Anyer

Menyambut pagi pertama di Anyer, seluruh peserta gathering sudah berkumpul di lapangan di tepi pantai menggunakan seragam kuning mereka. Dea dan teman-temannya sudah bersiap untuk senam bersama. Jajaran direksi pun ikut serta di acara senam ini dan dilanjutkan jalan sehat mengelilingi area resort dan pantai.

"Baik teman-teman, setelah jalan sehat kita akan mulai perlombaan dan permainan bersama yah. Nanti akan ada banyak doorprise setelah jalan sehat selesai, jadi kalian wajib kumpulkan kupon ini ke kotak yang udah kita sediakan. Nanti kita undi bareng-bareng. Silakan kalian bergabung dengan tim masing-masing." Ketua panitia berdiri ditengah-tengah para peserta.

Pengundian doorprise berlangsung meriah sekali. Panitia menyiapkan banyak hadiah lucu dan menarik. Semua tertawa gembira mendapatkan hadiah-hadiah mereka.

Permainan antar tim dimulai. Sebelumnya masing-masing tim harus menyuarakan yel-yel yang sudah mereka siapkan jauh jauh hari. Anwar mimpin yel-yel mereka dengan semangat. Bergoyang bersama para lelaki marketing lalu disusul perempuan-perempuan admin membuat setiap yang melihatnya tertawa. Inilah bagian paling ramai dari setiap acara. penampilan yel-yel yang super kreatif. Semua bagus, semua ramai dengan keunikan masing-masing.

Berlanjut, panitia telah menyiapkan penutup mata untuk permainan estafet. Di sini, satu tim terdiri dari 5 orang yang harus membawa setangkai bunga secara estafet dengan mata tertutup. Tia menunjuk Dea, Putri, Indri, Haykal, dan Oko untuk mewakili timnya. Permainan di mulai, Dea menempati orang terakhir yang akan menerima bunga dari temannya. Sorak sorai penonton terdengar saling bersahutan untuk memberi aba-aba dan dukungan tiap timnya. Dengan mata tertutup beberapa kali penonton tertawa karena mereka sering salah jalan dan salah memberikan kepada orang lain. Dan di akhir permainan Dea berhasil memegang setangkai bunga yang masih dipegang pula oleh pemain yang lain. Penutup matanya dibuka, dan diluar dugaan, ternyata orang di hadapannya yang memegang bunga bersamanya adalah Abi. Sontak penonton pun ramai menyoraki mereka berdua.

Abi tersenyum ke arah Dea dan memberikan bunganya untuk Dea. Rona pipi Dea berubah ketika teman-temannya ramai meledek. Acara terus berlanjut dengan permainan yang lain hingga matahari sudah berada tepat di atas kepala mereka. Panitia mengumumkan untuk break karena hari sangat panas. Matahari sudah berada di atas kepala. Acara akan dilanjutkan setelah makan siang.

Rian melihat Dea duduk sendiri sambil menerima telephone di bawah pohon. Wajahnya yang tadinya ceria berubah sedih. Setelah menutup teleponnya Dea masih duduk di bawah pohon, menatap kosong pada tanah yang kering berdebu.

"Hey, ngelamun siang-siang." Rian datang mengejutkan.

"Eh, kak Rian."

"Es kelapa nih, mau?" Rian menyodorkan segelas es kelapa muda kepadanya

"Waw.. seger nih siang-siang ada es."

"Ada banyak tuh di meja panitia, ambil aja lagi kalo mau nambah."

"Oke oke. Makasih ya kak."

"Ngapain sih sendirian di bawah pohon. Kesambet loh!"

"Oooh, nggak papa tadi habis terima telephone dari Ibu."

"Kok sedih kenapa?"

"Hah? siapa yang sedih?"

"Itu tadi, mukanya sedih."

"Enggak nih. He he he." Dea segera memasang senyum ceria.

"Ha ha ha. Dasar. Udah ambil makan belum? Makan yuk ke sana!" Rian menunjuk ke arah meja konsumsi yang memang disediakan untuk seluruh peserta.

Abi melihat Dea duduk bersama hingga berjalan bersama Rian. Langkahnya kalah satu set dari Rian. Sepertinya ini akan menjadi persaingan yang sulit bagi Abi. Pasalnya Dea terlihat begitu akrab dengan Rian akhir-akhir ini.

Setelah makan siang, kegiatan bersama pun dilanjutkan hingga sore hari. Tampak wajah-wajah lelah para peserta setelah mengikuti seluruh rangkaian permainan. Saatnya waktu untuk bersantai. Semua peserta dibebaskan untuk menikmati area wisata sendiri.

Indri mengajak Dea dan teman-temannya untuk mencoba beberapa wahana air yang ada di sana. Salah satunya adalah banana boat. Dea mengikuti Indri untuk ikut naik banana boat. Satu boat ini hanya berisi 5 orang saja. Dea sudah terlanjur memakai life jacket bersama Indri. Namun ternyata Indri meninggalkan bermain bersama teman-teman yang lain.

"Dea, sorry yah gue ikut Gita sama Nina dulu." Teriak Indri saat akan menaiki boat karet itu.

"Oke, nanti aku cari teman yang lain."

"Dea!!" Datang Meli memanggilnya

"Mel."

"Lu mau naik banana boat? Bareng yuk! Gue udah bawa tim nih." Meli menunjuk 3 orang dibelakangnya

"Abi? Satria?" Kata Dea melihat ketiga lelaki datang dibelakang Meli.

"Kenapa harus sama Abi?" Dea sedikit protes.

"Ya emang kenapa sih?" tanya Meli heran

"Kan aku udah pernah cerita kalo Abi itu.."

"Kenapa Abi? Abi mirip sama mantan lu dan lu susah move on gitu?" Meli memotong kata-kata Dea

"Ya..."

"Udah deh, lu harus belajar move on. Abi ya Abi bukan mantan lu. Buang jauh-jauh pikiran lu itu. Gak adil dong buat Abi, dia pengen deket sama lu tapi lu selalu jaga jarak dengan alasan yang gak masuk akal."

"Ya tapi Mel."

"Ssssst.. udah ayok!" Meli menarik Dea menghampiri Abi dan yang lainnya

"Gimana? Siap?" kata Satria melihat Dea dan Meli mendekat

"Oke kakak-kakak silakan dengarkan penjelasan saya dulu..." Seorang guide permainan ini memberikan pengarahan sebelum mereka memulai untuk bermain.

"Oke jadi siapa yang di depan nih?" tanya Meli, " Gue depan yah, belakang gue Dea, belakang Dea cowok\=cowok."

"Nggak-nggak , aku nggak mau di belakangku cowok." protes Dea

"Yaudah lu depan sendiri kalo gitu."

"Aku nggak berani soalnya ini pertama kali aku naik beginian."

"Haduuh, ribet deh lu. Jadi gimana?" Meli memasang tangan di pinggang.

"Gini aja, Agus , satria n gue di barisan depan, belakang kalian berdua" Abi mencoba menengahi

"Aku di tengah aja, gak berani belakang sendiri." ucap Dea

"Yaudah kalo gitu gue belakang sendiri. yang di depan Dea siapa? Satria atau Abi?" tanya Meli

Dea bingung. Di satu sisi dia nggak mau ada cowok di depannya, disisi lain dia juga nggak berani di belakang sendiri. Pilihan yang sulit.

"Menurut gue mending di depan lu Abi aja. Kan lu udah akrab sama Abi, daripada Satria atau Agus." bisik Meli, "Jangan kelamaan mikir!"

"Ya udah deh gitu aja." Dea pun pasrah

"Yok buruan!!" kata Satria sudah memposisikan diri di paling depan. Disusul Agus, Abi, lalu Dea mengiyakan di belakang Abi dan terakhir Meli.

"Oke kak sebelum jalan saya jelaskan yah. Nanti kita kan ditarik sama perahu boat itu keliling perairan di sana. nanti setelah aba-aba bendera berkibar kalian akan dijatuhkan ke dalam air. Jadi kalian harus siap-siap saat aba-aba dimulai. Gimana kak sudah oke?" Guide kembali menjelaskan

"Oke mas, ayok."jawab Meli.

Perlahan karet berbentuk pisang itu pun berjalan ditarik oleh kapal di atas air laut. Makin lama kecepatannya makin tinggi. Dea berpegangan kencang di rompi Abi. Melihat tangan Dea yang berpegangan begitu kencang, Abi memegang kedua pergelangan tangan Dea. Dea merasa gugup saat tangannya disentuh oleh Abi. Kepalanya tertelungkup terkena cipratan air laut. Abi melihat petugas di atas perahu mengibarkan bendera tanda sebentar lagi boat akan digulingkan. Abi segera menarik tangan Dea untuk lebih mendekap kepadanya dan..

BYURRRRR....

Semua orang jatuh ke air lalu mengapung. Dea merasa berterima kasih pada Abi karena sudah memegang tangannya sehingga ia jatuh tak terlalu jauh dari yang lain. Walau tetap saja banyak air laut yang masuk kedalam hidung dan mulutnya membuat Dea terbatuk ingin muntah. Tak lama boat kembali datang. Mereka berlima naik kembali ke atas karet.

"Dea, nggak papa?" tanya Abi melihat Dea seperti ingin muntah

"Nggak papa, cuma banyak minum air laut" jawab Dea

"Hahahaha. Makanya air laut jangan diminum De.. enak kan?" Meli berteriak menikmati permainan.

Boat melaju kencang menerobos gelombang pantai.

***

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!