Setelah Martin berbelanja keperluan istrinya dirumah, ia membawa Julieta untuk melanjutkan perjalanan menuju rumahnya.
Tidak ada pembicaraan lagi diantara mereka hingga mobil yg mereka tumpangi berhenti di rumah megah miliki Martin Zimoli. Karena Julieta tidak ada niatan sama sekali untuk menjalani pernikahan ini bersama Martin, rumah megah dihadapanya ini tak berpengaruh pada pendiriannya. Harga diri seorang wanita jauh lebih berarti untuknya.
"Ini rumah kita sekarang. Kamu akan jadi nyonya dirumah ini meskipun orang luar tak mengenalimu sebagai istriku. Di rumah ini pelayan sudah tau jika kita menikah. Aku tidak mau orang lain di luar rumah melihatku sebagai pria tua tak tau diri menikahi wanita muda seperti mu. Meskipun memang aku tidak tau diri yang bahagia mendapatkan perawat secantik kamu hahahahhaa" ucap Martin ketika sudah masuk rumah bersama Julieta disampingnya.
"Selamat datang tuan" sapa Bu Susi yang menjadi kepala asisten di rumah Martin.
"Hai, Susi. Perkenalkan dia istriku yg aku maksud kemarin, Julieta. Layani dia dengan baik. Mandikan dia dan persiapkan dia untuk melayaniku diranjang nanti malam haha. Dan ingat jika simpan rahasia ini bersama para pelayan disini, jika ada yg membocorkan dia mungkin tidak akan hidup dengan tenang" perintah Martin membuat Julieta mendelik mendengarnya.
"Kurang ajar!" batin Julieta.
Martin pun berjalan ke kamarnya di lantai 2. Bu Susi membawa Julieta di kamar tamu di lantai 1 karena Martin belum memperbolehkan istrinya untuk tinggal sekamar dengannya.
"Ini kamar nyonya. Tuan belum mengizinkan anda untuk sekamar dengannya" jelas Bu Susi membuat Julieta membalas dengan ketus.
"Siapa juga yang mau sekamar dengan pria tua itu" ucap Julieta cuek.
Bu Susi hanya tersenyum saja mendengar umpatan dari nyonya mudanya ini. Ia tau perasaan wanita ini begitu hancur karena harus menikah dengan pria yang ia ketahui sungguh temperamen dan kasar pada wanita jika keinginannya tidak dituruti.
"Anda bisa berendam dulu di batup kamar mandi. Namun sebelum itu, akan saya siapkan dulu air hangatnya untuk ada" ujar Bu Susi lalu ia berjalan menuju kamar mandi di kamar tamu.
Julieta tidak enak diperlakukan se sopan ini dengan wanita yang mungkin seumuran dengan ibunya. Baru saja Bu Susi melangkah, wanita itu menghentikan kepala asisten rumah Martin.
"Bu Susi, bisa bersikap biasa saja dengan saya? Aku mohon jangan membuat saya tidak enak. Panggil saja Eta" minta Julieta dengan suara lembut membuat Bu Susi tersenyum.
"Mohon maaf nyonya, ada adalah istri tuan besar. Permintaan anda akan membuat saya kesulitan nanti" sahut Bu Susi mencoba membalas dengan nada tenang.
"Bu Susi bisa memanggilku Eta ketika kita berduaan begini agar tidak canggung. Lagian pria tua itu tidak bisa ngatur ngatur aku dong buat nama pnggilan yang aku terima. Mau ya, Bu? Anggap saja saya anak ibu sendiri" bujuk Eta membuat Bu Susi pun luluh.
"Baiklah, Eta" sahut Bu Susi dengan senyum merekah di bibirnya.
"Begitu dong" ucap Julieta lega.
"Ibu nyiapin air berendam buat kamu dulu ya" ucap Bu Susi sesuai dengan permintaan Julieta.
"Baik bu" ujar Julieta dengan senang.
Bu Susi pun masuk kamar mandi dan mengatur suhu air untuk nyonya barunya ini.
Beberapa saat, Bu Susi keluar dari kamar mandi dan menyampaikan jika bathup sudah siap.
"Eta, kamar mandi udah siap. Waktu mu berendam hanya 30 menit karena 1 jam dari sekarang, kamu akan diminta tuan untuk datang ke kamarnya. Kamu harus sabar yaa" ucap Bu Susi.
"Ok, Bu. Aku akan jaga diri. Pria tua itu tidak bisa seenaknya padaku" ujar Julieta sambil tertawa bersama Bu Susi.
Lalu Julieta pun masuk ke bathup dengan tubuhnya yang polos setelah tadi ia lepaskan seluruh pakaian ditubuhnya dan jatuh di lantai sebelah bathup.
"Aaah nyamannyaaa" seru Julieta tenang merasakan air hangat pada kulitnya.
"Anggi dan Darwin udah aku bilangin kalau hari ini aku libur. Semoga mereka bisa memanfaatkan waktu berdua" lirih Julieta menginggat kedua sahabatnya itu memiliki perasaan masing masing diantara satu sama lain.
Darwin masih buta akan cinta karena cintanya pada Julieta belum berbalas, sama halnya dengan Anggi yang masih buta akan cinta karena cintanya pada Darwin masih tertolak.
"Kudoakan semoga kalian bucin ya haha" doa Julieta ketika mengingat momen dimana Darwin sudah menggoda para cewek cewek termasuk dirinya dan Anggi. Waktu itu Anggi jatuh kepeleset dan Darwin panik sampek langsung menggendong sahabatnya yg jatuh itu sambil berlari menuju UKS perusahaan.
Setelah berendam sekitar 20 menitan, Julieta memilih untuk menguyur tubuhnya dengan shower dan memakai sabun serta shampo yang wangi sekali.
"Benar benar wangi. Pasti pria tua itu yang menyuruh asistennya untuk membeli sabun dan shampoo sewangi ini" ucap Julieta.
"Semoga saja, dia tak memiliki tenaga untuk menjamah tubuhku nanti" lanjut wanita itu ketika menyadari bahwa setelah ini nasibnya akan dipertaruhkan di kamar bos Zimoli Group itu.
Dirasa sudah cukup membersihkan dirinya, Julieta keluar kamar mandi dengan lilitan handuk saja dan terkejut melihat Bu Susi yang masih berada di kamarnya bersama 2 pelayan lainnya.
"Nyonya, 2 pelayan ini akan membantumu untuk mempersiapkan diri sebelum masuk kamar tuan" ucap Bu Susi kembali sopan karena ada pelayan lainnya.
"Hmm, baiklah. Terima kasih" sahut Julieta.
2 pelayan itu langsung menghampiri Nyonya baru di rumah tempat mereka bekerja dan mulai melayani istri majikannya itu dengan baik. Dipasangkan lah gaun tidur lingerie yg tertutup oleh outer tipis dan menampilkan tubuh Julieta yg seksi.
"Kasihan sekali wanita muda ini, harus melayani pria tua itu" batin salah satu pelayan yang sudah tau tabiat buruk Martin sering membawa wanita pulang dan dinikmati semalam saja.
Julieta tak protes atau memberontak, bukan berarti ia akan rela jika tubuhnya akan dinikmati oleh pria itu tanpa izinnya.
Tepat pukul 7 malam, Julieta diantar oleh Bu Susi untuk ke balkon lantai 2 yang sudah disiapkan dinner romantis. Martin sudah berada disana dengan koas putih dan celana kolor saja. Emang nyentrik nih pria tua 🤣
Julieta dan Martin duduk berhadapan. Pria itu terkesima dengan penampilan menggoda wanita itu dengan memakai baju tipis yg menutupi tubuhnya namun membuat tubuh itu terlihat seksi.
"Kamu cantik sekali. Aku tak sabar ingin menikmatimu" celetuk Martin dengan tatapan penuh nafsu.
"Lebih baik makan dulu, untuk memenuhi stamina tubuh tua mu itu" sahut Julieta berani menghina Martin tua tapi pria itu hanya tersenyum smirk.
"Lihat saja, aku tak akan membiarkanmu keluar kamar dalam keadaan baik baik saja" batin Martin.
"Hahahhaa, omonganmu pedas sekali Julieta. Tapi bener juga, aku harus makan banyak agar kuat menyiksamu di ranjang" sinis Martin.
Julieta pun tak memperdulikan omongan suaminya itu terkait siksaan yg akan dia terima setelah ini karena ia pun sudah puas di siksa oleh ayahnya sendiri ketika mabuk.
"Pria tua ini sama saja dengan pria brengsek itu! Bisanya nyiksa wanita saja" batin Julieta sambil melahap makan malamnya.
Martin memakan makanannya juga dan seperti biasa setelah makan malam ia minum secangkir kopi yang telah disiapkan oleh pelayan.
Barulah, Martin mengajak Julieta ke kamarnya untuk segera melakukan ritual malam pertama. Ketika masuk kamar suaminya, wanita itu terkejut di kamar itu terpampang nyata foto profil direktur Zimoli Group itu.
"Dia memang narsis! Begitu percaya diri sekali memajang wajah tuanya di kamarnya sendiri sebesar ini" batin Julieta.
"Bagaimana kamarku ? Kamu suka?" tanya Martin.
"Seperti kamar orang tua saja, baunya juga. Sebaiknya tuan lebih sering memakai parfum anak muda" jawab Julieta dengan berani.
Martin pun merasa panas mendengar omongan istrinya yg selalu menganggap dia tua, ya memang tua sih mau diapakan lagi yakan 🫢
"Aku akan membuktikan bahwa aku tak setua itu untuk memasukkan milik ku yg besar ke tubuhmu" sahut Martin dengan tatapan tajam dan mendorong Julieta hingga duduk di ranjang.
Wanita itu mulai merasa tidak aman ketika melihat Martin segera melepaskan kaos dan celana kolornya hingga menampakkan miliknya yg masih loyo.
Julieta langsung memalingkan wajahnya karena tidak ingin melihat hal yg menjijikan bagi matanya itu.
"Jangan khawatir, setelah aku memegangmu, milikku akan bangun dan mengeras. Dia akan tegak dan siap untuk menembus gawangmu hahaha" ucap Martin percaya diri.
Pria tua itu pun memajukan langkahnya hingga berdiri pas di hadapan Julieta dan kepala wanita itu sejajar dengan perutnya.
"Lihat aku, wanita kurang ajar! Aku suami mu layani aku!" teriak Martin sambil memegang rahang wajah Julieta dengan keras agar menoleh padanya.
Wanita itu pun tak ingin terlihat takut padahal dirinya memang benar benar takut. Julieta malah menantang Martin untuk bertindak lebih dengan senyuman smirk nya.
"Jika memang aku harus melayani mu sekarang, lebih baik kamu menyiksaku dulu saja karena aku tidak sudi memberikan keperawananku pada pria tua sepertimu" ucap sinis Julieta yang membuat Martin langsung menampar keras pipi istrinya.
Plaaak!!!
Suara tamparan yang sangat keras dan hanya sekali tangan Martin menampar Julieta, sudut bibir wanita itu sudah berdarah.
"Seharusnya kamu berterima kasih karena aku sudah menuruti kemauanmu untuk membuang Robert! Kamu harus melayaniku dan memberikan tubuhku padaku, Julieta!" geram Martin sambil mendorong tubuh wanita itu lagi hingga terbaring di ranjang.
Martin sangat buas. Ia menyobek lingerie atau baju seksi Julieta dengan brutal hingga terlihat jelas penutup aset kembarnya yg membuat pria itu makin tak sabar meraihnya.
Kedua tangan Julieta dipegang kuat oleh Martin agar tidak memberontak dan kaki wanita itu dikunci juga dengan kaki pria itu. Wajah Martin, ia majukan hingga lidahnya bisa menjilati kulit aset Julieta sebelum penutupnya terlepas.
Wanita itu mulai panik dan memberontak namun memang tenaga Martin begitu kuat. Maklum meskipun udah tua dan berusia 50an, ia tetap rajin olahraga.
"Aku mohon jangan ambil kesucianku dengan paksa!" mohon Julieta dengan ketakutan yg nyata.
"Jangan harap aku akan melepaskanmu malam ini! Kamu begitu menggoda dan wanita berani yg melawanku. Kamu istriku dan aku meminta hakku malam ini hahaha" sahut Martin yang mulai menyusupkan wajahnya ke kedua aset Julieta sambil mencumbu bagian leher hingga wajah istrinya.
Namun ketika Martin berusaha mencium bibir Julieta, wanita itu dengan berani memalingkan wajahnya ke samping membuat pria itu marah dan menampar lagi.
Plaak!!!
"Wanita sialan! Berani beraninya menghindari ciumanku!" teriak Martin penuh amarah.
Julieta sudah tak kuasa menjadi wanita kuat dan mulai menitihkan air mata.
"Tuhan, tolong aku. Aku tidak ingin pria tua ini berhasil menerobos milikku" batin Julieta pasrah.
Seperti doanga langsung didengar Tuhan, tiba tiba Martin memegang dadanya dengan kedua tangan.
"Aaah, jantungku! Sakit!" lirih Martin dengan mata yg melotot karena dadanya terasa sangat sakit. Tak lama kemudian ia jatuh di atas tubuh Julieta.
"Aaaaah!!! Kenapaaa dia??" seru Julieta heran dan terkejut pria tua itu tak sadarkan diri diatas tubuhnya.
Merasa tidak ada gerakan beberapa detik, Julieta menyingkirkan tubuh Martin dari atas tubuhnya dan ia pun turun ranjang.
"Apa dia kena serangan jantung? Apa dia sudah mati?" tanya Julieta penasaran.
Ia pun mendekat lagi ke ranjang dan membalik tubuh Martin untuk terlentang. Mata yang terbuka dan sudah tidak terdengar nafas lagi dari pria itu, membuat Julieta pun memundurkan langkah kakinya.
"Dia benar benar mati" lirih Julieta.
"Kenapa dia bisa tiba tiba mati seperti ini?" tanya wanita itu yg masih heran.
Dalam hatinya ia lega jika pria tua itu mati dan tidak berhasil menikmati tubuhnya. Tapi bagaimana respon yang lain jika melihat tuannya mati ketika malam pertama dengan gadis muda? Apakah ia akan jadi tersangka?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
ellyn
dan dimulailah dramamu bersama anak tiri🤭
2023-11-24
2