Sesampainya di kantor, Julieta berpapasan dengan Martin yang baru datang dan menatapnya dengan mata penuh nafsu.
"Jijik banget lihat pria tua ini" batin Julieta yg berdiri disamping Martin didepan lift.
"3 hari lagi kamu akan jadi istriku" lirih Martin. Julieta tak membalas dan ia langsung masuk lift tanpa berkata apa apa kepada bosnya itu.
"Kurang ajar dia! Berani sekali mengabaikanku" batin Martin tidak terima namun ia tidak bisa marah marah didepan banyak karyawan lainnya. Direktur Zimoli Grup itupun terpaksa masuk lift dengan raut wajah kesal.
Lantai ruangan kerja Julieta berada di lantai 15 dan ruangan direktur ada di lantai 20, sehingga wanita itu turun terlebih dahulu dan melewati Martin.
"Wangi wanita itu sungguh membuatku tak sabar tidur dengannya haha" batin Martin tertawa dalam hati.
Julieta tak memperdulikan calon suaminya itu dibelakangnya. Ia melanjutkan langkah kakinya menuju meja kerja miliknya dan duduk di kursi sambil menghembuskan nafas kasar.
"Aaaaah. Aku akan jadi istri pria tua itu demi bisa lepas dari ayah brengsek seperti Robert" lirih Julieta sambil menyandarkan tubuhnya dengan lemas di kursi kerja.
"Hei Ta, kok udah kelihatan lesu aja pagi pagi?" sapa Darwin temen kerja Julieta.
"Hello Win, aku capek banget sapa ayahku. Makin menjadi jadi" sahut Julieta sedikit mencurahkan hati.
"Robert itu memang perlu dikasih pelajaran. Masa tega banget habisin gaji anaknya buat judi dan minum minuman. Lebih baik kamu kabur aja deh, Ta. Atau mau menikah denganku biar aman?" goda Darwin dengan kedipan mata.
"Iiissssh... masih sempet sempetnya goda aku ketika badmood gini. Aku gak mau nikah sama temenku sendiri. Tuh ada Anggi yg suka sama kamu dari dulu, mending kamu sama dia ajaaa" sahut Julieta membuat Darwin terpaksa memberikan senyuman lebar namun hatinya sakit dijodohkan dengan wanita lain dari rekomendasi wanita yang ia sukai.
"Julieta, kamu yg aku suka bukan Anggi. Kapan kamu bisa mengerti perasaanku?" batin Darwin yang mencoba menyembunyikan perasaannya ini agar tidak menjadi canggung dalam hubungan pertemanan dengan Julieta.
"Hahahaa, gampang dah. Kalau Anggi bener bener cinta aku , dia pasti sabar nunggu aku cinta dia juga" ucap Darwin.
"Ih bodoh kamu! Wanita tidak suka menunggu, Darwin. Kamu akan merasa kehilangan ketika dia udah gak cinta sama kamu lagi baru tau rasa" peringatan Julieta.
"Hihi, cinta tak bisa dipaksaaaaaa" elak Darwin membuat Julieta memutar matanya jengah karena pria didepannya ini tak bisa dikasih tau.
Bel kantor pun berbunyi menandakan waktunya bekerja. Darwin kembali ke meja kerjanya dan Julieta pun mulai mengerjakan dokumen dokumen legal perusahaan Zimoli.
Anggi yang juga rekan kerja se departemen dengan Julieta baru datang dan langsung duduk di kursi kerjanya yg bersebelahan dengan Julieta.
"Tumben telat?" tanya Julieta.
"Hehe, tadi malam aku mabuk jadi tadi pagi bangun kesiangan. Sialan tuh Darwin, tadi malam dia nolak cintaku lagi, Ta" jawab Anggi sekalian curhat.
"Emang pria itu berhati batu. Udah deh cari cowok lainnya aja yg cinta kamu" ucap Julieta.
"hmm, aku cintanya sama dia. Gak tau sampek kapan , pokoknya saat ini aku masih pingin cinta dia" sahut Anggi membuat Julieta geleng geleng kepala.
"Dasar keras kepala! Disakitin kok diem aja!" celetuk Julieta lalu kembali melihat dokumen di mejanya.
Beberapa jam kemudian, sebelum jam istirahat, Julieta mendapatkan telepon dari sekretaris Martin yaitu Asley untuk segera datang keruangan direktur.
"Pasti dia mau bahas soal pernikahan itu" batin Julieta. Ia pun sudha menyiapkan jawaban terbaik untuk ia katakan kepada Martin Zimoli jika ditanya kesediannya untuk menikah dengan pria tua itu.
Tak lama kemudian, Juliet sudah berada di lantai 20 dan dipersilahkan masuk ke ruangan direktur.
"Halo, Julieta. Silahkan duduk" sapa Martin dengan sumringah berbeda dengan Julieta yang berwajah datar.
"Hahaa, kamu cukup berani juga melawanku ya Julieta. Kasih senyum dong sama calon suami mu ini" goda Martin yang sudah duduk di sofa sebelah Julieta.
"Mohon maaf , Pak Martin. Lebih baik anda langsung saja membicarakan maksud memanggil saya kesini" ucap lugas Julieta yang membuat Martin salut akan keberanian wanita muda didepannya ini.
"Wah ternyata putri Robert memang mempesona. Kamu sungguh berkarakter kuat dan cantik. Aku suka, apalagi kata ayahmu kamu masih perawan hahahaa" sahut Martin sambil tertawa.
"Astaga, ayah sungguh keterlaluan!" batin Julieta setelag mendengar apa yang barusan dikatakan Martin tentang apa yang dikatakan ayahnya kepada bosnya itu.
"Hahaha, jangan khawatir. Malam pertama kita akan aku lakukan secara lembut dan halus sampek kamu pun menikmatinya" ucap Martin sambil mencoba memegang pipi Julieta namun wanita itu palingkan wajahnya ke samping membuat tangan pria itu tak bisa menyentuh kulit lembut wanita cantik didepannya.
"Puas puaskan kamu menghindar dariku, Eta. Setelah menikah, aku tak akan membiarkan mu menghindar" ujar Martin dengan senyuman sinis serta tatapan mata yg tajam.
"Hanya itu yang ingin anda katakan?" tanya Julieta berani.
"Tidak. Aku masih ingin berbicara kepadamu soal pernikahan kita. Sesuai kesepakatan dengan Robert, aku akan menikahimu di pencatatan sipil 2 hari lagi. Kita bertemu disana lalu kamu akan sah jadi istriku. Untuk pernikahan ini tidak akan aku publish, karena aku hanya ingin menikmati tubuhmu itu" jawab Martin.
"Baik kalau itu maumu. Kita akan menikah sesuai janji ayahku padamu. Tapi aku ingin meminta satu syarat untuk anda penuhi" ujar Julieta.
"Apa itu? Katakan saja" sahut Martin.
"Aku ingin anda membuang ayahku jauh dari pandanganku atau kalau perlu dari negara ini. Aku sudah tidak sudi untuk berhubungan dengannya lagi" permintaan Julieta.
"Hahahahhahaa, kamu ternyata wanita hebat juga berani menghilangkan ayahmu karena memang pria itu pantas untuk pergi dari hadapan putri cantiknya yang telah dipertaruhkan" ujar Martin.
"Oh ya, aku memiliki anak laki laki bernama Noland Zimoli. Dia anak ku satu satunya yg pergi dari rumah sejak 5 tahun lalu , tidak lama setelah ibunya meninggal. Ia sangat membenciku tapi aku masih sangat menyayanginya. Kuharap jika kalian bertemu bisa berhubungan baik" lanjut Martin yang tiba tiba mengingat putranya ketika berbicara pernikahan dengan Julieta.
Wanita itu tak peduli dengan perkataan Martin jika pria itu punya anak atau tidak, yg penting ia akan bebas dari Robert.
Bel istirahat berbunyi. Julieta pun izin keluar ruangan direktur dan di izinkan.
"Tuhan, tolong aku. Aku tidak ingin keperawananku diambil pria tua itu" batin Julieta ketika baru saja keluar ruangan Martin.
Lalu wanita itu berjalan menuju lift untuk turun menuju mejanya lagi karena ia membawa bekal untuk penghematan.
.
2 hari kemudian, sesuai kesepakatan Martin dan Robert bahwa direktur Zimoli Group itu akan menikah dengan Julita Fernandes di dinas pencatatan sipil. Robert dengan wajah bahagia sangat antusias melihat nama putrinya sudah tercatat sebagai istri dari Mike Zimoli.
Martin pun sama. Sebagai pria tua yg suka gonta ganti pasangan, ia tak sabar akan mendapatkan seorang wanita perawan yg sudah lama tidak ia rasakan. Setelah mendapatkan surat nikah, Martin langsung membawa Julieta ke rumah megahnya sedangkan Robert berjalan keluar dinas pencatatan sipil dengan bahagia.
"Yeaaaay! Aku bisa membuat putriku terikat dengan direktur itu! Pasti akan mudah mendapatkan datanya" lirih Robert sambil bersiul siul namun siulan itu terhenti ketika tiba tiba hidungnya ditutup oleh kain yang sudah dikasih bius hingga ia tak sadarkan diri.
Robert dibawa 2 orang berpakaian hitam serta topeng hitam untuk masuk ke sebuah mobil. Salah satu dari laki laki itu menelepon bosnya yang tidak lain adalah Martin yg saat ini duduk disamping Julieta dalam mobil menuju rumahnya.
"Sip, jalankan rencana. Buang pria itu ke India sana" ucap Martin kepada anak buahnya yg sedang menculik Robert.
Julieta hanya mendengar samar samar suara dari telepon namun dengan respon Martin menanggapi suara dari telepon itu, ia tau pria yg dimaksud itu siapa. Ayahnya sendiri yang akan dibuang ke India. Wanita itu pun tersenyum tipis namun puas.
"Gitu dong, cantik!" puji Martin melihat senyum dari bibir istrinya itu.
Julieta pun memilih memiringkan duduknya menatap keluar jendela. Hari ini ia dan Martin tidak masuk kerja bersamaan sejak pagi. Sehingga hari sudah siang pun mereka masih bersama sebagai suami istri dan Martin membawa Julieta ke mall untuk berbelanja kebutuhan wanita.
Julieta sangat enggan untuk berbelanja saat ini. Ia hanya ingin pulang laku tidur. Martin yg semangat memilihkan pakaian baru untuk istrinya.
"Pria tua bangka ini, kok perhatian begini ya? Apa jangan jangan dibaikin dulu buat mengambil hatiku agar nanti malam aku bisa ngasih diriku sepenuhnya sama dia. Ogah! Aku akan mempertahankan kesucianku untuk pria yg aku cintai bukan untuk Martin" batin Julieta ketika melihat Martin membawa banyak pakaian baru untuk ia coba.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Let's Wear By Dinda Maharani
kurang jauh kalau ke India tuh, lempar aja ke Africa
2024-02-20
1