Setelah menyahuti panggilan Bu Susi tadi untuk sarapan, Noland langsung berjalan menuju kamar mandi namun terhenti ketika sudah sampai depan pintu tempat dimana ia akan membersihkan tubuhnya dari sisa keringat pergulatan di ranjang , pria itu membalikkan tubuhnya menatap wanita yg masih tak memakai apapun dan bisa melihat jika Julieta sedang menangis tanpa suara.
"Kenapa kamu nangis hah? Kamu akan bebas ketika hari ini sudah terlewati. Seharusnya kamu bahagia kan bisa bebas dariku dan keluarga Zimoli?" pancing Noland agar wanita itu berbicara padanya.
"Aku menangis karena aku lapar" jawab Julieta tak sepenuhnya berbohong tapi selain itu tubuhnya terasa remuk tak bertulang. Tenaganya untuk duduk saja seperti hilang membuatnya hanya bisa meringkuk di atas ranjang.
Noland berjalan mendekat kearah wanita itu dan setelah berada disamping ranjang, ia bisa melihat penampilan ranjang Martin yang sudah sangat berantakan dan bercak darah merah mengering di beberapa bagian di ranjang dan refleks ia melihat tubuh bagian bawahnya yg juga ada sisa darah merah di sela sela selang****an dan pahanya.
"Aku benar benar menyiksanya" batin Noland dengan senyuman smirk menyadari apa yg telah di lakukan pada Julieta begitu kejam.
"Ayo kita makan. Sebelum itu ayo membersihkan tubuh kita" ajak Noland lembut. Julieta pun menatap pria yang berdiri dihadapannya itu dengan raut muka datar.
"Mandilah dulu. Aku setelah kamu" jawab lirih Julieta.
"Aku tidak terima penolakan, karena tugasmu memuaskanku" ucap Noland dingin lalu ia pun menggendong Julieta tanpa izin namun wanita itu tak memberontak. Sudah selemah itu tubuhnya untuk melawan, hingga ia pun spontan mengalungkan tangannya di leher Noland agar tidak jatuh. Mungkin kalau dirinya jatuh ke lantai, bisa langsung masuk rumah sakit.
"Aku pastikan saat ini kamu tak bisa berjalan dengan baik, ibu tiri" ujar Noland dengan senyum menyeringai entah karena ia puas membuat Julieta kesakitan atau tak bisa berjalan akibat perbuatannya di ranjang.
Namun siapa sangka Noland tak ingin mengambil kepuasan lagi dari tubuh wanita tak berdaya itu di kamar mandi. Malah Julieta yang ia gendong, diturunkan dalam bathup dengan hati hati dan penuh waspada takut tubuh wanita itu membentur dasar bathup dengan keras.
Lalu Noland memutar kran yang ia atur suhunya hangat untuk merendam tubuh Julieta dan menghilangkan rasa lelah pada tubuh wanita itu.
Julieta tak berkomentar apapun tentang perubahan sikap Noland karena dari semalam sikap dan karakter anak tirinya itu berubah ubah. Wanita itu memilih untuk mengabaikan perubahaan pria yg sudah menyakitinya dan mengambil hal berharga miliknya, lalu menyiapkan mental untuk melalui hari ini dengan kuat.
Noland pun tak peduli lagi jika Julieta hanya diam, ia mencoba mengerti perasaan wanita yang diambil keperawanannya dengan paksa. Tapi ia pikir lagi , kejadian ini tidak sepenuhnya dalam keterpaksaan karena antara pria dan wanita ada kesepakatan didalamnya untuk mendapatkan keuntungan masing masing.
Pria itu memilih menguyur tubuhnya dengan air shower yg ia atur hangat juga untuk melepaskan rasa lelah pada tubuh kekarnya. Sedangkan wanita di dalam bathup mulai merileks kan tubuhnya ketika air hangat dalam bak mandi itu sudah merendam tubuhnya hingga batas leher.
"Aku tak mengira akan memberikan keperawananku hanya demi hidup bebas dari keluarga Zimoli. Ibu maafkan aku, aku begitu hina apalagi pria yg mengambil hal berhargaku sebagai seorang wanita adalah anak tiriku sendiri meskipun kita tak ada hubungan darah" batin Julieta meratapi nasibnya.
Julieta pun berusaha menahan tangis karena ia tidak ingin semakin terpuruk dan lemah dihadapan Noland. Setelah beberapa saat mulai menenangkan pikiran dan perasaannya, tiba tiba ia ingat sesuatu yg memilik dampak sangat besar akibat bergulat di ranjang bersama seorang pria tanpa pengaman apapun dan terjadi berkali kali.
"Astaga! Bagaimana kalau aku hamil?" batin Julieta lagi sambil menatap perutnya yg terendam air.
"Ini tidak bisa dibiarkan. Aku akan meminum pil pencegah kehamilan setelah keluar dari rumah ini. Semoga tidak terlambat" lanjut ucap Julieta dalam hati.
Kemudian ketika Julieta sibuk dengan pikirannya sendiri hingga ia melihat Noland keluar kamar mandi tanpa berkata kepadanya.
"Dasar pria brengsek!" umpat Julieta lirih ketika Pria itu sudah keluar kamar mandi dan ia tenggelamkan kepalanya dalam bathup dan berteriak didalamnya.
"Aaaaaaaaaaaaaaah!!!" pelampiasan Julieta dalam air membuat suaranya tidak sampai terdengar keluar dan hanya menimbulkan gelembung gelembung di bathup. Lalu ia angkat kepalanya yg sudah basah.
"Masih belasan jam aku harus menemaninya hari ini" lirih Julieta kembali menyadari kesepakatan yg dibuat bersama Noland. Setelah puas berendam, mungkin 15 menit setelah pria itu keluar, Julieta keluar bathup dan berjalan menuju shower untuk menguyur tubuhnya dengan air hangat juga bersamaan membersihkan tubuhnya dengan sabun dan shampoo yg sama dengan Noland tadi.
Diluar kamar setelah Noland selesai mandi ia membalut tubuhnya dengan handuk milik Martin yg ada di walk in closet sang ayah. Lalu ia keluar kamar utama itu karena di lemari ayahnya tidak ada baju santai, hanya ada setelan jas saja.
Noland masuk kamarnya dan menuju walk in closet miliknya yg masih sama seperti 5 tahun lalu. Ia mengambil kaos putih dan celana jeans pendek untuk ia pakai hari ini. Ketika dirinya sudah ganteng, wangi, bersih dan fresh, Noland keluar kamarnya lalu berjalan menuju kamar Martin dimana wanita yg akan ia ajak sarapan juga masih dalam.
"Pasti dia masih mandi, lama bener" gumam Noland saat masuk mendengar gemericik air jatuh ke lantai.
Baru ingat, di kamar ayahnya ini sepertinya tidak ada baju Julieta. Ia pun berfikir untuk meminta Bu Susi mengambilkan baju wanita itu.
Pria itu pun menelepon bagian dapur dimana telepon untuk pelayan terhubung dengan telepon di kamar utama.
"Iya tuan, ada yang bisa saya bantu?" sapa Bu Susi yang menerima panggilan itu.
"Bisa tolong bawakan baju untuk ibu tiriku di kamar Martin? Dia mandi disini" sahut Noland tak masalah jika para pelayan akan membicarakan apa tentangnya dan Julieta.
"Baik Tuan, pakaian nyonya akan saya antar ke kamar utama" ucap Bu Susi dengan lembut padahal hatinya sudah merasa tidak enak memikirkan hubungan apa yg sudah terjadi pada Tuan Muda Noland dan Nyonya Julieta.
Panggilan itu pun terhenti. Bu Susi langsung berjalan masuk ke kamar tamu dan mengambil dalam*n serta dress selutut untuk Julieta.
"Mereka sepertinya telah benar benar melakukannya" batin Bu Susi dengan wajah sendu.
"Kalaupun iya, semoga Noland melakukannya dengan lembut dan tidak terlalu menyakiti Eta" lanjut Bu Susi dalam hati sambil membawa pakaian Julieta keluar kamar tamu dan ia bawa menuju ke lantai 2 dimana kamar utama berada.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments