PIT 11 — Sponsorship

Malam menyelimuti langit, bulan tanpa malu-malu menunjukkan terangnya. Di kediaman utama, usai pulang dari kantor, Nadira menyempatkan diri untuk memasak sedang Arsen tengah membersihkan diri. Perempuan itu tengah bergulat dengan panci dan kompor, tadi sore, ia berjanji akan memasak demi Arsen padahal pria tak memintanya.

Nadira memang pandai memasak, tak seperti Author yang bahkan memasak air pun mesti gosong sebab ditinggal menonton video di aplikasi toktok.

Tiga puluh menit memasak, masakannya disajikan di meja. Harumnya menguar ke penjuru dapur dan ruang makan, menggoda hidung Arsen yang baru saja memasuki ruang makan.

"Wah, harum sekali," puji Arsen seraya tersenyum lembut ke arah Nadira yang sedang menata piring.

Perempuan itu tersenyum ke arahnya kemudian menarik kursi paling ujung untuk Arsen duduk. Dipakaikannya sorbet dan dituangkannya nasi serta lauk-pauk yang tadi dimasaknya ke atas piring Arsen.

"Gimana, Mas? Enak gak?" tanyanya setelah Arsen memasukkan beberapa suap makanan ke dalam mulutnya hingga penuh. Pria itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Nanti setelah makan, aku mau bicara, ya. Gak akan lama kok, 15 menit aja." Lagi pria itu hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Pantang bagi Arsen untuk berbicara saat sedang makan. Apalagi saat memakan masakan sang istri. Setiap suapannya harus dinikmati dengan baik!

Setelah makan malam dan merapikan diri, Nadira pergi menemui Arsen di ruang kerjanya. Pria itu tampak sibuk tapi langsung menghentikan segala aktifitasnya begitu melihat Nadira masuk.

"Uhm, aku ganggu, ya, Mas?" tanyanya.

Arsen menggeleng, "Tidak, kok, hanya memeriksa laporan saja. Tadi kamu bilang mau bicara. Bicara apa, Sayang?" balik bertanya, Arsen menarik Nadira untuk mendekat.

Melukis senyum, Nadira melangkah ke arah sofa dan membuka laptopnya sendiri. Setelah laptopnya menyala, ia memberi isyarat agar Arsen mendekat. "Kemarin aku sudah menghubungi supervisor pengganti, beliau memintaku mengajukan proposal penelitian ke Paris, tapi entah karena apa ... declined," kata Nadira kecewa di akhir kalimat.

Ia menunjukkan laptopnya kepada Arsen. Dengan teliti, Arsen membaca proposal pengajuan penelitian yang kata Nadira tertolak.

"Hm, biaya yang kamu ajukan memang tidak sedikit, terlebih lagi, contoh disertasimu ini baru diajukan, mungkin itu sebabnya statusnya tertolak," kata Arsen menerka.

Nadira menghela napas kasar, "Terus gimana, dong?" tanyanya sedikit putus asa. "Masa aku harus mengulang dari awal, Mas?" bimbang sudah pasti saat membayangkan apa yang ia usahakan dua tahun terakhir ini harus berujung pada kegagalan.

Arsen menarik simpul senyumnya lalu bangkit dari duduknya lalu mengusak rambut Nadira yang terurai panjang. "Tidak apa-apa, kamu tetap bisa melanjutkan penelitianmu di sana dengan bebas."

Nadira mendongak, tatapannya bersirobok dengan manik mata milik Arsen. Pandangan matanya seolah bertanya, apa maksudnya?

"Aku akan menjadi penyokong terbesarmu jika negara tak bisa membiayai penelitianmu," katanya enteng seraya melepas kacamata yang sejak tadi melekat di wajahnya.

"Mas! Biayanya besar banget, lho!" sergah Nadira tak percaya. Hari ini, ia mendapat tiga kali kejutan dari Arsen. "5M tahu, Mas. Gak, aku gak bi—"

"Hanya 5M saja, kan?" tanyanya enteng, memotong ucapan istrinya sendiri. Agaknya Nadira lupa seberapa kaya suaminya itu. Jangankan 5 milyar, Arsen bahkan pernah melempar uang senilai 50 milyar kepada ibunya dahulu. Tentu saja, Nadira tak tahu-menahu soal itu.

"Hanya! Hanya 5M kamu bilang?"

"Ya, terus? Kamu maunya bagaimana?"

Nadira tampak mengusak rambutnya frustasi, jelas sekali bahwa perempuan itu dilanda kebimbangan, "Aaaah kok aku jadi bingung gini, sih, Mas?"

Arsen hanya menggelengkan kepalanya ringan, meras gemas dengan laku Nadira. "Begini saja, deh, agar kamu tak bingung. I have any option, apapun pilihanmu, aku akan tetap mendukungnya. Wanna hear me, My Sweet Nana?"

Selama beberapa detik pertama, Nadira tampak berpikir dengan menopang dagunya sebelum kemudian mengangguk mantap. "Oke! Apa itu?"

"Pertama, kamu selesaikan project besarmu dan aku biayai penelitianmu. Kedua, jangan pedulikan pekerjaan, fokus saja menyelesaikan disertasimu dan akan kubiayai semuanya. Ketiga, kamu pilih yang pertama atau yang kedua sama saja, aku yang akan menanggung segalanya. Bagaimana?"

"Terdengar sama saja bagiku," tutur Nadira seraya menghela napas beberapa kali lalu merebahkan dirinya di sofa. Arsen berjongkok tepat di sisi istrinya dan mengusap wajahnya lembut.

"Sudah kukatakan, pikirkan dengan baik, apapun keputusanmu, aku akan mendukungnya."

Nadira bergumam pelan lalu kembali bangkit untuk duduk, ia menepuk sisi sofa, meminta Arsen untuk turut mendaratkan bokong di sampingnya. "Akan kupikirkan dengan baik. Menurutmu, haruskah aku meminta saran dari Luna?"

"Ya, boleh saja, Sayang. Lakukan apapun yang kamu rasa perlu. Mantapkan hatimu dulu sebelum membulatkan keputusan," kata Arsen lembut seraya memainkan rambut Nadira yang tergerai.

"Baiklah kalau begitu, aku akan kembali ke kamar, kamu lanjutkan pekerjaanmu, ya, Mas. Semangat!"

Arsen berdecak kecil, menahan tangan Nadira, membuat perempuan itu urung beranjak. "Apa?" tanya Nadira heran sambil menatap pergelangan tangannya yang dicekal Arsen.

"Kiss-nya mana?" katanya dengan manja. "Kiss me, I'm legal," ucapnya lagi dengan cengiran khasnya.

Nadira terkekeh kemudian menundukkan kepalanya dan mengecup kedua pipi suaminya bergantian. Setelah itu ia berlari keluar ruang kerja Arsen dengan terkekeh geli berhasil mengerjai suaminya itu.

***

Keesokan harinya, usai menyelesaikan pekerjaannya, Nadira pergi menyambangi apartemen baru Luna dan suaminya, mereka baru satu tahun menikah dan baru saja pulang dari liburan panjang. Suami Luna adalah seorang traveler, sering bepergian ke beberapa negara sekaligus. Sangat cocok dengan Luna yang juga gemar jalan-jalan.

Sesampainya di apartemen Luna, perempuan itu sudah menungguinya di depan pintu. Begitu mendapati Nadira, ia sontak berteriak dan memeluknya erat, "Lama banget ya kita gak ketemu, kangen bangat gue," kata Luna melepaskan pelukannya.

Mereka bertukar sapa sesaat sebelum masuk ke dalam apartemen Luna yang cukup luas dan nyaman itu. "Gimana kabar Lo? Gue dengar Lo lagi menyelesaikan disertasi Lo dan mau ke Paris? Are you serius?" tanya Luna kemudian.

Perempuan itu meletakkan secangkir kopi hangat di meja, aroma kopi menguar menusuk hidung. Tangan Nadira tergerak meraih cangkir kopi itu dan mengangguk. "Yap, betul. Tapi Gue masih bimbang banget, Lun."

"Eh, kenapa? Cerita dong cerita, siapa tahu Gue bisa kasih saran terbaik buat Lo. Tapi biayanya gak sedikit, lho, Nad." Keduanya terkekeh mendengar canda Luna di akhir kalimat.

Siang itu mereka habiskan waktu dengan bercengkrama panjang tentang apapun. Mengingat masa-masa di mana sama-sama bekerja di Harrington Group hingga gosip-gosip selebriti pun tak luput dari obrolan mereka. Nadira juga menceritakan kebimbangannya pada Luna.

"Ya kalau gitu, menurut Gue udah benar Lo fokus dulu ke pendidikan Lo, itu mimpi Lo sejak lama, kan? Soal pekerjaan dan perusahaan serahkan aja sama Mas Suami Lo, si Presdir Harrington. Suami Lo itu pewaris ternama, Nad, Lo habisin uangnya 50M pun gak akan masalah," jawab Luna enteng.

Mendengar itu, Nadira jadi gemas sendiri kepada sahabatnya itu, melemparkan sebuah bantalan sofa pada Luna yang membawa kekehan perempuan itu.

•••

Selamat Membaca ❤️

Kalau suka jangan lupa tinggalkan jejak berupa like, komentar, vote, gift atau apapun itu, ya.

Karena dukunganmu sangat berarti bagiku. ❤️

Terpopuler

Comments

Fidia K.R ✨

Fidia K.R ✨

Ini thor nya annu annu emang... 5M?! udah bisa bikin perusaan bukan cm buat disertasi lagi /Grimace//Smug/ Arsen, setujui proposalku juga klo gtu/Facepalm/

2023-12-18

2

Fidia K.R ✨

Fidia K.R ✨

/Facepalm/ tak kuduga, ada yg ngaku disini...

2023-12-18

0

Miss_dew 𝐀⃝🥀

Miss_dew 𝐀⃝🥀

uang kyknya tinggal.motocopi trus gunting kalo stoknya tinggal dikit /Proud//Proud//Proud/

2023-12-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!