Pukul 5 pagi, dimana waktu kerja pelayan di mulai. Bu Susi dan 5 pelayan rumah utama Zimoli itu sudah masuk dan akan memulai pekerjaan.
Hal pertama yg Bu Susi lakukan adalah masuk ke kamar tamu dimana Julieta berada, takut setelah pertemuan dengan Keluarga Zimoli semalam dalam pembacaan warisan membuat Noland mengamuk lagi setelah dirinya selesai kerja. Dan benar, ketika masuk kamar tamu, kosong. Wanita separuh baya itu menemukan gaun yg ia pilih sudah tidak layak pakai jatuh di lantai.
"Astaga! Pasti Eta disiksa lagi sama Tuan Muda" ucap Bu Susi dengan raut muka khawatir.
Wanita itu mencari Julieta di kamar mandi namun tidak ada.
"Kemana Tuan Noland membawa wanita itu?" tanya Bu Susi sebelum keluar kamar tamu. Ia pun tanya pengawal apakah Tuan Noland dan Julieta keluar rumah lagi setelah pulang dan jawaban pengawal, pemilik rumah ini bersama nyonya muda ada didalam.
Deg.
"Apa yang Noland lakukan pada wanita itu?" batin Bu Susi yang sudah berfikiran aneh aneh dengan sikap brutal Noland jika bersama Julieta.
"Kasihan sekali wanita itu. Terpaksa menikah dengan Tuan Martin dan mendapatkan kekerasan dari anak tirinya" lirih Bu Susi yang kembali masuk rumah utama dan tiba tiba menatap lantai 2 dimana kamar Tuan Muda Noland berada.
"Apa jangan jangan Julieta dibawa ke kamar Noland? Apa mereka melakukan hal itu?" batin Bu Susi menduga jika wanita yg baru tinggal seminggu lebih sebagai nyonya rumah disiksa di kamar anak tirinya.
"hmmm, sebaiknya aku tidak memikirkan aneh aneh. Mereka ibu tiri dan anak tiri. Tuan Noland sangat membencinya. Semoga Eta kuat dan bisa bertahan" lirih Bu Susi sambil menggelengkan kepala, menghilangkan pikiran buruknya yg memang sudah terjadi diantara Tuan Muda dan Nyonya rumah ini meskipun dugaan nya salah terkait kamar yg dipakai bukan kamar Noland namun kamar Tuan Martin.
Bu Susi pun memilih ke dapur dan membantu menyiapkan sarapan untuk Noland dan Julieta serta dirinya beserta pelayan dan pengawal meskipun dengan menu berbeda.
Di dalam kamar Martin, masih terlihat 2 tubuh polos tak tertutupi apapun yang tertidur dengan posisi saling berhadapan. Hingga Noland terbangun terlebih dahulu karena cahaya matahari sudah masuk ke kamar melalui jendela kaca yg tidak tertutupi korden atau tirai.
Bangun bangun, pria tampan itu menatap wajah lembut dan damai seorang wanita yg sudah ia ambil keperawanannya beberapa jam lalu.
"Cantik sekali" batin Noland. Menatap wajah Julieta dengan rasa takjub membuat dirinya bergairah lagi dan membangunkan miliknya di pagi hari.
"Ah! Sialan! Kenapa aku begitu tergoda dengan wanita ini? Astaga! milikku bangun hanya karena memandang wajahnya" batin Noland yg jadi tak karuan ketika sudah merasakan miliknya mulai tegak.
Mengingat kesepakatannya dengan wanita didepannya ini, ia berfikir memang sudah menjadi apa yg seharusnya ia dapatkan yaitu kepuasaan dari Julieta meskipun hanya tinggal sekitar 17 jam lagi bersama.
"Aku akan benar benar memuaskan diriku dengannya dalam waktu yg tersisa sebelum hari ini berakhir dan dia kulepaskan" batin Noland lagi sebelum mendekatkan tubuhnya dengan tubuh Julieta didepannya yg masih tertidur.
Tubuh Noland ia turunkan sedikit dan menyesuaikan miliknya yg sudah menegang itu dengan posisi miring saling berhadapan. Pria itu memposisikan wajahnya di dada Julieta yg ditutupi oleh tangan ketika tidur dan mulai beraksi memasuki tempat ternyaman untuk melampiaskan gairah seorang pria.
Goaaaaaal! Masuklah milik Noland ke tempat kenikmatan surgawi dunia dan membuat Julieta otomatis terbangun dan memekik kaget.
"Aaaaakh!" teriak Julieta sambil langsung membuka matanya lebar dan beberapa saat menyadari jika wajah Noland sudah berada di tengah dadanya, membenamkan wajahnya disana sambil merengkuh tubuhnya. Pria itu memilih tidak memainkan dua aset kembar milik Julieta dengan sentuhannya. Ia hanya meletakkan wajahnya ditengah tengah situ dan menghirup aroma wangi tubuh wanita yang dapat mengembalikan gairah panasnya pagi pagi.
Tangan Julieta refleks memegang kepala Noland ketika pria itu mulai menggerakkan pinggulnya naik turun.
"Aaah!!" desa**n Julieta yg tak tertahankan meskipun juga menahan rasa sakit yang belum hilang bermain 3 ronde beberapa jam yang lalu dan sekarang dimulai lagi.
Wanita itu tanpa sadar mendorong kepala Noland semakin menempel pada dadanya ketika gerakan pria itu semakin ia nikmati.
"Aaakkh!" suara Julieta semakin membuat Noland bergairah dan mempercepat gerakannya. Sedangkan suara des*h*n Noland tak bisa terdengar jelas karena wajahnya menempel pada dada Julieta, sehingga hanya wanita itu yg merasakan bibir Noland bergetar pada tubuhnya menahan suara kepuasan.
"Tunggu tunggu! Kita keluar bersama!" minta Noland ketika ia merasakan akan menyemprotkan cairan miliknya dan memilih menahannya untuk bisa bersamaan berada di puncak gairah bersama si wanita yg menyatu dengannya saat ini. Julieta tak menjawab karena dirinya juga sudah akan mencapai klimaks.
Tiba tiba tangan Julieta memeluk tubuh Noland, Noland pun sama membalas memeluk punggung Julieta lalu mereka pun bergetar bersama merasakan cairan keduanya menyembur di tempat yang sama untuk keempat kalinya.
"Aaaaaaakh" suara keduanya pun lolos bersamaan nyaring mengisi kamar Martin tanpa takut suara mereka terdengar karena semua kamar di rumah utama kedap suara.
Setelah pelepasan itu, mereka tidak bergerak sama sekali, milik Noland masih berada di tempat kenikmatan dan mereka saling memeluk, menormalkan deru nafas mereka yg tersenggal senggal.
"Aku tidak bisa menahan diriku, untuk tidak menikmati tubumu, Julieta" lirih Noland yg sudah mendonggakkan wajahnya keatas menatap wajah Julieta.
Wanita itu pun bisa melihat mata biru Noland yg sangat indah dan dengan tatapan lembut tak ada kebencian, amarah di dalamnya pagi ini. Tatapan pria itu malah seperti kekasih yg meminta kasih sayang.
"Aku tidak akan memaafkanmu, Noland" batin Julieta entah kesalahan apa yg ia maksud dari Noland yang tidak akan ia maafkan, padahal permainan barusan ini juga mulai ia nikmati.
Tidak mendapatkan jawaban dari Julieta, ia berfikir wanita itu tidak merasakan apa yang ia rasakan yaitu kepuasan. Noland mengira, wanita ini hanya terpaksa memenuhi kesepakatan untuk bisa bebas.
Padahal ia tadi juga mendengar suara gairah berkali kali dari Julieta yg ia kira menandakan wanita itu juga menikmati permainan ranjang ini, namun ia salah. Julieta yg memilih diam, membuat Noland berfikir tidak senang tentang respon wanita ini terhadap dirinya.
"Sebegitu inginkah kamu bebas dari rumah ini?" batin Noland. Merasa ditolak Noland pun melepas miliknya dari hole milik Julieta dan melepaskan tangannya yg ia lingkarkan di punggung wanita itu lalu turun dari ranjang. Wajah yg semula senang dan puas, menjadi tersulut emosi lagi dan amarah ketika melihat wajah datar Julieta yg menatap kesamping.
Lalu Noland melihar foto Martin didepannya dengan senyuman menyeringai.
"Lihat! Aku sudah bermain 4 kali sejak tadi malam bersama istrimu! Masih ada 16 jam lagi hingga aku puas bermain dengannya pria tua! Aku berhasil mengambil apa yang belum sempat kamu ambil dari istri muda mu hahahhahaa" sinis Noland sambil tertawa puas lalu tawanya terhenti ketika mendengar suara bel dalam kamar yang sengaja Martin pasang agar pintunya tidak diketuk. Percuma diketuk, pintunya dari besi baja karena kamarnya ia buat kedap suara.
Tang Ting Tong... Tang Ting Tong
"Mohon maaf Tuan Muda, apakah anda di dalam? Saya mengetuk pintu kamar anda dan ternyata pintu anda tidak terkunci , saya membukanya namun anda tidak ada di kamar, Tuan. Saya kira anda didalam kamar ini karena tertutup. Saya menginfokan jika sarapan sudah siap, Tuan" ucap Bu Susi dengan suara lantang menggunakan speaker yg diletakkan disebelah pintu untuk siapa saja yg ingin berbicara dari luar kamar Martin yang kedap suara. Ia tadi memberanikan diri untuk menekan bel kamar utama rumah ini karena ia kira memang Noland berada disitu dan pastinya bersama Julieta.
"Semoga Julieta tidak apa apa" batin Bu Susi.
Noland sudah tau jika itu suara wanita yg ikut membesarkannya yaitu Bu Susi. Pria itu berjalan dengan sesuatu yg menggantung di antara kakinya karena tidak memakai pakaian apapun menuju speaker didalam kamar itu untuk membalas suara dari luar.
"Iya bu. Aku mandi dulu" sahut Noland membalas suara Bu Susi yg terdengar di speaker dimana wanita itu tadi juga berbicara.
"Baik Tuan" ucap Bu Susi lalu memilih turun dari lantai 2 dan memastikan sarapan yg tersaji untuk tuan muda dan Julieta sudah benar benar siap.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments