Malam hari dilanjut Dengan lomba memasak hidangan seafood.
Tim Admin menunjuk Tia, Putri, dan Oko sebagai juru masaknya. Rupanya dibalik sikap tegas dan tomboynya, Tia dikenal jago memasak. Bahkan dia pernah ikut seleksi ajang memasak di sebuah stasiun televisi meski belum berhasil lolos ke babak selanjutnya.
Dea duduk sebagai supporter bersama rekan yang lain, melihat semua peserta begitu lihai menggoyang-goyangkan tangan mereka di atas penggorengan.
"Boleh duduk di sini nggak?" kata Rian menghampiri
"Boleh lah kak." jawab Dea
"Nih, mau gak?" Rian menawarkan minuman dingin pada Dea
"Makasih," sambut Dea tersenyum
Abi berjalan ke arah perlombaan masak dengan membawa dua buah soft drink untuk Dea, dia mengurungkan niatnya saat melihat Rian tengah asyik ngobrol dengan Dea di tempat perlombaan. Abi memberikan satu soft drinknya untuk orang lain, lalu mengambil tempat duduk di sisi lain dari mereka berdua. Kini gilirannya yang merasa cemburu. Wajahnya tetap tersenyum meski hatinya tidak.
"Gue jagoin Tia." kata Rian
"Kenapa? kok gak jagoin tim sendiri?" tanya Dea, jari tangannya menyibak rambutnya yang terkena angin laut yang cukup kencang.
"Karena Tia emang jago masak. Semua orang di kantor juga tahu." suara Rian sedikit bervolume karena ramainya suasana.
"Oh, kalo aku nggak bisa masak." sahut Dea tersenyum.
"Kamu nggak bisa masak??"
"Enggak."
"Pasti kalo bikin kopi juga pahit nih."
"Kok bisa?"
"Karena manisnya udah di kamu semua.."
"Apaan sih, garing." Dea tersipu malu mendengar rayuan gombal Rian.
Tia terlihat sangat lincah memegang wajan. Penampilannya memang terlihat macho, tapi jiwa perempuannya memancar dalam acara memasak malam ini. Benar saja, perlombaan memasak seafood dimenangkan tim Admin, dengan Tia sebagai chefnya. Tim Admin bersorak, para marketing berlari mendekati Tia lalu membopongnya sebagai selebrasi kemenangan.
Acara berlanjut dengan lomba karaoke. Acara dibuka dengan penampilan band lokal yang membawakan sebuah lagu cinta. Semua peserta larut dalam alunan musik yang membawa mereka ikut bernyanyi syahdu.
Dea masih duduk bersama Rian di antara karyawan yang lainnya menikmati alunan lagu dan sesekali ikut bernyanyi bersama. Meli datang menghampiri keduanya dan ikut duduk bersama.
"Mel... kamu udah nggak papa" tanya Dea merangkul sahabatnya itu
"I'm Oke. Tadi juga masalahnya udah diselesaikan kok di kantor pengelola." jawab Meli
"Maksudnya." Dea tak mengerti
"Iya, tadi gue dipanggil sama Pak Dir. Beliau tahu kasus ini langsung laporan ke kantor, sama kantor akhirnya dicari pelakunya. kebetulan ada saksi mata juga." jelas Meli
"Siapa?" tanya Rian
"Pelakunya wisatawan juga, tapi bukan rombongan kita. Saksi matanya juga wisatawan lain gitu, akhirnya tuh wisatawan berlutut di depan gue suruh minta maaf. Gitu lah ribet gue ceritanya." ucap Meli setengah emosi
"Terus kamu maafin?" tanya Dea penasaran
"Gue gampar dulu orangnya. Ih... kesel banget. Tapi ya udahlah dia juga udah ngaku. tadinya mau kita laporin ke polisi, tapi gue juga kasian mukanya udah gue gampar beberapa kali jadi ya kita lepasin. Tapi sama pihak pengelola dimintai kerugian gitu sama orangnya diusir terus di blacklist gak boleh ke sini lagi." Meli memperagakan cerita dengan antusias
"MMmmhhh,, Mel... " Dea memberikan pelukannya
"Mau dong ikutan " Rian tersenyum membuka lebar kedua tangannya bersiap ingin ikut berpelukan namun segera ditampik oleh Meli.
"Heh!" bentak Meli menempelkan telapak tangannya di wajah Rian.
"Becanda.." senyum Rian
"Eh,, kalian duduk berdua gini pacaran?" Meli mengalihkan pembicaraan
"Enggak... ih.. kita cuma ngobrol. Kak Rian yang nyamperin." Dea segera memberi penjelasan
"Ooo,, gue tahu. Lu curi kesempatan yah Yan?" kata Meli menunjuk Rian
"Iyalah, kapan lagi bisa berduaan sama Dea."
"Ati-ati.. saingan lo sama Abi.."
"Santai, selama belum ada janur kuning. Ya nggak De?"
"Huuuu... eh pindah yuk, gabung sama Indri aja tuh." ajak Meli
"Yuk. Sorry kak Rian aku tinggal ya." kata Dea
"Sorry Rian, Byeeeee." Meli menjulurkan lidahnya ke arah Rian
Lomba karaoke dimulai. Tiba-tiba saja Tia menghampiri tempat Dea, Meli dan Indri berkumpul lalu menunjuk Dea untuk ikut lomba ini sebagai perwakilan Timnya. Awalnya Dea menolak, tetapi Indri dan Tia terus mendesak Dea dengan alasan demi Timnya. Akhirnya Dea pun mau bernyanyi ke atas panggung.
Dan saat namanya dipanggil, tangan dan kakinya seketika menjadi dingin. Gerogi sekali rasanya harus bernyanyi di depan banyak orang terutama di depan jajaran Direksi dan manajer.
Dea menarik nafas panjang lalu menghembuskannya untuk menghilangkan rasa deg-degan. Dia memulai menikmati intro lagu yang di bawakannya. Sebuah lagu dari Sherina "Cinta Pertama dan Terakhir."
Entah kenapa mendadak pandangan matanya mengangkap sosok Abi berdiri di antara kerumunan orang-orang yang menontonnya. Matanya tak lepas dari Abi sambil melantunkan lirik lagunya, terasa begitu menghayati setiap nada.
Rian menyadari pandang mata itu lalu menengok ke belakang. Abi.. ya,, pandang mata Dea hanya tertuju pada Abi, bukan dia atau teman-temannya. Hatinya berdesir seperti ada sayatan yang menggores. wajahnya tertunduk menghilangkan senyuman yang tadi sempat menempel di bibirnya.
"Kau buat aku bertanya
Kau buat aku mencari
Tentang rasa ini aku tak mengerti
Akankah sama jadinya
Bila bukan kamu...
Lalu senyummu mengajarkanku...
Kau cinta pertama dan terakhirku.... uhuuuuuu
huuuuu...uuuu.uuuuu"
Riuh tepuk tangan mengakhiri sesi lomba karaoke. Saatnya juri mengumumkan pemenangnya. Tiap-tiap tim meneriaki jagoannya masing-masing. Tak terkecuali tim admin yang begitu keras mengucap kata "Dea" berkali kali.
Dea hanya tersenyum sesekali menutup telinganya.
"Gue yakin lo menang De." kata Indri
"Kalo gue lebih yakin lo tadi nyanyi dari hati buat Abi." ledek Meli berbisik di telinga Dea
Dea menyikut Meli dan malu.
"Dan,, juara ketiga adalah.......... Alex dari bagian GA. Selamat untuk Alex silakan maju ke depan." MC mengumumkan juaranya
Tepuk tangan mengiringi nama Alex maju ke atas panggung,
"Untuk juara kedua... siapa gaes?" teriak MC
"Dea... Dea.. Dea... Ayu.. Ayu.. Rani..Rani." semua meneriaki jagoan masing-masing
"Juara Kedua jatuh kepada.......... Dea dari Admin."
"Wuhuuuuu.... Deaaaa...." Indri dan Meli bersorak
Wajah Dea memerah menuju ke atas panggung. Kedua tangannya menutupi senyumnya yang menawan.
"Untuk Juara pertama kita adalaaaaahh............... siapa????? Juara pertama adalaaaaaahhh... Rani.... dari Customer Service.''
Tepuk tangan paling meriah pun terdengar, diikuti letupan kembang api sebagai penutup acara.
Semua karyawan kembali ke fila masing-masing meninggalkan area perlombaan yang perlahan berubah sepi. Dea berjalan bersama Meli dan Indri dengan membawa sebucket bunga hasil Juara menyanyi tadi. Anwar berlari ke arah Dea dan berhenti. Tangannya menggaruk kepala seperti hendak menyampaikan sesuatu.
"Ngapain lu? " tanya Indri melihat Anwar cengar cengir
"Emmm,, gue mau ngomong sama Dea bentar dong." kata Anwar membuat ketiga gadis itu berhenti
"Apa?" Dea melihat ke arah Anwar
"Em,, tapi bisa nggak Meli sama Indri pergi dulu?"
Meli dan Indri saling berpandangan. Mereka menurut kata Anwar untuk berjalan lebih dulu ke arah fila. Anwar mengajak Dea berjalan-jalan ke tepian pantai. Hati kecil Dea menaruh curiga. Ada yang aneh dari gerak-gerik Anwar, tidak seperti biasanya Anwar begini.
"Jadi? Apa yang mau dibicarakan?" Dea menghentikan langkahnya dan memandang Anwar.
"De.. Gue suka sama lo." Kata Anwar spontan membuat Dea sedikit melotot
"Hah?"
Anwar meraih kedua telapak tangan Dea, "Gue suka sama lo, rasanya gue gelisah udah lama mau bilang ini dan nunggu waktu yang tepat."
Dea menarik tangannya dari genggaman Anwar.
"Mmm, tapi.. Aku nggak punya perasaan apa-apa sama kamu." jawab Dea
"Kita bisa coba kok Dea.. kasih aku kesempatan buat deket De. Mungkin setelah kita coba perasaan kamu akan tumbuh."
"Tapi perasaan cinta itu gak bisa dipaksain War.. Aku cuma anggap kamu teman seperti temen-temen yang lainnya. Maaf Anwar."
"De.. plisss.. Gue sayang banget sama lo" Anwar bersimpuh di hadapan Dea membuat Dea tidak nyaman.
"Duhh, jangan gitu dong War, berdiri deh.. Lu itu marketing andalan aku, kalo kamu begini kamu bikin aku illfeel nanti. Maafin aku ya War.. Aku belum bisa.
"Oke deh, sorry ya Dea. Tapi gue beneran sayang sama lu. Gue akan tunggu waktu yang lain buat dapetin hati lu."
"Hmm.. ya udah, anterin aku ke filla yuk! Udah malem banget aku takut jalan sendirian."
Anwar menyerah pada perasaannya. Dia mengerti cinta tak bisa dipaksakan untuk tumbuh saat itu juga. Anwar berjalan menemani Dea hingga ke fila.
Di halaman teras, tim marketing dan admin mengadakan acara BBQ bersama. Ramai tawa dan canda para tim. Dea dan Anwar segera bergabung dengan mereka.
Udara mulai dingin, Dea mengusap lengannya, duduk di depan perapian sambil menyantap jagung bakar. Anwar mendekat.
"Pakai jaket De kalo dingin." Bisik Anwar
"Jaketnya di kamar, males mau masuk ke fila hehehe." Dea tersenyum
Anwar melepaskan jaketnya lalu memberikan pada Dea.
"Nih pake!!" Anwar mengulurkan jaketnya
"Enggak ah."
"Heh, kali ini jangan nolak. Ayok pake!!" Anwar memasang wajah galak padanya.
"Oke, thanks yaa."
Dea memakai jaket milik Anwar. Meski kebesaran tapi cukup hangat. Aroma parfumnya pun membuatnya tenang.
Bintang di langit semakin menampakkan diri, bertaburan membawa hawa dingin menusuk tulang. Mereka menyudahi acara bebakaran itu lalu masuk ke dalam fila untuk beristirahat.
Dea masuk ke dalam kamarnya, dan Anwar merebahkan diri di atas tikar di ruang depan. Matanya memandangi kamar Dea hingga terlelap.
Dari kejauhan, tadi, Rian melihat Dea berjalan berdua dengan Anwar. Rian mengikuti mereka hingga ke tepi pantai. Terlihat olehnya Anwar bersimpuh dihadapan Dea memegang tangan gadis kesayangannya. Hatinya gundah, bertanya-tanya apa yang dilakukan mereka berdua? Apakah Anwar juga menyukai Dea? Maka bertambah lagi saingan Rian dalam mendapatkan cinta Dea.
***
KAMU TIM ABI ATAU TIM RIAN GAES??
JANGAN BILANG KALIAN PILIH ANWAR JUGA
JANGAN LUPA FOLLOW N KOMEN YA
KOMEN DAN VOTE GRATIS KOK..
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments