Bodacious Love
Dalam hiruk-pikuk serta riuhnya dentuman musik di sebuah Club Malam, seorang gadis nampak melangkah dan terduduk pada sofa panjang dalam VIP room pelanggan dengan raut wajah kesal.
"Florencia! apa kau kemari seorang diri?"
"Tentu saja Beatrice! aku tak perlu pengawalan dari para manusia berwajah batu itu!" jemari gadis itu nampak meraih virgin colada yang telah tersaji untuknya.
"Kau ini sungguh keterlaluan Flo! orang tuamu pasti mencemaskan dirimu!"
"Aku membenci mereka! semua perkataan bulshit yang kudengar, itu sungguh membuatku muak Beatrice!"
"Flo! dengarkan diriku, sebagai sahabat mu! aku tahu kau tidak menyetujui perjodohan itu, tapi cobalah untuk berbicara baik-baik dengan kedua orang tuamu! kau ingat bukan bahwa kedua orang tuamu itu bukanlah orang sembarangan!" gadis berambut pirang dengan mata biru itu tampak mencoba untuk meyakinkan sahabat masa kecilnya.
"Jadi aku yang harus menjaga nama baik mereka! itu maksud mu?" Florencia kembali meletakkan gelas seksi di meja dengan sedikit meninggikan suara.
"Honey! aku bukan ingin turut memojokkan dirimu, tapi cobalah untuk sedikit bermain peran! lagipula anak dari bangsawan itu juga tak begitu jelek bukan? apa kau tak ingin mencoba untuk menjalin kasih dengan pria yang bernama Jasper Abraham itu?"
"Lebih baik diriku menjalin kasih dengan seorang makhluk mitologi daripada harus membuka hati untuk manusia picik seperti seseorang yang bernama Jasper itu, Beatrice!"
"Jaga mulutmu Florencia!"
"Kenapa? bukankah Jasper memang seorang pria pecundang? aku menolaknya berkali-kali saat kita berada di universitas dan sekarang dia memanfaatkan kekuasaan ayahnya! ciiih, pria brengsek!" Florencia kembali mengumpat untuk meluapkan kekesalannya.
"Bukan itu maksudku! apa kau tak melihat berita di media?"
"Berita? berita apa maksudmu?" gadis pemilik iris mata berwarna abu-abu dengan penampilan kasual itu tampak kembali memicingkan matanya.
"Tentang seorang warga yang ditemukan tewas dengan organ dalam yang menghilang! ramai dikabarkan ada sebuah makhluk jadi-jadian yang berkeliaran di kota ini!" Beatrice kembali mencoba memperjelas kalimat nya pada Florencia yang masih sibuk menyesap nikotin yang tersemat pada bibir mungilnya.
"Aaaaaghh! kau ini sungguh penakut sekali! lagipula mana ada makhluk seperti itu di dunia kita!"
"Bagaimana jika itu benar-benar terjadi?"
"Apa kau telah menikmati whiskey seorang diri? liar sekali fantasi mu itu sweetie! bisa jadi itu ulah manusia-manusia tak bermoral yang membutuhkan uang dan memperjual-belikan organ dalam manusia di pasar ilegal!" Florencia kembali menyentil kasar dahi sahabatnya dengan penuh kesal.
"Ayolah Flo! kita harus mencoba untuk menjadi pemburu vampire kali ini, siapa tahu kita menemukan yang lebih tampan dari Edward Cullen! kau yang menanggung biaya penyelidikan kita! aku yakin black card milikmu masih tetap berada dalam kuasa genggaman tangan mu bukan?"
"Tentu saja sweetie! hanya perlu sedikit drama dan air mata untuk membujuk daddy! jika kau menemukan makhluk tampan berwujud vampire itu, ambillah untuk dirimu sendiri! makhluk seperti itu akan sangat merepotkan bagiku!"
Kedua sahabat karib itu kembali terdengar menyuarakan gelak tawanya seketika.
Tak berselang lama pintu VIP room itu terdengar digedor dengan begitu kasar dari luar.
"Flo! apa kau membuat masalah? kenapa sampai ada yang berani mengetuk ruangan ini?"
Brengsek! apa pria itu benar-benar mengikuti langkah ku kemari? apa yang harus kulakukan?
Florencia kembali terdiam, gadis beriris mata abu-abu itu juga tampak menenangkan sahabat nya.
"Beatrice! kau cobalah untuk menghubungi Dave! suruh dia kemari secepatnya!"
"Jadi kau benar-benar membuat masalah sebelum datang kemari?" mata Beatrice nampak terbelalak saat menanggapi kalimat sahabatnya.
"Maaf ... atau kalau tidak, kau segeralah lari keluar dan cari bantuan saat aku membuka pintu ini!"
"What the fuck! kau benar-benar trouble maker Florencia!"
"Ayolah kawan! kita butuh sedikit memacu adrenalin bukan? ini masa muda!" gadis beriris mata abu-abu itu tampak santai dalam menanggapi kalimat Beatrice, sahabat nya.
"Masa mudaku bisa melayang sia-sia jika terus bersama mu!" jemari Beatrice nampak gemetar saat mencoba menghubungi kakak kandungnya.
"Hahahah! ayolah sweetie, aku akan mentraktir mu beberapa barang merek Dior, Gucci atau mungkin Louis Vuitton kegemaran mu jika kita berhasil selamat malam ini, it's on me at all!"
"That's freaking good Florencia!, dan bisa-bisanya kau tertawa dalan situasi seperti ini!"
Beatrice kembali berteriak histeris dengan mata terbelalak atas tawaran yang begitu menggiurkan dari sahabat nya, gadis itu memang terbilang gila akan barang-barang branded, dan Florencia! putri tunggal dari Tuan Matteo itu tahu betul cara melenyapkan kepanikan pada diri Beatrice, sahabatnya.
Braaakkk,
Pintu VIP room itu akhirnya terbuka dengan paksa, beberapa orang bertubuh kekar nampak memasuki ruangan.
"Beatrice segera pergi dari sini!"
"Tapi Flo!"
"Pergilah Beatrice! jangan pedulikan diriku!" teriakan Florencia terdengar begitu melengking di telinga para pria yang tengah mengelilingi tubuh mungilnya.
"Hi babe! tenanglah, aku hanya butuh dirimu dan yaa ..., kita bertemu lagi? tapi sepertinya kali ini kau akan memohon padaku!" tangan kekar Jasper tampak membelai kasar bibir Florencia yang kini terlihat tak berdaya karena belenggu tangan para bodyguard nya.
"Ciiih! memohon pada manusia brengsek seperti mu? kau itu tak lebih dari seorang pecundang Jasper! lihatlah, untuk menemui ku saja kau harus bersembunyi dibalik tubuh besar para pria berwajah datar ini! dimana nyali mu sebagai seorang lelaki?"
Plaaaakk,
Sebuah tamparan keras akhirnya mendarat pada pipi mulus Florencia hingga membuat wajah gadis itu tertoleh dengan paksa.
"Jangan membuat ku berlaku kasar padamu Flo! seharusnya kau bisa menjaga sedikit perilaku mu itu! aku ini calon suami mu!"
"Calon suami? jangan pernah berharap! aku tak akan pernah sudi untuk menyetujui perjodohan konyol yang di sarankan oleh para orang tua itu!"
Tak memiliki rasa takut dan juga keras kepala, itulah kepribadian gadis bernama Florencia Shaquille Anderson, meskipun dirinya harus berhadapan dengan tiga pria di ruangan itu seorang diri nada bicaranya tetap saja tak melembut sama sekali.
"Florencia! kau benar-benar keterlaluan!" pria pendek itu kembali meninggikan suaranya, raut wajah Jasper tampak merah padam karena amarah.
"Lepaskan aku sialan!"
"Jika kau tak sudi menerima perjodohan yang diajukan oleh kedua orang tuaku, maka aku akan membuat mu untuk tak bisa menolak perjodohan itu, Flo! bagaimana jika kita bermain sekarang?" sudut bibir Jasper tampak tertarik ke atas dan seketika menampilkan senyum devil nya.
"A-apa? apa maksudmu?" Florencia seketika panik saat jemari Jasper membuka paksa outer dengan tulisan Burberry yang dikenakan nya.
"Aku ingin menikmati tubuh mu cantik! para bodyguard itu, mungkin juga ingin bermain dengan mu!"
"Dasar brengsek kau Jasper! lepaskan aku! lepas! dasar manusia biadab!"
Florencia semakin terlihat meluapkan amarahnya tatkala Jasper hampir meraba area sensitifnya, gadis itu seketika mendorong pria pendek yang merupakan calon suaminya dengan sekuat tenaga hingga membuat pria itu terpental pada tembok ruangan, para bodyguard yang sejak awal memegangi tangannya pun turut tersungkur karena amarah Florencia.
"A-apa? apa yang terjadi? kenapa gadis itu sekuat ini?" Jasper nampak meringkuk kesakitan.
"Tuan Muda! apa Tuan baik-baik saja?"
"Aaaa-whh, diriku kesakitan bodoh! apa kau tak lihat darah di siku tangan ku ini! cepat kendalikan calon istri ku! dan bawa dia secara paksa untuk pulang ke mansion!"
"B-baik Tuan!" kedua bodyguard Jasper tampak kembali mencoba menyentuh Florencia, namun tampaknya kembali sia-sia, gadis itu justru semakin tak terkendali.
Praaaang.
Meja kaca di dalam VIP room itu turut pecah berkeping-keping saat tubuh kedua bodyguard Jasper tampak terpelanting dan mendarat di atasnya.
"Florencia! hentikan, tolong hentikan! i-ini bukan dirimu Flo," suara Jasper terdengar semakin terbata saat gadis itu kembali melangkah dengan bibir yang tersenyum hambar ke arahnya.
"Ada apa Jasper? kemari lah! kau ingin bermain denganku bukan? pasti akan menyenangkan bisa menikmati tubuhku yang sintal ini!" Florencia nampak berjalan dengan tatapan kosongnya mendekati Jasper yang semakin terlihat ketakutan.
"T-tidak Flo! menjauh lah dariku!"
"Apa yang terjadi padamu babe? apa kau tak ingin melanjutkan aksi mu untuk menelanjangi ku?" gadis itu tetap tersenyum berjongkok, serta menikmati raut wajah pria yang terlihat begitu ketakutan karena ulahnya.
"M-maaf, menjauh lah dariku! a-aku mohon! kalian cepat panggil security!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments