan jika hanya ada nomornya di sana. Tadi dia meletakan di dapur ketika membuat sarapan untuk sang suami.
David yang curiga dengan gerakan Amara berjalan cepat mendekati wanita itu. Hal itu mampu membuat dia makin ketakutan dan tubuhnya gemetar.
"Jangan coba-coba mengelabuiku!" ucap David yang makin dekat dengannya.
"Katakan sekarang apa yang Abang inginkan, jika tidak aku akan berteriak!" ancam Amara. Padahal dia yakin teriakannya tak akan di dengar karena rumah ini dilapisi kedap suara.
"Aku inginkan kamu! Dari dulu aku sudah ingin mencicipi kamu. Tapi sebelumnya aku ingin kamu memberikan aku uangmu. Jika kau tak ingin kau mengatakan di mana kamu dan sama siapa kamu tinggal dengan ayah."
Amara kembali menarik napas berulang kali. Ini semua dia lakukan agar rasa cemas dan takutnya hilang. Dia berusaha melawan traumanya menghadapi sang abang. Tangannya di kepal untuk memberikan kekuatan pada diri sendiri.
"Berani kau menyentuhku, akan aku laporkan pada polisi. Aku hanya butuh bukti. Sentuh saja aku atau perlu sakiti. Setelah itu kau akan abadi di penjara," ancam Amara. Padahal dia ketakutan, tapi dia berusaha mengancam pria itu dengan ucapannya.
"Tenyata kau lebih pintar sekarang! Aku juga tak akan menyentuhmu saat ini jika kau bisa mengabulkan keinginanku! Beri aku uangmu sepuluh juta. Aku akan pergi!" ucap David.
Amara cukup terkejut mendengar ucapan abang tirinya itu. Dia memang memiliki uang cash yang cukup banyak dari Danish dan juga ada kartu ATM yang diberikan suaminya sebagai pegangan jika dia menginginkan belanja di supermarket yang ada di lantai bawah.
"Aku tak punya uang sebanyak itu!" balas Amara mencoba melawan.
"Aku beri kau waktu. Aku akan datang kembali. Siapkan saja uangmu. Jika kau mengatakan semua ini pada suamimu, bukan kau saja yang akan aku celakai. Tapi juga suamimu Danish. Aku bisa mencelakainya. Jadi jangan coba-coba melawanku dengan cara apapun itu!" ancam David.
Saat dia akan mendekati Amara terdengar suara seseorang memanggil nama adik tirinya itu. David mengurungkan niatnya dan mencoba kabur.
"Amara, Sayang. Kenapa pintunya terbuka. Kamu sedang apa?"
"Mas Danish ...." Amara begitu senang mendengar suara suaminya.
David dengan sekuat tenaga berlari menuju pintu. Danish yang terkejut melihat seseorang keluar tak sempat mengejarnya. Amara langsung berlari memeluk suaminya.
"Mas, aku takut ...," ucap Amara dengan suara gemetar.
"Siapa pria itu?" tanya Danish masih dengan keterkejutannya.
"Abang David ...."
Danish memeluk tubuh istrinya yang gemetar. Dia lalu menggendong dan membawa masuk ke kamar. Dibaringkan tubuh wanita itu ke kasur.
"Aku tutup pintu dulu," ucap Danish.
"Jangan lama, Mas ... aku takut!"
Danish mengangguk dan mengecup dahi sang istri untuk memberikan kenyamanan. Dia lalu keluar dari kamar. Sambil menutup pintu, Danish menghubungi orang kepercayaannya. Meminta segera temukan David dan bawa menghadap kepadanya.
Setelah itu Danish kembali ke kamar. Di lihatnya sang istri duduk sambil memegang kedua lututnya yang ditekuk. Dia mendekati Amara. Wanita itu langsung memeluknya.
"Jangan takut. Aku tak akan meninggalkan kamu! Lain kali jangan membuka pintu. Siapapun itu yang datang. Aku sudah pernah katakan, jika aku memiliki kunci untuk masuk," ucap Danish dengan lembut.
Danish naik ke ranjang dan berbaring di samping sang istri. Amara lalu memeluk pinggang sang suami dengan kepala yang tenggelam di dada bidang pria itu.
"Aku harus secepatnya menemui David itu. Aku tak mau Amara kembali trauma. Aku ingin dia bisa menjalani hari dengan tenang lagi," gumam Danish dalam hatinya.
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
kalea rizuky
suami bodoh pasang CCTV atau pindah gt heran uda tau istri di teror masih aja bodoh
2024-04-05
0
Dwi MaRITA
cek CCTV.... temukandavid, seret ke kntor polisi. .. 😪😡👊😤
2023-12-26
0
ria
secepatx danish bereskan david..biar tenang kamu juga ara..
2023-12-15
0