Kutukan Bagi Griffin Tampan

Dua Minggu berlalu,

Keluarga dari pihak Jasper Abraham tampak semakin mendesak Tuan dan Nyonya Anderson untuk segera melangsungkan pernikahan antara Florencia dengan putra mereka.

Florencia yang menyadari kehadiran kedua orang tua Jasper di kediaman mewahnya, seketika memicingkan mata. Gadis itu tampak berbalik badan dan hendak kembali menaiki anak tangga menuju ruang kamar, namun suara seseorang nampak menghentikan pergerakan langkah kakinya,

"Apa kau tak ingin menyapa kedua calon mertua mu ini, Nak Florencia?"

Duversa, wanita itu aku membenci nya! dia pasti yang telah mempengaruhi kakek untuk menjodohkan ku dengan Jasper, pria pecundang yang selalu bersembunyi di ketiak mommy nya.

Florencia tampak memutar malas bola matanya sembari membuang nafas kasar.

"Berapa kali harus ku katakan? aku tak ingin menyetujui perjodohan konyol ini ...,"

"Flo ..., tolong turuti permintaan kakek mu Nak!" Nyonya Esmeralda kembali terdengar lembut dalam menasehati putri semata wayangnya.

"Kakek tidak mungkin melakukan hal ini padaku mom! itu semua pasti rekayasa dari keluarga Abraham!"

"Florencia! jaga ucapan mu ..., Tuan Anderson! mendiang kakek mu itu tak pernah main-main jika ia telah berbicara! apa kau tak mengetahui bahwa kakek mu itu bukan manusia biasa, Florencia?" Nyonya Duversa akhirnya turut meninggikan suaranya dihadapan semua orang.

"Lihatlah dad! dia bahkan membentak ku dengan begitu kasar padahal ini bukan singgasana miliknya! apa mom and dad tega melepas diriku untuk menjadi menantu wanita iblis itu?" Florencia kembali berucap ketus tanpa ragu.

"Flo ..., tolong jaga ucapan mu! wanita yang kau sebut iblis ini adalah ibu kandung bagiku!"

Merasa tersakiti atas ucapan Florencia terhadap Nyonya Duversa, Jasper akhirnya beranjak dan menatap tajam ke arah calon istrinya.

"Jasper! tenanglah nak ..., tak apa! aku sungguh minta maaf atas perkataan ku nak, Florencia! tapi kau tak bisa dengan sembarangan membatalkan perjodohan ini, karena darah kalian telah menyatu dalam perjodohan merah yang telah lama direncanakan oleh mendiang Tuan Anderson, yang tak lain adalah kakek mu sendiri." Duversa kembali nampak tersenyum, wanita itu juga menahan lengan Jasper yang hendak menghampiri Florencia, sebelum akhirnya menatap dalam mata calon menantunya.

"Aku tak peduli! aku tak akan pernah sudi untuk menjadi bagian dari keluarga Abraham! sampai kapanpun!"

Florencia, berteriak pada semua orang sebelum akhirnya berlalu menaiki anak tangga.

"Tolong! maafkan sikap putri kami, kondisi mental nya memang belum cukup stabil mengingat Florencia, harus beberapa kali keluar masuk rumah sakit dalam beberapa bulan terakhir ini!" Nyonya Esmeralda kembali berbicara dengan santun pada kedua calon besan nya.

"Tak apa Esmeralda! lagipula dengan atau tanpa persetujuan dari putri mu, pernikahan ini akan segera terjadi! karena jika tidak, mungkin justru keselamatan putri mu yang akan terancam, bukankah begitu Tuan Matteo?'"

Bungkam,

Tuan Nicholas juga Nyonya Esmeralda tak mampu berucap sepatah katapun, ia ingin menyelamatkan putri nya, namun ia bukanlah siapa-siapa dibandingkan dengan Nyonya Duversa,

Keluarga Abraham akhirnya berlalu dari kediaman Anderson dengan begitu congkak,

Sementara Florencia,

Ia membanting kasar pintu kamarnya, mencoba mencerna segala perkataan Duversa,

Perjodohan merah? apa maksudnya?

aku harus segera menemukan sosok nenek di toko bunga itu, dia pasti tahu sesuatu tentang diriku dan juga masa lalu ku ..., aku tak bisa terus-menerus seperti ini,

Gadis itu nampak mengusap wajahnya yang begitu terlihat frustasi.

Tolong aku ..., aku sungguh membutuhkan mu! siapapun dirimu, hadir lah disini ..., aku mohon!

Berjam-jam lamanya Florencia berdiri di balkon kamarnya, melayangkan pandangan jauh ke arah kegelapan hutan sekitar Sungai Aquiver,

Entah apa yang ia tunggu! kehadiran seseorang? atau mungkin hanya ingin menanti semilir angin yang selalu membelai rambut serta paras cantiknya semenjak ia keluar dari Flummox Hospital.

Ketukan pintu dari Tuan Nicholas kembali membuat Florencia mengalihkan pandangannya,

"Kau belum tidur putri ku? apa daddy bisa berbincang dengan mu?"

Florencia mengangguk, bibir mungilnya masih saja nampak mengerucut karena kekecewaan nya terhadap Tuan Nicholas yang tak juga mampu membela dirinya.

Pria paruh baya itupun perlahan melangkah mendekati putri semata wayangnya yang masih setia berdiri di balkon kamar.

"Daddy sungguh benar-benar minta maaf, Flo! daddy tak sanggup melakukan apapun untuk mu kali ini!" suara pria paruh baya yang masih terlihat tampan itu semakin terbata, buliran air mata juga nampak jatuh di pipinya.

"Daddy! tolong jangan menangis seperti ini! kau membuatku merasa buruk dad!" Florencia seketika menyeka dengan lembut cairan bening pada pipi Tuan Nicholas,

"Flo ..., daddy hanya tak ingin jika sesuatu yang buruk kembali terjadi padamu, Nak!"

Florencia tersenyum lembut menatap mata daddy kesayangannya,

"Aku akan melakukan apapun untuk mu dad! aku ..., aku akan menyetujui perjodohan itu, daddy jangan khawatir."

Tuan Nicholas kembali nampak bernafas lega karena putri nya tak lagi memendam amarah padanya, pria paruh baya itupun akhirnya berlalu setelah mengecup kening dan mengucapkan selamat malam pada Florencia.

Tatapan Florencia kembali nampak sendu, kemelut hati dan pikirannya membuat gadis itu termenung dan melayangkan pikiran pada seseorang yang justru tak ia ketahui keberadaan nya.

Agathias ..., aku tak tahu siapa sebenarnya dirimu! semua ingatan itu masih terasa abu-abu, tapi aku merindukanmu ...,

Jauh di dasar relung hati Florencia, gadis pemilik iris mata abu-abu itu kembali merintih karena kerinduan hatinya akan sesuatu yang masih belum juga ia pahami.

******

Dia terus merindukan ku,

Selamanya akan terus seperti ini, jika kejadian ratusan tahun lalu itu harus terjadi kembali, maka kali ini ..., aku akan benar-benar berjuang dan tak akan lagi melepaskan dirimu Arabel.

Tidak akan pernah ..., aku hanya masih belum terlalu kuat untuk menemui mu saat ini, tolong tunggu lah sebentar lagi,

Seorang pria dengan panah yang tertancap tepat di dada nampak tergantung di sebuah pohon rindang yang berjulukan Aeropolis tree,

Odde eye' itu tampak begitu nyata, bibir tipis dan tegang adalah pintu dari gudang senjata, rambut panjang kecoklatan itu pun masih tampak indah memikat mata.

Mendapatkan kembali sebuah hukuman serta kutukan yang menerpa dirinya, tak lantas membuat makhluk lain meremehkan dirinya,

Elgard Agathias, manusia setengah Griffin yang memiliki kekuatan atas langit, bumi itu mampu membuat makhluk lain seketika terbirit-birit dari hadapannya hanya dengan tatapan matanya yang menajam.

Keangkuhan sikapnya lah yang membuat beberapa penguasa alam kegelapan nekad menjatuhkan kutukan terhadap Agathias, dan kekuatan para dewa pun tak mampu menolongnya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!