Rasa Yang Terpendam Dari Seorang Kaki Tangan.

Ketukan yang kembali terdengar dari pintu membuat Beatrice beranjak.

"Dave? kau sudah kembali?"

Pria itu hanya mengangguk dengan wajah datar,

"Flo! apa kau baik-baik saja?" Dave melayangkan tatapannya pada Florencia yang turut melangkah mendekati nya.

"Maaf, jika aku membuat kalian cemas, aku benar-benar tak bermaksud untuk menimbulkan kepanikan pada semua orang." Florencia berucap lembut, dengan wajah penuh penyesalan.

Untuk sesaat Dave terdiam, pria itu berdiri mematung dengan tatapan tajam ke arah Florencia.

Andai kau tahu betapa paniknya diriku saat tak mengetahui keberadaan mu, Flo!

Hingga akhirnya, Dave kembali melangkah dan melewati Beatrice begitu saja dan meraih tubuh Florencia.

"Yang penting kau kembali dengan selamat! itu sudah cukup membuat ku merasa bahagia." Pria itu berucap terbata, ada rasa sesak juga bahagia yang menyelimuti dirinya.

"Dave ...," perkataan Florencia tertahan karena dada bidang pria yang kini mendekapnya berada tepat pada wajah Florencia.

Beatrice yang menyaksikan sikap kakak lelakinya seketika tersenyum dan memalingkan wajah.

"Ehhemm! excused me! kita harus pergi sekarang, ini sudah terlalu malam! sepertinya tuan putri ini juga ingin segera beristirahat."

Perkataan Beatrice seketika membuat Dave tersentak dan melepas pelukannya pada tubuh Florencia.

"A-aku, aku minta maaf! aku hanya ...,"

"Tak apa! terima kasih! kau adalah kakak terbaik bagiku Dave! meskipun terkadang sikapmu itu sangat menyebalkan!" Florencia terkekeh dan menonjok perlahan dada bidang pria yang masih terlihat salah tingkah dihadapannya.

"Aaa-aawwh! kau menyakiti ku, Flo!"

"Benarkah? pria seperti mu mana mungkin?"

"Apa kau pikir tubuh ku ini sebuah besi batangan?" Dave tampak menanggapi perkataan Florencia dengan mengusap-usap dadanya.

"Aku sungguh minta maaf!" senyuman serta ucapan yang terdengar begitu tulus dari Florencia kembali membuat pria itu menghela nafas dalam dan menundukkan pandangannya.

"Kita pergi sekarang!" Beatrice akhirnya menggertak kakak lelakinya dengan tatapan konyolnya.

"Baiklah, cerewet!" pria itupun seketika melangkah dan meninggalkan kamar Florencia.

"Flo! aku pamit sekarang, lekas lah beristirahat!" Beatrice kembali memeluk sahabatnya sebelum akhirnya melangkah mengejar Dave yang telah pergi lebih dulu.

"Sampaikan pada Dave untuk lebih berhati-hati dalam berkendara,"

Beatrice mengangguk, melepas genggaman tangannya dari Florencia hingga akhirnya meninggalkan gadis pemilik iris mata abu-abu itu seorang diri.

Hening,

Florencia kembali sendirian di ruang kamarnya, lelah tubuhnya membuat ia kembali merebahkan diri pada ranjang besarnya.

Apa dia kembali ke Aeropolis? kenapa diriku terus memikirkannya,

"Apa kau sudah merindukan diriku?"

Florencia nampak begitu terkejut saat tiba-tiba ia merasakan pelukan hangat seseorang pada tubuhnya, gadis itupun berbalik dan mengubah posisi tubuhnya.

Rasa kantuk yang perlahan hadir membuat Florencia tetap berusaha untuk membuka matanya,

"Apakah dirimu ini nyata Elgard? apakah yang ku alami seharian ini benar-benar terjadi? kenapa kau tersenyum seperti itu?" gadis itu meracau sembari membelai paras tampan pria yang berada tepat didepan wajahnya.

"Tanyakan pada hatimu Arabel! apa kau hanya menginginkan ku hidup sebatas dalam mimpi mu?"

Florencia tampak menggeleng perlahan,

"Kau telah menemukan diriku! dan kita akan selalu bersama-sama,"

"Lalu kenapa orang tuaku tak bisa melihat mu? kenapa kau tiba-tiba menghilang saat diriku ingin memperkenalkan mu pada mereka?" suara Florencia melemah, matanya kembali terasa berat setiap kali usapan lembut itu ia dapatkan dari jemari Elgard.

Elgard Agathias, pria itu seketika terdiam dan tak mampu menanggapi kalimat dari kekasih hatinya,

Belum saatnya aku bisa menampakkan diri di hadapan semua orang Arabel! maafkan diriku, panah yang tertancap pada dadaku ini ..., kau bahkan belum bisa melihatnya.

Sosok manusia setengah dewa itu kembali menampilkan wajah sendu nya dihadapan Florencia yang hampir kehilangan kesadaran.

********

"Jangan mengemudikan mobil dengan ugal-ugalan brother! berkendara lah dengan lebih hati-hati! itu pesan dari tuan putri!" Beatrice terkekeh saat menyampaikan hal itu pada saudara lelakinya.

"Apa maksudmu Beatrice!"

"Apa maksudku? jangan lagi menyembunyikan perasaan mu Dave! kau menjalin hubungan dengan Selena hanya untuk menutupi perasaan mu pada Florencia, bukan?"

"Jangan berbicara omong kosong, Beatrice!" pria bertubuh tegap itu kembali menyanggah perkataan adiknya dengan ketus.

"Omong kosong? aku tahu kau sangat mengkhawatirkan nya bro! bahasa tubuh mu itu terlalu mudah dibaca!"

"Diam lah! kau hanya membuat ku pening!" Dave kembali mencoba untuk mengalihkan pembicaraan nya dari topik Florencia.

"Kau itu pecundang Dave! aku tahu kau telah menaruh rasa pada Florencia semenjak kau hendak memasuki kediaman mewah itu! aku menemukan foto Florencia dalam saku kemeja milikmu saat itu! atau ..., justru kau rela jadi kaki tangan Tuan Matteo demi bisa dekat dengan Florencia?"

Dave seketika bungkam, pria itu sama sekali tak menanggapi kalimat saudarinya dan memilih untuk menambah laju kecepatan kendaraan yang dikemudikan nya.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!