Setelah percakapan paman dan keponakan itu selesai, acara pemakaman pun dimulai karena para tamu sudah datang. Ruz membuka acara dengan mempersilahkan beberapa orang yg berhubungan dengan Martin mengutarakan kata kata terakhir untuk Martin. Termasuk Mike dan Noland.
Mike berakting seolah olah dia merasa kehilangan seorang kakak yang inspiratif dan pria kuat seperti Martin, tapi hatinya sangat bahagia karena akan menguasai perusahaan Zimoli Grup entah sampai kapan.
Sedangkan Noland dengan ekspresi datar hanya mengucapkan 3 kalimat untuk ia berikan kepada Martin sebelum dimakamkan.
"Terima kasih untuk tamu dan para undangan yang hadir. Maafkan kesalahan Martin Zimoli yg mungkin menyakiti kalian. Berikan dia ketenangan berada di pemakaman" singkat jelas padat dan terdengar dingin.
Meskipun Noland menyuruh orang lain memaafkan ayahnya tapi dia masih belum bisa memaafkan pria itu. Munafik bukan? Biarkan seperti itu, biarkan hanya dirinya yg membenci Martin. Sedangkan untuk orang lain biarkan hidup tanpa kebencian sepertinya.
Hingga tepat pukul 8 pagi, peti jenazah martin dimasukkan ke mobil khusus untuk membawanya ke pemakaman elit orang kaya di Los Angeles. Ruz sudah menyiapkan semuanya. Perjalanan membutuhkan waktu 20 menit hingga sampai tujuan. Noland mengendarai mobil sportnya sendiri sedangkan Mike dan Ruz berada di mobil yg sama dengan peti jenazah Martin.
Ruz tidak ingin berbicara kepada Mike karena bisa mengira adik dari tuannya itu saat ini pasti bahagia. Mike juga tidak ingin berbicara kepada asisten kakaknya yg selalu bersikap dingin padanya meskipun dia menjadi wakil direktur Zimoli Grup.
"Lihatlah kau pria tua, aku akan menjadikanmu asisten terburuk" batin Mike yg memiliki rasa benci kepada Ruz.
"Mike akan membuat masalah besar di perusahaan. Aku harus bisa mengikuti langkahnya nanti agar tuan Muda Noland tidak mendapatkan masalah kedepannya ketika bersedia menerima perusahaan Zimoli Grup" batin Ruz yang sudah waspada.
Pemakaman sendiri tidak lama, mungkin membutuhkan waktu 30 menit untuk peti tersebut terkubur dengan rapi di bawah tanah. Ada panjatan doa dari pendeta yg dipanggil Ruz dan acara pun selesai. Noland menjadi pria terakhir yg meninggalkan makam Martin karena ia ingin mengucapkan sesuatu pada ayahnya itu.
"Hei Ayah, bersyukurlah kamu tidak aku siksa secara langsung untuk membalaskan dendam ku kepadamu yg telah menyakiti ibu ku hingga ia tak bernyawa di rumah sakit. Dia menjadi gila karenamu, jadi aku akan membuat istri barumu gila karenaku. Terima kasih kamu meninggalkan seorang yg bisa menerima pelampiasan kebencianku. Kuharap kamu tidak tenang di alam sana" ucap Noland serius sambil mengepalkan kedua tangannya.
Tuan Muda Zimoli Grup itu pun kembali menuju rumah Martin yang sekarang sudah menjadi rumahnya, karena dia adalah pewaris tunggal. Ketika masuk rumah, masih banyak papan belasungkawa yang datang menunjukkan sebesar apa nama Martin Zimoli di Los Angeles sebagai pembisnis.
Berita kematian Martin tersebar melalui berbagai media. Ia dinyatakan meninggal karena serangan jantung dirumahnya. Itu saja tidak ada informasi lainnya, apalagi soal istri mudanya , Julieta.
Noland masuk rumah setelah sekitar 2 jam di luaran sana. Ia langsung membuka kamar tamu yg ia kunci dan masuk menuju kamar mandi didalamnya. Ia pun membuka kunci pintu kamar mandi dan pintu itu terbuka.
Ia bisa melihat seorang wanita di bathup yang berendam dengan pakaian yg masih lengkap. Yah, wanita pintar itu tidak membiarkan dirinya kedinginan dan memilih berendam di akhir hangat bathup meskipun beberapa jam karena jika tidak, ia bisa dipastikan kedinginan didalam kamar mandi.
Pakaiannya tidak dibuka karena ia tidak mau putra tiri brengseknya datang dan melihat tubuh polosnya.
Senyum smirk Noland terlihat dan baru menyadari penyiksaan kepada wanita ini harus lebih gila.
"Pintar juga wanita ini memanfaatkan bathup untuk berendam. Lain kali jika aku kunci di kamar mandi, aku matikan aliran airnya" batin Noland.
Mendengar langkah kaki seseorang mendekat ke arahnya bisa dipastikan itu adalah Noland karena ketika pintu kamar mandi dibuka, Julieta sudah tau anak tirinya akan datang.
Proook proook proook!!!
"Wah ternyata ibu tiriku pintar ya, bisa berendam air hangat beberapa jam" sindir Noland.
Julieta pun membuka mata dan menatap mata biru milik Noland dengan tajam.
"Aku ibu tirimu, pasti aku akan lebih pintar dari anak brengsek sepertimu yang aku belum tau namanya" sahut Julieta dengan berani.
Noland tersenyum menyeringai , ia merasa tertantang untuk mulai menyakiti Julieta kembali.
Dengan sepatu yg masih ia pakai, Noland masuk ke bathup dan mengapit tubuh Julieta dengan kedua kakinya, ia berjongkok agar bisa meraih wajah wanita itu ditangannya.
Grep!
Tangan kekar Noland kembali mengcengkram rahang Julieta.
"Aaakh!! Sakit!!" rintih Julieta.
"Hahhaa, ini sakit? Tadi kamu berbicara seolah olah tidak kesakitan" ucap Noland semakin mengeratkan tangannya.
Cuh!!!
Julieta meludah ke wajah Noland sebagai bentuk pemberontakan dan malah membangkitkan monster didalam tubuh anak tirinya itu.
"Sh*t! Berani berani nya kamu!!!" teriak Noland lalu melepaskan cengkraman tangannya di wajah Julieta namun diganti dengan tamparan keras di kedua pipi.
Plak!!
Plaaak!!!
Noland menampar Julieta hingga sudut bibir wanita itu berdarah.
"Kamu sama saja dengan ayahmu! Sama sama penyiksa!" seru Julieta dengan tetesan air mata yg sudah membasahi pipinya karena menahan sakit di wajahnya.
"Haha, namanya juga anaknya. Kamu terlalu bodoh mau menikahi pria tua itu meskipun demi harta sekaligus" ucap Noland dengan senyuman smirk.
Lalu pria itu melihat cetakan bra di dress basah yg dipakai Julieta dan membut ia tergoda. Namun berusaha menahan gelora hasrat dari tubuhnya. Dia tidak mau berbelas kasihan kepada wanita itu karena sudah menikmati tubuh cantik mulus Julieta.
Noland keluar bathup dengan pakaian basahnya dan keluar kamar. Isakan tangis Julieta terdengar nyaring di kamar mandi hingga Bu Susi masuk karena disuruh oleh Noland untuk mengurus ibu tirinya.
"Eta, kamu tidak apa apa, Nak?" tanya Bu Susi dengan wajah kasihan dan khawatir.
"Hiiks hikss, apa salah hidupku bu? Aku disiksa oleh pria pria itu" jawab Julieta yang sudah tak tahan.
Bu Susi pun langsung memeluk wanita didepannya ini, tidak peduli jika bajunya basah.
"Sabar ya, Eta. Tuan Muda sebenarnya dia baik, namun sejak meninggalnya Nyonya Besar Naomi, dia berubah. Karena Nyonya Besar meninggal dalam keadaan tidak waras atau gila. Semua itu karena perbuatan Tuan Martin yg berselingkuh dibelakangnya berkali kali lalu melakukan KDRT jika Nyonya Naomi melakukan kesalahan. Pria itu kasihan, Eta. Dia kekurangan kasih sayang orang tuanya" jelas Bu Susi yang terlihat menyayangi Noland juga.
"Tapi dia monster juga seperti ayahnya! Brengsek! Hanya bisa menyakiti wanita. Dia sama saja, hiks hiks" sahut Julieta dengan tangisan.
"Sabar ya sayaang, penderitaanmu ini akan dibalas kebahagiaan sama Tuhan. Sabar aja, kalau suatu saat nanti kamu bener bener tidak kuat, akan ibu bantu kabur. Tapi maaf belum sekarang karena Tuan Noland memberikan penjagaan ketat dirumah ini" ujar Bu Susi yang masih berusaha menenangkan Julieta di pelukannya.
Suara tangis pun mulai mereda, barulah Bu Susi melepas pelukannya dan menyuruh Julieta membersihkan diri sedangkan dia menyiapkan baju wanita itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Bahrul Ulum
kasihan...
2023-12-27
1