Namun , diluar bayangan Julieta jika ia akan melayani gairah anak tirinya lagi, Julius malah berjalan lalu duduk di kursi depan jendela kaca kamar Martin. Julieta pun mendudukkan tubuhnya dengan tatapan heran melihat Noland tak menyentuhnya lagi.
"Kenapa kamu tak menikmati tubuh ku lagi hah?" tanya sinis Julieta yang tidak bisa menahan rasa penasarannya akibat perubahan perilaku Noland.
Pria yang ditanya pun menoleh padanya dengan posisi menyilangkan kaki santai dan bersandar di kursi.
"Aku sudah puas" jawab Noland dengan tenang.
"Hah??? Apa apaan dia?? Apa dia akan menjebakku lagi?" batin Julieta malah merasa curiga dengan sikap anak tirinya itu.
"Yang benar saja! Apa kamu mempermainkanku hah? Apa kamu akan menjebakku lagi?" tanya Julieta kesal.
"Apa kamu tidak senang aku menghentikan menyiksa tubuhmu hah? Apa kamu ingin lagi bermain ranjang denganku?" malah Noland balik tanya dengan senyum smirk.
"Kalau bisa menjawab jujur, aku tidak mau!!! Tapi kesepakatan ya kesepakatan, aku takut kamu nanti berbuat curang dan menyalahkanku karena tidak memuaskanmu selama 24 jam" jawab Julieta.
"Hahahahaha. Kamu memang wanita pintar dan waspada tentang suatu kesepakatan. Tidak salah kamu menjadi pengacara muda yang menonjol di perusahaan Zimoli" sahut Noland.
"Aku tidak berbohong, jika aku sudah puas kamu layani di ranjang dan aku sudah puas menikmati tubuh istri ayahku di ranjangnya serta didepan fotonya. Tapi kalau kamu yang mau, aku siap melayani dan memuaskanmu sebagai gantinya" tantang Noland dengan senyuman smrik membuat Julieta merinding dibuatnya.
"Sialan! Pria ini benar benar mempermainkanku!" batin Julieta sambil mengepalkan tangannya.
"Ogah! Aku tidak sudi memintamu untuk melayaniku! Aku hanya memintamu membebaskanku dari rumah dan keluarga ini setelah kesepakatan berakhir" sahut Julieta.
"Ok. Sesuai kesepakatan aku akan melepaskanmu ketika aku sudah puas. Tunggu 24 jam nya selesai, aku akan benar benar membiarkanmu keluar dari rumah ini. Istirahatlah, dunia terlalu kejam untuk wanita lemah dan susah jalan kayak kamu" ujar Noland dengan santai.
"Emang pria gak waras! Habis menyakiti terus bersikap santai begini" batin Julieta geram dengan raut muka Noland yang terlihat tak berdosa dan merasa bersalah.
"Aku pegang omonganmu" ucap Julieta dingin.
"Pegang aja. Aku kan sudah bilang, aku adalah lelaki yg bisa memegang kata kataku apalagi sudah menjadi kesepakatan" ujar Noland dengan enteng.
"Jangan ganggu aku! Aku mau tidur" kata Julieta yang kembali membaringkan tubuhnya diatas ranjang yang berantakan itu.
"Hahahahaa, kamu emang bisa tidur di ranjang yang berantakan itu apalagi banyak spot spot yg terkena darah perawanmu serta hasil cairan kita yg menetes disana?" sindir Noland membuat Julieta pun mendudukan tubuhnya lagi lalu melihat ranjang yg ia duduki sekarang memang sudah tidak layak untuk ditiduri sementara sebelum dibersihkan.
Julieta pun diam dan menatap Noland dengan tajam.
"Terus apa maksud mu menyuruh aku istirahat hah?" tanya Julieta.
"Istirahat lah di kamarku, aku akan menghabiskan waktu menatap foto pria tua itu disini" jawab Noland entah kenapa ia bisa memberikan rekomendasi kamarnya untuk Julieta beristirahat.
Julieta mengangkat alisnya semakin curiga dengan apapun yg dikatakan oleh Noland. Perasaan was was membuat wanita itu merasa janggal.
"Kamu tidak berbohong untuk membiarkan ku istirahat kan?" tanya Julieta lagi.
"Beneran, Julieta. Kamu masuklah kamarku sampai hari ini selesai lalu pergilah dari rumah ini" jawab Noland dengan serius karena mulai capek berbicara dan menjawan pertanyaan wanita itu.
Julieta pun menerima tawaran Noland karena mencoba mempercayai omongan pria itu. Lagipula badannyaaa bener bener butuh tidur di tempat nyaman dan mengistirahatkan tubuh serta pikirannya.
"Jangan macam macam ketika aku tidur di kamarmu" peringat Julieta sambil menurunkan kakinya dari ranjang lalu berdiri.
"Lagian kalau aku macam macam selama hari ini belum berakhir kan tidak masalah, masih dalam kesepakatan dirimu memuaskanku" sahut Noland dengan senyuman menggoda.
Deg.
"Kamu!!!" seru Julieta yang merasa di bohongi.
"Hahahahahah, wajahmu kalau marah begitu mengemaskan, ibu tiri. Aku bercandaaa, aku tidak akan menyentuhmu untuk sisa hari ini. Sana pergilah ke kamarku. Kamu tau kan kamarku atau mau kuantar?" goda Noland.
"Aku tau" jawab singkat Julieta lalu berjalan keluar kamar Martin.
"Ingat, Julieta. Ketika keluar kamar ini dan ternyata kamu malah kabur ke lantai 1 , lihat saja. Aku akan benar benar menghabisimu diatas ranjang hingga hari ini selesai. Aku sudah baik kepadamu dan membiarkanmu masuk ke kamarku untuk beristirahat, namun jika kesempatan ini kamu buat untuk tujuan lain. Aku tidak akan segan segan lagi menggunakan kesepakatan kita untuk menyiksamu dan memuaskanku kembali" ancaman Noland terdengar begitu serius ditelinga Julieta ketika akan membuka pintu kamar Martin.
"Seperti halnya kamu sebagai pria yg bisa menjaga janji, aku juga wanita yang tidak akan mengingkari kesepakatan" sahut Julieta dan keluarlah dia dari kamar Martin dan berjalan ke kamar Noland disebelahnya.
"Wanita itu akan menjadi wanitaku" lirih Noland dengan mata birunya menatap pintu kamar Martin yang sudah tertutup.
Disisi lain, Julieta sudah membuka pintu kamar Noland yg tidak dari besi baja seperti kamar utama dan berbahan kayu. Ketika dibuka, aroma maskulin yang wanita itu hirup dari tubuh Noland sangat kuat.
"Kamar dia banget" lirih Julieta. Pandangannya pun mengarah sekeliling kamar yang bernuansa biru seperti warna mata pemilik kamarnya. Dengan cahaya pagi dari jendela kaca, kamar Noland sudah terang tanpa lampu yang menyala.
Bukannya malah langsung melempar tubuhnya diatas ranjang untuk tidur, Julieta malah berjalan berkeliling di kamar pria itu dan terkesima dengan penataan kamarnya yg rapi, bersih dan wangi. Selama ini ia hanya tau jika kamar sebelah kamar utama atau kamar Martin adalah kamar Noland, tanpa ada niatan untuk masuk.
"Apa ini kamar anak lelaki kaya raya?" lirih Julieta lagi.
"Aish! Ngapain aku peduli sih. Istirahat aja dulu sebelum dia menarik omongannya buat membiarkanku bersantai. Bisa bisa dia minta aku puasin lagi. Namanya juga pria brengsek hidung belang seperti gen nya" ucap Julieta pada dirinya sendiri lalu berjalan menuju ranjang dan langsung menghempaskan tubuh keatasnya.
"Aaaakh, enak banget" seru Julieta yang merasa nyaman berbaring di atas ranjang empuk Noland.
Secara tak sadar atau sadar, Julieta mulai menikmati menghirup aroma kamar Noland. Ketika ia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya sebelum terlelap, selimut itu ia tarik hingga atas bibirnya lebih tepatnya dibawah hidungnya jadi secara langsung aroma Noland di selimut itu ia hirup dengan nyaman.
"Kenapa aroma tubuh pria gila itu membuatku nyaman?" batin Julieta namun tetap melakukan apa yg ia lakukan yaitu bernafas dan menghirup aroma selimut yg ia pakai hingga tak lama kemudian ia benar benar tertidur.
Tak diketahui Julieta jika diam diam apa yang ia lakukan di kamar itu dan apa yang ia katakan dapat di perhatikan oleh pemilik kamar. Yap, Noland mengetahui jika di kamarnya itu sudah dipasang cctv oleh ayahnya. Entah Martin memiliki alasan apa memasang kamera pengintai di kamar putranya, namun cctv itu sangat berguna baginya saat ini.
Noland masuk ke ruang kerja Martin dalam kamar utama dan bisa melihat serta mendengar apa yang terjadi di kamarnya.
"Kamu benar benar tidak akan lepas dariku, Julieta. Aku membiarkanmu ke kamarku bukan berarti aku melepaskanku dari pandanganku" ucap Noland sambil tersenyum puas.
"Kamu wanita pertama untukku dan aku akan mendapatkanmu. Maafkan aku yg salah balas dendam kepadamu, gara2 benciku pada suamimu sekaligus ayahku" lanjut Noland dengan wajah menyesal.
Pria itu pun memilih berdiam diri dan duduk di kursi ruangan kerja ayahnya sambil melihat layar komputer yg menampilkan Julieta sedang tertidur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments