Hari masih pagi, tapi otot dan tulang sudah berasa pegal linu. Itulah yang dirasakan oleh Dea. Sisa semalam, pulang hampir pagi dengan penuh lelah dan harus berangkat pagi-pagi dengan tenaga baru. Begitulah efek samping closing akhir bulan di hari kerja, tidak bisa libur esok paginya. Di pantry Juki sedang asyik menceritakan kejadian seram yang dialami timnya tadi malam kepada teman-temannya. Mereka yang mendengar cerita Juki langsung merasa takut. Beberapa menanggapi dengan cerita serupa bahwa memang gedung ini cukup horor. Sering terjadi kejadian-kejadian aneh yang bikin bulu kuduk merinding.
"Gue pernah Juk, waktu kalian semua habis closing jam 1, gue mau kunci nih ruangan. Yah ada yang masih berdiri bikin kopi. Ya gue tinggal lari aja." cerita Satria
Seru sekali mendengar para lelaki bercerita horor pagi ini. Rian menyeruput kopinya, berdiri dengan satu tangan masuk ke dalam saku celana. Memperhatikan mereka yang asyik cerita hantu. Tangannya lalu keluar dari saku dengan menarik handphonenya keluar.
"Halo, yap? oke gue ke ruangan lu yah." Setelah menerima telephone, Rian berjalan menuju ruangan Tia.
Rian melewati meja kerja Dea. Nampak olehnya gadis itu tengah tertawa bersama teman-temannya. Mungkin mereka menceritakan hal yang sama seperti cerita Juki di pantry. Rian tersenyum, lalu memasuki ruangan Tia. Ia duduk menghadap leader admin itu untuk mendiskusikan sesuatu. Tak berapa lama, ia pun keluar dari ruangan tapi tak mendapati Dea di atas kursinya. Wajahnya celingukan mencari keberadaan gadis itu.
"Dasar si Juki, seneng banget kalo disuruh cerita. udah kayak emak-emak." kata Indri tertawa kecil sepulangnya dari pantry.
"Kenapa si kak kok ngedumel?" tanya Dea melihat Indri mengomel
"Si Juki udah kaya emak-emak, di pantry lagi nyeritain kisah horor tadi malem."
"Oh yah. Hi hi hi pasti seru banget tuh."
Dea menyalakan komputernya dan merapikan meja kerjanya yang semalam ia biarkan berantakan karena terlanjur ketakutan. Ia mendapati lagi sebuah notes kecil di layar komputernya.
"Selamat pagi, semoga hari ini menyenangkan. jangan lupa tersenyum." AN
Sudah beberapa kali selalu ada pesan singkat selalu tertempel di meja kerja Dea yang membuatnya tersenyum tipis. Entah siapa pengirimnya.
Dea membawa mug kesayangannya ke pantry untuk diisi dengan teh hangat seperti yang hari-hari yang sudah-sudah.
Senyumnya selalu mengembang ketika berpapasan dengan karyawan lain.
"Pagi mbak Dea.." salam Satria, si OB andalannya
"Pagi Sat." jawabnya
Dea memasukkan satu sendok gula ke dalam cangkirnya lalu menyeduh teh yang sudah tersedia dari dispenser.
Datang Abi, memandangi cangkir yang digenggam oleh Dea lalu tersenyum.
"Pagi Dea." sapa Abi
"Pagi mas Abi." Dea malu-malu
"Permisi mas," Dea menunduk dan berjalan meninggalkan pantry
Abi melihat gadis itu pergi dengan cangkirnya.
"Gak usah diliatin aja mas Abi, kejar atuh." kata Satria yang ternyata memperhatikan Abi dari tadi
"Ha ha ha. kejar kemana satria,? emangnya di lapangan." Abi mengikuti Dea keluar dari Pantry.
Sepanjang hari ini Abi terus melirikkan pandangnya ke arah Dea, memastikan dia baik-baik saja karena semalam dia dengar tim mereka selesai sampai larut malam. Abi mengkhawatirkan kesehatan Dea yang kemarin sempat tidak baik-baik saja.
"Gak usah dilirik terus, orangnya nggak kemana-mana." Kata Nina setengah teriak kepada Abi
"Ciee,,, pantau teroosss jangan sampe lepas!" sahut yang lainnya membuat Abi tersenyum malu.
Di sisi lain, Setelah berunding dengan Rian di ruangannya, Tia keluar menuju meja Dea dan Indri.
"Gaes, kita ke ruang meeting yuk!! Gue tunggu di dalem yah. Indri tolong kasih tahu Putri dan yang lainnya." kata Tia lalu segera pergi menuju ruang meeting.
"Marketing juga?." Tanya Indri
"Iya." Tia menjawab dengan keras sambil berjalan.
Sesuai perintah Tia, semua berkumpul di ruang meeting. Tia sudah menunggu di sana dan menyalakan proyektor. Ia berdiri dan mulai menjelaskan bahwa akhir minggu ini akan ada acara gathering karyawan di Anyer. Acara ini dikhususkan untuk seluruh karyawan yang ada di kantor JaBoDeTaBek.
Gathering ini yang pertama kalinya untuk Dea. Dea mendengarkan seluruh penjelasan Tia dengan seksama.
"Jadi kita akan pergi ke Anyer, nanti Tim kita akan dapet 1 fila. isinya kira-kira 3 kamar tidur, ada dapurnya ada ruang untuk santainya. Nah gue mau booking 1 kamar buat para cewek nih ada Indri, Dea, Siska, sama Putri. 1 kamar lagi buat spv sama keluarganya. Kalo gue minta yang 1 kamar buat gue sendiri boleh gak?" jelas Tia
"Boleh. " jawab semua serentak
"Oke thanks, nanti cowok-cowok tidur seadanya aja deh. Terus kita gak usah bawa alat masak n makan karna udah ada di fila, kita bawa alat BBQ aja sama semua bahan makanannya kita beli di sini aja takutnya disana supermarket jauh, gue sama spv bawa mobil sendiri kok buat jaga-jaga. Urusan konsumsi nanti biar para cewek aja yang diskusi sendiri yah. Selanjutnya kita bahas buat games sama lomba yel-yel.............." Tia menjelaskan dengan detail disimak dengan baik oleh semua anak buahnya
Setelah menjelaskan semuanya, Tia menyuruh semua anak buahnya untuk mencoba membuat yel-yel kelompok. Para lelaki bersengat mencoba membuat lagu-lagu yang bersemangat.
"De.. De.. suara lu kan bagus, sinih duduk sinih cobain nih yel-yelnya." Haykal memanggil Dea untuk bergabung dengannya
Dea berdiri menghampiri. Mereka mencoba menyanyikan lagu yel-yel yang diciptakan oleh Anwar dan Oko. Dea berdiri, menyanyikan yel-yel itu dengan gerakan. Semua tertawa melihat Dea yang ternyata jago melawak. Anwar menyusulnya berdiri. Mereka berdua mendapat arahan dari Tia yang sedikit mengoreksi yel-yel mereka. Anwar menyandarkan sikunya di pundak Dea membuat Dea terlihat sangat pendek bila di samping Anwar.
Semua pergerakan mereka terlihat dari luar ruangan meeting. Abi menyaksikan Dea tampak tertawa ceria berdiri di samping Anwar. Tanpa disadari, Abi terbawa suasana dan ikut tersenyum ketika melihat Dea begitu ceria di sana.
Semua keluar dari ruang meeting dengan suasana ceria lalu kembali bekerja.
Setelah mencoba membuat yel-yel, Dea, Indri dan 2 lainnya sibuk menata menu dan list perbelanjaan. Kebetulan awal bulan seperti ini job mereka sepi setelah pertempuran habis-habisan semalam. Mereka punya waktu luang untuk berbelanja di jam istirahat dengan memanfaatkan fasilitas Mall di samping kantor mereka.
"Siapa yang nanti mau belanja?" tanya Putri yang masih duduk di meja Indri.
"Gue deh, atau kita berempat semua. Biar kita tahu apa aja yang kita butuhin." kata Indri melihat satu-persatu teman-temannya
"Duitnya udah dikasih sama Tia belom?" tanya Putri lagi
"Udah sama aku kok kak. " Dea menyahut
"Yaudah kalian bertiga aja deh Ratih nih ikut. Gue ada urusan di luar. Terserah aja kalian beli apa." kata Putri
"Oke, kita bertiga yah." Indri menengahi
Saat jam istirahat tiba pun mereka berjalan menuju Mall untuk mencari kebutuhan piknik. Indri melihat Rian dan Abi sedang berjalan berdua di mall yang sama. Ia pun menyapa mereka saat berpapasan di depan swalayan.
"Heh, ngapain kalian berduaan?" Indri menabok lengan Rian yang terkejut dengan kehadiran mereka bertiga
"Wey, kaget gue. Ngapain cewek-cewek? Eh, Dea.. " Rian segera menyapa Dea dengan nada lembut saat melihatnya berdiri di belakang Indri
"Hay kak." jawab Dea tersenyum lebar.
"Yee.. yang disapa Dea doang. Yok kita masuk aja deh." Indri memasang wajah ketus dan mengajak Dea dan Ratih segera masuk ke dalam swalayan.
"Mau makan apa lu?" tanya Abi kepada Rian yang masih melihat Dea masuk ke dalam swalayan
"Hah? terserah. eh, masuk swalayan lagi yuk!" Jawab Rian
"Ngapain? kan tadi lu udah belanja." Abi protes sambil menunjuk tas plastik belanjaan Rian yang sudah ditangannya
"Biar bisa jalan bareng Dea. Ha ha ha."
"Dasar lu!! Balik aja laper gue!" Abi meninggalkan Rian yang masih berdiri di swalayan.
"Woy. tungguin!" tak berapa lama Rian menyusul Abi yang sudah berjalan lebih dulu
Abi dan Rian berhenti di sebuah resto cepat saji. Memesan dua menu yang berbeda lalu ngobrol santai sambil menghabiskan hidangan masing-masing.
"Lucu yah sebenernya kita ini." ucap Rian sambil mengunyah makanannya
"Apanya yang lucu?" jawab Abi singkat
"Ya, kita dari kecil udah bareng, sekolah bareng, kerja bareng, sekarang naskir cewek yang sama juga."
"Gue enggak."
"Gak usah ngelak lu" Rian memukul telapak tangan Abi dengan sendoknya
"Kan gue bilang kalo lu maju gue dukung. Gue gak mundur."
"Ha ha ha. Terserah lu deh bro. Tapi gue kasih saran kalo emang lu beneran cinta, kejar dong."
"Heh.. kalo gue ikutan kejar emang lu nggak cemburu?"
"Enggak.. kita liat aja Dea pilih siapa."
"Nggak lah. Dea bukan barang taruhan."
"Gue nggak taruhan. Gue cuma mau kita fair."
"Udah nggak usah bilang saingan-saingan. Jalanin aja apa adanya. Lo suka sama dia lo kejar. Gak usah mikirin gue segala."
"Dari dulu lu emang suka gitu. Gak asik lu! hahaha"
"Bawel lu. Ha ha ha."
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Ima Kristina
q sich tebaknya Dea pilih Abi
2024-11-02
1