Hello Jakarta

Dddrrrrttt dddddddrrrrrrrrrrrtttttttttt

Getaran dari ponsel di atas meja di samping tempat tidur cukup membuat Dea terbangun. Matanya memicing karena silau sinar matahari sudah menembus masuk lewat jendela yang terbuka. Dia melihat sahabatnya sudah tidak ada di sampingnya.

"De, gue ke kampus dulu yah, lo kalo mau sarapan udah gue siapin tuh di meja. Habisin ya!! gue gak mau kamar gue banyak semut karena sisa makanan lo. Hahaha. jam 10 paling gue udah pulang."

Sebuah pesan singkat ia buka. Dea pun meraih sebungkus bubur ayam yang sudah dingin. Tetap menyantapnya karena rasa lapar sudah terasa.

"Udah jam 9 ternyata." katanya melirik ke arah jam dinding

Kakinya berjalan membuka pintu kamar yang menghadap ke arah halaman depan rumah kost berlantai 2 itu. Bersandar pada pagar besi balkon, Dea menarik nafas dalam merasakan udara Jakarta yang masih asing baginya. Senyum tipis tersembul dari bibirnya melihat pemandangan dua anak kecil berebut jajanan masih memakai seragam sekolah, gerobak mie ayam tepat di depan bangunan kost yang ramai dikunjungi pelanggan dari yang tua hingga yang muda, lalu kucing oren duduk di tengah jalan membuat pengendara motor terpaksa turun untuk memindahkannya ke tepian.

"Mungkin si oyen mau bunuh diri." Dea bergumam lalu terkikik sendiri.

"Hey, ngapain ketawa sendiri? kesambet lo yah?" sebuah teriakan membuyarkan lamunannya.

Rupanya Cindy, meneriakinya dari parkiran kost. Langkahnya sangat sat set hingga tiba-tiba sudah di depan jendela.

"Udah mandi belom?" tanya Cindy melangkahkan kakinya memasuki kamar.

"Udah, kok cepet banget udah pulang?" jawab Dea

"Iya, gue Cuma ngumpulin tugas pengganti ujian sama absen doang."

"Gimana rasanya S2? Enak nggak?"

"Kalo dinikmati sih enak-enak aja, Cuma gak seasik waktu s1 yang kebanyakan mahasiswanya masih fresh-fresh seumuran kita. Kalo S2 ini kebanyakan mahasiswanya udah berumur. Banyak yang udah nikah, bahkan ada yang udah punya cucu juga."

"Keren banget si kamu. Terus kerjaanmu gak terganggu?"

"Bos gue si ngertiin banget kalo gue lagi lanjut S2, yang penting target gue tetep kekejar. Eh masih capek gak?"

"Udah enggak sih, karna udah mandi jadi seger."

"Yok, pergi sekarang aja!"

"Kemana?"

"Yah,gimana si. Katanya mau survei calon kantor lo. Kan besok lo udah mau kerja."

"Oiya, yaudah yuk. Bentar aku ganti baju dulu." Dea buru-buru masuk ke kamar mandi

"Buruan!!" Cindy tak sabar

"Jauh nggak dari sini?" tanya Dea dari dalam kamar mandi

"Lumayan, makanya kita pergi sekarang aja biar nggak kesorean. Soalnya Jakarta itu kalo pagi sama sore macetnya minta ampun."

"Emang kalo siang nggak macet?"

"Ya macet juga tapi nggak separah jam berangkat sama jam pulang kerja."

Keduanya Bersiap, dengan sepeda motor mereka menerobos padatnya jalanan ibu kota. Asap kendaraan, suara klakson, panas mesin dan knalpot kendaraan lain menjadi hal yang baru bagi Dea. Di tempat tinggalnya dulu jalan raya tak sepadat ini, maklum kota kecil. Mereka berkeliling, Dea merasa senang melihat bangunan-bangunan tinggi dan beberapa pusat keramaian.

Akhirnya sepeda motor mereka terhenti di sebuah parkiran mall. Dea membuka catatan di hpnya untuk memastikan alamat kantor yang mereka tuju. Yaah, Dea datang ke Jakarta untuk memenuhi panggilan kerja yang sudah di daftarnya lewat Job Fair beberapa waktu lalu.

Dua gadis itu berkeliling dari utara, selatan, timur,hingga barat kawasan mall tapi kantor yang mereka tuju belum juga ketemu. Sampai akhirnya mereka lelah dan duduk di depan gedung berkaca hijau sambil mencari seseorang yang bisa ditanyai.

"Kalo dilihat dari alamatnya emang bener di deket mall sini. Tapi kok gak nemu yah. coba lihat sini apa namanya!" Cindy mengibas rambutnya kepanasan wajahnya memerah.

" Lion Finance." jawab Dea

" Eh, mas.. mas.. mau tanya dong." Cindy berdiri dan mendekati seorang office boy yang lewat di depan mereka

"Iya mbak." Jawab si mas berbaju biru

" Kantor Lion Finance mana yah?" tanya Cindy dengan ekspresi kepanasan

"Lah itu di belakang mbak nya!" Si mas itu menunjuk sebuah tulisan di belakang tempat mereka beristirahat

LION BANK AND FINANCE

"Ya Allah.... dari tadi muter muter taunya kita duduk di teras ni kantor." Ekspresi Cindy sedikit kesal tapi menahan tawa

Mas berbaju biru terkekeh dan berlalu.

"Hahahaha... Mungkin kita laper siang-siang panas begini jadi gak lihat tulisan sebesar itu!" Dea menjawab sambil tertawa.

"Oke, akhirnya ketemu juga. Oiya, pertama gue ucapin Selamaaaaat... selamat bekerja di kota panas ini. Kedua hati-hati yah! Jakarta itu banyak orang bermuka dua baik di luar nusuk di belakang, jangan mudah percaya sama orang!" kata Cindy memberi peringatan.

"Termasuk kamu?" ledek Dea

"Ye,, gue beda. Eh, tapi kok bisa si lo daftar langsung di terima gak pake interview dulu?"

"Siapa bilang nggak interview. Interviewnya via zoom, kemarin lusa trus ditelepon diterima jadi suruh langsung datang secepatnya. Tapi aku minta waktu buat perjalanan ke sini karena rumah beda provinsi dan dibolehin." Dea menjelaskan sambil menyedot es tehnya yang sudah tak lagi dingin

"Oh, kirain. Besok kita bisa berangkat bareng, kebetulan mulai besok gue udah libur semester jadi paginya gue bisa agak santai siangnya berangkat magang dulu." kata Cindy

"Wuih,,, sibuk amat. Berapa lama lagi kamu lulus??" balas Dea

"Gue kan baru setahun ini, semoga aja setahun lagi gue udah lulus yah."

"Kalo udah lulus S2 nya kamu tetep di Jakarta atau pulang kampung?"

"Tetep di sini dong karena di sini banyak tempat buat kerja dari pada pulang kampung. Nanti kalo udah lulus, sementara gue tetep kerja di tempat magang gue ini, soalnya udah pewe di sana sambil cari-cari lagi lah nanti." kata Cindy "Ya udah cari makan yuk, laper gue"

"Yuk."

"Eh, tapi besok lo pulangnya sendiri aja yah. Nanti di jalan gue tunjukin halte-halte BRT sama stasiun KRL di sini dan gue ajarin caranya." lanjut Cindy

"Siap, sekalian aja cariin kost buat aku."

"Sementara lo tinggal sama gue aja dulu. Kan kamar gue lumayan gede, gue juga udah bilang kok ke ibu kost. Itung-itung nemenin kejombloan gue biar gak sepi-sepi amat.. Hahaha" kata Cindy terbahak

"Kasian banget si Jo-nes!"

"Eh,, lho lho lho.. Lu kan juga jo-nes baru... ha ha ha."

Mereka lanjut berkeliling kota. Cindy menunjukkan beberapa stasiun KRL dan halte busway yang bisa menjadi transportasi Dea selama hidup di Jakarta.

"Kalo di Jakarta paling enak naik busway aja atau KRL, karena kalo bawa kendaraan sendiri pasti macet, dan capek."

"Ooh, apa itu KRL?"

"Commuter Line kereta jarak deket. cuma area Jabodetabek aja jangkauannya. nanti di kost aku jelasin deh."

"Oh gitu."

"Banyak orang-orang Jakarta dan sekitarnya yang rumahnya jauh dari tempat kerjanya walopun mereka banyak yang punya mobil, mereka lebih milih berangkat kerja naik KRL atau busway, karena udah pasti lebih cepat daripada bawa mobil sendiri. Kecuali emang yang bener-bener bos atau jam kerjanya nyantai atau emang deket dari rumah mereka."

"Ooo, bagus juga dong, kalo banyak yang pake KRL kan bisa ngurangin macet dan polusi."

"Harusnya si gitu, tapi kenyataannya tetep aja makin macet dan makin polusi."

Mereka berhenti di sebuah restaurant cepat saji. Setelah memesan, Cindy menjelaskan gimana caranya naik busway dan KRL di Jakarta. Di kotanya, Dea tidak pernah menjumpai KRL dan busway, yang ada hanya bus biasa dan kereta api. Dea sangat antusias mendengar penjelasan Cindy yang sudah hafal kehidupan bertransportasi di Jakarta.

"Well. Welcome Jakarta. Hi hihi." Kata Cindy mengakhiri penjelasannya dan menyalami Dea.

"Hello Jakarta, be nice please. Ha ha ha." Dea membalas jabat tangan Cindy dan tertawa.

Hampir malam, keduanya pulang ke rumah kost mereka setelah puas berkeliling ibu kota.Dea keluar dari kamar mandi setelah puas seharian berkeliling kota dan menerobos jalanan yang panas, macet dan berdebu. Ia mengeluarkan satu persatu baju-bajunya dari dalam tas jinjing besarnya lalu memasukkannya ke dalam lemari milik Cindy yang masih ada ruang tersisa. Dea menggelar selimut di atas lantai sebagai alat untuk menyetrika bajunya.

Sebelum memasang setrikaan pada colokan, Dea memilih baju-bajunya yang tidak banyak itu untuk ia pakai besok di hari pertamanya kerja. Tangannya membolak -balik setumpuk baju-bajunya dengan wajah bingung.

"Kenapa lu ngelamun?" tanya Cindy melihat sahabatnya termenung di depan lemari.

"Aku bingung, pertama kerja pake baju apa yah? Kalo di kampung dulu kan pertama kerja pakainya batik. "

"Coba gue lihat. Baju lu segini doang?" Cindy ikut mengintip ke dalam lemari.

"Iya, makanya aku bingung."

"Pake baju gue dulu deh." Cindy membuka pintu yang lan dan memilih deretan baju-bajunya yang tergantung rapi."

"Coba nih, gue keluarin beberapa barangkali ada yang cocok buat lu." Cindy mengeluarkan beberapa pasang baju kerjanya.

Dea mencoba menjajal beberapa baju yang Cindy tawarkan. Untung postur tubuh mereka hampir sama, jadi tidak susah mencari baju yang pas untuknya.

"Nah,, ini! Cucooookk." Komentar Cindy setelah beberapa kali mencoba baju-bajunya

"Oke aku pinjam dulu yah.."

"Besok-besok pake aja yang lu mau yah, atau besok weekend aku temenin beli baju buat kerja gimana? Mau?" tanya Cindy

"Nanti dulu ah, aku kan baru mau kerja belum gajian. Mana bisa beli baju baru."

"Gue traktir. Itung-itung ini hadiah dari gue karena lu udah lolos kerja di sini."

"Ngarang banget pake hadiah-hadiah segala."

"Gue serius, gue kemarin dapet bonus dari bos karena proyeknya gol. Lumayanlah buat kita shopping. Mau nggak?"

"Beneran nih? Aku jadi nggak enak deh."

"Bener, denger yah. Lu di sini jadi tanggung jawab gue. Lu udah gue anggap kayak saudara, jadi gak perlu ngerasa nggak enak."

"Uuuuh, makasiiih" Dea memeluk manja sahabatnya itu.

***

Terpopuler

Comments

Ima Kristina

Ima Kristina

baik banget Cindy

2024-10-31

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!