Wasiat Tuan Anderson,

Florencia masih termenung mendengar semua perkataan Beatrice,

Tak berselang lama, pintu ruang rawat VVIP itu kembali terbuka. Derap langkah kaki seorang lelaki tampak membuat Florencia memicingkan matanya.

"Flo, lebih baik aku pulang sekarang. Aku akan kembali menemani mu besok pagi, itu jika orang tuamu mengizinkan." Beatrice berlalu setelah mendapatkan sebuah anggukan tanda setuju dari sahabat nya.

"Babe, apa sebenarnya yang terjadi padamu? apa kondisi mu sudah membaik?" Jasper, pria pendek dengan mata coklat yang cukup manis itu tampak mengusap lembut surai rambut Florencia.

"Seperti yang kau lihat, aku masih hidup Jasper!"

"Tak bisakah kau sedikit bersikap manis padaku, Flo?"

Tak menghiraukan ucapan Jasper, Florencia justru sibuk memainkan ponsel pintar miliknya.

"Orang tuamu meminta ku untuk menjaga mu malam ini," pria itu tersenyum dengan tatapan lembut yang senantiasa tertuju pada Florencia.

"Menjaga ku? apa kau yakin?" gadis cantik itu kembali terkekeh dengan tatapan yang masih saja tak beralih dari ponsel di genggaman nya.

Jasper terdiam, pria itu nampak mengingat suatu kejanggalan yang pernah ia saksikan saat bersama Florencia di sebuah club malam.

Bukankah akan lebih baik, jika diriku mencoba untuk memberanikan diri?

Ayolah, Jasper! apa kau ingin selalu direndahkan dan dibilang pengecut oleh calon istri mu ini?

"Lebih baik kau pulang sekarang, aku sungguh tak merasa nyaman untuk beristirahat jika kau terus berada disini!"

Florencia kembali berucap ketus, gadis itu bahkan menatap Jasper dengan tatapan penuh kebencian.

"Apa dirimu memang se angkuh ini, Florencia Shaquille? apa karena kau memiliki sesuatu hal istimewa yang membuat mu berani berbuat semena-mena padaku?"

"Apa maksudmu Jasper? bukankah kau memang pengecut? apa kau sakit hati karena diriku menyebut mu seperti itu?"

"Diam lah kau Flo! aku bisa saja ...," tangan Jasper terayun ke atas, namun seseorang tampak menahan pergelangan tangannya.

"Kau ..., jangan pernah berani menyentuh apalagi berbuat kasar padanya! jika itu terjadi ..., bersiaplah untuk berurusan dengan ku!"

"Ciiih! pemuda bayaran seperti mu? apa kau pikir aku takut padamu? aku bahkan bisa melenyapkan mu semau ku,!" Jasper menyentak kasar cengkeraman tangan Dave dari lengan nya, pria bermata coklat itu juga meninggikan dagu nya seolah menunjukkan tantangan nya pada Dave.

Florencia, gadis dengan iris mata abu-abu itu kembali menghela nafas kasar,

Dia akan selalu merendahkan orang lain, apa yang bisa kulakukan untuk kembali membuat pria pendek ini jera?

Gadis itu termenung, namun tatapan tajamnya tak beralih dari Jasper yang masih saja berdebat dan mengeluarkan perkataan kasar pada Dave.

"Aaa-ah! ada apa ini? apa yang kau lakukan, sialan?" Jasper seketika memegang dadanya dan mendorong Dave dengan kasar,

"A-apa? apa maksudmu? apa kau baik-baik saja?" Dave turut panik dan mencoba menopang tubuh Jasper yang semakin terhuyung dengan tetap memegangi dadanya.

Dalam kepanikan itupun beberapa bodyguard Jasper tampak menerobos masuk, baku hantam hampir terjadi namun kehadiran Tuan Nicholas Matteo membuat suasana kembali tenang.

"Ingat! urusan kita belum selesai! dasar pria rendahan!" Jasper kembali berucap kasar dan mencaci Dave dihadapan semua orang.

"Tenanglah Jasper, sebaiknya kita pergi sekarang!" seorang wanita paruh baya tampak menarik pria pendek itu dan berlalu pergi dari ruang rawat Florencia.

"Mari! akan saya antar ke depan!" suara tegas dari Tuan Nicholas tampak mengiringi kepergian calon menantunya yang arogan dari hadapan Dave juga Florencia.

Ruangan itu kembali sunyi, berkali-kali Dave menatap Florencia namun gadis itu hanya diam seribu bahasa.

"Flo! apa yang kau lakukan padanya?" suara Dave memecah kesunyian, pria itu mendekati ranjang Florencia dengan penuh tanya.

"Aku? apa maksudmu Dave? diriku sama sekali tak melakukan apapun, aku bahkan tak beranjak dari ranjang ini." Florencia berucap datar, gadis itu tampak meraih segelas susu yang telah tersedia untuknya, dan meminumnya seketika.

"Jangan membohongi ku, Flo! ada sesuatu yang janggal dari dirimu! apa aku benar?" pria bertubuh tinggi nan tegap itu memutar langkah kakinya, berjalan ke arah tatapan mata Florencia, hingga membuat gadis itu kembali bertemu pandang dengan nya.

Tatapan Dave kembali membuat Florencia mengalihkan pandangannya, gadis itu memang sulit untuk menyembunyikan kebohongan jika seseorang telah menatap dalam iris mata abu-abu miliknya.

"Aku sama sekali tak mengerti dengan kalimat mu, Dave!"

"Kejadian di Club malam itu, benarkah itu ulah Jasper? atau justru benar-benar ulah mu?" Dave kembali berujar tanya dengan menaikkan satu alisnya.

"Kenapa kau tak mencoba untuk memeriksa cctv disana? bukankah dirimu pernah menjadi seorang intel sebelumnya?" Florencia kembali terkekeh dengan santai.

"Flo ...,"

"Pergilah! aku ingin istirahat sekarang! jangan membuat ku semakin frustasi! aku bisa membencimu jika kau terus menginterogasi ku seperti ini!"

Florencia, gadis itu akhirnya merebahkan dirinya dan memilih untuk menarik selimut dan menyembunyikan wajahnya.

Ada apa sebenarnya Flo? apa yang tak ku ketahui tentang mu? apa pemikiran ku ini benar? atau hanya sebatas kebetulan?

Dave kembali menghela nafas dalam, pria bertubuh tegap itu akhirnya berjalan dan melangkah keluar ruangan dengan raut wajah kebingungan.

Apa aku melakukannya? apa diriku yang membuat pria pendek itu kesakitan? aku hanya ingin Jasper bisa sedikit mengurangi sikap buruk nya, aku benci melihat Dave direndahkan seperti itu,

Apa diriku ini aneh? kenapa harus aku Tuhan? aku bahkan tak memahami apapun, kematian kakek, suara pria itu? kenapa aku merindukan nya? tapi siapa pria yang ku rindukan? aku benci perasaan ini Tuhan ...,

"Flo ..., apa kau baik-baik saja nak?"

Suara sang ayah kembali membuat Florencia mencoba untuk menahan isak tangisnya, gadis itu mengusap buliran air mata yang telah membasahi pipinya, perlahan ia membuka selimut yang menutupi wajahnya.

"Dad ..., bisakah dad membatalkan perjodohan itu? aku benar-benar tak ingin menikah dengan Jasper dad! aku membenci pria itu!"

"Flo ..., maafkan daddy Nak!"

"Jangan meminta maaf padaku daddy! aku hanya ingin daddy memenuhi permintaan ku, kali ini saja! aku mohon daddy, aku mohon!"

Suara Florencia kembali membuat pria paruh baya dengan tubuh tinggi itu menatap putri nya dengan iba.

"Florencia, putri ku! bunga cantik kebanggaan daddy! percayalah daddy selalu ingin memberikan yang terbaik untuk mu dan masa depan mu, Nak!" jemari Tuan Nicholas tampak membelai lembut surai rambut sang putri.

"Tapi kenapa harus Jasper, dad? pria itu bahkan hampir melecehkan ku di Club malam, dia benar-benar bukan pria yang baik dad! aku mohon percayalah!" tangis Florencia kembali pecah, hidung nya pun tampak semakin memerah.

"Karena Jasper, dia pria pilihan kakek mu Flo ...," suara Tuan Nicholas tampak melemah.

"A-apa? ka-kek? benarkah apa yang ku dengar dad?"

"I-itu benar Flo, kakek mu yang telah memilih Jasper, daddy tak mungkin bisa membantah perkataan kakek bukan? jauh sebelum kakek meninggalkan kita, dia sudah berpesan agar kau dijodohkan dengan Jasper Abraham."

Florencia kembali terdiam kaku,

Kakek sangat menyayangi ku, tak mungkin dia melakukan hal ini bukan? kakek bahkan mengetahui hal terkecil dalam hidup ku, tapi kenapa? kenapa kakek justru menjodohkan ku dengan nya, padahal kakek tahu aku sangat membenci Jasper dari awal duduk di secondary school kala itu ...,

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!