Keringat mulai membasahi tubuh Diana. Namun entah kenapa rasanya dia ingin sekali disentuh bagian tubuh sensitifnya.
Nafasnya bahkan mulai memburu sementara Nico saat ini sudah shirtless hanya memakai celana boxer saja membuat kedua netra Diana tak berhenti menatapnya.
Nico sendiri sejak tadi ingin sekali menyentuh Diana karena melihat kulit putihnya yang tampak mengkilap karena keringat.
Perlahan Nico mulai naik ke atas ranjang mendekati Diana. Dia mengambil tissue dan mulai mengelap wajah dan leher Diana.
"Dek, gerah banget ya. Mending dilepas aja bajunya." Nico menatap Diana dengan sayu.
Entah kenapa saat mendengar ucapan Nico seolah Diana terhipnotis dibuatnya. Dia mengangguk pasrah sementara Nico mulai melepaskan satu persatu kancing piyamanya.
Kedua netra Nico langsung membulat sempurna saat melihat dua bongkahan dada sintalnya yang tak terhalang apapun lagi. Diana memang terbiasa melepas bra saat tidur.
Nico meloloskan piyama yang dipakai Diana hingga tubuh bagian atasnya sudah tak terhalang apapun lagi. Kini Nico semakin mendekati wajah Diana dan mulai melabuhkan sebuah ciuman di bibirnya.
Tak ada penolakan apapun dari Diana membuat Nico lebih leluasa melakukan aksinya. Bahkan Diana juga mulai menikmati ciuman itu dan membalasnya.
Ditengah tautan bibir yang kian membara itu Nico perlahan mulai merebahkan tubuh Diana. Tangannya tak mau menganggur dengan mer aba bulatan kenyal kesukaannya itu sedang tangan yang lainnya mengusap pinggangnya dengan ibu jari bergerak memutar menelusuri pinggang ramping itu.
Nafas Diana mulai memburu dan Nico kini mengalihkan ciumannya menuju rahang kemudian leher jenjang Diana yang sejak tadi menjadi incarannya.
"Aahh.. Kak.. " Des ahan pun akhirnya lolos juga dari bibir mungil itu.
Tubuh Diana semakin menggeliat bak cacing kepanasan sementara Nico yang sudah berada di atasnya terus mengerjai habis-habisan titik sensitifnya.
Kali ini Nico harus berhasil mendapatkan jatahnya setelah sekian minggu menikah. Dia sudah tidak tahan apalagi setelah meminum jamu buatan mertuanya itu.
Ya, Nico baru sadar efek jamu itu mungkin yang membuatnya seperti ini. Namun Diana yang juga tadi ikut meminum jamunya pun sepertinya merasakan hal yang sama.
Nico pun bersorak dalam hati, dia harus bisa mengerjai istrinya ini hingga dia sama-sama menginginkannya.
Nico memperdalam ciumannya dn merambat kebawah menuju benda kenyal yang ujungnya sudah mengacung berwarna pink itu.
Dengan semangat Nico mulai mera ngsang titik sensitif Diana. Hingga membuat istrinya semakin bergerak liar.
"Ahh.. Kak geli.. Udah aahh.." Diana mencoba menjauhkan kepala Nico namun dengan sigap pria itu mengunci tangan Diana di atas kepalanya.
Nico menatap Diana dengan begitu dalam. Kedua netranya menyiratkan sebuah keinginan yang membara.
"Sayang, boleh kakak melakukannya sekarang?"Nico berbicara pelan sedikit berbisik dan sengaja menghembuskan nafasnya di telinga Diana.
Diana yang sudah terbakar gairah hanya bisa mengangguk pasrah. Pikirannya masih ragu namun tubuhnya benar-benar sangat menginginkannya. Akhirnya karena godaan nafsu yang kian membara Diana melepaskan apa yang selama ini dia pertahankan.
"Ini akan sedikit sakit di awal, tapi kakak akan melakukan dengan pelan. Tahan ya." Nico sudah memposisikan dirinya di atas Diana dan siap melesatkan miliknya yang juga sama sekali belum pernah tersentuh oleh siapapun.
Beberapa kali percobaan gagal namun setelah berusaha sekian kalinya akhirnya Nico berhasil menjebol pertahanan Diana. Gadis itu tampak meringis kesakitan hingga kedua netranya mengalir cairan bening. Tangannya mencengkeram kuat sprei dan bantal yang ada di sampingnya.
"Maaf.." Sesal Nico. Namun dia sendiri sudah tak sanggup lagi menahannya lebih lama. Hingga ringisan kesakitan itu perlahan berubah menjadi suara merdu kenikmatan. Bahkan dengan beraninya Diana meminta Nico untuk bergerak lebih cepat. Diana benar-benar sudah kehilangan akal sehatnya.
Bersamaan dengan itu diluar sedang turun hujan dengan derasnya. Sehingga suara des ahan keduanya sedikit teredam oleh gemericik air hujan.
"Aku mencintaimu Diana." Tanpa sadar Nico mengeluarkan kata-kata itu.
Diana yang masih menikmati kegiatan luar biasa itu sempat tertegun mendengar ungkapan dari mulut Nico.
Mungkinkah dia mengatakan jujur atau hanya sekedar menghibur, Diana tak tahu. Yang ada dalam pikirannya saat ini hanyalah sebuah kenikmatan yang membuatnya terasa melayang di udara.
***
Keesokan paginya hawa dingin terasa menusuk kulit polos kedua insan yang semalam telah berbagi peluh itu. Hawa panas yang terjadi semalam kini kembali menjadi suasana sejuk dan dingin. Apalagi gerimis masih mengguyur bumi.
Diana tampak meringkuk sambil sesekali menggeliatkan tubuhnya. Punggung mulus yang tak tertutupi apapun itu menjadi pemandangan pertama Nico saat membuka mata.
"Pagi sayang. Masih ngantuk ya?" Nico mendekatkan tubuhnya lalu memeluk istrinya daei belakang. Tak ada sahutan dari Diana dan hanya sebuah rengekan kecil saja.
NIco tahu bahwa istri kecilnya itu masih sangat mengantuk dn kelelahan sebab mereka bermain hingga lewat tengah malam baru selesai.
Bahkan sekujur tubuh Diana saat ini terasa begitu remuk sakit semua terutama bagian intinya.
Nico pun membetulkan selimut tebalnya untuk menutupi tubuh Diana kemudian dia mengecup kening istrinya cukup lama. Rasanya dia begitu senang berada di dekat istri kecilnya itu.
Nico beranjak dari ranjang untuk membersihkan diri. Namun saat baru bangun dia melihat bercak merah di atas sprei. Sejenak Nico tertegun. Dia tak menyangka jika akhirnya benar-benar memiliki Diana seutuhnya.
Setelah membersihkan diri Nico beranjak keluar kamar. Tubuhnya terasa enteng dan segar. Dia mengambil air hangat yang untungnya di dalam toilet Diana sudah ada pemanas air.
Nico kembali menghampiri istrinya lalu dengan telaten menyeka tubuh Diana. Dia tahu gadis itu sangat kelelahan buktinya dia tak merespon saat Nico menyeka tubuhnya dan memakaikan piyama bersih untuknya.
"Maaf ya cantik, pasti kamu kecapean banget." Nico mengangkat tubuh Diana ke sofa kemudian mengganti sprei dengan yang bersih barulah dia kembali menidurkan Diana dengan nyaman. Barulah setelah itu dia keluar kamar untuk menemui kedua mertuanya.
Baru saja keluar Nico mendengar percakapan kedua mertuanya yang tampak serius. Niatnya Nico tak menguping namun nyatanya dia malah kelepasan.
"Pak, ibu kok merasa nggak enak ya udah buatin jamu itu ke mantu kita. Gimana kalau semalam terjadi sesuatu? Kan ibu takut disalahin." ujar Bu Wati cemas.
"nggak apa-apa ibu tenang saja, resep itu sudah turun temurun dari keluarga Bapak dan tokcer. Justru kita harusnya menyelamatkan mantu kita dari keberingasan Diana." ujar Pak Herman.
Nico pun mengernyitkan keningnya. Kenapa bisa kedua orang tua itu membicarakan Diana yang beringas?
"Ingat kan waktu kemarin pagi mantu kita keluar kamar sambil tertatih. Belum lagi malamnya ibu dengar sendiri bagaimana Nak Nico menjerit kesakitan di dalam kamar, itu pasti ulah Diana. Nggak salah lagi." Pak Herman mencoba meyakinkan Bu Wati.
Nico yang berada di balik tembok pun sempat mengingat-ingat dan dia baru ngeh jika tertatih nya Nico akibat tertusuk duri dikira mertuanya karena keberingasan Diana.
"Jadi, bapak dan ibu mengira malam itu aku dan Diana sedang bercocok tanam?" gumam Nico sambil terkikik.
"Ah, tapi aku harus berterimakasih banyak sama mereka. Akhirnya keinginanku selama ini terkabul juga. Diana.. Kamu milikku seutuhnya sayang."
Sementara di dalam kamar Diana mulai menggeliatkan tubuhnya. Namun rasa sakit seketika dia rasakan terutama di pusat intinya.
Diana mengingat kejadian semalam dimana untuk pertama kalinya dia melakukan hubungan suami istri bersama Nico. Debaran jantungnya seketika bertambah kencang. Dia masih mengingat betul bagaimana wajah tampan suaminya itu terus mengucapkan kata-kata cinta untuknya.
Malu bercampur bahagia tak bisa Diana sembunyikan. Ketakutannya selama ini tak terbukti dan jujur saja Diana sangat menikmatinya.
Namun saat menatap gelas bekas jamu yang semalam dia minum bersama Nico membuatnya gemas sendiri. Bisa-bisanya kedua orang tuanya merencanakan hal ini.
"Aduuhh.. Bapak.. Ibuu.. Aku maluuu." Umpat Diana sambil menutup wajahnya dengan bantal.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments
Yellyati Iyel
maluu tpi mauuuu ya di😄😄
2023-12-19
0
Esther Lestari
sukses unboxingnya didukung hujan dan.udara dingin semalam.😝
2023-12-18
0
𝘛𝘳𝘪𝘚
akhire jebol jg,,, good nic
2023-12-18
0