Ma Filia ...,

Tiga hari berlalu,

Siang itu Beatrice tampak melangkah cepat dengan menyunggingkan senyum begitu ia keluar dari sebuah garden shop. Gadis berambut pirang dengan mata biru itu tampak membawa bucket bunga mawar putih dalam dekapan nya.

"Aku tahu kesukaan mu, Flo. Kau harus lekas sembuh, club malam sudah menanti kedatangan kita!" Beatrice bercengkrama dengan bunga dalam dekapannya tanpa memperhatikan langkah kakinya.

Bruuugh,

Beatrice tersungkur, gadis itu tampak memegangi pundaknya, bucket mawar putih yang sempat ia genggam pun terjatuh tak jauh dari tubuhnya.

"Iam sorry ma'am ..., it's my bad!"

Seorang pria dengan jas serta topi hitam tampak mengulurkan tangan dan membantu Beatrice kembali berdiri.

"Siapa kau? kenapa penampilan mu terlalu vintage?" terkejut dengan wajah kesal, tatapan Beatrice nampak naik turun dan tertuju pada pria berkulit pucat yang menabraknya.

"Aku ..., Ma Filia! dia juga teman mu, ia sangat mengenal ku, Beatse!" seringai senyum tampak tertampil dan mengiringi deep voice pria bertopi hitam dihadapan Beatrice.

Bola mata Beatrice membulat seketika, gadis itu terbelalak dengan penuh tanda tanya dalam pikirannya.

"Apa kau mengenal Florencia?" gadis itu seketika mengingat sahabat nya, karena panggilan Beatse hanya ia dapatkan dari putri tunggal Tuan Matteo yang kini masih terbaring di rumah sakit.

Pria itu hanya kembali menampilkan senyum yang sulit di artikan oleh Beatrice, sebelum akhirnya berlalu pergi.

"Tunggu! aku ...," kalimat Beatrice nampak terpotong.

"Permisi! bisakah kau tak berhenti di tengah jalan seperti ini, Nona? kau sungguh mengganggu pengguna jalan yang lain!"

Gadis itu seketika memperhatikan sekeliling yang nampak begitu ramai dengan orang berlalu-lalang,

"Maaf, saya sungguh minta maaf!" Beatrice tercengang, gadis itu berlalu serta menyingkir dan berpindah dari posisinya.

Dimana toko bunga yang ku kunjungi sebelumnya? bukankah tadi aku berada didepan garden shop?

Apa aku tersesat? tapi ini siang hari,

Beatrice kembali mendongakkan kepala, menatap area sekeliling dengan bingung, sebelum akhirnya memutuskan untuk berjalan cepat ke arah tempat ia memarkir kendaraannya, Flummox Hospital itulah tujuan utamanya.

Tak lebih dari lima belas menit, Beatrice tiba di lobi rumah sakit, gadis itu juga tampak menyapa Dave yang muncul dengan wajah kusutnya.

"Kau kemari?" Dave melambatkannya langkahnya dan menghadang Beatrice yang tampak tersenyum ceria.

"Tentu saja, tenang lah! aku tak mengharapkan uang jajan darimu brother! Florencia merindukan ku! dan sahabat ku itu, dia lebih loyal daripada kau saudara ku!"

"Aaaaah, terserah! tapi pastikan kau tak menuruti semua kemauan Florencia! aku tahu rahasia kalian!"

"A-apa? apa maksudmu Dave?" wajah Beatrice seketika berubah cemas.

"Panggil aku kakak! aku jauh lebih tua darimu!"

Pria tampan bertubuh tinggi itu tampak berucap ketus sebelum akhirnya berlalu dan mengabaikan pertanyaan adiknya.

"Dasar menyebalkan!" gadis manis dengan iris mata biru itu kembali berdecak kesal karena ulah saudara lelakinya.

******

"Sampai kapan aku akan berada disini, mom? aku ingin segera kembali ke rumah!"

"Kau jangan keras kepala,Flo! mom tidak ingin jika terjadi sesuatu padamu! jadi menurut lah, dan kita akan kembali ke rumah setelah dokter benar-benar menyatakan bahwa kondisi mu telah pulih!"

Florencia menghela nafas dalam, gadis itu tak lagi memiliki energi untuk membantah perkataan Nyonya Esmeralda.

Suara itu? kenapa diriku tak lagi bisa mendengar nya? setelah bertahun-tahun, semenjak kejadian penculikan yang ku alami, baru kali ini aku mendengar nya kembali.

Florencia tertunduk lesu, ia menatap keluar jendela kamar rawatnya, entah apa yang ia harapkan tapi wajahnya tampak sendu memikirkan sesuatu yang belum mampu ia pahami.

Nyonya Esmeralda yang kembali terdiam melihat raut wajah muram dari putri semata wayangnya turut menghela nafas dalam,

Maafkan mom Flo! mom tak mampu membantu mu sama sekali,

"My dear, I'm here!"

Keheningan seketika sirna begitu Beatrice mengetuk pintu dan muncul memasuki ruang rawat Florencia dengan suara melengking nya.

"Nyonya Esmeralda, maaf ...," Beatrice kembali kikuk saat menyadari keberadaan ibu dari sahabatnya.

"Tak apa Beatrice! sungguh suatu keberuntungan bagiku jika kau bersedia untuk berlama-lama disini, tolong kau temani Florencia, aku ada sedikit keperluan diluar. Apa kau keberatan nak?"

"T-tentu saja t-tidak Nyonya! saya akan dengan senang hati menemani Florencia hingga Anda kembali."

Beatrice tertunduk dan tersenyum ramah pada wanita paruh baya yang tampak beranjak dari sofa empuk berwarna cream didalam kamar rawat putri nya.

"Mom pergi dulu, Flo!" wanita itu menghampiri Florencia dan mengusap lembut surai rambut putrinya.

Florencia mengangguk meskipun ia tetap setia dengan wajah datarnya, gadis itu juga menatap punggung wanita paruh baya yang selama ini sering beradu argumen dengannya.

"Apa kau baik-baik saja, Flo? bagaimana dengan kondisi tangan mu?" Beatrice kembali membuka suara setelah ia mengganti bunga dalam vas putih di ruangan itu.

"Semua telah membaik, aku hanya ingin segera kembali ke rumah Beatse! aku jenuh disini!" gadis pemilik iris mata abu-abu itu tampak mengalihkan pandangan dan memperhatikan wajah sahabat nya.

"Flo ..., bolehkah aku bertanya sesuatu?"

"Sesuatu? tentang tas branded itu maksud mu? kau tenang saja! aku akan segera membawamu ke gerai pusat barang yang kau inginkan, tunggulah 2-3 hari lagi!" Florencia berucap enteng sembari menatap Beatrice yang terduduk di ranjangnya.

"Bukan, bukan itu maksudku Flo!"

"Lalu?"

"Aku bertemu dengan pria aneh saat hendak kemari! apa kau mengenal nya?"

"Pria aneh? apa maksudmu Beatrice?"

"Penampilan pria itu sangat lah vintage! jauh berbeda dengan style pria masa kini, perkataan nya sulit ku pahami Flo! tapi dia menyebut ku dengan panggilan Beatse! tidak ada yang memanggil ku seperti itu kecuali dirimu!"

"Kalimat apa yang ia katakan padamu?" Florencia turut kebingungan saat mendengar kalimat sahabatnya.

"Ma Filia! dia juga teman mu! dia sangat mengenal ku! Ya seperti itulah kira-kira ...," Beatrice berucap dengan begitu antusias saat mengingat perkataan pria aneh yang ia temui sebelumnya.

Ma Filia? dimana aku mendengar kalimat itu?

"Flo? apa kau baik-baik saja? apa kau benar-benar mengenal pria itu?"

Beatrice kembali berujar tanya saat mendapati Florencia termenung sebelum akhirnya menampakkan wajah paniknya.

"Dimana kau bertemu dengannya?" Florencia menaikkan satu alisnya saat berujar tanya pada sahabatnya.

"Garden shop! tapi anehnya toko itu juga menghilang sesaat setelah pria itu pergi!"

"Apa kau yakin? apa kau sedang dalam pengaruh minuman alkohol?" telunjuk Florencia tampak menyentil kasar dahi Beatrice.

"Flo! aku tidak mungkin bisa membawa mobil jika aku sedang dalam kondisi tak waras! aku masih sangat menyayangi nyawa ku, Flo!"

Beatrice menyanggah perkataan Florencia dengan memegangi dahinya, gadis bermata biru itu juga nampak berdecak kesal karena sahabatnya tak mempercayai perkataan nya.

Ma Filia? dimana aku mendengar nya? kenapa aku tak asing dengan kalimat itu?

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!