Night Scare

Tanggal 30 adalah hari tersibuk di dunia versi Dea dan semua karyawan di kantornya. Sebagai kantor perbankan dan pembiayaan, akhir bulan adalah puncak segalanya karena harus tutup buku, tidak boleh ada yang tersisa sebelum bulan berganti baru.

Jerit mesin print dan foto kopi saling bersahutan. Beberapa sibuk menelepon, ada yang antri fotokopi, ada yang tidak berkedip dari layar komputer, ada juga yang buru-buru menyelesaikan dari luar kantor.

Sebagai staf admin, Dea, Indri, Ratih, dan Putri adalah pusatnya. Jari-jari mereka bahkan terasa keriting dan kaku mengutak atik aplikasi dan tagihan dari customer mereka. Sampai sore hari suasana justru semakin ramai dengan kedatangan tim marketing yang pulang dari dealer atau rumah customer membawa beberapa berkas untuk segera dicairkan juga.

"Ayo.. ayoo... Semangat!!" terdengar suara supervisor marketing datang dan bergabung dengan stafnya.

"Jangan bikin staf gue jedag jedug deh lu!" Kata Tia mendekat

"Ni bentar lagi si Anwar dateng nih bawa makanan." kata si spv

"Mana makanannya?" Teriak Indri ke arah mereka

"Juki.. juk.. mana tuh si Juki?" teriak spv memanggil kurir kesayangan staf admin

"Siap bos." jawab Juki datang menghampiri

"jangan diem-diem aja lu.. Biasa,, nih akhir bulan nih nanti pulangnya tengah malem.. Lu tau kan harus ngapain?" kata spv

"Tau dong Bos." Jawab Juki sambil menyadongkan telapak tangannya pertanda minta uang.

"Beli yang enak-enak! Ha ha ha." terlihat spv memberikan beberapa lembar uang seratusan ribu membuat para staf tertawa.

Dea ikut tertawa tanpa meninggalkan matanya dari sisi berkas di hadapannya. Juki segera meluncur ke bawah untuk membelikan beberapa makanan dan minuman untuk seluruh staf admin dan marketing. Tak berapa lama dia datang dibantu dengan teman OB nya membawa minuman boba yang sedang viral di kantornya dan satu platik besar gorengan. Di susul oleh Anwar dan Oko, marketing mereka, yang membawa kardus pizza dan Donut.

Semua makanan terjejer rapi di meja panjang di area staf admin yang memang sering dikhususkan untuk menggelar makanan oleh mereka. Bagi marketing, tiada kerja tanpa makan.

"Istirahat dulu yuk, makan sini makan." kata spv

Dea dan Indri sejenak meninggalkan meja kerja mereka dan bergabung bersama para marketing untuk menikmati hidangan. Setiap akhir bulan memang selalu begini, mereka akan sibuk ditemani begitu banyak santapan sebagai penyemangat. Meski berada dalam satu ruangan bersama divisi lain namun hidangan ini hanya dikhususkan untuk staf admin dan marketing saja. Mereka yang lain divisi pun sudah tahu dan paham tradisi itu, walau beberapa juga ada yang mendekat dan ikut menikmati ketika spv menawarkan kepada mereka.

Break sholat maghrib menjadi waktu yang amat berharga untuk sekedar meluruskan punggung. Dea dan Indri berjalan menuju mushala untuk shalat bersama, tapi tempat wudhu di sana penuh sekali. Banyak karyawan yang masih bertahan hingga jam ini. Mereka berdua pun memutuskan untuk ke toilet sebentar sambil menunggu antrian reda. Di dalam toilet, Dea dan Indri membasuh wajah mereka untuk menghilangkan kepenatan. Keduanya berbincang seru sekali sampai tak sadar mereka hanya berdua. Dea melipat lengan kemejanya, Indri mendekatkan wajahnya ke cermin untuk melihat bintik jerawat di wajahnya. Tiba-tiba mereka mendengar suara air yang gemericik di dalam bilik wc nomor 3. Keduanya saling berpandangan. Dea berjalan perlahan melongok ke arah bilik. Tidak ada siapapun. Mereka kembali membasuh tangan. Terdengar kembali seperti suara sikat lantai yang di ketuk-ketukkan ke dalam closet. Keduanya pun kembali saling melotot.

"Lu denger gak Dea?" tanya Indri berbisik

"Iya, cuma kita berdua aja di sini kak."

"Sssssstttt." suara aneh dari bilik wc nomer 3 membuat keduanya pun akhirnya lari keluar dari toilet.

Dea dan Indri terlihat pucat sekembalinya dari toilet. Mereka segera mengambil wudhu dan shalat bersama. Selesai shalat maghrib, mereka menceritakan hal aneh itu kepada Tia yang sedang duduk di antara meja admin. Tia tidak terkejut, dia justru menceritakan hal yang sama.

"Eh, gue ceritain. Barusan gue dari wc itu. Gue kalo ke wc selalu bawa hp. Dan kalian tahu apa yang terjadi pas gue lagi pegang hp gue? Layarnya bergerak sendiri. Kayak lagi mainan touchscreen. Tau-tau buka chat, terus ke medsos, terus balik lagi ke lockscreen. Seketika gue langsung udahan dan keluar. Ngeri bangettt"

"Iiiih, gue gak mau ke toilet sendirian." Indri menutup telinganya

Para marketing tertawa mendengar cerita mereka. Dipikir cerita itu hanyalah halusinasi para cewek-cewek parno.

Pekerjaan berlanjut hingga pukul 8 malam. Beberapa divisi sudah kosong, pulang ke rumah masing-masing. Hanya tersisa staf admin dan marketing yang mau tidak mau harus menyelesaikan semua pencairan malam ini juga sebelum pukul 11 malam karena system akan otomatis mati setelah lewat jam 11 malam.

Dea dan Indri semakin banter mengetik dan mengklik layar komputer mereka. Tia berdiri di depan mesin fotokopi yang ada di sudut ruangan. Para marketing pun fokus menyimak perkembangan proses pencairan mereka dari layar komputer masing-masing sambil bercengkerama. Tiba-tiba sebuah kertas melayang dari langit-langit dan jatuh tepat di depan Tia dan membuatnya menjerit

"Aaaa" jeritan Tia mengagetkan semua orang.

"Apa kak?" tanya Indri

Tia buru-buru mengambil kertas putih itu lalu memandang ke atas langit-langit." Ih, kenapa ni kertas terbang dari atas si?"

"Jangan bikin takut lu kak." kata Indri

Dea ikut menghentikan pekerjaannya dan memandangi mesin foto kopi. Tidak ada apapun hanya sebuah mesih yang berdiri di pojok dinding dengan banyak kertas putih di sampingnya.

"Angin kali." kata Haykal

"Mana ada angin di ruangan Ac begini." protes Tia

Belum selesai mereka berdebat,sebuah Kaleng terjatuh dari atas lemari

PRAANGGGGG suaranya nyaring seklai

"Woooooo,,,, apaan tuh." jerit marketing terkaget

Semua staf kaget mendengarnya.

"Wah, bahaya nih makin malem makin horor nih kantor." kata Anwar menakut nakuti

"Lu lagi bikin takut juga." kata Tia

"Ya gimana, di kantor ini tinggal kita aja." lanjut Anwar

"Indri, Dea, kalian gak usah dengerin Anwar, lanjut aja yah!" kata Tia menyemangati

Meski sebenarnya Dea dan Indri saling pandang karena takut, mereka tetap fokus, sampe akhirnya jam 10 malam semuanya selesai.

"Selesai!!!" teriak Dea kegirangan

"Alhamdulillah."

Mereka semua pun buru-buru merapikan meja kerja karena beberapa sudut ruangan sudah gelap menambah suasana horor.

Belum selesai mematikan komputer, Oko dan Haykal lari dari tempat duduknya menuju meja admin.

"Kenapa pada lari.?" tanya Tia

"Kursi di sebelah gue muter sendiri." Kata Oko

Alhasil Dea, Indri dan Tia pun seketika lari keluar ruangan. Disusul Oko dan Haykal. Beberapa staf marketing yang lain ikut keluar semua dari ruangan tidak bersisa.

Anwar baru saja keluar dari toilet melihat semua teman-temannya sudah berkumpul di depan lift.

"Wei, udah mau turun?" kata Anwar

"Udah,, bye!" mereka kompak masuk ke dalam lift bersama meninggalkan Anwar.

Dengan santai Anwar kembali ke ruangan untuk mengambil tasnya.

"Sialan gue beneran ditinggal sendiri," gerutu Anwar meraih tasnya di atas meja

Namun dia melihat Juki di depan mesin fotokopi masih sibuk membereskan kertas yang berserakan

"Eh Juki, ayo pulang, udah sepi noh." kata-kata Anwar tidak ditanggapi oleh Juki

Ponsel Anwar berdering, sebuah panggilan bertuliskan "Juki"

"Kok Juki telepon? Kan dia disitu." gumamnya dan melihat Juki masih di depan mesin fotokopi.

"Halo,," Anwar mengangkat telephone

"Bang, Kalo lu mau keluar ruangan tolong bawain topi gue ketinggalan yah bang! Gue udah di bawah sama anak-anak yang lain." kata Juki dari suara telephone

Wajah Anwar memucat melihat mesin fotokopi masih menyala dan Juki yang dilihatnya tadi sudah tidak ada di sana.

"Juki telephone katanya udah di bawah lha terus yang itu siape dong?" katanya lalu lari terbirit.

Sampe di dalam lift Anwar buru-buru menekan tombol ke lantai dasar, mulutnya komat kamit.

"Buruan,,,buruan." katanya dalam hati

Pintu lift tertutup setengah, lalu kembali terbuka. Mata Anwar melebar, jantungan jedag jedug "Siapa nih?" dalam hatinya takut.

"Bhaaaa!!!" Sebuah wajah muncul dari balik pintu lift membuat Anwar terperanjat menutup wajahnya

Sampai di teras kantor Anwar bertemu Juki dan yang lainnya lalu menceritakan hal yang ia alami. Semua yang mendengar ceritanya malah justru tertawa, antara lucu dan merasa takut juga. Anwar memaki-maki Juki yang meninggalkannya sendirian di ruangan tanpa memberitahu bahwa mereka semua akan turun bersama. Setelah memaki-maki Mereka semua menertawakan Anwar yang masih terlihat ketakutan tapi sok bergaya pemberani.

"Sialan si SPV kita, nongol di lift pas gue lagi takut-takutnya. " Anwar mengelus dadanya.

"Ah badan doang gede lu!!" Haykal meledek

"Udah jam 11 nih De, kamu nggak kemaleman sampe kost?" tanya Tia

"Aku udah bawa baju ganti buat besok, mau numpang ke rumah kak Indri. Kan rumah dia deket dari sini." jawab Dea

"Oke deh kalo gitu, gue duluan ya. bye semuanya." Tia berpisah dengan para stafnya diikuti yang lain bubar satu persatu.

Malam ini Dea memutuskan untuk menginap ke rumah Indri karena jarak rumah Indri dan kantor cukup dekat. Dea merasa tidak sanggup pulang sendiri saat tengah malam seperti ini. Mereka memesan taksi online dan hanya butuh waktu 10menit saja mereka sudah sampai di rumah Indri.

****

UNTUNG HANTUNYA NGGAK KELIHATAN YA GUYS

JANGAN LUPA DIKOMEN

SARAN DAN KRITIK BISA BIKIN KITA LEBIH BAIK

SEE YOU

THANKYOU 🤞

Terpopuler

Comments

Ima Kristina

Ima Kristina

waduh ngeri juga ya kalau di tempat kerja ada uka uka /Curse//Curse/

2024-11-02

1

Damai Damaiyanti

Damai Damaiyanti

ikut deg-degan guys

2024-08-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!