Bab 18 Gara-gara jamu

Keringat mulai membasahi tubuh Diana. Namun entah kenapa rasanya dia ingin sekali disentuh bagian tubuh sensitifnya.

Nafasnya bahkan mulai memburu sementara Nico saat ini sudah shirtless hanya memakai celana boxer saja membuat kedua netra Diana tak berhenti menatapnya.

Nico sendiri sejak tadi ingin sekali menyentuh Diana karena melihat kulit putihnya yang tampak mengkilap karena keringat.

Perlahan Nico mulai naik ke atas ranjang mendekati Diana. Dia mengambil tissue dan mulai mengelap wajah dan leher Diana.

"Dek, gerah banget ya. Mending dilepas aja bajunya." Nico menatap Diana dengan sayu.

Entah kenapa saat mendengar ucapan Nico seolah Diana terhipnotis dibuatnya. Dia mengangguk pasrah sementara Nico mulai melepaskan satu persatu kancing piyamanya.

Kedua netra Nico langsung membulat sempurna saat melihat dua bongkahan dada sintalnya yang tak terhalang apapun lagi. Diana memang terbiasa melepas bra saat tidur.

Nico meloloskan piyama yang dipakai Diana hingga tubuh bagian atasnya sudah tak terhalang apapun lagi. Kini Nico semakin mendekati wajah Diana dan mulai melabuhkan sebuah ciuman di bibirnya.

Tak ada penolakan apapun dari Diana membuat Nico lebih leluasa melakukan aksinya. Bahkan Diana juga mulai menikmati ciuman itu dan membalasnya.

Ditengah tautan bibir yang kian membara itu Nico perlahan mulai merebahkan tubuh Diana. Tangannya tak mau menganggur dengan mer aba bulatan kenyal kesukaannya itu sedang tangan yang lainnya mengusap pinggangnya dengan ibu jari bergerak memutar menelusuri pinggang ramping itu.

Nafas Diana mulai memburu dan Nico kini mengalihkan ciumannya menuju rahang kemudian leher jenjang Diana yang sejak tadi menjadi incarannya.

"Aahh.. Kak.. " Des ahan pun akhirnya lolos juga dari bibir mungil itu.

Tubuh Diana semakin menggeliat bak cacing kepanasan sementara Nico yang sudah berada di atasnya terus mengerjai habis-habisan titik sensitifnya.

Kali ini Nico harus berhasil mendapatkan jatahnya setelah sekian minggu menikah. Dia sudah tidak tahan apalagi setelah meminum jamu buatan mertuanya itu.

Ya, Nico baru sadar efek jamu itu mungkin yang membuatnya seperti ini. Namun Diana yang juga tadi ikut meminum jamunya pun sepertinya merasakan hal yang sama.

Nico pun bersorak dalam hati, dia harus bisa mengerjai istrinya ini hingga dia sama-sama menginginkannya.

Nico memperdalam ciumannya dn merambat kebawah menuju benda kenyal yang ujungnya sudah mengacung berwarna pink itu.

Dengan semangat Nico mulai mera ngsang titik sensitif Diana. Hingga membuat istrinya semakin bergerak liar.

"Ahh.. Kak geli.. Udah aahh.." Diana mencoba menjauhkan kepala Nico namun dengan sigap pria itu mengunci tangan Diana di atas kepalanya.

Nico menatap Diana dengan begitu dalam. Kedua netranya menyiratkan sebuah keinginan yang membara.

"Sayang, boleh kakak melakukannya sekarang?"Nico berbicara pelan sedikit berbisik dan sengaja menghembuskan nafasnya di telinga Diana.

Diana yang sudah terbakar gairah hanya bisa mengangguk pasrah. Pikirannya masih ragu namun tubuhnya benar-benar sangat menginginkannya. Akhirnya karena godaan nafsu yang kian membara Diana melepaskan apa yang selama ini dia pertahankan.

"Ini akan sedikit sakit di awal, tapi kakak akan melakukan dengan pelan. Tahan ya." Nico sudah memposisikan dirinya di atas Diana dan siap melesatkan miliknya yang juga sama sekali belum pernah tersentuh oleh siapapun.

Beberapa kali percobaan gagal namun setelah berusaha sekian kalinya akhirnya Nico berhasil menjebol pertahanan Diana. Gadis itu tampak meringis kesakitan hingga kedua netranya mengalir cairan bening. Tangannya mencengkeram kuat sprei dan bantal yang ada di sampingnya.

"Maaf.." Sesal Nico. Namun dia sendiri sudah tak sanggup lagi menahannya lebih lama. Hingga ringisan kesakitan itu perlahan berubah menjadi suara merdu kenikmatan. Bahkan dengan beraninya Diana meminta Nico untuk bergerak lebih cepat. Diana benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya.

Bersamaan dengan itu diluar sedang turun hujan dengan derasnya. Sehingga suara des ahan keduanya sedikit teredam oleh gemericik air hujan.

"Aku mencintaimu Diana." Tanpa sadar Nico mengeluarkan kata-kata itu.

Diana yang masih menikmati kegiatan luar biasa itu sempat tertegun mendengar ungkapan dari mulut Nico.

Mungkinkah dia mengatakan jujur atau hanya sekedar menghibur, Diana tak tahu. Yang ada dalam pikirannya saat ini hanyalah sebuah kenikmatan yang membuatnya terasa melayang di udara.

***

Keesokan paginya hawa dingin terasa menusuk kulit polos kedua insan yang semalam telah berbagi peluh itu. Hawa panas yang terjadi semalam kini kembali menjadi suasana sejuk dan dingin. Apalagi gerimis masih mengguyur bumi.

Diana tampak meringkuk sambil sesekali menggeliatkan tubuhnya. Punggung mulus yang tak tertutupi apapun itu menjadi pemandangan pertama Nico saat membuka mata.

"Pagi sayang. Masih ngantuk ya?" Nico mendekatkan tubuhnya lalu memeluk istrinya daei belakang. Tak ada sahutan dari Diana dan hanya sebuah rengekan kecil saja.

NIco tahu bahwa istri kecilnya itu masih sangat mengantuk dn kelelahan sebab mereka bermain hingga lewat tengah malam baru selesai.

Bahkan sekujur tubuh Diana saat ini terasa begitu remuk sakit semua terutama bagian intinya.

Nico pun membetulkan selimut tebalnya untuk menutupi tubuh Diana kemudian dia mengecup kening istrinya cukup lama. Rasanya dia begitu senang berada di dekat istri kecilnya itu.

Nico beranjak dari ranjang untuk membersihkan diri. Namun saat baru bangun dia melihat bercak merah di atas sprei. Sejenak Nico tertegun. Dia tak menyangka jika akhirnya benar-benar memiliki Diana seutuhnya.

Setelah membersihkan diri Nico beranjak keluar kamar. Tubuhnya terasa enteng dan segar. Dia mengambil air hangat yang untungnya di dalam toilet Diana sudah ada pemanas air.

Nico kembali menghampiri istrinya lalu dengan telaten menyeka tubuh Diana. Dia tahu gadis itu sangat kelelahan buktinya dia tak merespon saat Nico menyeka tubuhnya dan memakaikan piyama bersih untuknya.

"Maaf ya cantik, pasti kamu kecapean banget." Nico mengangkat tubuh Diana ke sofa kemudian mengganti sprei dengan yang bersih barulah dia kembali menidurkan Diana dengan nyaman. Barulah setelah itu dia keluar kamar untuk menemui kedua mertuanya.

Baru saja keluar Nico mendengar percakapan kedua mertuanya yang tampak serius. Niatnya Nico tak menguping namun nyatanya dia malah kelepasan.

"Pak, ibu kok merasa nggak enak ya udah buatin jamu itu ke mantu kita. Gimana kalau semalam terjadi sesuatu? Kan ibu takut disalahin." ujar Bu Wati cemas.

"nggak apa-apa ibu tenang saja, resep itu sudah turun temurun dari keluarga Bapak dan tokcer. Justru kita harusnya menyelamatkan mantu kita dari keberingasan Diana." ujar Pak Herman.

Nico pun mengernyitkan keningnya. Kenapa bisa kedua orang tua itu membicarakan Diana yang beringas?

"Ingat kan waktu kemarin pagi mantu kita keluar kamar sambil tertatih. Belum lagi malamnya ibu dengar sendiri bagaimana Nak Nico menjerit kesakitan di dalam kamar, itu pasti ulah Diana. Nggak salah lagi." Pak Herman mencoba meyakinkan Bu Wati.

Nico yang berada di balik tembok pun sempat mengingat-ingat dan dia baru ngeh jika tertatih nya Nico akibat tertusuk duri dikira mertuanya karena keberingasan Diana.

"Jadi, bapak dan ibu mengira malam itu aku dan Diana sedang bercocok tanam?" gumam Nico sambil terkikik.

"Ah, tapi aku harus berterimakasih banyak sama mereka. Akhirnya keinginanku selama ini terkabul juga. Diana.. Kamu milikku seutuhnya sayang."

Sementara di dalam kamar Diana mulai menggeliatkan tubuhnya. Namun rasa sakit seketika dia rasakan terutama di pusat intinya.

Diana mengingat kejadian semalam dimana untuk pertama kalinya dia melakukan hubungan suami istri bersama Nico. Debaran jantungnya seketika bertambah kencang. Dia masih mengingat betul bagaimana wajah tampan suaminya itu terus mengucapkan kata-kata cinta untuknya.

Malu bercampur bahagia tak bisa Diana sembunyikan. Ketakutannya selama ini tak terbukti dan jujur saja Diana sangat menikmatinya.

Namun saat menatap gelas bekas jamu yang semalam dia minum bersama Nico membuatnya gemas sendiri. Bisa-bisanya kedua orang tuanya merencanakan hal ini.

"Aduuhh.. Bapak.. Ibuu.. Aku maluuu." Umpat Diana sambil menutup wajahnya dengan bantal.

...****************...

Terpopuler

Comments

Yellyati Iyel

Yellyati Iyel

maluu tpi mauuuu ya di😄😄

2023-12-19

0

Esther Lestari

Esther Lestari

sukses unboxingnya didukung hujan dan.udara dingin semalam.😝

2023-12-18

0

𝘛𝘳𝘪𝘚

𝘛𝘳𝘪𝘚

akhire jebol jg,,, good nic

2023-12-18

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Bimbang
2 Bab 2 Sebuah keputusan
3 Bab 3 Hari pernikahan
4 Bab 4 tak diakui
5 Bab 5 menarik perhatian
6 Bab 6 sebuah rencana
7 Bab 7 cemburu
8 Bab 8 jujur
9 Bab 9 belum siap
10 Bab 10 go public
11 Bab 11 teman toxic
12 Bab 12 teori vs praktek
13 Bab 13 alasan apa
14 Bab 14 gara-gara lumpur l
15 Bab 15 Gara-gara lumpur ll
16 Bab 16 omongan tetangga
17 Bab 17 posesif
18 Bab 18 Gara-gara jamu
19 Bab 19 mirip tikus kejepit
20 Bab 20 Akhirnya terungkap
21 Bab 21 memutuskan pergi
22 Bab 22 menyesal
23 bab 23 situasi sulit
24 Bab 24 rindu tapi gengsi
25 Bab25 kabar duka
26 Bab 26 Surat perpisahan
27 Bab 27 Takut kehilangan
28 Bab 28 ada yang ketahuan
29 Bab 29 musuh dalam selimut
30 Bab 30 Demam tinggi
31 Bab 31 diusir seketika
32 Bab 32 kecil cabe rawit
33 Bab 33 Peringatan dari Kakak ipar
34 Bab 34 Diana ngambek.
35 Bab 35 menanggung akibatnya
36 Bab 36 kembali bermanja
37 Bab 37 obrolan dua sahabat
38 Bab 38 sebuah wejangan
39 Bab 39 Menarik perhatian
40 Bab 40 Yang jadi Prioritas
41 Bab 41
42 Bab 42 pusat perhatian
43 Bab 43 ucapan tak menyenangkan
44 Bab 44 sebuah hadiah
45 Bab 45 berangkat
46 Bab 46 ternyata...
47 Bab 47 kejutan
48 Bab 48 fakta yang sebenarnya
49 Bab 49 tempat damai
50 Bab 50 biang masalah
51 Bab 51 orang dari masa lalu
52 Bab 52 melampiaskan kekesalan
53 Bab 53 sedih dan senang
54 Bab 54 belum siap memaafkan
55 Bab 55 Hamil?
56 Bab 56 kembali mesra
57 Bab 57 kecurigaan Evan
58 Bab 58 penangkal mual
59 Bab 59 Dimabuk cinta
60 Bab 60 pengganggu
61 Bab 61 Musibah dan kehilangan
62 Bab 62 Keputusan Diana
63 Bab 63 sama-sama terpuruk
64 Bab 64 dukungan dari sahabat
65 Bab 65 Memperbaiki diri
66 Bab 66 masih saling cinta
67 Bab 67 tawaraan pekerjaan
68 Bab 68 Saling merindukan
69 Bab 69 aku merindukanmu
70 Bab 70 fakta yang sebenarnya
71 Bab 71 Aku temani tidur
72 Bab 72 aku ingin pacaran
73 Bab 73 rumah impian
74 Bab 74 menunggu jawaban
75 Bab 75 Maaf, perasaan tak bisa dipaksa
76 Bab 76 masih dirahasiakan
77 Bab 77 Luka di masa lalu
78 Bab 78 Perdebatan di pagi hari
79 Bab 79 Aku takkan melepaskanmu
80 Bab 80 Akhirnya direstui
81 Bab 81 Semuanya untukmu
82 Bab 82 pulang kampung
83 Bab 83 Kehangatan keluarga
84 Bab 84 Lebih cepat lebih baik
85 Bab 85 Ya, aku menerimanya
86 Bab 86 mengikhlaskan
87 Bab 87 akhir bahagia
88 karya baru
Episodes

Updated 88 Episodes

1
Bab 1 Bimbang
2
Bab 2 Sebuah keputusan
3
Bab 3 Hari pernikahan
4
Bab 4 tak diakui
5
Bab 5 menarik perhatian
6
Bab 6 sebuah rencana
7
Bab 7 cemburu
8
Bab 8 jujur
9
Bab 9 belum siap
10
Bab 10 go public
11
Bab 11 teman toxic
12
Bab 12 teori vs praktek
13
Bab 13 alasan apa
14
Bab 14 gara-gara lumpur l
15
Bab 15 Gara-gara lumpur ll
16
Bab 16 omongan tetangga
17
Bab 17 posesif
18
Bab 18 Gara-gara jamu
19
Bab 19 mirip tikus kejepit
20
Bab 20 Akhirnya terungkap
21
Bab 21 memutuskan pergi
22
Bab 22 menyesal
23
bab 23 situasi sulit
24
Bab 24 rindu tapi gengsi
25
Bab25 kabar duka
26
Bab 26 Surat perpisahan
27
Bab 27 Takut kehilangan
28
Bab 28 ada yang ketahuan
29
Bab 29 musuh dalam selimut
30
Bab 30 Demam tinggi
31
Bab 31 diusir seketika
32
Bab 32 kecil cabe rawit
33
Bab 33 Peringatan dari Kakak ipar
34
Bab 34 Diana ngambek.
35
Bab 35 menanggung akibatnya
36
Bab 36 kembali bermanja
37
Bab 37 obrolan dua sahabat
38
Bab 38 sebuah wejangan
39
Bab 39 Menarik perhatian
40
Bab 40 Yang jadi Prioritas
41
Bab 41
42
Bab 42 pusat perhatian
43
Bab 43 ucapan tak menyenangkan
44
Bab 44 sebuah hadiah
45
Bab 45 berangkat
46
Bab 46 ternyata...
47
Bab 47 kejutan
48
Bab 48 fakta yang sebenarnya
49
Bab 49 tempat damai
50
Bab 50 biang masalah
51
Bab 51 orang dari masa lalu
52
Bab 52 melampiaskan kekesalan
53
Bab 53 sedih dan senang
54
Bab 54 belum siap memaafkan
55
Bab 55 Hamil?
56
Bab 56 kembali mesra
57
Bab 57 kecurigaan Evan
58
Bab 58 penangkal mual
59
Bab 59 Dimabuk cinta
60
Bab 60 pengganggu
61
Bab 61 Musibah dan kehilangan
62
Bab 62 Keputusan Diana
63
Bab 63 sama-sama terpuruk
64
Bab 64 dukungan dari sahabat
65
Bab 65 Memperbaiki diri
66
Bab 66 masih saling cinta
67
Bab 67 tawaraan pekerjaan
68
Bab 68 Saling merindukan
69
Bab 69 aku merindukanmu
70
Bab 70 fakta yang sebenarnya
71
Bab 71 Aku temani tidur
72
Bab 72 aku ingin pacaran
73
Bab 73 rumah impian
74
Bab 74 menunggu jawaban
75
Bab 75 Maaf, perasaan tak bisa dipaksa
76
Bab 76 masih dirahasiakan
77
Bab 77 Luka di masa lalu
78
Bab 78 Perdebatan di pagi hari
79
Bab 79 Aku takkan melepaskanmu
80
Bab 80 Akhirnya direstui
81
Bab 81 Semuanya untukmu
82
Bab 82 pulang kampung
83
Bab 83 Kehangatan keluarga
84
Bab 84 Lebih cepat lebih baik
85
Bab 85 Ya, aku menerimanya
86
Bab 86 mengikhlaskan
87
Bab 87 akhir bahagia
88
karya baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!