Pejantan Dari Kalangan Manusia

"Maaf Tuan! saya tidak terlalu bisa mendengar karena tempat ini terlalu bising."

"Tak apa Dave! aku akan mengirim pesan saja kalau begitu, maaf karena telah mengganggu mu."

Sambungan terputus,

Dave Paul Richard, pria bertubuh jangkung nan tegap itu kembali fokus memeriksa ponsel dalam genggamannya.

Kenapa mereka tak juga keluar dari tenda? apa Florencia baik-baik saja? gadis itu pasti akan over thinking jika mendengar hal-hal yang tak semestinya,

Sialan! andai Tuan dan juga Nyonya Anderson tak melarang ku untuk menyapa mereka,

aaaaaghhh! aku sungguh mencemaskan Florencia.

****

Wajah kesal Florencia semakin membuat Beatrice nampak kebingungan, begitupun dengan sang peramal gadungan di acara festival yang turut ketakutan karena ocehan-ocehan dari lisan Florencia.

"Flo tunggu! Florencia! aaaaaghhh! anak itu ..., diriku sungguh seperti baby sitter nya setiap kali hanya pergi berdua dengan nya! nasib!"

Beatrice mengusap kasar wajahnya dengan membuang nafas kasar karena ia tak mampu mengejar langkah sahabatnya.

Sementara Florencia, gadis itu masih saja berjalan tanpa mempedulikan Elgard yang masih saja terus-menerus mengekor dibelakang nya.

Bruuuggghh

"Aaa-aawwh! watch your step!" Florencia seketika mengumpat saat tubuhnya terhuyung karena seseorang menabraknya.

"Apa katamu nona? kau yang menabrak kami! bisa-bisanya kau menyalahkan ku?"

"Aku? jelas-jelas kalian yang menabrak ku, sialan!" Florencia menaikkan dagunya tanpa rasa takut.

"Nona tolong jangan lepaskan pria itu! dia mencuri tas milik saudariku! pria berbadan besar itu juga hampir melecehkan adik ku!" seorang wanita nampak menghampiri Florencia yang memang berada di posisi untuk menghadang Marco juga Stephanus.

"Benarkah?" Florencia mengalihkan pandangan dan menatap wanita yang berbicara dengan begitu memelas.

"Lalu jika itu semua benar! apa masalahnya, Nona? apa kau ingin menghajar kami?"

Kedua bandit itupun tertawa terbahak-bahak dihadapan Florencia juga orang-orang. Marco dan Stephanus yang memang terkenal dengan sebutan pembuat onar membuat orang-orang yang berlalu lalang hanya memperhatikan tanpa ingin ikut campur dalam kericuhan itu.

"Hentikan! tawa kalian itu sungguh membuat telinga ku sakit!"

"Kenapa Nona? apa kau mulai takut pada kami atau kau mungkin sudah menyadari siapa kami?" Stephanus turut bersuara dengan tawa yang semakin dibuat-buat.

"Kalian? apa kalian merupakan lembu penjaga area ini? ciiih ..., sungguh menggemaskan sekali!" Florencia berucap enteng dengan memicingkan mata.

"Apa katamu?"

"Tenang lah Stephanus! jangan mudah terpancing emosi, dia cukup cantik bukan? mungkin kita bisa bermain-main dengannya dan sedikit melanggar perintah."

Apa maksudnya? melanggar perintah?

🤍 Seorang wanita meminta mereka untuk menguntit mu, Arabel!

Wanita? tapi siapa?

🤍 Duversa? kau mengenal nya?

"Sialan!" Florencia kembali meninggikan suara hingga membuat kedua bandit itu terbelalak.

"Segera kembalikan tas milik gadis ini! dan minta maaf pada mereka sekarang!"

"Apa? kau pikir kau ini siapa Nona? kau meminta kami untuk meminta maaf pada mereka? bermimpi lah!"

"Serahkan! atau diriku yang akan mengambilnya!"

"Oowh! kau sungguh menakuti kami Nona! tapi ambillah!" Stephanus menaikkan tangannya hingga sling bag yang diperebutkan kini menjulang ke atas.

"Ambil lah sekarang! kita sungguh memiliki pertunjukan yang mengesankan malam ini Marco!" Stephanus kembali berucap dengan gelak tawa.

"Aaaaaghhh! kalian sungguh memancingku! jadi jangan salahkan aku ...,"

Melangkah tanpa rasa takut, tatapan Florencia menajam dan tertuju tepat pada lengan Stephanus yang masih saja menertawakan dirinya, hingga akhirnya pria itu meraung kesakitan.

"A-apa? apa yang kau lakukan gadis sialan!" genggaman tangan Stephanus melemah hingga akhirnya sling bag berwarna hitam itu jatuh tepat dalam genggaman Florencia.

"Kau kenapa Stephanus? ada apa denganmu?" Marco turut panik dan seketika memapah tubuh kawannya yang tak kalah besar.

"Entahlah Marco! dia-, dia menyerang ku!" salah satu bandit itu nampak mengarahkan jari telunjuknya pada Florencia dan berakhir terhuyung sembari terus memegangi lengannya.

"Bukankah diriku telah memperingatkan kalian? jangan pernah berlaku semena-mena, apalagi pada kaum wanita! pergi dari hadapan ku sekarang! aku muak melihat wajah kalian!"

Florencia membungkuk dan menatap tajam kedua pria yang kini terduduk dan juga berjongkok dihadapan nya.

Elgard yang sedari tadi memperhatikan segala gerak-gerik dari Florencia hanya mampu terkekeh dengan menyilang kan kedua tangannya di dada.

Dia betina ku, Arabel ..., dan dia cukup kuat untuk bisa melindungi dirinya sendiri di alam manusia.

"Ini tas mu! maaf jika kalian merasa tak nyaman karena ulah ku! permisi!"

"Terima kasih Nona!"

Florencia tersenyum sebelum akhirnya buru-buru melangkah dan berlalu meninggalkan tempat itu tanpa mempedulikan keberadaan Beatrice.

Tak berselang lama langkah gadis dengan manik mata abu-abu itu kembali terhenti, senyum nya melebar saat ia mendapati sosok yang begitu ia kenal.

"Dave! kau juga mengunjungi tempat ini?"

"F-Flo? kau-"

"Apa kau sedang berkencan? dimana Selena?" Florencia kembali terlihat celingukan matanya nampak menebar pandangan dan memperhatikan sekeliling.

"I-itu? iya aku tengah mencoba untuk berkencan! kau tahu pekerjaan di kantor sungguh membuatku penat!" pria itu tertawa hambar dan mencoba memaksakan senyum nya.

"Aaaah! aku pikir kau disini karena diriku!"

Florencia menampilkan raut wajah kecewa nya sebelum akhirnya terkekeh dan menampilkan paras nya yang manis memikat.

"Bukankah kau risih setiap kali Tuan Matteo menugaskan ku untuk membuntuti mu?" Dave kembali berucap dengan tatapan mata yang berbinar.

"Itu dulu! sedikit banyak kau selalu membantu ku! jadi kupikir, diriku bisa sedikit memanfaatkan keberadaan mu Dave!" Florencia berucap dengan lirikan sepintas yang tertuju pada Elgard.

"Apa maksudmu Flo?"

"Lupakan saja! bisakah kita mencari hidangan ringan bersama? aku lapar sekarang! dan hampir semua makanan di acara festival ini sungguh menggoda!"

"Benarkah?"

"Hmmmm, aku bahkan melupakan tatanan kalori dalam step diet ku!" Florencia meraih lengan Dave dan seketika melangkah bersama pria yang merupakan kaki tangan dari ayahnya.

🤍Apa maksudnya? apa dia sedang menggoda pejantan satu ini? tapi dia juga cukup tampan, aku harus waspada padanya. Jangan sampai Arabel terpikat dengan pejantan dari kalangan manusia ini.

Elgard membuang muka, manusia setengah griffin itu benar-benar merasakan kecemburuan dalam hatinya karena Florencia tanpa ragu bergelayut manja pada Dave.

Berdiri bersamaan pada sebuah kedai makanan, Dave juga Florencia nampak asik fokus memperhatikan hidangan pilihan mereka.

"Waaah! kalian ini sungguh keterlaluan! bisa-bisanya kalian melupakan diriku!" Beatrice hadir dengan nafas tersengal serta raut wajah kesal.

"Beatse? oh my God! I'm so sorry sweetie! aku benar-benar tak bermaksud untuk melupakan mu!" Florencia menggigit bibir bawahnya dan menyatukan telapak tangan dihadapan sahabat nya.

"Hentikan Flo! jangan menampilkan wajah imut seperti itu, atau ...,"

"Atau apa?"

"Dave, dia-"

"Aku! sepertinya aku harus mencari keberadaan Selena! mungkin dia juga mencari ku!" pria jangkung itu seketika bertingkah aneh dan pergi berlalu.

"Dia pasti takut!" Beatrice terkekeh dengan arah pandangan yang terus mengikuti langkah kaki saudara lelakinya.

"Apa maksudmu Beatrice?"

"Bukan apa-apa Flo! aku sempat mengancam nya sebelum kita kemari!"

"Benarkah? apa ada yang kau sembunyikan dariku?" Florencia berucap sembari menatap tajam manik mata sahabatnya.

"Aaah sudah! kau membuatku takut dari tadi!"

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!