Bab Sebelas

Amara menggeliat dan melihat ke samping. Tampak sang suami masih tertidur lelap. Didekati Danish dan memeluk tubuh pria itu. Dia mencium aroma tubuhnya.

Sejak kemarin malam, Danish tidur sekamar dengan sang istri. Seperti kebiasaan, pria itu selalu tidur dengan telanjang dada. Amara memainkan jemarinya di dada bidang pria itu.

Tanpa Amara sadari, suaminya terjaga dan membuka mata. Melihat sang istri yang asyik bermain di dada, dia menutup mata kembali, berpura-pura tidur. Setelah cukup lama sang istri bermain, Danish lalu menarik pinggang sang istri agar merapatkan tubuhnya. Hal itu cukup membuat sang istri terkejut.

"Sedang apa kamu? Perbuatan kamu ini bisa membangunkan sesuatu di tubuhku," bisik Danish sambil mengecup dahi Amara dengan lembut.

Dia seperti mendapatkan mainan baru. Amara seperti istri, adik dan anaknya. Dia terkadang bertingkah seperti anak kecil yang lugu dan terkadang wanita dewasa. Hal itu membuat Danish sangat mencintainya. Tak seperti wanita-wanita yang pernah dekat dengannya dulu.

"Mas, sudah bangun? Aku kira masih tidur," ucap Amara malu. Dia lalu bangun dan tersenyum. Wajahnya tampak memerah menahan malu.

"Aku buatkan sarapan dulu," ucap Amara. Dia turun dari tempat tidur. Wanita itu lalu menyiapkan sarapan yang mudah dan cepat.

Dua piring roti bakar dan satu gelas kopi serta satu gelas susu telah tersedia di meja. Setelah semua tertata di meja, dia kembali masuk ke kamar. Dia melihat Danish yang telah mandi dan sedang memasangkan dasinya.

Amara mendekati Danish dan membantu memasangkan dasi pria itu. Ketika wanita itu sedang menyimpulkan dasi, suaminya melingkarkan tangannya di pinggang sang istri dan mengecup bibirnya.

Mas, jangan banyak gerak. Nanti dasinya nggak rapi, nih," ujar Amara. Dia sedikit kesulitan karena Danish yang terus saja mengecup bibirnya.

"Bibirmu sangat menggoda, Sayang," ucap Danish. Dia menarik pinggang Amara hingga tubuh mereka makin merapat.

Danish lalu mengangkat tubuh Amara dan mendudukkan di meja rias. Pria itu kembali mengecup bibir istri kecilnya itu.

Ciuman yang awalnya lembut berubah menjadi menuntut. Amara lalu melingkarkan tangannya di leher Danish. Mereka saat ini saling membelit lidah. Sepertinya Amara sudah mulai bisa membalas apa yang suaminya lakukan.

Danish melepaskan tautan dan membuka pakaian Amara. Tampak dua gunung kembarnya yang menantang. Pria itu sedikit menunduk dan menghisap pucuknya, sesekali menggigit kecil. Wanita itu tidak bisa menahan suara kenikmatannya lagi.

Danish menarik baju Amara kebawah hingga terlepas. Kemudian dia menunduk dan menanggalkan segitiga pengaman sang istri hingga tubuhnya saat ini telah polos.Dengan posisi berdiri, Danish mulai memasuki inti tubuh Amara. Wanita itu melingkarkan kakinya dipinggang sang suami.

"Mungkin masih terasa sakit, tapi nggak sesakit kemarin. Aku akan melakukan dengan pelan," bisik Danish dengan suara serak karena menahan hasratnya.

Ketika akan menggerakkan tubuhnya, Danish me*lu*mat bibir Amara untuk meredam rasa sakit yang dirasakan wanita itu. Dia menggerakkan tubuhnya perlahan, dipegangnya pinggang sang istri dan merapatkan tubuh mereka untuk dapat memasuki tubuh Amara semakin dalam.

Danish juga tidak dapat meredam suara kenikmatannya. Di kamar itu terdengar suara beradunya dua kulit, dan juga suara kenikmatan yang keluar dari mulut Danish dan juga Amara. Keduanya tampak menikmati permainan.

Amara membenamkan kepalanya di leher Danish, menahan rasa sakit dan juga nikmat yang mulai dirasakan. Hingga akhirnya pria itu mencapai puncaknya. Dia memeluk erat tubuh mungil istrinya itu. Dia menggendong wanitanya dengan inti tubuh yang masih menyatu.

Di turunkan perlahan tubuh istrinya di atas ranjang. Setelah itu barulah Danish melepaskan penyatuan mereka. Dia kembali mengecup bibir istri kecilnya itu..

"Terima kasih, Sayang. Kamu telah memberikan seluruh tubuhmu hanya untukku. Aku bahagia akhirnya bisa memiliki kamu seutuhnya," bisik Danish.

Danish bangun dari atas tubuh sang istri. Kembali memberikan kecupan di dahi wanita itu.

"Masih sakit?" tanya Danish selanjutnya.

"Sedikit," ucap Amara pelan.

"Aku mandi dulu, setelah itu baru kamu.Sehabis mandi, tidurlah. Istirahat. Nanti aku pesankan makanan dan minta diantar satpam ke sini. Kamu jangan masak."

"Terserah Mas saja," jawab Amara.

"Sore, sepulang kerja aku jemput. Kita ke supermarket, belanja buat isi kulkas dengan bahan makanan. Biar kamu bisa masak, setelah semua bahan tersedia."

Amara menjawab dengan menganggukkan kepalanya. Dia lalu bangun dan duduk menghadap sang suami.

"Apa Mas harus kerja?" tanya Amara

"Tentu saja. Kenapa? Apa kamu ingin aku di rumah terus menemanimu, Sayang? Yang aku takutkan jika di rumah seharian, akan membuat aku kembali memakan kamu. Bisa-bisa seminggu kamu libur tak bisa apa-apa nantinya," jawab Danish.

"Mas pikirannya mesum aja."

"Aku ini pria normal, Sayang. Aku akan ingin terus jika kamu memberikan kepuasan bagiku," ucap Danish.

"Jangan ngomong itu terus, Mas. Aku malu," ujar Amara. Danish menjadi tertawa mendengar ucapan sang istri. Dia mengacak rambut wanita itu sebelum akhirnya berdiri.

"Aku mandi, apa kamu mau mandi bareng?" tanya Danish sambil tersenyum menggoda.

"Mas mandi aja dulu. Jika kita mandi bareng, aku malu. Lagi pula nanti Mas pengin lagi. Masih sakit ...," ucap Amara polos. Hal itu membuat Danish terkekeh.

Dia lalu masuk ke kamar mandi. Terpaksa mandi lagi setelah permainannya pagi ini. Setelah selesai mandi, Danish kembali memakai baju kerjanya.

Dia melihat sang istri masih tertidur dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Danish mendekati dan mengecup dahi Amara.

"Mas mau pergi kerja?" tanya Amara melihat suaminya yang telah berpakaian rapi.

"Iya, aku mau mencari uang yang banyak untuk membahagiakan kamu. Aku juga mau membeli rumah yang mewah untukmu," jawab Danish.

"Aku tak minta semua itu, Mas. Dengan kamu ada di sampingku saja aku telah bahagia. Kamu mau menerima aku apa adanya sudah lebih dari segalanya," balas Amara.

Dia tak pernah mendapatkan perlakuan lembut dari ayah atau Abang tirinya. Danish yang lembut membuat Amara langsung jatuh cinta dan merasa nyaman.

"Kamu memang tak memintanya, tapi sebagai seorang suami aku yang ingin memberikan itu untukmu, Sayang!" ucap Danish. Amara langsung memeluk pinggang suaminya yang berdiri.

"Tidurlah lagi. Sarapan yang kamu buat aku bawa, makan di mobil. Setelah mandi, istirahat saja. Makan siangmu biar aku pesan."

Amara hanya mengangguk sebagai jawaban. Setelah mengecup dahi dan kedua pipi sang istri, Danish beranjak pergi meninggalkan kamarnya. Saat ini mereka masih tinggal di sebuah apartemen. Danish telah berencana akan membelikan rumah yang mewah untuk sang istri.

**

Jam sepuluh pagi, Amara yang baru selesai mandi dikejutkan dengan suara bel berbunyi.

"Itu pasti Mas Danish. Katanya mau kerja, tapi baru satu jam pergi dah kembali lagi," gumam Amara dalam hatinya.

Tanpa mengintip siapa yang datang, wanita itu membuka pintu. Saat pintu terbuka lebar, tampak seorang pria berdiri. Amara langsung mundur melihat siapa yang datang.

"Selamat Pagi, Amara," ucap pria itu sambil tersenyum.

...----------------...

Terpopuler

Comments

Lusiana_Oct13

Lusiana_Oct13

pasti thor reni kasi tau ni 😂😂

2024-09-10

0

Lusiana_Oct13

Lusiana_Oct13

kok tau dimana amara

2024-09-10

0

Dwi MaRITA

Dwi MaRITA

duh kan.... syetannya dah nongol... ara²...🙈🙊😁😡👊😤

2023-12-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!