Elgard Agathias! Sosok Yang Selalu Ku Rindukan.

Matahari semakin terbenam jatuh ke ufuk barat, cakrawala pun mulai berubah warna menjadi hitam pekat.

"Dave! kemari lah! aku menemukan sesuatu!"

Teriakan melengking dari suara Beatrice seketika membuat saudara lelakinya berlari mendekat.

"Mobil ini, milik Florencia?"

"Kau benar Dave? apa Florencia telah berjalan memasuki hutan itu? bagaimana ini Dave?" raut wajah Beatrice seketika berubah dengan penuh kepanikan.

"Tidak mungkin! apa Florencia se nekad itu?"

"Ini semua salah mu! kenapa kita tak memasuki area ini dari tadi! sekarang hari justru mulai gelap! bagaimana kita bisa menemukan Florencia dalam keadaan seperti ini?" Beatrice kembali meninggikan suara pada Dave karena kecemasan yang melanda dalam dirinya.

"Aku mohon tenang lah dulu, Beatrice!"

"Bagaimana aku bisa tenang? sahabat ku! aku bahkan tak tahu bagaimana keadaannya sekarang! dan kau memintaku untuk tetap tenang?"

Dave tampak kalut melihat Beatrice yang begitu panik dan tak dapat mengontrol dirinya, gadis itu bahkan menangis dengan suara yang begitu parau dan terduduk lemah sembari menutup wajahnya dengan kedua tangan di atas sebatang kayu yang melintang karena roboh.

"Maaf Tuan Dave, kami tak menemukan apapun di area bawah sana! mungkin kita memang harus mendaki ke atas demi menemukan Nona Florencia."

Beberapa bodyguard yang turut diterjunkan oleh Tuan Nicholas akhirnya sepakat untuk melakukan pendakian.

"Beatrice! tolong tenangkan dirimu! dan kembali lah ke rumah Tuan Nicholas! kemudikan kendaraan Florencia dengan baik, apa kau paham?"

"Tidak Dave! aku ingin ikut mendaki bersama mu dan yang lain! aku juga ingin mencari Florencia! aku mohon!"

"Beatrice dengarkan aku! aku ini kakak mu! tolong kali ini menurut lah padaku! aku pasti akan menemukan Florencia! lagipula kondisi mu tak sekuat itu untuk turut melakukan pendakian ini! kau tak memiliki persiapan apapun Beatrice! jadi dengarkan perkataan ku, kembali lah dan kemudikan kendaraan sahabat mu dengan baik!" pria bertubuh tegap itu tampak berjongkok dan mencoba memberikan pengertian pada Beatrice sang adik.

Beatrice akhirnya mengangguk dengan isak tangisnya saat menatap Dave, ia menangis bukan karena bentakan dari kakak lelakinya namun karena rasa cemasnya saat memikirkan Florencia.

******

Terhanyut dalam kenyamanan yang Elgard berikan, Florencia sama sekali tak menyadari bahwa ia telah berada di jalan tepian hutan sungai Aquiver tak jauh dari kediaman nya.

"Bukalah matamu, Arabel! dirimu aman sekarang."

Suara lembut itu seketika membuat Florencia kembali membuka mata indahnya, gadis itu juga menatap dalam manik mata Elgard dengan penuh tanya.

Kenapa diriku semakin merindukan nya?

"Karena aku kekasih mu!" pria dengan odde eye' itu tampak semakin menawan dengan senyum pada bibir tipisnya.

"Apa kau tetap ingin memeluk ku seperti ini? hmmm?"

Florencia tersentak, gadis itu seketika melepas belenggu tangannya dari pundak Elgard.

"Maaf ..., aku! aku tak tahu kenapa diriku bisa seperti ini. Apa aku boleh menanyakan sesuatu padamu, Tuan Elgard?"

"Tentu saja ...,"

"Bagaimana kau bisa tahu kediaman orang tuaku dan bagaimana kau bisa membawa ku kemari, hanya dengan beberapa saat?" Florencia berucap terbata, gadis itu tak menyangka bahwa ia telah berada begitu dekat dengan rumahnya.

"Bagaimana? bukankah kau sendiri yang bilang! diriku pasti memiliki kekuatan magis? hmmm ...,"

Senyumannya, aku bisa gila jika terus menatapnya seperti ini Tuhan!

Pria setengah manusia itu kembali terkekeh mendengar isi hati dari gadis dihadapannya.

"Dan satu lagi Arabel! kenapa waktu terasa begitu singkat saat kita bersama? apa kau tahu jawabannya?"

Florencia hanya menanggapi kalimat pertanyaan dari Elgard dengan menggelengkan kepala.

"Karena kita merasakan kebahagiaan! begitu pun dengan diriku! aku rela menunggu kehadiran mu, meskipun aku harus tersiksa dalam sebuah penantian. Keyakinan hati bahwa kau akan menemukan diriku, hanya hal itulah yang mampu membuat ku bertahan. Dan pada akhirnya ..., kau benar-benar datang padaku!"

Elgard kembali meraih tubuh Florencia dan memeluk gadis itu seketika, seolah tak ingin kembali dipisahkan. Namun, ingatan Florencia yang belum bisa memahami seluruh kisah hidupnya bersama Elgard dimasa lalu, membuat pria itu kembali harus bersabar demi bisa meyakinkan perasaan Florencia terhadap dirinya.

Masa depan? aku tak pernah tahu masa depan ku dengan Arabel akan seperti apa? tapi aku bertekad untuk tak lagi menjauhinya apalagi menghapus memori indah yang pernah ku jalani bersama nya, aku tak akan sebodoh itu lagi, kali ini!

Lagi-lagi senyum Elgard nampak mengembang, pria itu juga berkali-kali membelai lembut surai rambut hitam dari gadis yang dirindukannya.

"Apa kau akan pergi? tinggal lah disini ...," suara Florencia terdengar tak begitu jelas karena posisi nya yang berada dalam dekapan dada Elgard.

"Kau tak perlu khawatir, aku selalu ada bersama mu! dimana pun kau berada! tak akan ada yang bisa menyakiti mu Arabel! aku berjanji."

"Tuan ...,"

"Hmmmmm?"

Florencia mendorong perlahan dada bidang Elgard hingga membuat keduanya renggang dan menampilkan jarak.

"Apakah dirimu yang datang malam itu?" tatapan dalam dari iris mata abu-abu milik Florencia kini kembali membuat Elgard terbius.

"Malam itu?"

"Malam dimana sosok menyeramkan itu datang dan tiba-tiba menyerang ku! aku tak begitu bisa mengingat semuanya,"

Icarius ..., apa dia mengingatnya?

"Jangan mengingat apapun yang menurut mu menyeramkan Arabel!" Elgard nampak membelai pipi Florencia dengan tatapan yang begitu hangat.

"Aku ..., aku hanya penasaran kenapa dia menginginkan darahku? apa maksud dari perkataan makhluk itu Tuan Elgard?"

Elgard Agathias kembali dibuat kebingungan atas pertanyaan Florencia, pria itu juga nampak menghela nafas dalam sebelum akhirnya kembali mencari alasan untuk mengalihkan pembicaraan.

"Lebih baik kau segera temui kedua orang tuamu, sekarang Arabel! mereka pasti telah menunggu mu,"

"Kau benar Tuan! maafkan diriku jika aku terlalu banyak bertanya!"

Florencia akhirnya meraih lengan Elgard dan melangkah cepat menuju gerbang mewah nan tinggi menjulang di depan kediaman milik Tuan Nicholas Matteo.

Penjaga gerbang yang menyadari kehadiran Florencia seketika terbelalak dan tak percaya bahwa putri kesayangan dari majikannya telah kembali.

"Maaf karena sempat membuat kalian khawatir! apa Tuan dan Nyonya kalian berada di rumah? atau justru turut keluar bersama Dave untuk mencari ku?"

"Nyonya dan Tuan berada di rumah ..., Nona! segeralah masuk ke dalam."

"Terima kasih!" Florencia menampilkan senyum ceria nya dan melangkah meninggalkan penjaga gerbang.

"Bagaimana menurutmu? kau bisa tinggal di rumah ku dan tidur dengan nyaman, dibandingkan harus tidur menggantung di atas pohon seperti sebelumnya." Florencia terkekeh dan melirik pria yang kini melangkah bersamanya.

"Florencia!"

Teriakan dari Nyonya Esmeralda seketika membuat Elgard melepas genggamannya dari tangan sang kekasih.

"Mom! dad! maaf karena membuat kalian mencemaskan ku! aku ..., aku sungguh minta maaf!"

"Tak apa nak! yang penting kau kembali dengan keadaan selamat! kami benar-benar bahagia!"

Tuan Nicholas juga Nyonya Esmeralda tampak memeluk erat serta menciumi putri semata wayang kesayangan mereka meskipun masih berada di halaman depan.

"Oh iya mom, dad! aku ingin memperkenalkan seseorang pada kalian! dia ...,"

Florencia tampak celingukan, ia berjalan bahkan berlari menuju keluar gerbang namun tak mendapati sosok Elgard dimana pun.

Dimana dia? kenapa dia pergi begitu saja?

Tuan Nicholas juga Nyonya Esmeralda tampak kebingungan saat melihat tingkah putri nya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!